Anda di halaman 1dari 6

Nama : Santi Oktavia

NIM : 131711133021
Kelas : A1/2017

a. Judul
a. Judul Penelitian:
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA
SOSIAL (WHATSAPP) TERHADAP PERILAKU HYGIENE
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI DESA BENDOSARI
KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

b. Latar Belakang
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung dengan cepat, masa ini juga disebut dengan masa pubertas.
Masa pubertas adalah masa terjadinya kematangan hormonal serta mulai
berfungsinya organ-organ reproduksi dan munculnya ciri-ciri seks
sekunder yang mempengaruhi perubahan fisik dan emosional (Wong 2009
dalam Nur’aini, 2016). Pubertas pada remaja perempuan dimulai dengan
awal berfungsinya ovarium yang ditandai dengan menstruasi. Menstruasi
adalah keluarnya darah dari vagina setiap bulan akibat meluruhnya dinding
uterus (endometrium) yang mengandung pembuluh darah karena sel telur
(ovum) tidak dibuahi (Pudiastuti 2012 dalam Nur’aini, 2016).
Menurut hasil survey pendahuluan yang didapatkan dari 10
responden remaja putri usia 11-14 tahun (remaja awal) di desa Bendosari
menjunjukkan bahwa pada anak pra menarche dan yang sudah menstruasi
belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait manajemen
higiene menstruasi dari sekolah ataupun orang tua. Seringkali pada remaja
yang sudah menstruasi tidak memperhatikan cara membasuh organ
genitalia yang benar (dari depan ke belakang), dan menggunakan sabun
saat membersihkan area genitalia yang tidak jelas komposisi dan
kandungannya. Hal ini menunjukkan perlunya pendidikan kesehatan
reproduksi diberikan kepada remaja melalui tenaga kesehatan, orang tua
maupun guru, khususnya pada remaja putri pra menarche maupun yang
sudah menstruasi. Higiene menstruasi yang buruk dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan pada area genitalia, diantaranya keputihan,
jamur, bakteri, iritasi, infeksi saluran kemih, serta dalam jangka panjang
higiene menstruasi yang buruk dapat menyebabkan terjadinya Pelvic
Inflamatory Disiase (PID), ataupun kanker serviks (Anggita 2010 dalam
Rosita, 2015).
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik dan
Survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2017, 63 juta remaja
di Negara Indonesia berisiko melakukan perilaku yang tidak sehat. Misal,
kurangnya tindakan merawat kebersihan organ reproduksi ketika
mengalami menstruasi. Angka insiden penyakit infeksi yang terjadi pada
saluran reproduksi pada remaja (10–18 tahun), yaitu 35-42% serta dewasa
muda (18–22 tahun) sebesar 27-33%. Dari hasil penelitian Dewi Astusi
(2019) menunjukkan bahwa terdapat 73,2% remaja putri berperilaku
hygiene menstruasi kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar remaja putri masih kurang dalam melakukan upaya menjaga
kebersihan saat mentruasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa higiene
menstruasi pada sebagian besar remaja putri tersebut masih rendah
(BKKBN, 2017).
Pendidikan kesehatan tentang higiene menstruasi perlu diberikan
pada remaja putri sebagai upaya mencegah terjadinya infeksi saluran
reproduksi pada remaja. Pendidikan kesehatan yang disampaikan
berhubungan dengan cara melakukan higiene menstruasi yang baik dan
benar. Konsekuensi yang muncul dari rendahnya pengetahuan ialah
kurang mendapatkan informasi terkait kebersihan genitalia pada saat
menstruasi. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah dan kurangnya
pengetahuan remaja tentang menstruasi sering dikira bahwa kesehatan
pada reproduksi merupakan suatu perbincangan yang tabu untuk diulas
dengan detail dan mendalam. Pendidikan kesehatan seputar reproduksi
semestinya sudah diberikan kepada seorang remaja, bahkan harus
disampaikan sedini mungkin. Hal ini dilakukan karena informasi yang
telah diperoleh sejak kecil, kelak akan bermanfaat untuk disimpan dan
dipergunakan sebagai suatu bekal saat dewasa nanti (Sukarni 2013 dalam
Nur’aini, 2016).
Dengan menggunakan metode yang tepat ketika memberikan
pendidikan kesehatan dapat membantu remaja menangkap pengetahuan
yang baru dengan baik sehingga bisa diterapkan pada kehidupan sehari-
hari. Saat ini, salah satu fasilitas internet yang dikembangkan sebagai
sarana pendidikan kesehatan adalah media sosial seperti WhatsApp,
Youtube, Facebook, Line dan Twitter. Menurut survei Asosiasi
Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) tentang pengguna internet di
Indonesia yang dilakukan baik di wilayah perkotaan dan pedesaan di
Indonesia menunjukkan petumbuhan yang meningkat terkait angka
pengguna jejaring sosial dan infrakstruktur internet. Dari hasil survey
APJII 2017 mencatat adanya peningkatan pengguna internet di Indonesia
dari 132,7 juta jiwa pada 2016, melonjak menjadi 143,26 juta jiwa dari
total 262 juta penduduk Indonesia (APJII, 2019). Menurut survey
Hootsuite Januari 2019, Whatsapp menjadi salah satu media sosial paling
aktif digunakan oleh masyarakat Indonesia yang mencapai angka 83%
sekitar 124 juta pengguna yang tercatat (Hadya, 2019). WhatsApp adalah
layanan pesan cepat lintas platform untuk smartphone yang mengandalkan
internet untuk pengiriman pesan. Penguna aktif WhatsApp Aplikasi
perpesanan mobile memungkinkan pengguna berbagi pesan teks, gambar
dan video. Sehingga pemberian pendidikan kesehatan melalui media sosial
seperti WhatsApp dapat meningkatkan ketertarikan minat remaja untuk
mengenal kesehatan reproduksi dan menyesuaikan perkembangan
teknologi yang banyak digunakan remaja.

c. Tujuan Penelitian:
a. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan melalui media social
(Whatsapp) terhadap perilaku hygiene menstruasi pada remaja putri di
Desa Bendosari Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar.
b.Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi pengetahuan higiene menstruasi remaja putri sebelum
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media social
(Whatsapp)
- Mengidentifikasi sikap higiene menstruasi remaja putri sebelum dan
setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media social (Whatsapp)
- Mengidentifikasi tindakan higiene menstruasi remaja putri sebelum dan
setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media social (Whatsapp)

d. Desain penelitian:
Penelitian Kuantitatif: Pra-Experimental

e. Populasi, Sampel, Sampling


Populasi: Remaja putri merupakan populasi target dalam penelitian ini,
dengan populasi terjangkau ialah remaja putri di desa Bendosari.
Sampel: Remaja putri usia 10-14 tahun (pra menarche dan yang sudah
mengalami menstruasi) di Desa Bendosari
Sampling: Purposive sampling (memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti

f. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (Independent): pendidikan kesehatan melalui media
sosial (Whatsapp)
b. Variabel terikat (dependent): Perilaku (Pengetahuan, Sikap, Tindakan)
hygiene menstruasi remaja putri di desa Bendosari

g. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah istilah
yang diterapkan pada penggunaan
proses pendidikan secara terencana untuk
mencapai tujuan kesehatan yang meliputi
beberapa kombinasi dan kesepakatan
belajar atau aplikasi pendidikan didalam
bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2013).

Media Sosial Sebuah istilah yang menggambarkan


bermacam-macam teknologi yang
digunakan untuk mengikat orang-orang ke
dalam suatu kolaborasi, saling bertukar
informasi, dan berinteraksi melalui isi
pesan yang berbasis web. Dikarenakan
internet selalu mengalami perkembangan,
maka berbagai macam teknologi dan fitur
yang tersedia bagi pengguna pun selalu
mengalami perubahan. Hal ini menjadikan
media sosial lebih hypernym
dibandingkan sebuah referensi khusus
terhadap berbagai penggunaan atau
rancangan. (Michael Cross, 2013)

Perilaku Suatu respon seseorang/organisme


terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan.
(Soekidjo Notoatmojo,1997)
Pada penelitian ini perilaku yang ingin
diamati yaitu sikap, pengetahuan, dan
tindakan responden

h. Instrumen Penelitian
Menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan ceklist tindakan
DAFTAR PUSTAKA
APJII. (2019). Buletin APJII Edisi 33. In 33 (pp. 1–6).
BKKBN. (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan : Kesehatan Reproduksi
Remaja 2017. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, 1–
606. http://www.dhsprogram.com.
Hadya, D. (2019). Akses Dibatasi, Berapa Pengguna WhatsApp di Indonesia? |
Databoks.Databoks.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/23/akses-dibatasi-
berapa-pengguna-whatsapp-di-indonesia
Nur’aini. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Booklet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Menstrual Hygiene Pada Siswi di SDI Al-Falah I
Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta.
Rosita, D. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Teams
Games Tournament (TGT) Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Menstrual Hygiene Pada Siswi Di SMP Bahrul Ulum Surabaya. Universitas
Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai