Anda di halaman 1dari 24

A S U H A N K E P E R AWATA N

PA D A T U M O R G A N A S
SISTEM REPRODUKSI:
KANKER ENDOMETRIUM
Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep.
KELOMPOK 5 MATERNITAS
KELAS A1 - 2017

1. Novita Setyawati 131711133004


2. Gt. Ihda Wardatul Ilmiah 131711133028
3. Yonia Rafika Nanda 131711133044
4. Halfie Zaqiyah Gusti Puspitasari 131711133100
5. Yumna Muhammad Apta 131711133102
6. Wiwik Uswatun Hasanah 131711133106
7. Esterina Onijoma 131711133161

2
DEFINISI
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput
lendir rahim yang tumbuh di luar rahim
yang timbul akibat dari hubungan seksual.
Kemungkinan disebabkan oleh darah menstruasi
yang masuk kembali ke tuba falopii dengan
membawa jaringan dan lapisan dinding rahim
sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh
diluar rahim.
ETIOLOGI
1. Obesitas
2. Sindrom ovarium polikistik
3. Penggunaan estrogen dosis tinggi dalam jangka waktu panjang
4. Menarce usia dini
5. Menopause lambat
6. Riwayat infertilitas
7. Nuliparitas
8. Ketidakteraturan menstruasi
9. Tempat tinggal di Amerika Utara atau Eropa Utara
10.Tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi
11.Ras kulit putih
12.Usia yang lebih tua
13.Dosis kumulatif tamoxifen yang tinggi
14.Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit kantung empedu
15.Penggunaan kombinasi kontrasepsi oral dosis tinggi dalam jangka
waktu panjang
16.Merokok
KLASIFIKASI
Endometrial Cancer Staging: FIGOa 2009
Stage I—Tumor hanya sebatas “uterine corpus”
IA—Kehilangan atau invasi sebanyak <50% myometrium
IB—Invasi ≥ 50% myometrium
Stage II—Tumor menginvasi “cervical stroma” tetapi tidak melebihi uterus
Stage III—Ada keterlibatan lokal atau regional
IIIA—Tumor menginvasi bagian “serosa” dan/atau “adnexa”
IIIB—Adanya keterlibatan vagina dan / atau parametrial
IIIC—Adanya limfadenopati pada panggul atau para-aorta
IIIC1—Adanya limfadenopati pelvis
IIIC2—Adanya limfadenopati para-aorta, dengan atau tanpa limfadenopati pelvis
Stage IV—Tumor menyerang mukosa kandung kemih dan / atau mukosa usus, dan / atau ada
metastasis lebih jauh
IVA—Tumor menyerang mukosa kandung kemih dan / atau mukosa usus
IVB—Adanya metastasis lebih jauh, termasuk metastasis perut dan / atau limfadenopati
PAT O F I S I O L O G I
Kanker endometrium terbentuk didalam endometrium yang merupakan
lapisan dalam halus rahim atau rahim. Organ yang memproduksi
esterogen adalah ovarium akan tetapi juga dapat memproduksi hormon
yang lain yang disebut dengan progesteron yang berfungsi untuk
menyeimbangan esterogen. Kedua hormon tersebut harus diproduksi
secara seimbang, namun jika esterogen mengalami peningkatan yang
tinggi maka dapat memunculkan sel abnormal pada endometrium,
sehingga dapa memicu resiko terjadinya kanker endometrium. Ada
faktor lain yang dapat meningkatkan kadar esterogen dalam tubuh, salah
satunya yaitu obesitas karena jaringan lemak yang ada dalam tubuh juga
memproduksi esterogen. Tanda yang muncul pada kanker endometrium
yaitu perdarahan atau bercak, selain itu gejala lain yang muncul yaitu
seperti kelelahan, penurunan berat badan, nyeri panggul, kesulitan
buang air kecil, atau nyeri pada saat berhubungan seksual.
WOC

WOC CA ENDOMETR
IUM.docx
P E N ATA L A K S A N A A N U M U M
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat karena sel-sel
tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak
aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium .
2. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
sel-sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya
menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari .
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker
yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker, menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker, serta meningkatkan angka ketahanan
hidup selama 5 tahun.
PEMERIKASAAN PENUNJANG
1. Pap smear
Yaitu metode skrining ginekologi untuk mendeteksi kanker rahim
yang disebabkan oleh human papilomavirus. Pengambilan sampel
endometrium, selanjutnya diperiksa dengan mikroskop (PA). Cara
untuk mendapatkan sampel adalah dengan aspirasi sitologi dan
biopsy hisap (suction biopsy) menggunakan suatu kanul .
2. Dilatasi dan Kuretase (D&C)
Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian
hiperplasianya dikuret. Hasil kuret lalu di cek di lab . patologi.
Memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim lewat vagina.
Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di cek di lab . patologi.
3. Biopsi Endometrium
Yaitu teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel jaringan
rahim yang bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya
dilakukan pada pasien yang beresiko tinggi .
4. Pelvic Exam
Dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah terdapat
lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika
diraba. Untuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan
alat speculum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin
dilakukan oleh wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya .
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS

Ny. K, 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan perdarahan pervaginam berupa flek-flek
sejak 1 bulan yang lalu dan terasa nyeri, klien terlihat menahan nyeri, nyeri yang dirasakan klien
seperti tertusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit dengan skala 7. Tidak ada keputihan,
benjolan di perut, maupun gangguan BAK atau BAB. Pasien punya 2 orang anak, yang terkecil
usia 27 tahun dan Ny. K telah menopause sejak 4 tahun yang lalu. Pasien menikah satu kali dan
suami pasien telah meninggal satu tahun yang lalu. Tidak ada riwayat penggunaan hormon untuk
menopause. Tidak ada riwayat menderita tekanan darah tinggi atau kencing manis. TD 140/100
mmHg, TB 142cm, suhu 37.2oC, RR 26 x/menit, nadi 110 x/menit, BB 49 kg IMT 24,74. Status
ginekologis porsio dan mukosa vagina licin, uterus sebesar telur angsa, tidak berbenjol, mukosa
rectum licin, pap smear dalam batas normal. Pada USG didapatkan uterus membesar dengan lesi
hiperekoik didalam kavum uteri atau endometrium inhomogen bertepi rata. Hasil PA
memperlihatkan adanya adenokarsinoma berdifirensiasi sedang-buruk kemungkinan dari
endometrium. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya. Pasien terlihat
pucat dan berkeringat, klien mengatakan cemas ketika akan direncanakan untuk dilakukan
laparotomy untuk kanker endometrium stadium II, yang akhirnya untuk meneruskan terapi apa
yang akan diberikan pada pasien.

15
Pengkajian
Identitas Pasien

Nama : Ny. K
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 56 tahun
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal/jam MRS : 20 Februari 2018/07.30 WIB
Dx medis : Kanker endometrium
16
Keluhan utama

Pasien mengeluh terdapat perdarahan


pervaginam berupa flek-flek sejak 1 bulan
yang lalu dan terasa nyeri.

17
Riwayat penyakit sekarang :
Perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1 bulan yang lalu dan terasa nyeri,
nyeri yang dirasakan klien seperti tertusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit
dengan skala 7.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu dan tidak memiliki alergi.

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada

Riwayat pengobatan :
Klien mengkonsumsi obat analgetik untuk mengurangi nyeri.
18
Pola aktifitas dan latihan

1. Tidur dan istirahat :


Klien mengatakan kesulitan tidur dikarenakan klien memikirkan penyakit
yang diderita.

2. Kenyamanan dan nyeri :


Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertusuk-tusuk dengan skala 7 saat
malam hari selama 15 menit.

19
Data psikologis :
Klien terlihat pucat dan berkeringat, selain itu klien mengatakan cemas
ketika akan direncanakan untuk dilakukan laparotomy.

Data spiritual :
Pasien merupakan seorang muslim dan berkeyakinan bahwa Tuhan Yang
Maha Esa akan memberikan kesembuhan kepadanya.

Data penunjang :
1. Pada USG didapatkan uterus membesar dengan lesi hiperekoik didalam
kavum uteri atau endometrium inhomogen bertepi rata.
2. Hasil PA (Patologi Anatomi) memperlihatkan adanya adenokarsinoma
berdifirensiasi sedang-buruk kemungkinan dari endometrium.
20
Analisis data
1. DS :
Klien mengatakan terdapat perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1 bulan
lalu.
Terasa nyeri.
DO :
Klien terlihat menahan nyeri.
Nyeri yang dirasakan klien seperti tertusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit
dengan skala 7.
TD 140/100 mmHg
Nadi 110 x/menit
RR 26 x/menit
Diagnosa :
Nyeri akut b.d agens cedera biologi d.d ekspresi wajah nyeri dan keluhan tentang
standar nyeri skala 4. 21
2. DS :
Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya.
Klien mengatakan cemas ketika akan direncanakan untuk dilakukan laparotomy.
DO :
Pasien terlihat pucat dan berkeringat.
TD 140/100 mmHg
Nadi 110 x/menit
RR 26 x/menit
Diagnosa :
Insomnia b.d ketakutan d.d perubahan pola tidur dan kesulitan memulai tidur.
Ansietas b.d stressor d.d gelisah dan kekhawatiran tentang perubahan dalam
peristiwa hidup
22
Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
Keperawatan

Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Keperawata


n.docx

23
THANK YOU!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai