Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALLIATIF

“Teknik Komunikasi Dengan Pasien Cancer Serviks dan Keluarga”

Dosen Pengampu :
Ni Ketut Alit Armini, S. Kep,M. Kes.

Disusun oleh :
Kelompok 4 (A3)
1. Dika Putri Avianti (131711133001)
2. Anie Desiana (131711133016)
3. Nur Fadhilahturrokhmah (131711133020)
4. Icca Cahya Ningrum (131711133038)
5. Yunita A. Anggeline (131711133040)
6. Epti Rizki Ramadhani Putri (131711133041)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik
Komunikasi Dengan Pasien Cancer Serviks dan Keluarga”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis melibatkan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tanpa bantuan semua pihak
mungkin penulis akan sulit dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis meminta maaf apabila dalam menyusun makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan hati terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah yang berjudul “Teknik Komunikasi Dengan Pasien
Cancer Serviks dan Keluarga” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca
maupun penulis.

Surabaya, 16 Februari 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka prevalensi kejadian kanker di dunia masih menduduki peringkat tertinggi
setelah penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab utama kematian. Badan
Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO) mengungkapkan, angka
kesakitan akibat kanker di dunia pada tahun 2012 sekitar 14,1 juta dengan angka
kematian 8,2 juta. Pada tahun 2017 diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di
seluruh dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di
2030. Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100
penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Kanker serviks merupakan kanker kedua di dunia yang paling banyak diderita
wanita di Negara Berkembang seperti Indonesia. IARC (International Agency For
Research On Cancer) pada tahun 2012 menyebutkan prevalensi kejadian kanker leher
rahim / serviks sebesar 26 per 100.000 wanita. Jumlah penderita kanker serviks di
Indonesia pada tahun 2013 menurut Riskesdas sebanyak 98.692.
Mayoritas penderitanya baru terdeteksi dan datang pada stadium lanjut. Padahal
kanker serviks dapat dicegah dan terdeteksi lebih awal jika wanita usia subur mempunyai
pengetahuan yang baik dan kesadaran melakukan deteksi dini (Sulistiowati dan Anna,
2014). Saat penyakit pasien tidak lagi dapat disembuhkan atau dipulihkan, pengobatan
kuratif yang cukup agresif dinilai tidak lagi tepat dan dapat dianggap berbahaya. Untuk
itu, perawatan paliatif kini mulai dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien kanker di masa-masa terakhirnya.
Seseorang dengan penyakit kronik atau dengan penyakit terminal seperti kanker
serviks ini akan mengalami rasa berduka dan kehilangan. Komunikasi dengan klien
penyakit terminal dan kronik merupakan komunikasi yang tidak mudah. Saat
berkomunikasi dengan klien penyakit kronik hal yang biasa terjadi adalah penolakan dari
klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut perawat harus menggunakan komunikasi
terapeutik. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien serta keluarga
melalui penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi intervensi pelayanan
paliatif.
Komunikasi terapautik merupakn komunikasi yang dilakukan perawat dengan
pasien atau perawat dengan keluarga yang didasari oleh hubungan saling percaya yang di
dalam komunikasi tersebut terdapat seni penyembuhan (Nasir dkk, 2009). Komunikasi
terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau
adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien (Suryani,2005).
Berbagai upaya peningkatan kondisi pasien paska kemoterapi telah banyak
dilakukan. Pemberian penyuluhan selama perawatan pada pasien kanker serviks dan
keluarga sudah dilaksanakan di ruang rawat pasien kanker serviks. Pada beberapa pasien,
penyuluhan diterima dengan baik namun pada kebanyakan pasien tetap mengalami
penurunan kondisi paska kemoterapi. Usia pasien kanker serviks umumnya diatas 35
tahun dan berpendidikan rendah sehingga sulit untuk menerima informasi yang cukup
banyak dalam satu waktu penyuluhan. Keluarga diharapkan berperan aktif untuk dapat
membantu pasien kanker serviks memahami informasi yang diberikan petugas
kesehatan serta terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah maupun di rumah sakit.
Keterlibatan keluarga dalam membantu pasien menghadapi proses pengobatan kanker
serviks dapat membantu pasien kanker serviks mencapai kualitas hidup yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang terbentuk adalah :
1. Bagaimana konsep komunikasi terapeutik?
2. Bagaimana konsep strategi tindakan keperawatan?
3. Bagaimana konsep penyakit kanker serviks stadium lanjut?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep komunikasi terapeutik pada pasien dan keluarga dengan
penyakit kanker serviks stadium lanjut.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan konsep strategi tindakan keperawatan.
3. Menjelaskan konsep penyakit penyakit kanker serviks stadium lanjut

Anda mungkin juga menyukai