Anda di halaman 1dari 21

BAB I

A. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada umumnya baru
bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium.
Tidak ada tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen
dan bengkak (Digitulio, 2014).

Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai histologi yang
menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia 50
tahun (Manuaba, 2013).

B. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Factor resiko terjadinya kanker ovarium
(Manuaba, 2013) sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi dinegara industr
2. Faktor reproduksi
Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko menderita kanker ovarium
karena tidak sempurnanya perbaikan epiteliel ovarium.
3. Faktor genetik
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara dan meningkat
menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktoral. Resiko berkembangnya
kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan, reproduksi dan genetik. Faktor faktor lingkungan
yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium epitel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian.
Insiden tertinggi terjadi di industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan merokok, dan penggunaan
bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan
kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi penggantian estrogen
pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker
ovarium. Gengen supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting
pada beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi
telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium. Bila yang menderita kanker
ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium.

Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker ovarium dikelompokkan
dalam 3 kategori besar :

1. Tumortumor epiteliel,

2. Tumor stroma gonad, dan

3. Tumor-tumor sel germinal.


Keganasan epiteliel yang paling sering adalah adenoma karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma
epiteliel mulai berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium
bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini
mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan. Keganasan
selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium
juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum abdominal
pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik
muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah
perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan dapat
terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan
estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan
akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi
ovarium.

Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin. Pada perempuan
pramenopause, kebanyakan massa adneksa yang teraba bukanlah keganasan tetapi merupakan kista
korpus luteum atau folikular. Kista fungsional ini akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi.
Namun pada perempuan menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun,
disarankan untuk evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi
adalaha prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis, cara-cara kurang invasif, )misal
CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering dapat membantu menentukan stadium dan luasnya
penyebaran. Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad, 2 % dari jumlah
ini menjadi keganasanovarium. WHO (World Health Organization), mengklarifikasikan neoplasma
ovarium ke dalam lima jenis dengan subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 %
hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi
bedah adalah pengobatan primer untuk semua tumor ovarium, dengan tindak lanjut yang sesuai, tumor
apa pun dapat ditentukan bila ganas.

D. KLASIFIKASI
Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium menurut FIGO (Federation
International de Gynecologis Obstetricts) 1988 sebagai berikut.

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti, perut membesar/merasa
adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena adanya massa/asites, peningkatan lingkar
abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih,
dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens. peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis

(1) Pembedahan,Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai stadium IIA dan
dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat meninggalkan
ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih dari 4 cm menurut
beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi radikal
mempunyai mortalitas kurang dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan
darah, atonia kandung kemih yang membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa
antagonis.

(2) Radioterapi,Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium II B sampai
IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi bukan kandidat untuk pembedahan.
Penambahan cisplatin selama radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30%
sampai 50%.

(3) Kemoterapi,Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau untuk terapi
paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai
aktivitas yang sama dengan cisplatin.

Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi pemberian edukasi dan informasi
untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat
mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
komplikasi (Reeder dkk, 2013).

Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan rasa takut,
membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan
kualitas sumber daya keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk meghadapi masalah.

G. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat bermanfaat untuk wanita yang
beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian
pemeriksaan GI atas, MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Uji asam
deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda atau memastikan tumor
menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal
atau menurun yang mengarah ke komplikasi.
H. Pathway
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Identitas Pasien
Biodata
1. Nama : Ny.N
2. Umur : 65 Tahun
3. Tempat Tgl Lahir : Pakuure,1955-08-28
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Kristen
6. Pendidikan : S.Pd
7. Pekerjaan : Pegawai
8. Suku/Bangsa : Minahasa
9. NO.MED.REC : 007366
10. Diagnos Medis : CA OVARIUM
11. Alamat : PAKUURE
12. Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2021

Identitas Penanggung Jawab

13. Nama : Tn.V


14. Hubungan Dengan Paisen : Suami
15. Pendidikan : SMA Sederajat
16. Pekerjaan : Petani
17. Alamat : PAKUURE

1.2 Riwayat Kesehatan


1.2.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa nyeri dan sulit tidur
1.2.2Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 17 mei 2021 dan dirawat dirangan IRINA
D atas Kamar 6 Bed 1. Pada saat dikaji pasien mengatakan merasa nyeri dan sulit
tidur,perut pasien tampak membesar,pasien mengatakan merasa mual dan muntah
serta kurang napsu makan
1.2.3Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak perna sakit sampai dirawat di RS
1.2.4Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti ini.

1.3 Pola Fungsional Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi Kesehatan
DS : Klien mengatakan nyeri perut
P : Perubahan posisi
Q : seperti disayat tajam
R : Perut
S:3
T : 30-60 menit
DO : Klien tampak meringis menahan nyeri

b. Pola Nutris Metabolik


DS : Klien mengatakan nafsu makannya berkurang dan mual muntah
DO : Porsi makan tidak dihabiskan

c. Pola Eliminasi
DS : Sebelum sakit klien mengatakan BAK dan BAB lancar sedangkan ketika sakit
BAK dan BAB tidak lancar
DO : Hasil BAK klien tidak teratur dan klien jarang BAB

d. Pola aktivitas dan latihan


DS: Sebelum sakit klien mengatakan bisa beraktivitas seperti biasanya
DO: Klien tampak kesulitan beraktivitas,klien tampak di bantu ketika beraktivitas

e. Pola istirahat dan tidur


DS: Sebelum sakit klien mengatakan pola tidur teratur sedangkan ketika sakit sulit
tidur
DO: Klien tampak susah tidur,klien tampak kurang tidur
f. Pola kognitif – perseptual
DS: Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu pendengaran dll
DO: Klien tampak tidak menggunakan alat bantu pendengaran dll
g. Pola persepsi dan konsep diri
DS: Klien mengatakan menerima dirinya yang saat ini sakit
DO: Klien tampak menerima penyakit yang dialaminya
h. Pola manajemen koping stress
DS: Klien mengatakan dirinya tidak stress dengan penyakitnya saat ini
DO: Klie tampak menerima penyakitnya
i. Pola peran – hubungan
DS: Klien mengatakan keluarganya selalu mendampingi dirinya
DO: Keluarga klien tampak menerima dan mendampingi klien
j. Pola keyakinan dan nilai
DS: Klien mengatakan beragama Kristen
DO: Klien dan keluarga tampak selalu berdoa bersama

Pemeriksaan Fisik
1. Kriteria umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. BB/TB : 60 Kg/160 cm
4. TTV
TD = 140/80 mmhg
N = 80 kali/menit
RR = 20 kali/menit
SB = 36,5C
Genogram
ANALISA DATA

N Data Etiologi Masalah


o
1 DS : Klien mengatakan nyeri
perut, nyeri ulu hati dan nyeri
dibagian perut bawah.
P : Proses Inflamasi
Q : Ditusuk-tusuk
R : Perut Agen pencedara Nyeri Akut
S:3 fisiologis (D.0077)
T : 30-60 menit

DO : Klien tampak meringis


menahan nyeri

2 DS : Klien mengatakan nafsu


makannya berkurang dan mual Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
muntah
mengabsorbsi utrien (D.0019)
DO : Porsi makan tidak
dihabiskan
3 DS: Sebelum sakit klien
mengatakan bisa beraktivitas
seperti biasanya

Nyeri Gangguan Mobilitas Fisik


DO: Klien tampak kesulitan (D.0054)
beraktivitas,klien tampak di
bantu ketika beraktivitas
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengeuh nyeri skala 3

2. Defisit Nutrisi (D.0019)


b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d nafsu makan berkurang

3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)


b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak,gerakan terbatas
INTERVENSI

N Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
O
1. Nyeri Akut (D.0077) Tujuan : Manajemen Nyeri
b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien Tingkat Nyeri (L.08066) (I.08238)
mengeuh nyeri skala 3 Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
tingkat nyeri menurun
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas, intensita nyeri
- Keluhan nyeri 3 menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis 3 menurun
- Kesulitan tidur 3menurun Terapeutik :
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)

Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri

2. Defisit Nutrisi (D.0019) Tujuan : Manajemen Nutrisi (I.03119)


b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Status Nutrisi (L.03030)
d.d nafsu makan berkurang Setelah dilakukan asuhan Observasi :
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan - Identifikasi status nutrisi
nafsu makan membaik - Identifikasi kebutuhan kalori dan nutrien

Kriteria Hasil : Terapeutik :


- Porsi makan yang dihabiskan 3 - Berikan makanan tinggi serat untuk
meningkat mencegah konstipasi
- Nafsu makan 3 membaik
- Bising usus 3 membaik Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika perlu

3 Gangguan mobilitas fisik (D.0054) Tujuan : Dukungan Mobilisasi (I.05173)


b.d nyeri Mobilitas fisik (L.05042)
d.d nyeri saat bergerak,gerakan terbatas Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
nafsu makan membaik fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
Kriteria Hasil : pergerakkan
- Nyeri 5 menurun - Monitor kondisi umum selama
- Gerakkan terbatas 5 menurun melakukan mobilisasi
- Kekuatan otot 5 meningkat
Terapeutik
- Fasilitasi melakukan pergerakkan,jika
perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakkan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan monilisasi sederhana yang harus
dilakukan
-

A. Implementasi
Hari ke-1

NO Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut (D.0077) 17 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan nyeri
b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien 05.30 vital abdomen dan mengeluh
mengeluh nyeri skala 3 TD : 130/70mmHg nyeri
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt O : Pasien tampak meringis
SB : 36,5C skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
2. Mengidentifikasi lokasi, P : Lanjutkan Intervensi
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
P : Proses Inflamasi
Q : Ditusuk-tusuk
R : Perut
S:3
T : 30-60 menit

3. Mengidentifikasi skala nyeri


H : Skala nyeri 3
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
H : Pengunjung dibatasi agar
ruangan tidak bising

5. Menjelaskan penyebab,periode
dan pemicu
H : Pasien dan keluarga pasien
mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
2 Defisit Nutrisi (D.0019) 17 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d ketidakmampuan mengabsorbsi 05.30 vital napsu makan menurun
nutrien d.d nafsu makan berkurang
TD : 130/70mmHg
N : 80 x/mnt O : Porsi makan tidak
RR : 20 x/mnt dihabiskan
SB : 36,5C A : Masalah belum teratasi
2. Mengidentifikasi status nutrisi P : Lanjutkan Intervensi
3. Mengidentifikasi kebutuhan
kalori dan nutrient
4. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Menganjurkan posisi duduk

3 Gangguan mobilitas fisik (D.0054) 17 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d nyeri 05.30 vital sebelum sakit bisa
d.d nyeri saat bergerak,gerakan terbatas
TD : 130/70mmHg beraktivitas seperti biasa
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
SB : 36,5C O : klien tampak kesulitan
2. Mengidentifikasi adanya nyeri beraktivitas,klientampak
atau keluhan fisik lainnya dibantu ketika beraktivitas
3. Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakkan A : Masalah belum teratasi
4. Memonitor kondisi umum selama P : Lanjutkan Intervensi
melakukan mobilisasi
5. Memfasilitasi melakukan
pergerakkan,jika perlu
6. Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatka pergerakkan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
8. Menganjurkan melaukan
mobilisasi dini
9. Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan

Implementasi
Hari ke-2
NO Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
1. Nyeri Akut (D.0077) 18 mei 2021 1. Melakukan observai tanda- S : Pasien masih mengeluh
b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien 14.30 tanda vital nyeri
mengeluh nyeri skala 3 TD : 130/70mmHg
N : 80 x/mnt O : Pasien masih tampak
RR : 20 x/mnt meringis skala nyeri 3
SB : 36,5C A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
P : Proses Inflamasi
Q : Ditusuk-tusuk
R : Perut
S:3
T : 30-60 menit

3. Mengidentifikasi skala nyeri


H : Skala nyeri 3
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
H : Pengunjung dibatasi agar
ruangan tidak bising
5. Menjelaskan
penyebab,periode dan
pemicu
H : Pasien dan keluarga pasien
mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
2 Defisit Nutrisi (D.0019) 16 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d ketidakmampuan mengabsorbsi 14.30 vital napsu makan menurun
nutrien d.d nafsu makan berkurang
TD : 130/70mmHg
N : 80 x/mnt O : Porsi makan tidak
RR : 20 x/mnt dihabiskan
SB : 36,5C A : Masalah belum teratasi
2. Mengidentifikasi status nutrisi P : Lanjutkan Intervensi
3. Mengidentifikasi kebutuhan
kalori dan nutrient
4. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Menganjurkan posisi duduk

3 Gangguan mobilitas fisik (D.0054) 16 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d nyeri 14.30 vital mulai bisa beraktivitas
d.d nyeri saat bergerak,gerakan terbatas
TD : 130/70mmHg normal
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
SB : 36,5C O : klien masih tampak
2. Mengidentifikasi adanya nyeri kesulitan beraktivitas ,klien
atau keluhan fisik lainnya masih tampak dibantu ketika
3. Mengidentifikasi toleransi fisik beraktivitas
melakukan pergerakkan
4. Memonitor kondisi umum selama A : Masalah belum teratasi
melakukan mobilisasi P : Lanjutkan Intervensi
5. Memfasilitasi melakukan
pergerakkan,jika perlu
6. Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatka pergerakkan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
8. Menganjurkan melaukan
mobilisasi dini
9. Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan

Implementasi
Hari ke-3
NO Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
1. Nyeri Akut (D.0077) 19 mei 2021 6. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien masih mengeluh
b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien 07.10 vital nyeri
mengeluh nyeri skala 3 TD : 130/70mmHg
N : 80 x/mnt O : Pasien masih tampak
RR : 20 x/mnt meringis skala nyeri 4
SB : 36,5C A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
7. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
P : Proses Inflamasi
Q : Ditusuk-tusuk
R : Perut
S:4
T : 30-60 menit

8. Mengidentifikasi skala nyeri


H : Skala nyeri 4
9. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
H : Pengunjung dibatasi agar
ruangan tidak bising

10. Menjelaskan penyebab,periode


dan pemicu
H : Pasien dan keluarga pasien
mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
2 Defisit Nutrisi (D.0019) 19 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d ketidakmampuan mengabsorbsi 07.10 vital napsu makan mulai
nutrien d.d nafsu makan berkurang
TD : 130/70mmHg membaik
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt O : Porsi makan masih
SB : 36,5C belum dihabiskan
2. Mengidentifikasi status nutrisi A : Masalah belum teratasi
3. Mengidentifikasi kebutuhan P : Lanjutkan Intervensi
kalori dan nutrient
4. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Menganjurkan posisi duduk

3 Gangguan mobilitas fisik (D.0054) 16 mei 2021 1. Melakukan observai tanda-tanda S : Pasien mengatakan
b.d nyeri 14.30 vital sudah mulai bisa beraktivitas
d.d nyeri saat bergerak,gerakan terbatas
TD : 130/70mmHg normal
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
SB : 36,5C O : klien tampak bisa
2. Mengidentifikasi adanya nyeri beraktivitas walaupun masih
atau keluhan fisik lainnya dibantu
3. Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakkan A : Masalah belum teratasi
4. Memonitor kondisi umum selama P : Lanjutkan Intervensi
melakukan mobilisasi
5. Memfasilitasi melakukan
pergerakkan,jika perlu
6. Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatka pergerakkan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
8. Menganjurkan melaukan
mobilisasi dini
9. Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan

Anda mungkin juga menyukai