Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. S DENGAN STROKE ISKEMIK


DI RUANG EDELWEIS RSUP PROF DR.RD KANDOU

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :
Weinjely Kezia Ponamon
711440119091

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN D III KEPERAWATAN TINGKAT 3 B 2021


BAB 1
Laporan Pendahuluan

A. Definisi
Penyakit serebrovaskuler (stroke) adalah cedera pada otak akibat dari perubahan aliran darah
yang dapat dikelompokkan berdasarkan etiologinya menjadi iskemik dan hemoragik. Stroke
hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah pada sistemsaraf pusat (Kumar, Abbas, &
Aster [Eds], 2015).
Pada stroke ini, integritas pembuluh darah terganggu dan terjadi pendarahan ke dalam
jaringan otak atau ke dalam ruang yang mengelilingi otak (biasanya intraserebral atau
subarachnoid).
Stroke iskemik atau stroke non hemoragik terjadi akibat obstruksi atau bekuan (thrombus)
yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal (Price & Wilson,
2006). Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder (Wijaya & Putri, 2013).

B. Etiologi dan Faktor Risiko


Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian :
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yanglain)
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke areaotak)
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang sekitarotak).
Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan
sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori bicara, atau sensasi. Trombosis serebral.
Arteosklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis
serebral, yang adalah penyebab paling umum stroke.
Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum.
Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa
mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intracerebral tidak terjadi dengan
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat
mendahului awitan pralisis berat pada beberapa jam atau hari Embolisme serebral.Abnormalitas
patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark
miokard, serta infeksi pulmonal, adalah tempat-tempat di asal emboli. Mungkin saja bawah
pemasangan katup jantung prostetik dapat mencetuskan stroke, karena terdapat peningkatan
insiden embolisme setelah prosedur ini.(Brunner & suddarth edisi 8). Menurut dr. Valery Feigin,
PhD faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi ini mencakup penuaan, kecendrungan genetis,
dan sukubangsa.

Faktor-faktor yang menyebabkan stroke :


a. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible)
1. Jenis kelamin dan penuaan
Pria berusia kurang dari 65 tahun memiliki resiko terkena stroke iskemik atau perdarahan
intraserebrum lebih tinggi 20% daripada wanita. Namun, wanita usia berapa pun memiliki resiko
perdarahan subaraknoid sekitar 50% lebih besar. Dibandingkan pria, wanita juga tiga kali lipat
lebih mungkin mengalami aneurisma intrakranium yang tidak pecah.

b. Faktor yang dapat dirubah (Reversible)

1. Hipertensi
Meningkatnya risisko stroke dan penyakit kardiovaskuler lain berawal pada tekanan 115/75
mmHg dan meningkat dua kali lipat setiap peningkatan 20/10 mmHg. Orang yang jelas
menderita hipertensi (tekanan darah sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg atau tekanan
darah diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg) memiliki resiko stroke tujuh kali lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya normal atau rendah.
2. Penyakitjantung
Orang yang mengidap masalah jantung, misalnya angina, fibrilasi atrium, gagal jantung,
kelainan katup, katup buatan, dan cacat jantung bawaan, berisiko besar mengalami stroke.
Bekuan darah yang dikenal sebagai embolus, kadang-kadang terbentuk di jantung akibat adanya
kelainan di katup jantung, irama jantung yang tidak teratur, atau setelah serangan jantung.
Embolus ini terlepas dan mengalir ke otak atau bagian tubuh lain. Setelah berada di otak, bekuan
darah tersebut dapat menyumbat arteri dan menimbulkan stroke iskemik.
3. Kolesteroltinggi
Meskipun zat lemak (lipid) merupakan komponen integral dari tubuh kita, kadar lemak darah
(terutama kolesterol dan trigleserida) yang tinggi meningkatkan risiko aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner. Keadaan ini juga dikaitkan dengan peningkatan 20% risiko stroke
iskemik atau TIA.
4. Obesitas
Untuk mempertahankan berat badan, seorang dewasa yang sehat ratarata memerlukan asupan
makanan harian sekitar30-35 kkal untuk setiap kilogram beratnya.
5. Diabetemellitus
Mengidap penyakit ini akan menggandakan kemungkinan terkena stroke, karena diabetes
menimbulkan perubahan pada sistem vascular (pembuluh darah dan jantung) serta mendorong
terjadinya aterosklerosis.
6. Streesemosional
Kadang-kadang pekerjaan, hubungan pribadi, keuangan, dan faktorfaktor lain menimbulkan
stres psikologis, dan penyebebnya tidak selalu dapat dihilangkan. Meskipun sebagian besar pakar
stroke menganggap bahwa serangan stres yang timbul sekali-sekali bukan merupakan faktor
risiko stroke, namun stres jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan
kadar kolesterol.

C. Patofisiologi danWOC
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark
bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya
sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah
ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli,
perdarahan, dan spasme vaskuler) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru
dan jantung).
Arterosklerosis sering sebagai factor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari
plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tem pat aliran darah
mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh
darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema
dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan
berkurangnya edema klien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena itu thrombosis biasanya
tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahanmasif.

PATWAY

D. Manifestasi Klinis

Manisfestasi stroke iskemik :


1. Transient Ischemic Attack (TIA) atau serangan stroke sementaraPada TIA, kelainan neurologis
yang timbul berlangsung hanya dalam hitungan menit sampai sehari penuh. TIA biasanya
disebabkan oleh sumbatan karena thrombus atau emboli. Gejala dan tanda-tandanya sesuai
dengan bagian yang terserang, apakah pada sistem karotis atau vertebrobasilaris. Gejala TIA
yang disebabkan terserangnya sistem karotis adalah gangguan penglihatan pada satu mata tanpa
disertai rasa nyeri (amaurosis fugax), terutama bila disertai dengan:
a. Kelumpuhan lengan, tungkai, atau keduanya pada sisi yang sama.
b. Deficit motorik dan sensorik pada wajah. Wajah dan lengan atau tungkai saja secaraunilateral.
c. Kesulitan untuk berbahasa, sulit mengerti atau berbicara, pemakaian katakata yang salah
ataudiubah.
2. Gejala TIA yang disebabkan terserangnya sistem vertebrobasilaris sebagai berikut:
a. Vertigo dengan atau tanpa nausea dan atau munta, terutama bila disertai dengan diplopia,
disfagi, ataudisartri.
b. Mendadak tidakstabil.
c. Gangguan visual, motorik, sensorik, unilateral,atau bilateral.
d. Hemianopsiahomonym.
e. Serangan drop atau drop attack (Iskandar2011)
Menurut (Anurogo, 2014) gambaran klinis stroke iskemik meliputi: penurunan kesadaran,
kelemahan dan atau kesemutan satu sisi tubuh, bicara pelo, wajah mencong, sulit menelan, tiba- tiba
tidak bisa melihat, dan dapat menyebabkan kematian.

A. Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area
cedera.
a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi
otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen
suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematrokrit pada tingkat dapat diterima akan
membantu dalam mempertahankan oksigenisasi jaringan.
b. Alirandarahserebralbergantungpadatekanandarah. Curah jantung, dan integritas pembuluh
darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah
dan memperbaiki aliran darah serebral. Hiprtensi atau hipotensi eksterm perlu dihindari dari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung
tidak konsisten dan pengehentika trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat menyebebkan
embolus serebral dan harus diperbaiki.

B. Pemeriksaan Penunjang
1. PemeriksaanLaboratorium
• Pemeriksaan DarahLengkap.
• Tes darahKoagulasi
• Tes KimiaDarah
2. Pemeriksaan penunjang menurut Tarwoto edisi II:
1. Angiografiserebri
Adalah proses dengan menggunakan sinar –X terhadap sirkulasi serebri setelah zat kontras
disuntikan kedalam arteri yang di pilih. Juga di gunakan untuk menyelidiki penyakit vascular,
aneurisma,dan malformasi arteriovena dilakukan sebelum klien menjalani kraniotomi sehingga
arteri dan vena serebri terlihat dan untuk menentukan letak, ukuran, dan proses patologis.
2. Magnetic Imaging Resnance(MRI)
MRI mampu mendeteksi berbagai kelainan otak dan pembuluh darah otak yang sangat kecil yang
tak mungkin dijangkau CT-Scan. Juga dapat menetukan daerah-daerah mana saja yang rusak oleh
stroke iskemik.
3. USGDoppler Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistemkarotis).
4. Computerized Tomography Scanning (CT-Scan)
CT-Scan memanfaatkan sinar-X untuk mengambil gambar otak dan kepala. Sinar-X diserap secara
berbeda-beda oleh beberapa bagian tubuh. Dari situ nanti akan tergambar jaringan lunak, tulang,
pembuluh darah, dan jaringan otak.

5. CerebralAngiography
Peralatan ini dimanfaatkan untuk memindai aliran darah yang melewati pembuluh darah
otak. Angiography dilakukan dengan cara memasukan kateter kedalam tubuh.

C. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
• Faseakut
Pasien yang koma dalam pada saat masuk ruamah sakit dipertimbangkan mempunyai prognosis
buruk. Sebaliknya, pasien sadar penuh menghadapi hasil yang lebih dapat diharapkan. Fase akut
biasanya berakhir 48 sampai 72 jam. Dengan mempertahankan jalan napas dan ventilasi adekuat
adalah prioritas dalam fase akut ini.

• Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak
ditinggikan sampai tekanan vena serebralberkurang.
• Intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik perlu untuk pasien dengan stroke masif, kerena henti
pernafasan biasanya faktor yang mengancam kehidupan pada situasiini.
• Pasien dipantau untuk adanya komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pneumonia), yang
mungkin berkaitan dengan kehilangan refleksjalan napas, immobilitas, atau hipoventilasi.
2. Medis
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi diuretik untuk menurunkan edema serebral, yang
mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral. Antikoagulan dapat
diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis atau embolisasi dari trombosit
dapat diserepkan karena trombosit memainkan peran sangat dalam pembentukan trombus dan
embolisasi
BAB 2

Pengkajian Keperawatan

Identitas :

1) Identitas pasien :

Nama : Tn.M.H

Umur : 69 Tahun

Tanggal lahir : 3 Agustus 1952

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Wori Kulu Minahasa Utara

Pekerjaan : Petani

Suku/bangsa : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Status perkawinan : Menikah

Tanggal (MRS) : 14 November 2021 (18.20)

Tanggal pengkajian : 22 November 2021 (16.40)

Nomor register : 750524

diagnosa medik : Stroke Iskemik

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama: Ny. E.T

Umur : 68 tahun

pekerjaan : IRT

status hubungan dengan pasien : Istri pasien

A. Alasan Masuk Rumah Sakit


Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan kelemahan sisi kiri

secara mendadak 11 jam sebelum masuk rumah sakit setelah bangun

tidur, bicara pelo.

B. Riwayat Kesehatan :

a. Keluhan utama
Kelemahan sisi kiri
b. Riwayat pasien sekarang
Pasien dirawat diruangan Edelweis 1 dengan keluhan kelemahan sisi
kiri, pasien sudah terpasang NGT, IVFD Nacl 0,9%.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan 2 tahun yang lalu pernah menderita penyakit yang
serupa tapi yang mengalami kelemahan adalah sisi kanan.
-Kolestrol
-Hipertensi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan Ibu klien memiliki riwayat penyakit hipertensi

Genogram

Tn M.H

Keterangan

Laki-laki

Perempuan
Meninggal

Pasien

1. Pola kebutuhan dasar manusia


a. Pola manajemen dan presepsi kesehatan
Pasien mengatakan selalu memeriksakan keadaannya ke puskesmas
b. Pola nutrisi metabolic
 Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan makan 3 x sehari dengan menu makan nasi,sayur,ikan dan
minum 4-5x sehari
 Saat Dikaji
Pasien makan dan minum menggunakan NGT takarannya sesuai dengan yang
diberikan RS frekuensi makan 3x sehari.
c. Pola eliminasi
 Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan bab 2x sehari, warnah Kuning dan konsistensi Lembek, BAK
3-4x sehari.
 Saat dikaji
Pasien Bab 1x sehari, warnah coklat konsistensi encer, BAK 4-5 kali sehari
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan kesulitan dalam melakukan aktivitas dengan kondisi tubuh
yang lemah serta kaki kanan dan tangan kanan kaku. Aktivitas Pasien dibantu
oleh keluarga dan perawat
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 

Keterangan : 0 = Mandiri
1= Alat bantu
2= Dibantu orang lain
3= Dibantu orang lain dan alat
4= Tergantung Total

e. Pola istirahat dan tidur


 Sebelum Masuk Rs
Pasien mengatakan tidur 8 jam dari jam 10 malam sampai 6 pagi

 Saat dikaji
Pasien mengatakan pasien sulit tidur dan merasa gelisah, badan terasa panas

f. Pola presepsi kognitif


1) Penglihatan: kurang baik, menggunakan kacamata baca
2) Pendengaran: baik, tidak menggunakan alat bantu dengar
3) Pengecapan: baik, tidak ada keluhan
4) Sensasi: baik, berespon saat diberikan sentuhan

g. Pola konsep diri


1) Gambaran diri: Pasien menerima keadaan dirinya yang mengalami kelemahan sisi
kiri
2) Identitas diri: Pasien dapat mengenali diri sendiri, pasien berjenis kelamin laki-
laki yang sudah menikah dan memiliki anak 1
3) Peran diri: peran pasien sebelum sakit adalah seorang suami dan ayah dari 1 anak.
4) Harga diri: Pasien mengatakan kurang percaya diri karena keadaannya saat ini
5) Ideal diri: pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang kerumahnya

h. Pola peran hubungan


Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, perawat yang ada dan orang-
orang yang ada disekitar pasien dalam ruang inap.

i. Pola reproduksi dan seksualitas


Pasien menikah 1 kali dan memiliki 1 orang anak

j. Pola kopping dan toleransi stress


Pasien kadang merasa cemas akan penyakitnya, dan untuk menghilangkan kecemasan
klien mendengarkan lagu rohani.

k. Pola nilai dan keyakinan


Pasien beragama kristen. Pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 180/106 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,9℃
Skala Nyeri :-
GCS
 E :3
 M :6
 V :5
c. Head to toe
1. Kepala : bentuk bulat, rambut pasien berwarna putih, kebersihan
kepala kurang.
2. Mata : Ada katarak, bentuk simetris kanan dan kiri
3. Hidung :bentuk simetris lubang kanan dan kiri ,tidak ada
sekret, kebersihan cukup, terpasang oksigen dan
NGT
4. Gigi dan mulut : gigi lengkap,tidak ada caries
5. Telinga : bentuk simetris kanan dan kiri ,kebersihan baik
6. Leher : tidak ada pembesar kelenjar tiroid
7. Abdomen : Tidak ada edema
8. Genetalia : Tidak terpasang kateter
9. Ekstremitas atas : Tangan kiri tidak bisa digerakkan
10. Ekstremitas bawah : Kaki kiri tidak bisa digerakkan
11. Kulit : tugor kulit kering
12 Sistem Muskuuloskeletal : kekuatan otot sisi kiri lemah

3. TERAPI
No Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Pemberian
1 Amlodipine 10 mg /24 jam NGT
2 Ceftriaxone ST 8 mg /14 jam IV
3 Paracetamol 500 mg /18 jam NGT
4 IVFD NaCl 0,9 % 500ml / 8 jam IV
5 Canderin 16mg / 24 jam NGT
6 IVFD Cefrin 500ml / 8 jam IV
7 Kaen 3B 500ml /8jam IV
8 Aspilet 50mg /24jam NGT
9 Nicardipine 2,5mg IV
10 Omeprazole 40mg /17jam IV

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rapid Antibody : Non Reaktif
2. Foto Thoraks :-
3. Foto Pelvis :-

4. Pemeriksaan Lab :
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Leukosit 13,9 4,0-10,0 10ˆ3/uL
Eritrosit 5,51 4,70-6,10 10 ˆ6/uL
Hemoglobin 15,1 13,0-16,5 g/dl
Hematrokit 45,3 39,0-51,0 %
Trombosit 229 150-450 10ˆ3/uL
MCH 27,5 27,0-35,0 g/dl
MCHC 33,4 30,0-40,0 %
001 Eosinofil 0 1-5 %
002 Basofil 0 0-1 %
003 Netrofil Batang 3 2-8 %
004 Netrofil Segmen 77 50-70 %
005 Limfosit 14 20-40 %
006 Monosit 6 2-8 %
MCV 82,2 80,0-100,0 fL
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 95 70-140 Mg/dl
Ureum serum 47 10-40 Mg/dl
Creatinine serum 1,2 0,5-1,5 Mg/dl
SGOT (AST) 48 <33 U/L
SGPT (ALT) 62 <43 U/L
Natrium serum 137 135-153 mEq/L
Kalium serum 2,9 3,5-5,1 mmol/L
Klorida serum 102 97-111 mmol/L

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Penurunan massa otot (Stroke) Ganguan mobilitas fisik
- Pasien mengatakan
(D.0054)
kaki kiri dan tangan
kirinya lemah dan sulit
untuk digerakkan
DO:
- Aktivitas pasien
tampak dibantu penuh
oleh keluarga dan
perawat.
DS:- Gangguan neuromuskuler Gangguan komunikasi verbal
DO: (Stroke) (D.0119)
- Pasien tampak sulit
berbicara
- Pasien berbicara pelo
DS: Peningkatan tekanan darah Perfusi perifer tidak efektif
DO: (D.0009)
- TTV
TD: 180/106 mmHg

Nadi: 76 x/menit

Pernafasan:20x/menit

Suhu : 36,9℃

DS:- Penurunan mobilitas Risiko gangguan integritas


DO: kulit/jaringan(D.0139)
- Paien tampak
terbaring lemah di
tempat tidur, sisi kiri
klien tampak sulit
digerakkan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi Perifer Tidak efektif (D.009) b.d Peningkatan tekanan darah d.d TD
180/106 mmHg
2. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) b.d Penurunan masa otot (Stroke) d.d aktivitas
pasien dibantu penuh
3. Gangguan Komunikasi Verbal (D.0119) b.d Gangguan neuromuskuler (Stroke) d.d
pasien sulit berbicara, bicara pelo
4. Risiko Gangguan Integritas Kulit (D.0139) b.d Penurunan mobilitas d.d pasien
terbaring lemah ditempat tidur, kelemahan sisi kiri

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN dan KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Perfusi Perifer Tidak (L.02011) (I.02079)
efektif (D.009) b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Peningkatan tekanan keperawatan selama 3x5 jam - Periksa sirkulasi perifer
darah d.d TD diharapkan perfusi perifer - Identifikasi faktor risiko gangguan
180/106 mmHg meningkat dengan kriteria sirkulasi
hasil: Edukasi:
- Tekanan darah sistolik - Anjurkan minum obat
membaik pengontrol tekanan darah secara
- Tekanan darah teratur
diastolik membaik
Gangguan Mobilitas (L.05042) (I.05173)
Fisik (D.0054) b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Penurunan masa otot keperawatan selama 3x5 jam - Identifikasi toleransi fisik
(Stroke) d.d diharapkan mobilitas fisik melakukan pergerakan
aktivitas pasien meningkat dengan kriteria - Mengontrol frekuensi jantung
dibantu penuh hasil: dan tekanan darah sebelum
- Pergerakan memulai mobilisasi
ekstermintas Terapeutik
meningkat - Fasilitasi aktivitas mobilisasi
- Kekuatan otot dengan alat bantu
meningkat - Libatkan keluarga untuk
- Kelemahan fisik membantu pasien dalam
menurun melakukan pergerakan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Gangguan (L.13118) (I.13492)
Komunikasi Verbal Setelah dilakukan tindakan Observasi:
(D.0119) b.d keperawatan selama 3x5 jam - Monitor kecepatan, tekanan,
Gangguan diharapkan komunikasi kuantitas, volume, dan diksi
neuromuskuler verbal meningkat dengan bicara
(Stroke) d.d pasien kriteria hasil: Terapeutik:
sulit berbicara, - Pelo menurun - Ulangi apa yang disampaikan
bicara pelo
pasien
Edukasi:
- Anjurkan berbicara perlahan
Risiko Gangguan (L.14125) (I.11353)
Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan Terapeutik:
(D.0139) b.d keperawatan selama 3x5 jam - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
Penurunan mobilitas diharapkan integritas kulit baring
d.d pasien terbaring dan jaringan meningkat - Gunakan produk berbahan
lemah ditempat dengan kriteria hasil: petrolium atau minyak pada kulit
tidur, kelemahan sisi - Perfusi jaringan kering
kiri membaik. Edukasi:
- Anjurkan menggunakan
pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Selasa, 23 November 2021

D IMPLEMENTASI EVALUASI
X
1. - Memeriksa sirkulasi perifer S:-
Hasil: TD: 180/106 mmHg O:
Nadi: 76 x/menit TTV
- Mengidentifikasi faktor risiko gangguan TD: 180/106 mmHg
sirkulasi
Hasil: Tekanan darah yang tinggi Nadi: 76 x/menit
menyebabkan stroke
Pernafasan:20x/menit
- Menganjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur Suhu : 36,9℃
Hasil: keluarga pasien mengatakan akan rutin
memberi obat amlodipine A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

2. - Mengidentifikasi toleransi fisik S: Pasien mengatakan kaki kiri dan


melakukan pergerakan tangan kirinya sulit untuk digerakkan
Hail: O: Aktivitas pasien tampak dibantu
- Mengontrol frekuensi jantung dan penuh oleh keluarga dan perawat
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi A: Masalah belum teratasi
Hasil: 180/106mmHg N:76x/m
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi P: Intervensi dilanjutkan
dengan alat bantu
Hasil: menggunakan bantal dan penghalang
tempat tidur
- Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam melakukan pergerakan
Hasil: Keluarga membantu pasien saat
berpindah posisi tidur
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil: Menjelaskan kepada pasien tujuan
mobilisasi adalah agar pasien tidak terkena
dekubitus
3. - Memonitor kecepatan, tekanan, S:-
kuantitas, volume, dan diksi bicara O: Pasien tampak sulit berbicara
Hasil: Pasien dapat berbicara tapi pelo dan
kurang jelas A: Masalah belum teratasi
- Mengulangi apa yang disampaikan
pasien P: Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan berbicara perlahan
Hasil: Pasien mengikuti anjuran untuk
berbicara perlahan
4. - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring S: -
Hasil: Melakukan mobilisasi fisik
- Gunakan produk berbahan petrolium O: Pasien tampak terbaring lemah di
atau minyak pada kulit kering tempat tidur
Hasil: menggunakan Baby Oil pada daerah
kulit yang kering A: Masalah belum teratasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
Hasil: Menganjurkan menggunakan Oil untuk P: Intervensi dilanjutkan
melembabkan kulit yang kering
- Anjurkan minum air yang cukup

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Rabu, 24 November 2021


D IMPLEMENTASI EVALUASI
X
1. - Memeriksa sirkulasi perifer S:-
Hasil: TD: 166/98 mmHg O:
N: 63 x/m TTV
- Mengidentifikasi faktor risiko gangguan TD: 166/98 mmHg
sirkulasi
Hasil: Tekanan darah yang tinggi Nadi: 76 x/menit
- Menganjurkan minum obat pengontrol
Pernafasan:20x/menit
tekanan darah secara teratur
Hasil: keluarga pasien mengatakan akan rutin Suhu : 36,7℃
memberi obat amlodipine 10mg kepada pasien
A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

2. - Mengidentifikasi toleransi fisik


melakukan pergerakan S: Pasien mengatakan kaki kiri dan
Hail: Kelemahan sisi kiri tangan kirinya sulit untuk digerakkan
- Mengontrol frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai O: -Aktivitas pasien tampak dibantu oleh
mobilisasi keluarga dan perawat
Hasil: TD: 108/106mmHg N: 76x/m
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi A: Masalah belum teratasi
dengan alat bantu
P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: menggunakan bantal dan penghalang
tempat tidur
- Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam melakukan pergerakan
Hasil: Keluarga membantu pasien saat
berpindah posisi tidur
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil: Menjelaskan kepada pasien tujuan
mobilisasi adalah agar pasien tidak terkena
dekubitus
3. - Memonitor kecepatan, tekanan, S:-
kuantitas, volume, dan diksi bicara O: Pasien bisa berbicara tapi tampak
Hasil: Pasien dapat berbicara tapi pelo dan kurang jelas
kurang jelas
- Mengulangi apa yang disampaikan A: Masalah belum teratasi
pasien
- Menganjurkan berbicara perlahan P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: Pasien mengikuti anjuran untuk
berbicara perlahan
4. - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring S: -
Hasil: Melakukan mobilisasi fisik
- Gunakan produk berbahan petrolium O: Pasien dan keluarga tampak mengerti
atau minyak pada kulit kering dan melakukan anjuran perawat
Hasil: menggunakan Baby Oil pada
- Anjurkan menggunakan pelembab A: Masalah teratasi
Hasil: Menganjurkan menggunakan Oil untuk
melembabkan kulit yang kering P: Intervensi dihentikan
- Anjurkan minum air yang cukup

Anda mungkin juga menyukai