Di susun Oleh :
Kelompok 1
Atirah Mopoliu
Risintiawati Bawinto
Weinjely Ponamon
Angelina Mokodongan
Novelanda Malendes
Esther Natalia Mangowal
Kasus Fiktif
Ny. A 20 tahun salah satu mahasiswi Poltekkes Kemenkes Manado. Pasien akan dilakukan operasi
pengangkatan payudara kiri karena kanker. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak murung,
tidak mau makan apa yang di sajikan. Menurut orang tua pasien sejak di diagnosa kanker dan akan
dilakukan pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai pembicaraan
dan bila menjawab hanya seperlunya. Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang
lalu dan sering menangis pada malam hari. Padahal selama ini pasien merupakan anak yang ceria dan
banyak bercerita tentang aktivitasnya di kampus. Hasil pemeriksaan didapatkan data 130/90 mmHg,
Nadi 90 x/menit. Pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang
penyakitnya. Fokus pertanyaan hanya berkisar kepada bagaimana operasi pengangkatan payudara.
1. Keluhan Utama
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa
kanker dan akan dilakukan pengangkatan payudara. Keluarga klien juga mengatakan
sejak 2 hari yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD
130/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang
penyakitnya.
d) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga.
Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.
e) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-
aminobutirat (GABA) yang berperan dalam mekanisme biologis yang berhubungan
dengan ansietas.
b. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stresor pencetus dapat
dikelompokkan dalam dua kategori :
a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi
sosial yang terintegrasi pada individu.
c. Klasifikasi Ansietas
a) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari, ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkat lapang persepsinya. Ansietas ini
dapat memotivasi dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b) Ansietas Sedang
Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit perhatian lapang persepsi
individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun
berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
c) Ansietas Berat
Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus
pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada area lain.
d) Tingkat Panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan, dan terror. Hal ini rinci
terpecah dari porsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, perepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan,
jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.
3. Pohon Masalah
Defisit Nutrisi
4. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi
b. Harga Diri Rendah Situasional (D.0081) berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
c. Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan struktur/ bentuk tubuh
d. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan faktor psikologis (stress, keengganan untuk
makan)
STRATEGI PELAKSANAAN
Proses Keperawatan
1) Kondisi pasien
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa kanker
dan akan dilakukan pengangkatan payudara. Keluarga klien juga mengatakan sejak 2 hari
yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang penyakitnya.
2) Diagnosa Keperawatan : Ansietas (D.0080)
3) Tujuan Keperawatan : Setelah diajarkan teknik napas dalam, ansietas pasien Menurun
Tahap Orientasi
Perawat : Selamat pagi Nona ! Saya Suster Atirah, saya senang dipanggil Suster Tira , saya
Perawat di ruangan ini yang akan memeriksa Nn . Siapa nama Nona? Nona senang
dipanggil siapa?
Pasien : Siang Sus.. Saya Angelina, senang dipanggil Angel
Perawat : Wauu, nama yang indah sekali seperti wajah cantiknya.. Coba Nn.Angel ceritakan apa
yang Nona alami, saya akan mendengarkan dengan baik.
Pasien : Saya didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit kanker payudara, dan akan dilakukan
operasi pengangkatan payudara Sus, saya merasa sedih dengan penyakit yang saya alami.
Perawat : Oh jadi itu yang Nona rasakan.. Sekarang saya akan memeriksa Nn.Angel dulu ya.
Pasien : Iya Sus
Perawat : Permisi ini dengan orang tua dari Nn.Angel?
Keluarga : Iya Sus..
Perawat : Baik..bapak, ibu tekanan darah Nn.Angel cukup tinggi ya 130/90 mmHg dan nadi
90 x/menit. Nona juga terlihat murung, perhatian menyempit tertuju pada payudara,
tangan selalu dilipat. Nona sangat mendominasi percakapan dan bicara dengan suara
agak keras dan cepat. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan Nn.Angel
mengalami kecemasan atau ansietas.. Nah sekarang bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang keluhan anak bapak dan Ibu? di mana kita akan bercakap-cakap?, Bagaimana kalau
di sini saja?
Keluarga : Iya, disini saja Sus
Perawat : Berapa lama kita akan bercakap-cakap bapak, ibu? Bagaimana kalau 10 menit?
Keluarga : Kalau kami, berapa lamanya tergantung Suster saja.
Perawat : Baik, kita akan bercakap-cakap tentang kecemasan yang Nn.Angel alami ketika akan
menghadapi oprasi pengangkatan payudara. Tujuannya agar Nn.Angel lebih tenang dan
dapat melakukan cara untuk menurunkan kecemasan. Agar oprasi beralan dengan lancar.
Keluarga : Baik Sus,kami percayakan semua kepada Suster demi dan untuk kesembuhan anak kami.
Perawat : Iya bapak ibu.. Sebagai tenaga medis kami akan melakukan yang terbaik tapi balik lagi
semua ada ditangan Tuhan. Jadi semua kita serahakan pada Tuhan.
Keluarga : Iya Suster, terimakasih.
Perawat : Iya..
Tahap Kerja
Pertemuan :2
Perawat mendatangi pasien untuk pertemuan kedua sesuai dengan kontrak waktu
pertemuan pertama
Orientasi
Perawat : Selamat pagi Nona! masih ingat dengan saya ya?
Pasien : Pagi.. Iya Sus
Perawat : Coba Nona ceritakan apa yang dialami sejak kita terakhir bertemu beberapa hari yang
lalu? Sudah Nona praktekkan apa yang kita pelajari?
Pasien : Iya Sus saya sering praktekkan ketika merasakan cemas
Perawat : Bagus sekali Nona.. Apakah dengan teknik tersebut rasa cemasny berkurang ?
Pasien : Iya Sus, teknik tarik napas dalam menurunkan cemas namun sedikit
Perawat : Oh ternyata benar ya Nona dengan tarik napas panjang cemas Nona berkurang
Sekarang apa yang Nona rasakan?
Pasien : Takut dengan operasi yang akan dilakukan
Perawat : Baik saya akan memeriksa Nona dulu ya. oh ya tekanan darahnya normal 120/70 mmHg
dan nadi ibu 78 x/menit. Nona juga terlihat santai dan relaks . Nona mampu menjadi
pendengar yang baik. Nah sekarang bagaimana kalau kita bercakap-cakap latihan yang
kedua yaitu teknik distraksi 5 jari ya Nona. Seperti biasanya kita akan bercakap-cakap
selama 10 saja . dan tujuannya agar Nona lebih tenang dan dapat melakukan cara untuk
mengurangi kecemasan .
Tahap Kerja
Perawat : Sekarang Nona duduk yang relaxs ya dan santai sekarang tarik napas pelan-pelan
dari hidung dan keluarkan dari mulut tarik beberapa kali pelan ya Nona nah
sekarang coba Nona katupkan ibu jari dengan kelingking dan bayangkan kondisi
Nona dalam keadaan sehat ya Nona kemudian ke dua ibu jari dengan jari manis
Bayangkan Nona berada ditengah2 tengah orang yang sangat Nona sayangi dan
cintai lanjutkan Nona bayangkan ketika Nona berada di suasana atau tempat yang
sangat nyaman di tengah orang-orang yang sangat ibu cintai dan terakhir
bayangkan Nona mendapatkan pujian dari orang yang sangat Nona sayangi.
Bayangkan terus Nona sampai Nona merasa nyaman dan Bagus sekali Nona
apakah menjadi lebih nyaman dan lebih tenang ? oh bagus bapak bisa lakukan itu
setiap Nona mengalami cemas. Sudah ada beberapa cara ya Nona yaitu cara
spiritual dengan berdoa, cara fisik dengan tarik napas dalam dan psikologis
dengan distraksi tadi ya Nona sekali Nona. Nona melakukannya dengan baik.
Nona dapat lakukan ini tiga sampai lima kali sekali bila cemas muncul.
Pasien : Baik Sus
Tahap Terminasi
Perawat : Bagaimana perasaan Nona setelah kita bercakap-cakap?
Pasien : Jauh sedikit lebih tenang Sus
Perawat : Bagus Nona.. Apakah Nona sudah paham, apa yang saya jelaskan dan ajarkan?
Pasien : Iya Sus saya sudah paham.
Perawat : Baik kalau sudah paham. Karena kita sudah 10 menit bercakap-cakap saya
harus kembali keruang perawat
Pasien : Baik sus
IDENTITAS
Nama : Nn.A.M
Umur : 20 Tahun
Istri/anak/Ibu/Ayah
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Mahasiswa
a. Pasien :
Pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang di deritanya, dan klien merasa malu dengan
penyakitnya.
b. Keluarga
Ibu pasien mengatakan merasa sedih dengan apa yang terjadi kepada anaknya yang masih muda dan
belum menikah tetap mengidap kanker payudara.
Status Mental
a. Emosi
Sedih dan depresi.
b. Konsep Diri
Pasien mengatakan belum bisa menerima keadaannya yang sekarang ini. Pasien juga mengatakan
khawatir dengan masa depannya.
c. Pola Interaksi
Saat melakukan interaksi baik perawat maupun keluarga, wajah pasien sering menghadap kebawah.
Saat ditanya pasien menjawab karena pasien malu dengan penyakitnya
Hubungan Sosial : Pasien mengatakan sangat dekat dengan Ibunya. Karena Ibunya selalu
mendengarkan apapun yang pasien rasakan
Sosiol-budaya : Keluarga Pasien mengatakan pasien sangat aktif dalam mengikuti ibadah
maupun kegiatan keagamaan
Gaya Hidup : Kluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak yang selalu takut akan
Tuhan, selalu beribadah, dan berbakti pada kedua orangtuanya. Itulah mengapa
pasien tidak bisa menerima keadaan saat ini, karena gaya hidup pasien tidak
mempengaruhi kesehatannya saat ini.
Riwayat Keluarga
a. Genogram
Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Perempuan
Pengkajian Fisik
a. Riwayat Penyakit
Pasien tampak murung, saat berinteraksi wajah pasien sering menghadapa kebawah, pasien mengeluh
sulit tidur dan kehilangan nafsu makan. Pasien juga selalu bertanya tentang penyakitnya. TD : 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit
b. Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatnnya
Merokok : Pasien mengatakan tidak pernah merokok
Alkohol/obat-obatan : Pasien mengatakan tidak pernah minum alkohol dan tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.
Istirahat dan Tidur : Keluarga pasien mengatakan pasien sulit tidur dan sering menangis
pada malam hari
Nutrisi : Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
Eliminasi : Keluarga pasien mengatakan pasien BAK 2-3 x/hari. BAB 1 x/hari.
Orientasi : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang untuk berinteraksi dengan
keluarga dan pasien lain.
Tingkat Energi : Pasien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri namu pasien
tampak murung.
Analisa Data
Defisit Nutrisi
Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi
b. Harga Diri Rendah Situasional (D.0081) berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
c. Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan struktur/ bentuk tubuh
d. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan faktor psikologis (stress, keengganan untuk
makan)
Tabel Perencanaan Tindakan Keperawatan