Dosen pengampu :
Oleh :
Siti Rahmawati
P17320322047
Tingkat 2A
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KASUS
Ny. I berusia 61 tahun, agama islam, status perkawinan menikah, Alamat
Tugu Utara Rt.02/07 Cisarua, Pendidikan terakhir SD, Ruang: Kaca Piring Atas,
tanggal pengkajian 16 oktober 2023, No RM: 2023345** Penanggung jawab:
Tn. E yaitu suami klien.
Klien didiagnosa Susp Sepsis pada Pneunomia, Susp tumormediastinum,
GEA, Vertigo, Hipokalemia Prolad Uteri,CKD STAGE 5 Belum HD.
Klien tinggal Bersama suaminya dan klien memiliki 5 orang anak (tiga
anak Perempuan dan satu anak laki-laki).
Semenjak sakit aktivitas klien terbatas, klien mengatakan dulu ia sering
mengikuti pengajian rutin seminggu dua kali. Klien memiliki riwayat penyakit
yaitu: Gastritis, Hipertensi dan Kolestrol. Selama dirawat di Rumah Sakit pola
tidur klien jadi terganggu pada malam hari, klien mengatakan tidak bisa tidur
nyenyak. Klien sering merasa cemas dan takut akan penyakitnya. Pada saat di
Rawat di Rumah Sakit klien hanya tidur sebentar-sebentar karena merasa tidak
nyaman. Nafsu makan klien menurun sejak beberapa hari dan mengeluh mual.
1
2. Penyebab (faktor predisposisi dan presipitasi)
a. Faktor predisposisi :
1) Faktor psikoanalitik, Ansietas atau kecemasan adala konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu Id
dan supereg. Ego atau aku, berfungsi menengahi dalam tuntunan
dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Faktor interpersonal, Kecemasan muncul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma,
perpisahan dan kehilangan serta hal-hal yang menimbulkan
kelemahan fisik.
3) Faktor perilaku, Kecemasan merupakan perasaan frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Kajian keluarga, Kajian keluarga menunjukkan bahwa dalam
suatu keluarga gangguan kecemasan merupakan gangguan yang
biasanya ditemukan. Terdapat tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5) Kajian biologis, Menurut Kajian biologis bahwa reseptor khusus
untuk benzodiazepin terdandung dalam otak. Reseptor ini
mungkin memantau dan mengatur kecemasan.
6) Teori kognitif, Kecemasan timbul karena stimulus yang datang
tidak dapat ditanggapi dengan respon yang sesuai.
2
a. Tanda dan Gejala Mayor
1) Data Subyektif :
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
c) Sulit berkonsentrasi
2) Data Objektif :
a) Tampak gelisah
b) Tampak tagang
c) Sulit tidur
b. Tanda dan Gejala Minor
1) Data Subyektif
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palptasi
d) Merasa tidak berdaya
2) Data Objektif
a) Frekuensi napas meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Tekanan darah meningkat
d) Diaphoresis
e) Tremor
f) Muka tampak pucat
g) Suara bergetar
h) Kontak mata buruk
i) Sering berkemih
j) Beroroentasi pada masa lalu
4. Akibat
3
Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem
kekebalan tubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat
memiliki efek sebaliknya yaitu seperti depresi, gangguan pola tidur,
nyeri kronis, kehilangan minat dalam seksual, pikiran untuk bunuh diri
(Pieter, Lubis, & Lumongga, 2012).
C. POHON MASALAH
GEA, VERTIGO,HIPOKALEMIA,CKD
Adrenlin meningkat
Rasa cemas/ansietas
4
RAS meningkat
5
sesak nafas
O:
- Klien tampak mengantuk
- Kantong mata klien terlihat berwarna
hampir kehitaman
E. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas (D.0080)
2. Gangguan pola tidur (D.0055)
1) Pengertian
6
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan
dengan menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah juga
dapat menurunkan tingkat kecemasan (Smeltzer & Bare, 2002).
2) Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas
untuk mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
7
a) Pasien berbaring atau duduk bersandar (ada sandaran untuk kaki dan
bahu).
b) Lakukan latihan nafas dalam dengan manarik nafas melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut.
c) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing
untuk mengidentifikasi) daerah daerah otot yang sering tegang misalnya
dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis.
d) Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai
7detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot 20 sampai
30 detik.
e) Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,kemudian
relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya.
f) Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5 - 7detik, kemudian relakskan
20- 30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran
darah mengalir secara lancar. g) Kepalkan telapak tangan dan
kencangkan otot bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik.
Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir
secara lancar.
g) Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik,
kemudian relakskan 20-30 detik. Minta Pasien untuk merasakan
rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
h) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan
selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot.
c. Teknik 5 jari
1) Atur posisi klien senyaman mungkin Pejamkanmata dan lakukan teknik
napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali.
2) Minta pasien untuk relaks.
3) Minta pasien untuk menautkan ibu jaridengan jari telunjuk, dan minta pasiun
untuk membayangkan kondisi dirinya ketika kondisi begitusehat.
4) Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika
mendapatkan hadiah atau barang yang sangat disukai.
8
5) Tautkan ibu jari kepada jari manis, bayangkan ketika Anda berada di tempat
yang paling nyaman, tempat yangmembuat pasien merasa sangat Bahagia.
6) Tautkan ibu jari dengan jari kelingkng, bayangkan ketika anda mendapat
suatu penghargaan.
7) Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali.
8) Buka mata kembali.
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
9
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2018. (2018) standar diagnosis keperawatan indonesia
(SDKI), edisi 1, cetakan ke III (revisi). Jakarta:PPNI
10