KEPERAWATAN JIWA
“ANSIETAS”
Oleh:
NAMA : DEVI INDAH PRATIWI
NIM : 22223021
Dosen Pembimbing:
Apriyani, S. Kep., Ns., M. Kep
I. Masalah Keperawatan
Ansietas
B. Faktor Predeposisi
(Stuart & Laraia, 2014), menyatakan ansietas dapat diekspresikan secara
langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dan dikembangkan untuk
menjelaskan ansietas yaitu:
1. Faktor Psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua unsur kepribadian dari
seorang yaitu pikiran ego dan super ego. Konsep melambangkan dorongan intim
atau perasaan naluriah primitif sedangkan super ego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau fungsi
diri berfungsi mem mediasi kebutuhan dari dua unsur yang bertentangan tersebut.
2. Faktor Interpersonal
Ansietas terjadi karena adanya perasaan takut dari individu tersebut akibat
ditolak oleh hubungan internasional. Ini juga dengan trauma masa perkembangan
seperti kehilangan perpisahan. Individu dengan harga diri rendah lebih mudah
mengalami kecemasan yang parah.
3. Faktor Perilaku
Ansietas merupakan produk depresi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kajian Biologis
Penelitian rilis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik
untuk obat yang memiliki efek penenang, obat ini dapat meningkatkan efek
penghambatan terhadap neuroregulatory inhibisi asam Gamma aminobutirat
(GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan
dengan ansietas. Dapat menyertai ketidaknyaman fisik dan dapat mengurangi
kemampuan individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
C. Faktor Presipitasi
(Stuart & Laraia, 2014), faktor presipitasi tresor pencetus dapat berasal dari
sumber internal atau eksternal. Pemicu dapat dibagi menjadi dua kategori:
1. Ancaman terhadap integritas fisik termasuk cacat fisik atau menurunnya
kemampuan menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
E. Akibat
Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan dapat mengancam kehidupan seseorang. berdampak pada
kesehatan mental dan fisik, gangguan kecemasan ini juga dapat berdampak pada
kehidupan ekonomi dan sosial penderitanya (Djikoren & Hermanto, 2022).
F. Rentang Respon
Gambar: Rentang Respon Kognitif
Adaptif Maladaptif
Kurang pengetahuan
2) Pengobata
3) Aniaya
f) Hubungan sosial
1) Klien tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu atau meminta
dukungan
2) Pasien merasa berada di lingkungan yang mengancam.
8) Proses pikir
Data diperoleh dari hasil observasi ketika wawancara tentang
sirkumtansial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi samapai pada
tujuan pembicaraan). Tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi
tidak sampai pada tujuan pembicaraan). Kehilangan asosiasi
(pembicaraan tidak memiliki hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, serta klien tidak menyadarinya). Fight of ideas
(pembicaraan yang meloncat dari satu toipik ke topik lain, masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan). Blocking
(pembicaraan terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali). Perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali.
9) Isi pikir
Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri,
mengejek dan mengkritik diri sendiri.
10) Tingkat kesadaran
Data tentang bingung (tampak bingung dan kacau) dan sedasi (klien
mengatakan malu bila bertemu orang lain karena dirinya mengalami
gangguan jiwa) diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor
(gangguan motorik seperti ketakutan, gerakan yang di ulang-ulang,
anggota tubuh klien dalam sikap canggung yang dipertahankan dalam
waktu lama.
11) Memori
Klien dengan harga diri rendah, umumnya tidak terdapat gangguan pada
memorinya, baik memori jangka pendek ataupun memori jangka panjang.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau tidak mampu
mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama, karena merasa cemas.
Dan biasanya tidak mengalami gangguan dalam berhitung.
13) Kemampuan menilai
Gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan orang lain,
14) Daya tilik diri
Klien tidak tahu alasan dibawa ke Rumah Sakit dan tidak menyadari
mempunyai gangguan jiwa.
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d krisis situasional d.d pasien mengatakan merasa bingung (D.0080)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Nama Pasien :
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR TTL :
Jln. Gubernur M. Ali Amin RT/RW 20/04KM.12 No. 02 Kelurahan Alang-Alang Lebar No RM :
Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Provinsi Sumatera Selatan NIK :
Telp.(0711) 5645126 Fax.(0711) 564512 DPJP :
Website : www.rs-erba.go.id. Email : layanan@rs-erba.go.id
Rencana Keperawatan Jiwa dengan Diagnosis Ansietas No RM :
Edukasi
□ Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
□ Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
□ Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien.
□ Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat anti anxietas, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Djikoren, L., & Hermanto, Y. P. (2022). Spiritualitas Kristen dalam Menurunkan Tingkat
Kecemasan pada Penderita Ansietas. LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan
Budaya, 5(2), 82–93. https://doi.org/10.53827/lz.v5i2.88
Meliala, A. A., & Lubis, R. A. S. (2020). Hubungan Akne Vulgaris Dengan Gejala Ansietas
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
JURNAL PANDU HUSADA, 1(2), 101. https://doi.org/10.30596/jph.v1i2.4604
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Riyanto, D. (2022). Anxiety Level Of Family Of Intensive Care Units In Rumah Sakit umum
Daerah Yowari.
Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2014). Principles and practice of psychiatric nursing. 8th
edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Sutejo. (2021). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)
“ANSIETAS”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan.
Klien selalu memikirkan anaknya yang bekerja sebagai TKW di luar negeri.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal ansietas
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasaaman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
5) Menjelaskan tujuan interaksi
6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
1) Pengalihan situasi
2) Latihan relaksasi
a) Tarik nafas dalam
b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
3) Teknik 5 jari
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
C. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan
dan latihan relaksasi?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari, wah bagus sekali, jam berapa
ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu
bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang
telah kita buat.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Latihan relaksasi ini hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan atau ketegangan, masih ada cara lain dengan latihan mengerutkan dan
mengendurkan otot.” bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi,
jam berapa bu?”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi jam 10.00 selama
30 menit ya bu?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalua di ruang tamu saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok bu, wassalamualaikum wr.wb.”