Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN :

MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

A. Definisi
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu), ansietas merupakan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman. (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang tanpa objek
yang spesifik yang secara subjektif dia spesifik yang secara subjektif dialami
dan dikomuni lami dan dikomunikasikan kasikan secara interpersonal
(Suliswati, 2012).
B. Etiologi (Nurhalimah, 2016)
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis, otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine, yang membantu mengatur ansietas. Penghambat
GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis timbulnya
ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis.
1) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara antara 2 elemen kepribadian – id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan
oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan bahaya
2) Pandangan Interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas
berhubungan dengan kejadian trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi
klien,. Individu dengan harga diri rendah sangat mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat
3) Pandangan Perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap
ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk
menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil terbiasa
menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan
ansietas dalam kehidupan selanjutnya dibandingkan dengan
individu yang jarang menghadapi ketakutan dalam
kehidupannya.
c. Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
keluarga Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh
terhadap terjadinya ansietas.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau
penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan
menimbulkan gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi
sosial individu.
C. Klasifikasi
1. Kecemanan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, ansietas
ini menyebabkan individu jadi waspada dan meningkatkan lapang
persepsinya.
2. Kecemasan sedang
Memungkinkan individu berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi
individu dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang
selektif, namun dapat berfokus pada lebih banyak area. Jika diarahkan
untuk melakukannya
3. Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persespi individu
Cenderung berfokus pada sesuatu yang sudah spesifik serta tidak berfikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area
lain
4. Tingkat panik dan kecemasan berhubungan dengan terpengaruh ketakutan
dan teror, hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami
kehilangan kembali
D. Patofisologi
Sistem syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul
akibat adanya rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa
lalu dan faktor genetik. Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra,
diteruskan dan direspon oleh sistem syaraf pusat melibatkan jalur cortex
cerebri – limbic system – reticular activating system – hypothalamus yang
memberikan impuls kepada kelenjar hipofise untuk mensekresi mediator
hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal yang kemudian
memicu syaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (Owen, 2016).
E. Tanda dan Gejala
Menurut Nurhalimah (2016) ada beberapa tanda dan gejala pada ansietas,
yaitu:
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta
mudah tersinggung
2. Klien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
3. Klien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak
orang
4. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6. Adanya keluhan somatik, mis rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas,
mengalami gangguan pencernaan berkemih atau sakit kepala.

F. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2011) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan
terapi memerlukan metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial atau psikoreligius.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stres:
a. Makan makanan bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok
e. Tidak minum minuman keras/ mengandung alcohol.
2. Terapi psikofarmakalogi
Obat-obatan yang memperbaiki fungsi gangguan neurotransmiter (sinyal
penghantar saraf) disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering digunakan adalah obat anti cemas (anxiolytic),
seperti diazepam, alprazolam, clobazam dan buspirone HCl.
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan fisik (somatik) dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
a. Psikoterapi suportif
Memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar klien tidak
merasa putus asa dan memiliki keyakinan serta percaya diri
b. Psikoterapi re-edukatif
Memberikan pendidikan ulang dan koreksibila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan
c. Psikoterapi kognitif
Kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat
d. Psikoterapi psikodinamik
Menganalisa dan menguraikan proses dinamik kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor
psikososial sehingga mengalami kecemasan
e. Psikoterapi keluarga
Faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
G. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif: Faktor stress Ansietas
1. Merasa bingung.
2. Merasa khawatir dengan akibat.
3. Sulit berkonsenstrasi
(Pusat vestibuler) gejala
Data Objektif: vertigo
1. Tampak gelisah.
2. Tampak tegang.
3. Sulit tidur
Ansietas

2 Data Subjektif : Ansietas Gangguan Pola Tidur


1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
Gangguan sirkulasi
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh istirahat tidak
cukup
Gangguan pola tidur
Data Objektif :
1. Sulit tidur
2. Tampak tegang
3 Data Subjektif : Kekeliruan mengikuti anjuran Defisit Pengetahuan
-
Data Objektif :
1. Menunjukan perilaku tidak
Defisit pengetahuan
sesuai anjuran
2. Menunjukan persepsi yang
keliru terhadap masalah

4 Data Subjektif : Faktor stress Koping tidak efektif


1. Mengungkapkan tidak mampu
mengatasi masalah
Data Objektif : Ketidakpercayaan kemampuan
1. Tidak mampu memenuhi peran diri mengatasi masalah
yang diharapkan (sesuai usia)
2. Menggunakan mekanisme Koping tidak efektif
koping yang tidak sesuai
H. Ringkasan Diganostik Keperawatan

Dx Keperawatan ( 1 ) SDKI 0080 Ansietas


Definisi Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Batasan karakteristik Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Merasa bingung.
2. Merasa khawatir dengan akibat.
3. Sulit berkonsenstrasi.
Objektif
1. Tampak gelisah.
2. Tampak tegang.
3. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Mengeluh pusing.
2. Anoreksia.
3. Palpitasi.
4. Merasa tidak berdaya.
Objektif
1. Frekuensi napas meningkat.
2. Frekuensi nadi meningkat.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremos.
6. Muka tampak pucat.
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata buruk.
9. Sering berkemih.
10. Berorientasi pada masa lalu.

Pengkajian  Monitor tanda-tanda ansietas


Faktor yang berhubungan  Krisis situasional
 Kebutuhan tidak terpenuhi
 Krisis dewasa
 Ancaman terhadap konsep diri
 Ancaman terhadap kematian
 Kekhawatiran mengalami kegagalan
 Disfungsi sistem keluarga
 Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
 Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak
lahir)
 Penyalahgunaan zat
 Terpapar bahaya lingkungan (mis: toksin, polutan, dan lain-
lain)
 Kurangnya informasi
Dx Keperawatan ( 2 ) SDKI D.0055 Gangguan Pola Tidur
Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Batasan karakteristik Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur                     
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif -
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
Objektif -
Pengkajian  Indentifikasi pola aktivitas dan tidur
 Identifikasi factor penggangu tidur
Faktor yang berhubungan - Nyeri/kolik
- Hypertirodisme
- Kecemasan
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Kehamilan
- Periode pasca partum
- kondisi pasca operasi
Dx Keperawatan ( 3 ) Defisit Pengetahuan
Definisi Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Batasan karakteristik Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
-
Objektif
Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
Menunjikan presepsi yang keliru terhadap masalah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Menjalani pemeriksaan yang tepat
Menunjikan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan,
agitasi,histeria)
Pengkajian  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi tujuan dan keinginan
Faktor yang berhubungan  Menjalani pemeriksaan yang tepat
 Menunjikan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan,
agitasi,histeria)
Dx Keperawatan ( 4 ) D. 0096 Koping tidak efektif
Definisi ketidakmampuan menilai dan merespons stresor
dan/ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber yang ada
untuk mengatasi masalah
Batasan karakteristik Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah
Objektif
Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (sesuai usia)
Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
2. Kekhawatiran kronis
Objektif
 Penyalahgunaan zat
 Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginanya
sendiri
 Perilaku tidak asertif
 Partisipasi sosial kurang
Pengkajian Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang
memicu konflik
Faktor yang berhubungan  Penyalahgunaan zat
 Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginanya
sendiri
 Perilaku tidak asertif
 Partisipasi sosial kurang
I. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
tindakan keperawatan Observasi Observasi
selama 3x24 jam 1. Identifikasi saat tingkat 1. Membantu memberikan
diharapakan kecemasan ansietas berubah (mis. terapi.
menurun atau pasien dapat Kondisi, waktu, stressor). 2. Meningkatkan
tenang dengan 2. Monitor tanda-tanda ansietas pengetahuan dan koping
kriteria : (verbal dan nonverbal). pasien.
1. Menyingkirkan tanda Terapeutik Teraupetik
kecemasaan. 1. Ciptakan suasana terapeutik 1. Membantu memberikan
2. Tidak terdapat perilaku untuk menumbuhkan terapi.
gelisah kepercayaan.
3. Frekuensi napas 2. Temani pasien untuk 2. Membantu merelaksasikan

menurun mengurangi kecemasan, jika perasaan pasien.

4. Frekuensi nadi memungkinkan.


menurun 3. Pahami situasi yang
3. Memberikan rasa nyaman
5. Menurunkan stimulasi membuat ansietas dengarkan
kepada pasien.
lingkungan ketika
cemas. dengan penuh perhatian. 4. Membantu untuk
6. Menggunakan teknik 4. Gunakan pendekatan yang memberikan terapi.
relaksasi untuk tenang dan meyakinkan. 5. Membantu meningkatkan
menurunkan cemas. 5. Tempatkan barang pribadi rasa aman pasien.
7. Konsentrasi membaik yang memberikan 6. Menambah pengetahuan
8. Pola tidur membaik kenyamanan. pasien.
6. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan.
Edukasi Edukasi

1. Jelaskan prosedur, termasuk 1. Sebagai sumber koping

sensasi yang mungkin tambahan..

dialami. 2. Membantu

2. Informasikan secara faktual mengidentifikasi respon

mengenai pasien.

diagnosis,pengobatan, dan
prognosis.
3. Anjurkan keluarga untuk
bersama pasien,jika perlu.
4. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi.
5. Latih teknik relaksasi : terapi
musik klasik.
Kolaborasi
Kolaborasi
Mengurangi ansietas.
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Tindakan Dukungan tidur (I.05174)
keperawatan selama 3x24 Observasi: Observasi
jam pola tidur teratasi 1. Identifikasi pola aktivitas dan 1. untuk mengetahui pola
dengan kriteria hasil : tidur aktivitas dan tidur klien
1. Tidur meningkat 2. Identifikasi faktor pengganggu 2. untuk mengetahui faktor
2. Itirahat cukup tidur (fisik dan/psikologis) pengganggu tidur klien

meningkat 3. Identifikasi makanan dan 3. untuk mengetahui makanan


minuman yang mengganggu dan minuman yang
3. Tidur cukup dan dapat
tidur (missal kopi, teh, alkohol, mengganggu tidur yang
tidur nyenyak
makan mendekati waktu tidur, dikonsumsi oleh klien
4. Tidak gelisah
minum banyak air sebelum 4. untuk mengetahui obat tidur
tidur) yang dikonsumsi klien
4. Identifikasi obat tidur yang di
konsumsi Terapeutik
Terapeutik: 1. Menurunkan gangguan pola
1. Modifiksi lingkungan (misal tidur
pencahayaan, kebisingan, suhu, 2. Agar tidak ada gangguan
matras, dan tempat tidur) pola tidur pada malam hari
2. Batasi waktu tidur siang, jika 3. Menurunkan gangguan pola
perlu tidur
3. Fasilitasi menghilangkan stress 4. Agar memiliki jam tidur yang
sebelum tidur tetap e. menurunkan
4. Tetapkan jadwal tidur rutin gangguan pola tidur
5. Lakukan prosedur untuk 5. Agar siklus tidur terjaga
meningkatkan kenyamanan
(misal pijit, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/ atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi: Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur 1. Agar klien mengetahui
cukup selama sakit pentingnya tidur cukup
2. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur selama sakit
3. Anjurkan menghindari 2. memberikan penjelasan agar
makanan/ minuman yang klien menepati kebiasaan
mengganggu tidur waktu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat 3. memberikan penjelasan agar
tidur yang tidak mengandung klien menghindari
supresor terhadap tidur REM makanan/minuman yang

5. Ajarkan faktor-faktor yang mengganggu tidur

berkontribusi terhadap 4. Memberikan penjelasan agar

gangguan pola tidur (misal klien menggunakan obat

psikologis, gaya, hidup, tidur yang tidak mengandung

sering berubah shift bekerja) supresor

6. Ajarkan relaksasi otot 5. Agar klien mengetahui

autogenik atau cara faktorfaktor yang

nonfamakologi lainnya berkontribusi terhadap


gangguan pola tidur
6. Agar klien mengetahui cara
menurunkan gangguan pola
tidur
3 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan
keperawatan selama 1x 30
menit diharapkan tingkat Observasi Observasi
pengetahuan pasien 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui kemampuan
meningkat dengan kriteria kemampuan menerima pengetahuan
hasil: informasi Terapeutik
1. Perilaku sesuai anjuran Terapeutik 1. Perilaku sesuai anjuran
1. Sediakan materi dan media
meningkat meningkat
pendidikan Kesehatan
2. Kemampuan 2. Memudahkan klien
2. Jadwalkan pendidikan
menjelaskan
kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang Edukasi
Edukasi
suatu topik meningkat 1. Kemampuan menjelaskan
1. Jelaskan penanganan
3. Kemampuan pengetahuan tentang suatu
masalah Kesehatan
menggambarkan topik meningkat.
2. Informasikan sumber yang
pengalaman 2. Perilaku sesuai dengan
tepat yang tersedia di
sebelumnyayang sesuai perilaku yang meningkat.
masyarakat
dengan topik
3. Anjurkan menggunakan
meningkat
fasilitas kesehatan
4. Perilaku sesuia dengan
pengetahuan meingkat
5. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi
menurun
6. Presepsi yang keliru
terhadap masalah
menurun
4 Koping Tidak Efektif Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
tindakan keperawatan - Identifikasi tingkat emosi - untuk mengetahui apa yang
3x24 jam diharapkan - Identifikasi perasaan saat ini dirasakan pasien.
koping tidak efektif dapat - Identifikasi hubungan antara Terapeutik:
teratasi dengan kriteria: apa yang dirasakan dan - untuk memudahan klien
- Kemampuan memenuhi perilaku dalam mengungkapkan
peran sesuai usia perasaan dan pikirannya
meningkat serta untuk membantu
- Perilaku koping adaptif pasien dalam menetralkan
meningkat Terapeutik: emosi yang dialami.
- Orientasi realitas - Fasilitasi mengungkapkan

meningkat pengalaman emosional yang


menyakitkan Edukasi:
- fasilitasi pertimbangan untuk membantu pasien dalam
menunda perilaku dalam pemahaman tentang cara
merespon emosi yang mengekspresikan emosi dan
cara untuk mengatasi
menyakitkan
perasaan.
- fasilitasi menetralkan
kembali emosi yang
negative.
Edukasi :
- ajarkan mengekspresikan
perasaan yang asertif
- informasikan menekan
perasaan dapat
mempengaruhi hubungan
interpersonal
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. 2012.  Nursing  Nursing Diagnoses: Diagnoses: Definitions


Definitions and Classification. Classification.John, Wiley, inc. USA. Terjemahan
Sumarwati, M. dan Subekti, N.B. 2012. EGC. Jakarta.

Praptini, K.D., Sulistiowati, N.M.D., dan Suarnata, I.K. 2014. Pengaruh Relaksasi


Otot Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi di  Rumah
Singgah Singgah Kanker Denpasar  Denpasar . Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/10769/7999 Diakses Pada
Tanggal 28 Oktober 2022 Jam 13.44 WIB

Anda mungkin juga menyukai