Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KELAINAN NEUROTIK

OLEH
RAMLAH
14420202116

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam
kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana
seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Jika seseorang
tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan
yang tenang dan terhindar dari konflik. Namun apabila ia kurang mampu
beradaptasi dalam lingkungan sekitarnya, maka ia akan mengalami cemas,
stress, konflik dan mengalami tekanan batin dalam dirinya. Dan apabila
hal Ini terjadi maka seseorang tersebut akan mengalami gangguan
neurotik. Istilah neurosis diciptakan oleh seorang pakar dari Inggris,
Willian Cullen 2015.
Menurut Atkinson (2016), neurosis adalah gangguan mental di mana
individu tidak mampu mengalami gejala yang dirasakan yang
mengganggunya. Dalam teori psikoanalitik Freud, neurosis terjadi akibat
pemakaian mekanisme pertahanan untuk melawan kecemasan yang
disebabkan oleh konflik bawah sadar Dalam Ibrahim, gangguan neurisis
merupakan gangguan mental yang tidak memiliki dasar organik. Pasien
mempunyai daya tilikan (insight) serta memiliki kemampuan daya
realitanya tak terganggu, dalam arti kata bahwa individu tidak
mencampurbaurkan penghayatan penderitaan dan fantasi subjektifnya
dengan realitas luar.
Meskipun bentuk dari neurosis itu beragam dan setiap penderita
neurosis sangat unik dalam memperlihatkan simtom-simtom tertentu, tetap
beberapa ciri umum dapat ditemukan dalam semua bentuk neurosis. Ciri-
ciri umum itu adalah kecemasan, tidak dapat berfungsi sesuai kapasitas,
pola tingkah laku yang kaku, egosentrik, hipersensitif, tidak matang,
keluhan somatik, tidak bahagia, dan banyak tingkah laku yang bermotivasi
tidak sadar (Semium, 2016).
Kelainan neurotik merupakan jenis gangguan mental yang paling
ringan, individu sadar kalau bermasalah namun tidak tahu bagaimana
mengatasinya. Gangguan neurotic dalam Pedoman Diagnosa Gangguan
Jiwa (PPDGJ) adalah gangguan mental yang tidak mempunyai insight dan
hubungan dengan realitanya tidak terganggu. Maramis menerangkan
bahwa neurotic ialah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional,
karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Gejalanya yaitu
kecemeadsan yang dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai
mekanisme pertahanan psikologis dan kemudian munculah gejala-gejala
subyektif yang mengganggu
Kartono (2018) menyebutkan bahwa sebab-sebab timbulnya
gangguan neurotic, adalah,

1. Tekanan-tekanan sosial dan tekanan cultural yang sangat kuat,


yang menyebutkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan
ketegangan-ketegangan dalam batin sendiri yang kronis berat
sifatnya. Sehingga orang yang bersangkutan mengalami mental
breakdown.
2. Individu mengalami banyak frustasi, konflik-konflik
emosional dan konflik internal internal yang serius, yang sudah
dimulai sejak anak-anak
3. Individu sering tidak rasional sebab sering memakai defence
mechanism yang negative dan lemahnya pertahanan diri secara
fisik dan mental.
4. Pribadinya sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat
lemah.
Dari data diatas dapat dikatakan dan dapat diambil kesimpulan
bahwa banyak sekali contoh-contoh penyakit dari gangguan neurotic itu
sendiri, misalnya:
1. Asma
2. Migren
3. Pobia
4. Dermatiti
5. Magh
6. Insomnia.
7. OCD (Obsessive Compulsive Disorder
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui devinisi kelainan neurotik
2. Untuk mengetahui etiologi kelainan neurotik
3. Untuk mengetahui patofisiologi kelainan neurotik
4. Untuk mengetahui komplikasi kelainan neurotik
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada kelainan
neurotik
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Defenisi Kelainan Neurotik
Kelainan neurotik adalah Kelainan di mana gejalanya membuat
distres yang tidak dapat diterima oleh penderitanya. Hubungan sosial
mungkin akan sangat terpengaruh tetapi biasanya tetap dalam batas
yang dapat diterima. Kelainan ini relatif bertahan lama atau berulang
tanpa pengobatan.
Neurotik merupakan suatu penyakit mental yang lunak, dicirikan
dengan tanda-tanda: wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat –
sifat kesukarannya, konflik-konflik batin, reaksi-reaksi kecemasan,
kerusakan parsial atau sebagian pada struktur kepribadiannya,
seringkali, tetapi tidak selalu ada, disertai pobia, gangguan pencernaan,
dan tingkah laku obsesif kompulsif (Chaplin, 2020)

2. Etiologi
Penyebab timbulnya Kelainan neurotik, adalah:

1. Tekanan-tekanan menyebabkan ketakutan yang


disertai dengan kecemasan dan ketegangan-ketegangan
dalam batin sendiri yang kronis berat sifatnya. Sehingga
orang yang bersangkutan mengalami mental breakdown.
2. Individu mengalami banyak frustrasi, konflik-
konflik emosionil dan konflik internal yang serius, yang
sudah dimulai sejak kanak-kanak.
3. Individu sering tidak rasionil sebab sering memakai
defence mechanism yang negatif dan lemahnya pertahanan
diri secara fisik dan mental.
4. Pribadinya sangat labil tidak imbang dan
kemauannya sangat lemah sosial dan tekanan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab


kelainan neurotik bisa berasal dari individu itu sendiri, seperti
keterbatasan individu dalam menghadapi masalahnya, gagalnya
individu untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Penyebab
lainnya berasal dari luar individu, seperti adanya tekanan-tekanan
sosial dan tekanan kultural yang sangat kuat, adanya pengaruh
lingkungan yang buruk. Semua itu bisa menyebabkan ketakutan yang
disertai dengan kecemasan, ketegangan batin, frustrasi, konflik-konflik
emosional, individu menggunakan mekanisme pertahanan diri yang
negatif, yang bisa mengakibatkan gangguan mental. Kelainan mental
itu adalah perilaku individu yang neurotik

3. Patofisiologi
Gangguan neurotik merupakan sekelompok kondisi yang
memberi pemahaman penting tentang kecemasan yang berlebihan
disertai respons perilaku, emosional dan fisiologis. Individu yang
mengalami gangguan ansietas dapat memperlihatkan perilaku yang
tidak lazim seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan
terhadap objek atau kondisi kehidupan, melakukan tindakan berulang –
ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa yang
traumatik, atau rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau
berlebihan.
Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat,
sampai panik. Setiap tingkap menyebabkan perubahan fisiologis dan
emosional pada individu. Sisi negatif ansietas atau sisi yang
membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah
yang nyata atau potensial.

4. Manifestasi klinik / tanda & gejala

penderita neurotik menujukkan berbagai gejala, namun pada


umumnya ditunjukkan oleh adanya gambaran diri yang negatif,
cenderung merasa kurang mampu dan merasa rendah diri. Gejala
utamanya adalah kecemasan, selain itu perasaan depresi juga dapat
ditemui pada penderita neurotik, pada umumnya sering terlihat
murung. Gejala lain dari neurotik adalah individu menjadi sangat
perasa, penyesuaian diri yang salah, kesulitan konsentrasi atau dalam
mengambil keputusan. Orang yang mengalami gangguan neurotik
ditandai oleh:
1. Anxiety, sebagai simbol rasa takut, gelisah, rasa tidak aman, tidak
mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
2. Depressive Fluctuations, tanda mudah tertekan, susah, suasana hati
muram, mudah kecewa.
3. Emosional Sensitivity, sangat perasa, tidak mampu menyesuaikan
secara baik emosi dan sosialnya, labil. Mudah tersinggung dan
banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
a. Gejala Utama:
1) Afek depresif
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi, mudah lelah dan menurunnya
aktivitas.
b. Gejala Tambahan:
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan/perbuatan yang membahayakan diri atau
bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan terganggu
5. Komplikasi
 Isolasi sosial
Kehilangan orang-orang terdekat yang disebabkan
ketidakmampuan Untuk menjalani hbungan yang sehat, rasa
malu yang disebabkan Putusnya hubungan dengan masyarakat
 Bunuh diri
Melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang
mengalami Gangguan kepribadian ambang dan cluster B
 Ketergantungan pada alkoholdan obat-obatan
 Depresi
Kecemasan dan gangguan makan.untuk semua cluster
mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis
lainnya
 Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri
Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan
tindakan berbahaya ,tanpa perhitungan seperi terlibat pada seks
bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian.
 Tindakan kriminal
Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar
melakukan tindakan kriminal
 Kekerasan atau bahkan pembunuhan
Perilaku agresif pada gangguan kepribadia paranoid dan
antisosial
 Gangguan simtom
Yang dapat terjadi dikemudian hari apabila tidak mendapatkan
perawatan secara baik
6. PemeriksaanPenunjang
Kelainan neurotik umum mungkin sulit dikenali karena
gejalanya yang serupa gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan
kecemasan lainnya. Akan tetapi, biasanya gangguan-gangguan
psikologis tersebut terjadi pada kondisi yang berbeda. Untuk
mendiagnosis gangguan yang dikeluhkan, yaitu sebagai berikut :

 Melakukan pemeriksaan fisik, untuk mencari kemungkinan efek


dari obat-obatan atau kondisi medis lainnya

 Merekomendasikan tes laboratorium seperti tes darah, tes urine, tes


hormon, maupun X-ray

 Menanyakan secara rinci mengenai gejala yang dialami dan riwayat


penyakit Anda

 Menggunakan kuesioner psikologi untuk membantu menentukan


diagnosis

 Menggunakan kriteria Diagnosis and Statistic Manual of Mental


Disorders (DSM) untuk mendiagnosis gangguan ini. Pada saat ini
revisi paling terbaru adalah DSM edisi kelima (DSM-5).
7. Penatalaksanaan/ terapi Pengobatan
Tujuan dari perawatan pada klien dengan gangguan neurotik
antara lain :
1. Menurunkan atau menghilangkan gejala gangguan neurotik
2. Mengembalikan fungsi utama tubuh
3. Meminimalkan resiko relaps atau rekurens
a. Terapi Non-Farmakologi
1) Olahraga Teratur
2) Asupan Diet Berimbang
3) Hindari minum alcohol atau menggunakan narkoba dan
pengobatan yang tidak dianjurkan
4) Tidur yang cukup
5) Bersabar dan bersikap baik pada diri sendiri
6) Curhat
7) Lakukan rutinitas
8) Hindari kerja ekstra atau lembut
9) Melakukan psikoterapi
b. Terapi Farmakologi
Jenis obat Obat ini Dosis Obat lini kedua Alternatif
pertama

Gangguan Venlafaxin 75 mg/hari Benzodiazepine Hidroksizin


kecemasa Proksetin 20 mg/hari Imipramin
n umum Escitalipra 10 mg/hari Buspiron
m
Gangguan Fluoksamin 20 mg/hari Imipramin Fenelzin
kepanikan Fluoksetin 20 mg/hari Klimipramin
Alprazolam
Klonazepan
Gangguan Paroksetin 20 mg/hari Citalopram Busipron
kecemasa Seetralin 50mg/hari Escitalipram Gabapentin
n Venlafaxin 37.5/75mg/hari Fluvoxamin Fenelzim
XR Klonazepan

8. Prognosis
Kelainan neurotik menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis.
Kelainan ini dapat berlangsung seumur hidup. Terapi psikofarmaka
dan psikoterapi dapat menurunkan gejala

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
 Identifikasi pasien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat ppribadi
 Riwayat keluarga
 Pemeriksaan status mental
 Penampilan umum
 Kesadaran
 Perhatian
 Orientasi

2. Diagnosis Keperawatan
 Harga diri rendah b/d menarik diri
 Halusinasi
 Waham
3. Intervensi keperawatan (setiap intervensi sllu dilengkapi
penjelasan rasional dan bukan penjelasan tujuan)

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Harga diri Tujuan : -Dorong klien Mengkui perasaan
rendah Klien membicarakan negatif atau
mengekspresikan situasi yang masalah yang tidak
perasaan dan menimbulkan terpecahkan dapat
ketakutanny perasaan tidak membantu klien
nyaman mengatasi isu-isu
yang menjadi
klien - dorong klien perhatiannya.
mengidentifikasi untuk
dan mendiskusikan Eksplorasi diri
mendiskusikan ketakutan gagal dapat
aspek diri yang dan aspek aspek menyediakan daya
positif diri sendiri tilik terhadap area
yang dipikir pemasalahan dan
tidak diinginka mengidentifikasikan

- klien untuk Klien mungkin


membuat mempunyai
rencana spesifik
keterbatasan
untuk kemampuan untuk
mengubah menyusun strategi
perilaku mengubah perilaku
disfungsional disfungsional atau
untuk mungkin tidak
menyelesaikan mampu melihat
masalah cara-cara alternatif
untuk
menyelesaikan
masalah tanpa
bantuan
Halusinasi Bina hubungan Punya bungan
saling percaya saling percaya
dengan merupakan dasar
mengungkapkan untuk kelancaran
primnsip hubungan interaksi
komunikasi selanjutnya.
traupetik
Kontak sering tapi
Adakah kontak singkat selain
sering dan membina
singkat secara
bertahap. hubugan salinskan
halusinasig percaya,
Observasi juga
tingkah laku
klien terkait memutuskan
dengan halusinasi
halusinasinya : - Mengenali
bicara dan perilaku pada saat
tertawa tanpa halusinasi timbul
stimulus, memudahkan
memandang ke perawat dalam
kiri atau ke melakukan
kanan atau intervensi.
kedepan seolah-
olah ada teman Mengenali
bicara halusinasi
- Bantu klien memungkinkan
mengenali klien untuk
halusianasinya. menghindarjan
faktor pencetus
- Diskusikan timbulnya
dengan kliem halusinasi.
situasi yang
menilbulkan Dengan mengetahui
atau tidak waktu,isi dan
menimbulkan feekuensi
halusinasi munculnya
waktu dan halusinasi
frekuensi mempermudah
terjadinya tindakan
halusinasi (Pagi, keperawatan yang
siang, sore dan dilakukan perawat.
malam atau jika
sendiri, jengkel Untuk
atau sedih) mengidentifikasi
- Diskusikan pengaruh halusinasi
dengan klien klien.
apa yang
dirasakan jika
terjadi
halusinasi
(sedih,senang,
takut)
Waham Klien dapat Bina hubungan Hubungan saling
berkomunikasi saling percaya percaya menjadi
dengan dengan dasar interaksi
baik dan terarah. menggunakan selanjutnya dalam
TUK 1 : prinsip membina klien
Klien dapat komunikasi dalam berinteraksi
membina teraupetik. dengan baik dan
hubungan saling benar, sehingga
percaya. Jangan klien mau
membantah dan mengutarakan isi
mendukung perasaannya.
waham klien.
Meningkatkan
Yakinkan klien orientasi klien pada
dalam keadaan realita dan
aman dan meningkatkan rasa
erlindung percaya klien pada
perawat.
Observasi
apakah Suasana lingkungan
wahamnya persahabatan
mengganggu yang mendukung
aktivitas sehari- dalam
hari dan komunikasi
perawatan diri teraupetik.
klien.
Mengetahui
penyebab waham
curiga dan
intervensi
selanjutnya
yang akan
dilakukan oleh klien

4. Evaluasi (evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi kemungkinan


keberhasilan dari penerapan intervensi)
1. Klien mampu mengekspresikan perasaan dan ketakutannya
2. Mengkui perasaan negatif atau masalah yang tidak terpecahkan
Dapat membantu klien mengatasi isu-isu yang menjadi
perhatiannya.
3. Eksplorasi diri dapat menyediakan daya tilik terhadap area
Pemasalahan dan mengidentifikasikan isu-isu yang tidak
terpecahkan Dimasa lalu.

4. Klien mungkin mempunyai keterbatasan kemampuan untuk


Menyusun strategi mengubah perilaku disfungsional atau
mungkin Tidak mampu melihat cara-cara alternatif untuk
menyelesaikan Masalah tanpa bantuan

DAFTAR PUSTAKA

Akrinson. (2016). Manual diagnostik dan statistik gangguan mental.


Edisi ke-4, revisi teks. Washington, DC: Asosiasi Psikiater Amerika; 2000.
Chaplin (2020). Klasifikasi statistik internasional penyakit dan masalah kesehatan
Kartono T, Dale O, Crawford MJ. Kualitas pelayanan Kesehatan fisik pada
pasien gangguan Neurotik. Kesehatan Ment P 2016
Semiom. (2016). Gangguan neurotik : tidak disukai psikiater pasien. Br J
Psikiatri.
Willian Cullen. Apakah “ pasien yang sulit ” status berkontribusi pada
demedikalisasi
De facto? Kasus ganggua. Soc Sci Med. 2015

Anda mungkin juga menyukai