Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS

Disusun guna memenuhi tugas :


Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Ns. Siti Nurjanah M.Kep,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Ikhfani Fadila Utami
2211040110
(Kelompok 32)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Ansietas
B. Proses Terjadinya Masalah (Psikopatologis)
1. Definisi
Ansietas merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif
individu. Keduanya adalah energi dan tidak dapat diamati secara langsung.
Ansietas adalah perasaan ketakutan yang tidak memiliki penyebab yang jelas
dan tidak didukung oleh situasi, kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang
jika mengalami tekanan dan perasaan yang mendalam menyebabkan masalah
kejiwaan dan berkembangan dalam jangka panjang (Pardede, Simanjuntak &
Manulu, 2020). Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun
fisiologis individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau
reaksi atas situasi yang dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016).
Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada
rasa takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak
diketahui masalahnya (Pardede & Simangunsong, 2020)
2. Etiologi
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping yang dikembangkan untuk menjelaskan ansietas (Stuart,
2017) yaitu :
a. Faktor predisposisi :
1) Faktor psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian Id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan
superego mencermikan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
adalah mengikatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Faktor interpersonal, bahwa ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interposrnal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang meninmbulkan kelemahan spesifik.
Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
3) Faktor perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan ansietas biasanya terjadi
dalam keluraga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
1) Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiasepin, obat-obatan yang meningkatkan neuro
regulatory inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan
penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan
ansietas. Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat ansietas
pada keluarga memiliki efek nyata predisposisi ansietas. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan
kemampuan individu untuk mengatasi stressor.
b. Faktor presipitasi
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Ancaman terhadap intergritas fisik meliputi disabiltitas fisiologis
yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan
aktifitas hidup sehari-hari
2) Ancaman terhadap sistim diri dapat membahayakan identitas, harga
diri, dan fungsi social yang terintregasi pada individu
C. Tanda dan Gejala
Keluhan yang sering dotemukan pada seseorang yang mengalami ansietas
antara lain sebagai berikut (Universitas Indonesia, 2016) :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
3. Takut sendirian,takut pada keramaian, dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur dan muncul mimpi menegangkan
5. Keluhan somatic, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdengung (tiritus, berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala)
D. Data dan Masalah Keperawatan
1. Data (Subjektif dan Objektif) dan Masalah Keperawatan
Data subjektif : klien merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi dan sulit berkonsentrasi
Data Objektif : klien tampak gelisah, tegang dan sulit untuk tidur

2. Masalah keperawatan :
a. Isolasi sosial
b. Gangguan konsep diri
c. Koping individu tidak efektif
d. Ansietas
Pohon masalah :
Isolasi sosial

Gangguan konsep diri

Koping individu tidak efektif

Ansietas

Stressor

3. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


a. Perilaku
Produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata, jelek,
gelisah, melihat sekilas sesuatu pergerakan berlebihan (seperti; foot
shuffling, pergerakan lengan/tangan), ungkapan perhatian berkaitan
dengan merubah peristiwa dalam hidup, insomnia, perasaan gelisah.
b. Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, suka cita
berlebihan, nyeri dan ketidak berdayaan meningkat secara menetap,
gemertak, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri
sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
dan mencemaskan.
c. Fisiologis
Suara bergetar, gemetar/tremor tangan, bergoyang-goyang, respirasi
meningkat, kesegeraan berkemih (parasimpatis), nadi meningkat, dilasi
pupil, refleks-refleks meningkat, nyeri abdomen, gangguan tidur,
perasaan geli pada ekstrimitas, eksitasi kardiovaskuler, peluh meningkat,
wajah tegang, anoreksia, jantung berdebar-debar, diarhea, keragu-raguan
berkemih kelelahan, mulut kering, kelemahan, nadi berkurang, wajah
bergejolak, vasokontriksi supervisial, berkedutan, tekanan darah menurun
mual, keseringan berkemih, pingsan, sukar bernafas, tekanan darah
meningkat .
d. Kognitif
Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan, perhatian,
lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas, cenderung
menyalahkan orang lain, sukar berkonsentrasi, kemampuan berkurang
terhadap memecahkan masalah dan belajar serta kewaspadaan terhadap
gejala fisiologis.
e. Faktor yang berhubungan
Terpapar toksin, konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai/
tujuan hidup, hubungan kekeluargaan/keturunan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi, interpersonal-transmisi/penularan, krisis situasional, maturasi,
ancaman terhadap konsep diri, stress, penyalahgunaan zat, ancaman
terhadap atau perubahan dalam : status peran, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, lingkungan, status ekonomi

Diagnosa Keperawatan :
a. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah (Dx.
Utama)
b. Risiko mencederai orang lain/lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan
c. Harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri
E. Rencana Tindakan Keperawatan (untuk diagnosa keperawatan utama saja)
TUM : Ansietas berkurang atau hilang
TUK 1 : Subyek dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil :
Mampu mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
Intervensi :
1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsif
2. Memberikan waktu yang cukup kepada subyek untuk mengekspresikan
perasaannya.
3. Identifikasi pola prilaku subyek atau pendekatan yang dapat menimbulkan
perasaan negatiF.
4. Bersama subyek mengenal perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan
berkembang.

TUK 2 : Subyek dapat mengenali ansietas

Kriteria hasil :

Mengetahui tanda dan gejala ansietas

Intervensi :

a. Membantu subyek untuk dapat mengidentifikasi dan mengurangi


perasaannya
b. Hubungkan perilaku dan perasannya
c. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap subyek
d. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik
e. Gunakan konsultasi untuk membantu subyek mengungkapkan perasannya

TUK 3 : Subyek dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembangan


ansietas

Kriteria hasil :

Mengetahui tingkat ansietas

Intervensi :

a. Bantu subyek menjalankan situasi dan interaksi yang dapat segera


menimbulkan ansietas.
b. Bersama subyek meninjau kembali penilaian subyek terhadap stressor yang
dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik
c. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu
relevan.

TUK 4 : Subyek dapat menggunakan mekanisme koping


Kriteria hasil :
Mampu mengatasi ansietas
Intervensi :
a. Gali cara subyek mengurangi kecemasan dimasa lalu
b. Tunjukkan akibat maladaptif dan destruktif
c. Dorong subyek untuk menggunakan respon koping adaptif yang dimilikinya
d. Bantu subyek untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan menggunakan koping yang baru.
e. Melatih subyek dengan menggunakan kecemasan sedang.
f. Berikan aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya.
g. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan social
dalam membantu subyek menggunakan koping adaptif yang baru.

TUK 5 : Subyek dapat menggunakan terapi menulis ekspresif dalam


pengungkapan diri

Kriteria hasil :

Mampu menerapkan pemberian terapi menulis ekspresif dalam mengatasi


ansietas.

Intervensi :

a. Ajarkan subyek terapi menulis ekspresif untuk mengatasi ansietas


b. Dorong subyek untuk menggunakan terapi menulis ekspresif untuk
mengatasi ansietas.
Referensi

Damanik, R. K., Amidos Pardede, J., & Warman Manalu, L. (2020). Terapi Kognitif
TerhadapKemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi Sosial.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan,11(2),226.

Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Pardede, J. & Simangunsong, M. (2020).Family Support with the Level of Children


Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 223–
234.

Riyadi, T dan Purwanto, T. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Stuart, G.W, 2016, Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart Buku 2 : Edisi
Indonesia, Elseiver, Singapore

Anda mungkin juga menyukai