Disusun oleh :
202114102
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Ansietas
1. Definisi
Ansietas merupakan respon tubuh terhadap peristiwa yang terjadi, dimana
respon tubuh tersebut lebih bersifat negatif sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan bagi klien (Zaini, 2019).
Ansietas adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (Wahyuni, 2018).
Ansietas merupakan suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi cemas,
rasa takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam yang
menimbulkan ketidaknyamanan (Adabiyah, 2020).
Ansietas adalah perasaan ketakutan yang tidak memiliki penyebab yang jelas
dan tidak didukung oleh situasi, kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika
mengalami tekanan dan perasaan yang mendalam menyebabkan masalah kejiwaan
dan berkembangan dalam jangka panjang (Pardede, Simanjuntak & Manulu,
2020).
2. Diagnosa Medik Terkait
a. Penyakit kardiovaskuler: hipertensi, infark miokardium, anemia
b. Penyakit pulmonum: asma, TBC, emboli paru, hiperventilas
c. Penyakit neurologis, penyakit serebrovaskular, epilepsi, tumor
d. Penyakit endokrin: DM, hipertroidisme, hipoglikemi, putus obat,
gangguan menopause, intoksikasi obat
3. Penyebab/Etiologi Masalah Utama
Menurut Stuart dan Suddent (2017) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan terjadinya ansietas, diantaranya:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya
dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen
kepribadian-id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang
yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku
berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
3) Faktor interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan
penolakan interpersonal.Ansietas berhubungan dengan kejadian
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun
orang yang berarti bagi pasien. Individu dengan harga diri rendah
sangat mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
4) Faktor perilaku
Ansietas merupakan produkk frutasi yaitu segala sesuatu yang
menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai dorongan
belajar dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Individu yang
sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya dibandingkan
dengan individu yang jarang menghadapi ketakutan dalam
kehidupaannya.
5) Faktor keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam
keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan
ansietas dengan depresi.
6) Faktor sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalamm keluarga. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.
b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokan dalam dua kategori:
1. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau
penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga mengganggu
individu untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan
menimbulkan gangguan terhadap identitas diri, harga diri, dan fungsi
sosial individu.
Perilaku Subyektif Klien mengatakan susah tidur, klien mengatakan resah, klien
mengatakan banyak pikiran
Afektif Subyektif Klien mengatakan rasa penyesalan, klien mengatakan takut pada
sesuatu, klien mengatakan tidak mampu melakukan sesuatu
Fisiologi Subyektif -
Kognitif Subyektif Klien mengatakan bingung, klien sering mengatakan lupa, klien
sering menanyakan pertanyaan yang sama
5. Pohon Masalah
Harga diri rendah (Effect)
7. Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan Ansietas sesuai SAK
a. Tindakan keperawatan SP 1:
- Menyebutkan penyebab ansietas
- Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas
- Menyebutkan perilaku terkait ansietas
- Melakukan teknik pengalihan situasi (social)
b. Tindakan keperawatan SP 2:
- Melakukan latihan relaksasi nafas dalam dan melakukan teknik relaksasi
otot
c. Tindakan keperawatan SP 3:
- Melakukan hipnotis diri dengan teknik lima jari (emosi)
d. Tindakan keperawatan SP 4:
- Melakukan pendekatan spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Adabiyah, S. 2020. Asuhan keperawatan jiwa pada Tn. S dengan masalah psikososial ansietas
di desa sumberjati wilayah kerja puskesmas silo 1 Jember. Skripsi. UMJ
Zaini, M. 2019. Keperawatan Kesehatan Jiwa: Pendekatan Teori dan praktik keperawatan
jiwa. Jember: pustaka abadi
Pardede, J. A. Simanjuntak, G. V. Manulu, B. 2020. Penurunan tingkat kecemasan pada
pasien HIV/AIDS melalui terapi hipnotis lima jari. Coping: Community of publishing in
nursing, 8, 85-90.
Wahyuni, A. S. 2018. Analisis faktor kecemasan terhadap tingkat kecemasan pasien pre
operasi hernia di rumah sakit. Jurnal keperawatan jiwa (JKJ): Persatuan perawat nasional
Indonesia, 9(3), 613-620
Sundden, S. J. 2017. Buku saku keperawatan jiwa (5th ed). Jakarta: EGC
Herdman, T. H, & Kamitsuru, S. 2018. Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2015-
2018 Edisi 10. Jakarta: EGC