G. Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang).
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam normal saline, atau air Terapi ini dapat menurunkan
rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
II. RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NYAMAN
dan NYERI
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan , kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
klien mencakup semua factor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadi penyakit dan cedera
yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi / bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga menggangu rasa nyaman klien.
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko
terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
2. Pemeriksaan fisik : data focus
a. Ekspresi wajah
1) Penutup mata rapat rapat
2) Membuka mata lebar lebar
3) Mengigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Eksremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
3. Pemeriksaan penunjang
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagaian perut.
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ yang abnormal yang dapat
menggangu rasa nyaman klien.
B. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Nyeri akut (D.0077).
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan higga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Batasan karakteristik
Mayor :
1) Subjektif : Mengeluh nyeri
2) Objektif : Tampak meringis
Minor :
1) Subektif : -
2) Objektif : Tekanan darah meningkat
c. Faktor yang berhubungan
1) Agen pencedera fisiologis ( mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen penecedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik ( mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Intervensi Keperawatan
Rasional
(SIKI)
Observasi
1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi respons nyeri
non verbal.
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri.
2. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu.
Intervensi Keperawatan
Rasional
(SIKI)
Observasi :
4. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
5. Identifikasi skala nyeri.
6. Identifikasi respons
nyeri non verbal.
Terapeutik
2. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
3. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu.
D. Implepmepntasi
Implementasi adalah tahapan selanjutnya setelah penyusunan intervensi.
Implementasi merupakan tahapan pelaksanaan dari intervensi yang telah disusun.
Dalam implementasi ada kemungkinan tidak semua intervensi yang direncanakan bisa
dilakukan. Jadi di dalam pendokumentasian, implementasi hanya intervensi yang
telah berhasil dilakukan saja yang didokumentasikan. Pada implementasi juga
disebutkan secara jelas terapi yang diberikan kepada pasien beserta dosisnya.
Misalkan pada pasien hipertermia. Pada intervensi direncanakan akan diberikan
kompres dan kolborasi pemberian anti piretik. Maka di implementasi dituliskan:
“diberikan kompres pada area dada, lipatan ketiak, dan lipatan paha serta pemberian
obat parasetamol dengan dosis tertentu.”
E. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi.
Evaluasi terdiri dari SOAP yaitu Subjective Data, Objective Data, Analisis, dan
Planning, yakni:
S berisi informasi tentang keluhan pasien saat dilakukan evaluasi.
O berisi data hasil pemeriksaan fisik ketika dilakukan evaluasi.
A berisi kesimpulan apakah masalah teratasi atau masalah teratasi sebagian atau
masalah belum teratasi.
P merupakan planning atau perencanaan setelah melihat hasil analisis data.
Planning dapat berupa intervensi dilanjutkan, intervensi dihentikan, atau
intervensi dimodifikasi.
Evaluasi dilakukan setiap shift jaga perawat, jadi dalam satu hari akan ada tiga
kali evaluasi. Hasil evaluasi pasien akan disampaikan saat timbang terima yang
dilakukan di tiap pergantian shift jaga.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Kperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,