Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANSIETAS

Di susun Oleh :

Kelompok 2

Atirah Mopoliu
Risintiawati Bawinto
Weinjely Ponamon
Angelina Mokodongan
Novelanda Malendes
Esther Natalia Mangowal

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI DIII KEPERAWATAN 2021

LAPORAN PENDAHULUAN
Kasus Fiktif
Ny. N 20 tahun salah satu mahasiswi Poltekkes Kemenkes Manado. Pasien akan dilakukan operasi
pengangkatan payudara kiri karena kanker. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak murung,
tidak mau makan apa yang di sajikan. Menurut orang tua pasien sejak di diagnosa kanker dan akan
dilakukan pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai pembicaraan
dan bila menjawab hanya seperlunya. Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang
lalu dan sering menangis pada malam hari. Padahal selama ini pasien merupakan anak yang ceria dan
banyak bercerita tentang aktivitasnya di kampus. Hasil pemeriksaan didapatkan data 130/90 mmHg,
Nadi 90 x/menit. Pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang
penyakitnya. Fokus pertanyaan hanya berkisar kepada bagaimana operasi pengangkatan payudara.

1. Keluhan Utama
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa
kanker dan akan dilakukan pengangkatan payudara. Keluarga klien juga mengatakan
sejak 2 hari yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD
130/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang
penyakitnya.

2. Proses Terjadnya Masalah


Berbagai teori yang telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengetahui dari penyebab ansietas,
menurut Stuart & Sundeen (2013) menjelaskan ansietas disebabkan oleh :
a. Faktor predisposisi
a) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian : id dan superego. Id mewakili dorongan instring dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego
atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan
fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya.

b) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap


ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan
tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami ansietas yang
berat.
c) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli
teori perilaku lain menganggap ansietas sebagai suatu dorongan yang dipelajari
berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Ahli teori
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa sejak kecil dihadapkan pada
ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya. Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua
kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara
konflik dan ansietas : konflik menimbulkan ansietas, dan ansietas menimbulkan perasaan
tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.

d) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga.
Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.
e) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-
aminobutirat (GABA) yang berperan dalam mekanisme biologis yang berhubungan
dengan ansietas.

b. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stresor pencetus dapat
dikelompokkan dalam dua kategori :
a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi
sosial yang terintegrasi pada individu.

c. Klasifikasi Ansietas
a) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari, ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkat lapang persepsinya. Ansietas ini
dapat memotivasi dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b) Ansietas Sedang
Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit perhatian lapang persepsi
individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun
berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
c) Ansietas Berat
Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus
pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada area lain.
d) Tingkat Panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan, dan terror. Hal ini rinci
terpecah dari porsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, perepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan,
jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

3. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah Situasional

Gangguan Citra Tubuh

Perubahan struktur/bentuk tubuh


Ansietas

Bentuk mamae tidak simetris Kurang terpapar informasi

Defisit Nutrisi

Faktor psikologis (mis, stress keengganan untuk makan)

Gambar 1. Pohon masalah pasien pada pasien Ansietas

4. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi
b. Harga Diri Rendah Situasional (D.0081) berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
c. Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan struktur/ bentuk tubuh
d. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan faktor psikologis (stress, keengganan untuk
makan)

STRATEGI PELAKSANAAN

Nama : Risintiawati Bawinto


Nim : 711440119083
Nama Pasien : Nn.N.M
Hari/tgl : Senin, 09 Agustus 2021
Pertemuan :1

Proses Keperawatan
1) Kondisi pasien
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa kanker
dan akan dilakukan pengangkatan payudara. Keluarga klien juga mengatakan sejak 2 hari
yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang penyakitnya.
2) Diagnosa Keperawatan : Ansietas (D.0080)
3) Tujuan Keperawatan : Setelah diajarkan teknik napas dalam, ansietas pasien Menurun

Senin, 09 Agustus di Rs Prof Kandou Malalayang di ruangan Irina A ada pemeriksaan


pasien yang menderita penyakit kanker payudara. Dikarenakan pasien mengalami kecemasan
dengan penyakit yang dideritanya maka , perawat mendatangi pasien tersebut.

Tahap Orientasi

Perawat : Selamat pagi Nona ! Saya Suster Risintiawati, saya senang dipanggil Suster Tia, saya
Perawat di ruangan ini yang akan memeriksa Nn . Siapa nama Nona? Nona senang
dipanggil siapa?
Pasien : Siang Sus.. Saya Novelanda, senang dipanggil Novela
Perawat : Wauu, nama yang indah sekali seperti wajah cantiknya.. Coba Nn.Novela ceritakan apa
yang Nona alami, saya akan mendengarkan dengan baik.
Pasien : Saya didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit kanker payudara, dan akan dilakukan
operasi pengangkatan payudara Sus, saya merasa sedih dengan penyakit yang saya alami.
Perawat : Oh jadi itu yang Nona rasakan.. Sekarang saya akan memeriksa Nn.Novela dulu ya.
Pasien : Iya Sus
Perawat : Permisi ini dengan orang tua dari Nn.Novela?
Keluarga : Iya Sus..
Perawat : Baik..bapak, ibu tekanan darah Nn.Novela cukup tinggi ya 130/90 mmHg dan nadi
90 x/menit. Nona juga terlihat murung, perhatian menyempit tertuju pada payudara,
tangan selalu dilipat. Nona sangat mendominasi percakapan dan bicara dengan suara
agak keras dan cepat. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan Nn.Novela
mengalami kecemasan atau ansietas.. Nah sekarang bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang keluhan anak bapak dan Ibu? di mana kita akan bercakap-cakap?, Bagaimana kalau
di sini saja?
Keluarga : Iya, disini saja Sus
Perawat : Berapa lama kita akan bercakap-cakap bapak, ibu? Bagaimana kalau 10 menit?
Keluarga : Kalau kami, berapa lamanya tergantung Suster saja.
Perawat : Baik, kita akan bercakap-cakap tentang kecemasan yang Nn.Novela alami ketika akan
menghadapi oprasi pengangkatan payudara. Tujuannya agar Nn.Novela lebih tenang dan
dapat melakukan cara untuk menurunkan kecemasan. Agar oprasi beralan dengan lancar.
Keluarga : Baik Sus,kami percayakan semua kepada Suster demi dan untuk kesembuhan anak kami.
Perawat : Iya bapak ibu.. Sebagai tenaga medis kami akan melakukan yang terbaik tapi balik lagi
semua ada ditangan Tuhan. Jadi semua kita serahakan pada Tuhan.
Keluarga : Iya Suster, terimakasih.
Perawat : Iya..

Tahap Kerja

Perawat : Apa yang biasa Nn.Novela lakukan ketika cemas?


Pasien : Biasanya sih saya curhat ke orang tua apa yang saya rasakan dan juga saya berdoa
Sus
Perawat : Bagus sekali. apakah dengan curhat dan berdoa Nona menjadi lebih
tenang?
Pasien : yaa, sedikit lebih tenang
Perawat : Oh bagus, Nona bisa lakukan itu setiap Nona mengalami cemas. Selain curhat dan
berdoa ada beberapa cara lagi untuk menurunkan cemas yaitu cara fisik, sosial
serta psikologis. Kali ini saya akan ajarkan Nona secara fisik yaitu tarik napas
dalam. Begini caranya Nona saya peragakan ya?
Pasien : Iya Sus
Perawat : Tarik napas dalam-dalam melalui hitung tahan sebentar pada hitungan ketiga
Nona buang napas pelan-pelan melalui hidung. Seperti saya ini. Sekarang coba
Nona lakukan.
Pasien : (memperagakan tarik napas dalam)
Perawat : Bagus sekali Nona, lakukan dengan baik. Nona dapat lakukan ini tiga sampai lima
kali sekali bila cemas muncul.
Pasien : Iya Sus

Tahap Terminasi

Perawat : Bagaimana perasaan Nona setelah kita bercakap-cakap?


Pasien : Saya merasa sedikit lebih tenang Sus
Perawat : Bagus Nona. Coba sekarang bapak, ibu jelaskan kembali pada saya tanda-tanda jika
sedang cemas, apa yang dapat dilakukan ketika cemas ?
Keluarga : Ketakutan, merasa seperti tidak berdaya. Dan yang akan dilakukan adalah
Teknik napas dalam
Perawat : Bagus ibu sudah paham. Baik, waktu kita sudah 10 menit
bercakap-cakap

(kontrak waktu yang akan datang)


Perawat : 1 minggu lagi Nona akan dilakukan tindakan operasi, diminggu yang berjalan ini
saya akan datang mengontrol keadaan Nona lagi, kita akan belajar latihan yang
kedua yakni teknik distraksi 5 jari untuk
menurunkan kecemasan. Bagaimana kita bertemu yaitu jam 08.00 s/d 14.00,
di ruangan ini ?
Paseien :Iya Sus
Perawat : Jangan lupa untuk latihan napas dalam ya Nona dan untuk mengingatkan Nona
untuk latihan, akan saya buatkan jadwal pada kertas ini.
Pasien : Iya Sus terimaksih
Perawat : Baik Nona saya harus merawat pasien yang lain Selamat siang
Pasien : Siang Sus

Pertemuan :2
Perawat mendatangi pasien untuk pertemuan kedua sesuai dengan kontrak waktu
pertemuan pertama

Orientasi
Perawat : Selamat pagi Nona! masih ingat dengan saya ya?
Pasien : Pagi.. Iya Sus
Perawat : Coba Nona ceritakan apa yang dialami sejak kita terakhir bertemu beberapa hari yang
lalu? Sudah Nona praktekkan apa yang kita pelajari?
Pasien : Iya Sus saya sering praktekkan ketika merasakan cemas
Perawat : Bagus sekali Nona.. Apakah dengan teknik tersebut rasa cemasny berkurang ?
Pasien : Iya Sus, teknik tarik napas dalam menurunkan cemas namun sedikit
Perawat : Oh ternyata benar ya Nona dengan tarik napas panjang cemas Nona berkurang
Sekarang apa yang Nona rasakan?
Pasien : Takut dengan operasi yang akan dilakukan
Perawat : Baik saya akan memeriksa Nona dulu ya. oh ya tekanan darahnya normal 120/70 mmHg
dan nadi ibu 78 x/menit. Nona juga terlihat santai dan relaks . Nona mampu menjadi
pendengar yang baik. Nah sekarang bagaimana kalau kita bercakap-cakap latihan yang
kedua yaitu teknik distraksi 5 jari ya Nona. Seperti biasanya kita akan bercakap-cakap
selama 10 saja . dan tujuannya agar Nona lebih tenang dan dapat melakukan cara untuk
mengurangi kecemasan .

Tahap Kerja
Perawat : Sekarang Nona duduk yang relaxs ya dan santai sekarang tarik napas pelan-pelan
dari hidung dan keluarkan dari mulut tarik beberapa kali pelan ya Nona nah
sekarang coba Nona katupkan ibu jari dengan kelingking dan bayangkan kondisi
Nona dalam keadaan sehat ya Nona kemudian ke dua ibu jari dengan jari manis
Bayangkan Nona berada ditengah2 tengah orang yang sangat Nona sayangi dan
cintai lanjutkan Nona bayangkan ketika Nona berada di suasana atau tempat yang
sangat nyaman di tengah orang-orang yang sangat ibu cintai dan terakhir
bayangkan Nona mendapatkan pujian dari orang yang sangat Nona sayangi.
Bayangkan terus Nona sampai Nona merasa nyaman dan Bagus sekali Nona
apakah menjadi lebih nyaman dan lebih tenang ? oh bagus bapak bisa lakukan itu
setiap Nona mengalami cemas. Sudah ada beberapa cara ya Nona yaitu cara
spiritual dengan berdoa, cara fisik dengan tarik napas dalam dan psikologis
dengan distraksi tadi ya Nona sekali Nona. Nona melakukannya dengan baik.
Nona dapat lakukan ini tiga sampai lima kali sekali bila cemas muncul.
Pasien : Baik Sus

Tahap Terminasi
Perawat : Bagaimana perasaan Nona setelah kita bercakap-cakap?
Pasien : Jauh sedikit lebih tenang Sus
Perawat : Bagus Nona.. Apakah Nona sudah paham, apa yang saya jelaskan dan ajarkan?
Pasien : Iya Sus saya sudah paham.
Perawat : Baik kalau sudah paham. Karena kita sudah 10 menit bercakap-cakap saya
harus kembali keruang perawat
Pasien : Baik sus

(kontrak waktu yang akan datang)

Perawat : Nn.Novela jam 14.00 saya akan datang diruangan ini lagi, kita belajar cara minum obat yang
akan mengurangi rasa cemas sesuai anjuran dan resep dari dokter, agar Nn bisa tenang dan tidur dengan
nyenyak.

Pasien : Iya baik sus

Perawat :“Jangan lupa yaa selalu lakukan latihan napas dalam dan distraksi 5 jari yang sudah diajarkan”

Pasien : Iya suster, akan saya lakukan

Perawat :“Baik Nn, kalau begitu saya permisi dulu untuk merawat pasien yang lain. Selamat pagi”

pasien : Iya sus,, pagi

Pertemuan ke-3

Jam 14.00 Perawat Atirah kembali keruangan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati tadi
Tahap Orientasi

Perawat : “Selamat siang Nn.Novela”

Pasien : siang sus

Perawat : “Apa Nn masih ingat saya?”

Pasien : “Pasien : ingat sekali suster”

Perawat : “Coba Nn apa yang sudah kita pelajari untuk menurunkan rasa cemas?”

Pasien : “Pasien : relaksasi nafas dalam dan distraksi 5 jari”

Perawat : “Wah benar sekali. Apakah Nn sudah mempraktekkan teknik-teknik yang kita pelajari
sebelumnya?”

Pasien : “Pasien : iya sus”(sambil melakukan teknik napas dalam dan teknik distraksi 5 jari)

Perawat : “Bagus sekali Nn, apakah menurut Nn teknik ini bisa mengurangi rasa cemas Nn?”

Pasien : “Pasien : iya sedikit membaik”

Perawat : “Oh ternyata benar yaa Nn teknik-teknik itu bisa mengurangi rasa cemas Nn”

pasien : Iya sus

Perawat : “Nah sekarang kita masuk latihan yang ke 3 yaitu pemberian obat sesuai anjuran dan resep
dari dokter”

Pasien : Kalo boleh tau tujuan dari obat tersebut apa ya ?

Perawat : “Seperti yang sudah saya jelaskan pagi tadi, dimana obat ini tujuannya untuk mengurangi
rasa cemas” Bagaimana Nn apakah Nn bersedia?

Pasien : Oh begitu , baik sus saya bersedia

Perawat : “ Bagaimana kalau latihan minum obat kita laukuakn disini saja? Waktunya 10 menitan” Bisa
Nn?”

Pasien : Iya bisa sus

Tahap Kerja

Perawat : “Sekarang Nn duduk relaks dan santai saja. Jangan panik yaa.Sekarang kita akan membicarakan
tentang pengobatan yang akan Nn minum untuk menurunkan rasa cemas.

Pasien : iya baik sus (sambil memberikan senyuman ke perawat)

Perawat : Apa benar ini Nn.Novela?” (sambil memeriksa gelang identitas pasien, untuk memastikan benar
pasien)

Pasien :
Perawat : “Ini obat yang diberikan oleh dokter, yang akan Nn minum namanya diazepam bentuknya
tablet warna putih(sambil menunjukkan obat ke pasien) dosisnya 2mg diminum 3x sehari. Cara
meminumnya melalui mulut, saya sudah menyiapkan 1 gelas air putih dan obat ini diminum setelah
makan”

Pasien : Sus kalo boleh tau efek dari obat tersebut apa ya?

Perawat :Jadi efek samping dari obat ini, Nn akan merasa ngantuk, tidak konsentrasi dan badan Nn akan
merasa lemah. Apakah penjelasan saya sudah jelas dan bisa dipahami?”

Pasien : Ok sus saya mengert

Perawat : “(perawat memberikan gelas berisi air dan memperhatikan pasien meminum obat yang
diberikannya)” Bisa Nn membuka mulut Nn?

Pasien : Iya baik sus

Perawat : “Saya ingatkan kembali, pada jam 21.30 untuk meminum obat lagi yaa”

Pasien : Ok sus

Perawat : “Baik Nn, sudah ada beberapa cara untuk mengatasi rasa cemas Nn yaitu spiritual dengan
berdoa, fisik dengan tarik napas panjang dan psikologis dengan distraksi 5 jari dan minum obat sesuai
anjuran dari dokter. Semua Nn lakukan dengan baik”

Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaiamana perasaan Nn setelah minum obat?”

Pasien : “Sudah sedikit tenang sus”

Perawat : “Baikk, bisa Nn jelaskan kembali apa saja tanda-tanda jika Nn cemas dan apa yang akan
dlakukan ketika cemas?”

Pasien : “takut, rasa tidak berdaya dan sulit tidur sus. Jika saya cemas saya akan melakukan teknik napas
dalam teknik distraksi 5 jari dan minum obat 3x/hari.:

Perawat : “Iya benar sekali. Karena kita sudah 10 bercakap-cakap. Saya permisi dulu yaa, saya harus
merawat pasien yang lain. Selamat siang”

Pasien : “Iya, Baik sus terimakasih selamat siang”

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

IDENTITAS
Nama : Nn.N.M

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Orang yang berarti suami/ : Ibu

Istri/anak/Ibu/Ayah

Pekerjaan : Mahasiswa

Pendidikan : Mahasiswa

Tanggal Masuk : Minggu, 08 Agustus 2021

Tanggal pengkajian : Senin, 09 Agustus 2021

Diagnosa Medis : Ca Mamae

Persepsi dan Harapan

a. Pasien :
Pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang di deritanya, dan klien merasa malu dengan
penyakitnya.
b. Keluarga
Ibu pasien mengatakan merasa sedih dengan apa yang terjadi kepada anaknya yang masih muda dan
belum menikah tetap mengidap kanker payudara.

Status Mental

a. Emosi
Sedih dan depresi.
b. Konsep Diri
Pasien mengatakan belum bisa menerima keadaannya yang sekarang ini. Pasien juga mengatakan
khawatir dengan masa depannya.
c. Pola Interaksi
Saat melakukan interaksi baik perawat maupun keluarga, wajah pasien sering menghadap kebawah.
Saat ditanya pasien menjawab karena pasien malu dengan penyakitnya

Latar Belakang Status Sosial Budaya

Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa

Hubungan Sosial : Pasien mengatakan sangat dekat dengan Ibunya. Karena Ibunya selalu
mendengarkan apapun yang pasien rasakan
Sosiol-budaya : Keluarga Pasien mengatakan pasien sangat aktif dalam mengikuti ibadah
maupun kegiatan keagamaan

Gaya Hidup : Kluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak yang selalu takut akan
Tuhan, selalu beribadah, dan berbakti pada kedua orangtuanya. Itulah mengapa
pasien tidak bisa menerima keadaan saat ini, karena gaya hidup pasien tidak
mempengaruhi kesehatannya saat ini.

Riwayat Keluarga

a. Genogram

Keterangan :

: Klien

: Laki-laki

: Perempuan

b. Masalah Keluarga dan Krisis


Keluarga klien mengatakan cemas karena salah satu anggota keluarga sakit. Keluarga pasien
mengatakan akan selalu memberikan dukungan kepada anaknya.
c. Interaksi dalam Keluarga
Keluarga pasien mengatakan sulit untuk mengajak berinteraksi dengan pasiem, karena pasien
menolak untuk diajak berbicara.
Pengkajian Fisik
a. Riwayat Penyakit
Pasien tampak murung, saat berinteraksi wajah pasien sering menghadapa kebawah, pasien mengeluh
sulit tidur dan kehilangan nafsu makan. Pasien juga selalu bertanya tentang penyakitnya. TD : 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit
b. Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatnnya
Merokok : Pasien mengatakan tidak pernah merokok
Alkohol/obat-obatan : Pasien mengatakan tidak pernah minum alkohol dan tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.
Istirahat dan Tidur : Keluarga pasien mengatakan pasien sulit tidur dan sering menangis
pada malam hari
Nutrisi : Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
Eliminasi : Keluarga pasien mengatakan pasien BAK 2-3 x/hari. BAB 1 x/hari.
Orientasi : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang untuk berinteraksi dengan
keluarga dan pasien lain.
Tingkat Energi : Pasien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri namu pasien
tampak murung.

Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1. DS : Harga Diri Rendah Perubahan pada citra tubuh
Pasien mengatakan malu dengan Situasonal (D.0087)
penyakitnya
DO:
Pasien tampak murung dan menolak
berinteraksi dengan keluarganya.
2. DS : Gangguan Citra Tubuh Gangguan psikososial
Pasien selalu bertanya tentang operasi (D.0083)
pengangkatan payudara.
DO :
Pasien tampak murung dan menolak
berinteraksi dengan keluarganya.
3. DS : Ansietas (0080) Kurang terpapar informasi
Pasien mengatakan khawatir dengan
penyakit yang dialaminya saat ini.
keluarga pasien juga mengatakan pasien
sering menangis pada malam hari.
DO :
Pasien tampak tegang dan sulit tidur.
4. DS : Defisit Nutrisi (D.0019) Faktor psikologis (mis,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan stress, keenggganan untuk
DO : makan)
Makanan yang disajikan tidak dimakan.
Pohon Masalah

Harga Diri Rendah Situasional

Gangguan Citra Tubuh

Perubahan struktur/bentuk tubuh


Ansietas

Bentuk mamae tidak simetris Kurang terpapar informasi

Defisit Nutrisi

Faktor psikologis (mis, stress keengganan untuk makan)

Gambar 1. Pohon masalah pasien pada pasien Ansietas

Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi
b. Harga Diri Rendah Situasional (D.0081) berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
c. Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan struktur/ bentuk tubuh
d. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan faktor psikologis (stress, keengganan untuk
makan)

Tabel Perencanaan Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tindakan Keperawatan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
1 Ansietas Ansietas S: - Pasien mengatakan dengan tarik Observasi:
(D.0080) menurun napas panjang lebih tenang - Identifikasi tingkat ansietas
berhubungan O: - Klien tampak - Monitor tanda-tanda ansietas
dengan tenang Terapeutik:
kurang - TD: 120/80 - Ciptakan suasana terapeutik untuk
terpapar mmHg
informasi menumbuhkan kepercayaan
- N: - Pahami situasi yang membuat
80x/menit
ansietas
- R:
22x/menit Edukasi:
- Jelaskan prosedur termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Anjurkan keluarga untuk terus
bersama pasien
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
2. Harga Diri Harga diri S: Pasien mengatakan sudah dapat Observasi:
Rendah meningkat menerima penyakit yang - Identifikasi harapan untuk
Situasional dialaminya dan tidak malu lagi mengendalikan perilaku
(D.0081) Terapeutik:
O: - Klien tampak berkonsentrasi
berhubungan
- Klien tampak lebih percaya diri - Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
dengan
- Klien tampak lebih banyak kemampuan
perubahan
pada citra melakukan aktivitas - Bicara dengan nada rendah dan
tubuh tenang
- Lakukan kegiatan pengalihan
terhadap sumber agitasi
- Berikan penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan perilaku
Edukasi:
- Informasikan keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif
3. Gangguan Citra tubuh S: - Pasien mengatakan lebih tenang Observasi:
Citra Tubuh meningkat dalam menghadapi operasi - Identifikasi harapan citra tubuh
(D.0083) payudaranya berdasarkan tahap perkembangan
berhubungan - Identifikasi perubahan citra tubuh
O: - Tampak perasaan negatif
dengan
tentang perubahan tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
perubahan
- Monitor apakah pasien bisa melihat
struktur/ menurun bagian tubuh yang berubah
bentuk tubuh - Klien tampak lebih baik dalam Terapeutik:
berinteraksi dengan pasien - Diskusikan perubahan tubuh dan
lainnya maupun keluarga fungsinya
- Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
- Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi:
- Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh
4. Defisit Tingkat S: - Klien mengatakan mulai ada napsu Observasi:
Nutrisi depresi makan - Identifikasi tujuan konsultasi
(D.0019) menurun - Klien mengatakan badan terasa - Identifikasi masalah yang menjadi
berhubungan fokus konsultasi
lebih kuat
dengan
O: - Klien tampak menghabiskan Terapeutik:
faktor
psikologis makanan - Fasilitasi memutuskan pilihan
(stress, - Pola tidur klien tampak alternatif solusi
keengganan membaik Edukasi:
untuk - Jelaskan masalah yang sedang
makan) dihadapi pasien

Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi


Ansietas (D.0080) - Mengbobservasi TTV S: - Pasien mengatakan dengan tarik
berhubungan dengan - Mendentifikasi tingkat ansietas napas panjang lebih tenang
kurang terpapar informasi - Memonitor tanda-tanda ansietas O: - Klien tampak
- Menciptakan suasana terapeutik untuk tenang
menumbuhkan kepercayaan - TD: 120/80
- Mem hami situasi yang membuat ansietas mmHg
- N:
- Menjelaskan prosedur termasuk sensasi yang
80x/menit
mungkin dialami - R:
- Menganjurkan keluarga untuk terus bersama 22x/menit
pasien
- Melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Melatih teknik relaksasi
- Mengkolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
Harga Diri Rendah - Mengidentifikasi harapan untuk S: Pasien mengatakan sudah dapat
Situasional (D.0081) mengendalikan perilaku menerima penyakit yang
berhubungan dengan - Meningkatkan aktivitas fisik sesuai dialaminya dan tidak malu lagi
perubahan pada citra tubuh kemampuan O: - Klien tampak berkonsentrasi
- Bicara dengan nada rendah dan tenang - Klien tampak lebih percaya diri
- Melakukan kegiatan pengalihan terhadap - Klien tampak lebih banyak
sumber agitasi melakukan aktivitas
- Memberikan penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan perilaku
- Menginformasikan keluarga bahwa keluarga
sebagai dasar pembentukan kognitif
Gangguan Citra Tubuh - Mengdentifikasi harapan citra tubuh S: - Pasien mengatakan lebih tenang
(D.0083) berhubungan berdasarkan tahap perkembangan dalam menghadapi operasi
dengan perubahan struktur/ - Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang payudaranya
bentuk tubuh mengakibatkan isolasi sosial O: - Tampak perasaan negatif
- Memonitor apakah pasien bisa melihat tentang perubahan tubuh
bagian tubuh yang berubah menurun
- Mendiskusikan perubahan tubuh dan - Klien tampak lebih baik dalam
fungsinya berinteraksi dengan pasien
- Mendiskusikan kondisi stres yang lainnya maupun keluarga
mempengaruhi citra tubuh
- Mendiskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
- Menjelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
- Menganjurkan mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh
Defisit Nutrisi (D.0019) - Mengidentifikasi tujuan konsultasi S: - Klien mengatakan mulai ada napsu
berhubungan dengan - Mengidentifikasi masalah yang menjadi makan
faktor psikologis (stress, fokus konsultasi - Klien mengatakan badan terasa
keengganan untuk - Memfasilitasi memutuskan pilihan alternatif lebih kuat
makan) solusi O: - Klien tampak menghabiskan porsi
- Menjelaskan masalah yang sedang dihadapi makanan
pasien - Pola tidur klien tampak
membaik

Anda mungkin juga menyukai