3.1 Pengkajian
S: Support System
Yaitu: keluarga atau orang lain yang berarti.
Contoh yang positif:
Keluarga
Lembaga di masyarakat
Contoh yang negatif:
Tidak mempunyai keluarga
O: Optimum Health Goal
Yaitu: alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi)
Contoh yang positif:
Menjadi orang tua
Melihat hidup sebagai pengalaman positif
Contoh yang negatif:
Pandangan hidup sebagai masalah yang terkuat
Tidak mungkin mendapatkan yang terbaik
N: Nexsus
Yaitu: bagian dari bahasa tubuh mengontrol seseorang mempunyai penyakit atau
mempunyai gejala yang serius.
Contoh yang positif:
Melibatkan diri dalam perawatan dan pengobatan.
Contoh yang negatif:
Tidak berusaha melibatkan diri dalam perawatan.
Menunda keputusan
1. Perasaan takut.
Kebanyakan pasien merasa takut terhadap rasa nyeri yang tidak terkendalikan
yang begitu sering diasosiasikan dengan keadaan sakit terminal, terutama apabila
keadaan itu disebabkan oleh penyakit yang ganas. Perawat harus menggunakan
pertimbangan yang sehat apabila sedang merawat orang sakit terminal. Perawat harus
mengendalikan rasa nyeri pasien dengan cara yang tepat.
Emosi pasien yang muncul pada tahap menjelang kematian, antara lain
mencela dan mudah marah.
3. Tanda vital.
Perubahan fungsi tubuh sering kali tercermin pada suhu badan, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan darah. Mekanisme fisiologis yang mengaturnya berkaitan
satu sama lain. Setiap perubahan yang berlainan dengan keadaan yang normal
dianggap sebagai indikasi yang penting untuk mengenali keadaan kesehatan
seseorang.
4. Kesadaran.
Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai awas waspada, yang
merupakan ekspresi tentang apa yang dilihat, didengar, dialami, dan perasaan
keseimbangan, nyeri, suhu, raba, getar, gerak, gerak tekan, dan sikap, bersifat
adekuat, yaitu tepat dan sesuai ( Mahar Mardjono dan P. Sidharta, 1981 ).
b. Tingkat kesadaran
1. Komposmentis : sadar sempurna
2. Apatis : tidak ada perasaan/ kesadaran menurun (masa
bodoh)
3. Somnolen : kelelahan ( mengantuk berat)
4. Soporus : tidur lelap patologis(tidur pulas)
5. Subkoma : keadaan tidak sadar/hampir koma
6. Koma : keadaan pingsan lama disertai dengan penurunan
daya reaksi ( keadaan tidak sadar walaupun di
rangsang dengan apa pun/ tidak dapat
disadarkan).
5. Fungsi tubuh.
Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ. Setiap organ mempunyai
fungsi khusus.
3.2 Diagnosa
3.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses penyusunan berbagai
intervensi keperawatan yang berguna untuk untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah- masalah lansia. (Siti Nur, 2016)
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan
dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi
dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani,
2009)
5. klien sakit
terminal paling
menghargai
tindakan
keperawatan
missal: Membantu
berdandan,
Mendukung
fungsi
kemandirian
Perubahan proses Setelah dilakukan 1. Luangkan waktu 1. Kontak yang
keluarga yang tindakan bersama keluarga sering dan
berhubunga keperawatan atau orang terdekat mengkomuikasika
dengan gangguan perubahan proses klien dan tunjukkan n sikap perhatian
kehidupan takut keluarga dapat pengertian yang dan peduli dapat
akan hasil tertasi dengan empati. membantu
( kematian ) dan kriteria hasil: mengurangi
lingkungannya Stress keluarga kecemasan dan
penuh stres terhadap meningkatkan
( tempat perawatan gangguan pembelajaran.
) kehidupan klien 2. Izinkan keluarga 2. Saling berbagi
berkurang. klien atau orang memungkinkan
terdekat untuk perawat untuk
mengekspresikan mengintifikasi
perasaan, ketakutan ketakutan dan
dan kekawatiran. kekhawatiran
kemudian
merencanakan
intervensi untuk
mengatasinya.
3. Anjurkan untuk 3. Kunjungan dan
sering berkunjung partisipasi yang
dan berpartisipasi sering dapat
dalam tindakan meningakatkan
perawan. interaksi keluarga
berkelanjutan.
4. Konsul dengan atau 4. Keluarga denagan
berikan rujukan masalah-masalh
kesumber seperti kebutuhan
komunitas dan financial , koping
sumber lainnya yang tidak
berhasil atau
konflik yang tidak
selesai
memerlukan
sumber-sumber
tambahan untuk
membantu
mempertahankank
an fungsi keluarga
Resiko terhadap Setelah dilakukan 1. Gali apakah klien 1. Bagi klien yang
distres spiritual tindakan menginginkan mendapatkan nilai
yang berhubungan keperawatan untuk tinggi pada do,a
dengan perpisahan resiko distress melaksanakan ritual atau praktek
dari system spiritual dapat keagamaan atau spiritual lainnya ,
pendukung teratasi dengan spiritual yang praktek ini dapat
keagamaan, kriteria hasil: diinginkan bila memberikan arti
kurang prifasi atauTidak terjadi distres yang memberi dan tujuan dan
ketidak mampuan spiritual. kesemptan pada dapat menjadi
diri dalam klien untuk sumber
menghadapi melakukannya. kenyamanan dan
ancaman kematian 2. Ekspesikan kekuatan.
pengertrian dan 2. Menunjukkan
penerimaan anda sikap tak menilai
tentang pentingnya dapat membantu
keyakinan dan mengurangi
praktik religius atau kesulitan klien
spiritual klien. dalam
3. Berikan prifasi dan mengekspresikan
ketenangan untuk keyakinan dan
ritual spiritual prakteknya.
sesuai kebutuhan 3. Privasi dan
klien dapat ketenangan
dilaksanakan. memberikan
4. Bila anda lingkungan yang
menginginkan memudahkan
tawarkan untuk refresi dan
berdo’a bersama perenungan.
klien lainnya atau 4. Perawat meskipun
membaca buku ke yang tidak
agamaan menganut agama
atau keyakinan
yang sama dengan
klien dapat
membantu klien
memenuhi
kebutuhan
spritualnya
5. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian.
3.5 Evaluasi
Daftar Pustaka :