Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Pejamu

Pejamu merupakan intrinsik faktor yang mempengaruhi individu untuk


terpapa,kepekaan (susceptibility)atau berespon terhadap agen penyebab penyakit.
Penjamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat
terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit. Penjamu adalah
organisme,biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat persinggahan
penyakit. Penjamu bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Penjamu
memberikan tempat dan penghidupan bagi suatu patogen.(Timmreck,2005).

Pejamu(Host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial
sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya
penyakit yaitu manusia kemungkinan terpejan dan kemungkinan rentan atau
resisten.(Rajab,2008).

A. Mekanisme Pejamu
1) Pertahanan non-spesifik(innate) dengan mengeluarkan agen infeksi atau
membunuhnya pada kontak pertama. Bilamana patogen menimbulkan
infeksi,berbagai respon non-adaptif dini penting untuk mengendalikan
infeksi dan mempertahankan pengawasan terhadapnya, sampai terbentuk
respon imun adaptif (Gray, 1994).

2) Pertahanan fisik dan kimiawi kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat dan sebarea, sekresi lendir, pergerakan silia,
sekresi air mata, air liur, asam lambung, serta lisotym dalam air mata.
3) Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
menjegah invasi mikro organisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
4) Innate immunity (Mekanisme non-Spesifik) seperti sel polimorfonukleat
(PMN), Makrofag, Aktivasi komplomen, Sel Mast, Sel Naturak Killer
(NK).
5) Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler. Secara
umum pengontrolan infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa,
jamur dan beberapa bakteri intraselular fakultatif terutama membutuhkan
imunitas yang diperani oleh sel yang dinamakan imunitas selular,
sedangkan bakteri ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang
diperani oleh antibodi yang dinamakan imunitas humoral. Secara
keseluruhan pertahanan imunologik dan nonimunologik (nonspesifik)
bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan terjadinya penyakit
infeksi.
6) Adaptif imunity (musanir,2001)
7) Virulensi

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Melemahnya Pertahanan Pejamu

1) Umur

Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita seperti penyakit


campak pada anak-anak, penyakit kanker pada usia pertengahan dan penyakit
aterosklerosis pada usia lanjut.

1) Jenis Kelamin

Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita


dan penyakit tertentu seperti penyakit pada kehamilan serta persalinan hanya
terjadi pada wanita sebagaimana halnya penyakit hipertrofi prostat hanya
dijumpai pada laki-laki.
2) Ras

Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat
dan perkembangan kebudayaan. Terdapat penyakit tertentu yang hanya
dijumpai pada ras tertentu seperti fickle cell anemia pada ras Negro.

2) Genetik

Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter seperti


mongolisme, fenilketonuria, buta warna, hemofilia dan lain-lain.

3) Pekerjaan

Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat


pekerjaan seperti keracunan, kecelakaan kerja, silikosis, asbestosis dan
lainnya.

4) Status Nutrisi

Gizi yang buruk mempermudah sesorang menderita penyakit infeksi


seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.

5) Status Kekebalan

Reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung pada status kekebalan yang


dimiliki sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan
lama dan seumur hidup. contoh : campak

6) Adat-Istiadat

Ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan penyakit seperti


kebiasaan makan ikan mentah dapat menyebabkan penyakit cacing hati.
7) Gaya hidup

Kebiasaan minum alkohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan


gangguan pada kesehatan.

8) Psikis

Faktor kejiwaan seperti emosional, stres dapat menyebabkan terjadinya


penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia dan lainnya.

C. Strategi pertahanan bakteri

Bakteri ekstraseluler adalah bakteri yang dapat bereplikasi di luar sel, di


dalam sirkulasi, di jaringan ikat ekstraseluler, dan di berbagai jaringan.
Berbagai jenis bakteri yang termasuk golongan bakteri ekstraseluler telah
disebutkan pada bab sebelumnya. Bakteri ekstraseluler biasanya mudah
dihancurkan oleh sel fagosit. Pada keadaan tertentu bakteri ekstraseluler tidak
dapat dihancurkan oleh sel fagosit karena adanya sintesis kapsul antifagosit,
yaitu kapsul luar (outer capsule) yang mengakibatkan adesi yang tidak baik
antara sel fagosit dengan bakteri, seperti pada infeksi bakteri berkapsul
Streptococcus pneumoniae atau Haemophylus influenzae. Selain itu, kapsul
tersebut melindungi molekul karbohidrat pada permukaan bakteri yang
seharusnya dapat dikenali oleh reseptor fagosit. Dengan adanya kapsul ini,
akses fagosit dan deposisi C3b pada dinding sel bakteri dapat dihambat.
Beberapa organisme lain mengeluarkan eksotoksin yang meracuni leukosit.
Strategi lainnya adalah dengan pengikatan bakteri ke permukaan sel non
fagosit sehingga memperoleh perlindungan dari fungsi fagosit .

Sel normal dalam tubuh mempunyai protein regulator yang melindungi


dari kerusakan oleh komplemen, seperti CR1, MCP dan DAF, yang
menyebabkan pemecahan C3 konvertase. Beberapa bakteri tidak mempunyai
regulator tersebut, sehingga akan mengaktifkan jalur alternatif komplemen
melalui stabilisasi C3b3b konvertase pada permukaan sel bakteri. Dengan
adanya kapsul bakteri akan menyebabkan aktivasi dan stabilisasi komplemen
yang buruk.

Beberapa bakteri juga dapat mempercepat pemecahan komplemen melalui


aksi produk mikrobial yang mengikat atau menghambat kerja regulator
aktivasi komplemen. Bahkan beberapa spesies dapat menghindari lisis dengan
cara mengalihkan lokasi aktivasi komplemen melalui sekresi protein umpan
(decoy protein)atau posisi permukaan bakteri yang jauh dari membran sel.
Beberapa organisme Gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan tebal
yang menghambat insersi komplek serangan membran C5b-9 pada membran
sel bakteri.

Bakteri enterik Gram negatif pada usus mempengaruhi aktivitas makrofag


termasuk menginduksi apoptosis, meningkatkan produksi IL-1, mencegah fusi
fagosom-lisosom dan mempengaruhi sitoskleton aktin. Strategi berupa variasi
antigenik juga dimiliki oleh beberapa bakteri, seperti variasi lipoprotein
permukaan, variasi enzim yang terlibat dalam sintesis struktur permukaan dan
variasi antigenik pili.Keadaan sistem imun yang dapat menyebabkan bakteri
ekstraseluler sulit dihancurkan adalah gangguan pada mekanisme fagositik
karena. defisiensi sel fagositik (neutropenia) atau kualitas respons imun yang
kurang (penyakit granulomatosa kronik)

Gambar Mekanisme pertahanan bakteri ekstraseluler.


D. Pengertian Infeksi Oportunistik ( IO )

Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan

(‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh

untuk menimbulkan penyakit. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah

salah satu akibat dari infeksi HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul

rata-rata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV.

Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan

penggunaan terapi antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun,

karena kebanyakan orang yang terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinya

terinfeksi, timbulnya IO sering kali adalah tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh

kita. Jadi, walaupun ART tersedia gratis di Indonesia, masalah IO tetap ada,

sehingga adalah penting kita mengerti apa itu IO dan bagaimana IO dapat diobati

dan dicegah

Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan

virus. Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu

mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh

penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai

lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat

dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut "oportunistik". Kata "infeksi

oportunistik" sering kali disingkat menjadi "IO".


E. Jenis – jenis Infeksi Oportunistik

Ada beberapa jenis IO yang paling umum, yaitu :

 Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida yang
bisa muncul di bagian tubuh mana saja. Infeksi ini merupakan infeksi
oportunistik yang umum terlihat pada pasien HIV dengan jumlah CD4
antara 200 hingga 500 sel/mm3. Gejala yang paling jelas adalah bintik-
bintik putih di lidah atau tenggorokan. Candidiasis dapat diobati dengan
resep obat antijamur. Untuk mencegah terkena candidiasis, jagalah
kebersihan mulut dan gunakan obat kumur yang mengandung klorheksidin
(antiseptik) yang dapat mencegah infeksi ini. Tidak hanya di mulut atau
tenggorokan saja, infeksi ini juga bisa menyerang bagian vagina Anda.

 InfeksiPneumonia
Infeksi pneumonia adalah infeksi oportunistik yang paling serius bagi
pengidap HIV. Infeksi pneumonia yang biasa terjadi pada penderita HIV
adalah Pneumocystis pneumonia (PCP) dan merupakan penyebab utama
kematian di antara pasien HIV. Namun ternyata, penyakit ini dapat diobati
dengan antibiotik. Adapun gejalanya seperti batuk, demam, dan kesulitan
bernapas.

 KankerServiksInvasif
Ini adalah kanker yang dimulai di dalam leher rahim, yang kemudian
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kondisi kanker ini bisa dikurangi
kemungkinan terjadinya dengan melakukan pemeriksaan serviks rutin di
dokter.

 Kriptokokosis
Crypto neoformans (crypto) merupakan jamur biasa ditemukan di tanah
dan bila terhirup dapat menyebabkan meningitis, yakni peradangan serius
pada selaput pelindung yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
 HerpesSimpleks
Yakni virus yang dapat menyebabkan luka yang buruk di sekitar mulut
dan alat kelamin Anda. Infeksi ini biasa menular lewat hubungan seksual
atau ditularkan ibu pada proses kelahiran. Selain di mulut dan kelamin,
infeksi ini juga dapat terjadi pada saluran napas.

 ToksoPlasmosis(tokso)
Adalah sebuah parasit yang dapat menyebabkan ensefalitis (radang otak),
serta pandangan kabur dan juga kerusakan mata. Parasit ini ditularkan
melalui hewan peliharaan seperti kucing, tikus, maupun burung. Selain itu,
tokso juga bisa ditemukan pada daging merah dan meskipun jarang dapat
ditemukan pada daging unggas.

 Tuberkulosis
Infeksi bakteri TBC yang biasa dikenal karena menyerang paru-paru Anda
ini dapat juga menyerang organ lain dan menyebabkan meningitis.

- Pencegahan Infeksi Oportunistik

Sebagian besar kuman yang menyebabkan Infeksi Oportunistik sangat


umum, dan mungkin anda telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda
dapat mengurangi risiko infeksi baru dengan tetap menjaga kebersihan dan
menghindari sumber kuman yang diketahui yang menyebabkan Infeksi
Oportunistik. Meskipun anda terinfeksi beberapa Infeksi Oportunistik, anda
dapat memakai obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif.
Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah Infeksi
Oportunistik adalah untuk memakai ART. Lihat lembaran informasi masing-
masing Infeksi Oportunistik untuk informasi lebih lanjut tentang menghindari
infeksi atau mencegah pengembangan penyakit aktif.
Dapus : Aliruddin,Akib.dkk,2019.Kondisi Yang Melemahkan Pertahanan Pejamu M elawan
Mikrroorganisme.Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai