Terhadap bakteri, tubuh manusia merupakan kumpulan tempat lingkungan yang memberi
kehangatan, moisture, dan makanan yang penting untuk pertumbuhan. Bakteri mempunyai
genetic traits yang mempu masuk (menyerang) lingkungan, tetap di sini (melekat atau
kolonisasi) mendapat kentungan dari sumber makanan (degradative enzymes), dan lepas dari
klirens oleh protektif respons imun/ respons nonimun pejamu (misalnya kapsul). Celakanya
banyak mekanisme bakteri memakai tempat dan produk pertumbuhan bakteri (misalnya
asam, gas) dan menyebabkan kerusakan serta problem pada pejamu manusia. Banyak genetic
trait ini sebagai factor virulen yang memperbesar kemampuan bakteri untuk menyebabkan
penyakit. Walau banyak bakteri menyebabkan penyakit karena langsung merusak jaringan,
beberapa bakteri melepaskan toksin yang menyebar melalui darah menyebabkan patogenesis
luas (Boks 1.2.1). struktur permukaan bakteri merupakan stimulator yang kuat terhadap
respons imun pejamu (fase akut: IL-1, IL-6, TNF)-dapat sebagai protektif tetapi seting
bermakna menyebabkan gejala penyakit (misalnya sepsis).
Boks.
Tidak semua bakteri atau infeksi bakteri menyebabkan penyakit. Tubuh manusia
dikolonisasi bermacam mikrob (flora normal) banyak berperan fungsi penting pejamu. Flora
normal bakteri membantu dalam mencerna makanan, menghasilkan vitamin (misalnya
vitamin K), dan dapat mencegah pejamu dari kolonisasi mikrob pathogen. Walau banyak
endogen bakteri dapat menimbulkan penyakit, bakteri ini normal tinggal di lokasi seperti
gastrointestinal, kulit, dan saluran nafas atas yang secara teknik berada di luar tubuh (Gambar
1.2.1). Flora normal bakteri menyebabkan penyakit bila masuk ke tempat tubuh yang secara
normal steril. Bakteri virulen mempunyai mekanisme merangsang pertumbuhan pejamu yang
mengganggu jaringan atau fungsi organ. Penyakit terjadi karena kerusakan atau hilangnya
jaringan atau fungsi organ atau timbulnya respons inflamasi pejamu. Opportunistic bacteria
mengambil keuntungan dari keadaan ini dengan memperbesar kerentanan pasien, seperti
imunosupresi, untuk tumbuh dan menyebabkan penyakit yang lebih serius. Misalnya
Pseudomonas aeruginosa menginfeksi korban luka bakar dan paru-paru pasien cystic fibrosis
serta pasien acquired immune deficiency syndrome (AIDS) yang sangat rentan terhadap
infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri intraseluler, seperti Mycobacteria.
Tanda dan gejala penyakit (signs and symptoms) ditentukan oleh fungsi jaringan yang
terkena. Respons sistemik dihasilkan oleh pembentukan toksin dan sitokin dalam respons
terhadap infeksi. Beratnya penyakit bergantung pada pentingnya organ yang terkena dan
luasnya kerusakan yang disebabkan infeksi. Infeksi system saraf pusat selalu serius.
Strainbbakteri dan inoculum size juga merupakan factor utama apakah terjadi penyakit –
dapat bervariasi dari inoculum relative kecil (misalnya kurang dari 200 Shigella untuk
shigellosis) sampai inoculum sangat luas *misalnya 108 Vibrio cholerar satau organisnme
Campylobacter untuk infeksi saluran pencernaan). Faktor pejamu juga penting (misalnya
walau jutaan atau lebih organisme Salmonella diperlukan untuk terjadi gastoenteritis pada
orang sehat, hanya beberapa ribu organisme diperlukan pada orang dengan pH gaster netral).
Gambar 1.2.1
Table 1.2.1.