PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui gambaran umum system imun
b) Untuk mengetahui pengertian imunodefisiensi
c) Untuk mengetahui klasifikasi imunodefisiensi
d) Untuk mengetahui tanda dan gejala imunodefisiensi
e) Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan imunodefisiensi
1
1.4 Manfaat
a) Agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum system imun
b) Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian imunodefisiensi
c) Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi imunodefisiensi
d) Agar mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala imunodefisiensi
e) Agar mahasiswa dapat mengetahui pengobatan dan pencegahan imunodefisiensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. NK Sel
NK sel mempu mengenali virus dan komponel internal mikroba.NK sel diaktifkan
oleh adanya antibody yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel
mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. selanjutnya NK
sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merancang terjadinya
apoptosis.
4
- Bruton’s Agammaglobulinemia
Kelainan yang ditandai kegagalan precursor limfositBkarena cacat pada gen
kromosom X. Penyakit ini paling sering ditemukan pada pria walaupun secara
sporadic terjadi pada wanita. Penyakit mulai terlihat pada usia 6 bulan setelah
immunoglobulin maternal mulai habis.
- Servere Combined immunodeficiency (SCID)
SCID adalah gangguan system kekebalan tubuh yang serius karena limfosit B dan
limfosit T. Mereka yang kekurangan hampir mustahil melawan infeksi. Bayi yang
mengalami SCID umumnya mengalami kandidiasis oral, diaper rash, dan kegagalan
berkembang.
- Sindroma Digeorge (Thymus dysplasia)
Sindrom cacat lahir dengan penderita anak-anak yang lahir tanpa kelenjar timus.
Tanda sindroma ini antara lain menurunkan level sel T, tetanus, dan cacat jantung
bawaan. Telinga, wajah, dan mulut dapat menjadi abnormal.
- Sindroma Chediak-Higashi
Ditandai dengan ketidakmampuan neutrofil untuk berfungsi sebagai fagosit secara
normal.
- Hyper IgM Syndrome
Penyakit ini ditandai dengan produksi IgM tetapi defisiensi IgA dan IgE. Akibatnya
terjadi cacat pada respon imun sel T helper dan naturasi sel B dalam sekresi
immunoglobulin terhambat.
- Wiskott-Aldrich Syndrome
Penyakit yang terkait dengan kromosom X ditandai dengan trombositopenia, eksema,
dan rentan infeksi sehingga menyebabkan kematian dini.
2. Imunodefisiensi Sekunder
Penyakit ini umumnya berkembang setelah seseorang mengalami penyakit. Penyebab yang
lain termasuk akibat luka, kurang gizi atau masalah medis lain. Sejumlah obat-obatan juga
menyebabkan ganggguan pada fungsi kekebalan tubuh. Imunodefisiensi sekumder antara
lain:
5
- Infeksi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adalah penyakit umum yang menghancurkan kekebalan tubuh
penderitanya. Penyebabnya adalah virus HIV yang mematikan beberapa jenis limfosit
yang disebut sel T-helper. Akibatnya, system kekebalan tubuh tidak dapat
mempertahankan tubuh terhadap organism biasanya tidak berbahaya. Pada orang
dewasa yang mengidap AIDS, infeksi HIV, dapat mengancam jiwa.
- Kanker
Pasien dengan kanker yang menyebar luas umumnya mudah terinfeksi
mikroorganisme. Tumor bone marrow dan leukemia yang muncul di sumsum tulang
belakangpadat mengganggu pertumbuhan limfosit dan leukosit. Tumor juga
menghambat fungsi limfosit seperti pada penyakit Hodgkin.
- Obat-obatan
Beberapa obat menekan system kekebalan tubuh, seperti obat kemoterapi yang tiidak
hanya menyerang sel kanker tetapi juga sel-sel sehat lainnya, termasuk dalam
sumsum tulang belakang dan system kekebalan tubuh. Selain itu, gangguan autoimun
atau mereka yang menjalani transplantasi organ dapat mengurangi kekebalan
melawan infeksi.
- Pengangkatan Lien
Pengangkatan lien sebagai terapi trauma atau kondisi hematologi menyebabkan
peningkatan suspeksibilitas terhadap infeksi terutama Streptococcus pneumonia.
6
menunjukkan kepekaan terhadap infeksi virus, protozoa, dan jamur yang berbeda-beda
tergantung pada jenisnya dan individu. Tanda gejala imunodefisiensi adalah sebagai berikut :
- Pneumonia, bronchitis, infeksi sinus, infeksi telinga, infeksi kulit yang berulang
- Infeksi darah
- Peradangan dan infeksi organ dalam
- Kelainan darah, seperti jumlah trombosit yang rendah atau anemia
- Masalah pencernaan, seperti kram, kehilangan nafsu makan, mual, dan diare
- Pertumbuhan dan perkembangan lambat atau tertunda
- Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau diabetes tipe 1
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Imunitas adalah kekebalan tubuh terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Imun system
adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibody, dan
sitokin/kemokin. Fungsi utama system imun adalah pertahanan terhadap infeksi mikroba.
Walaupun substansi non infeksius juga dapat meningkatkan kerja system imun. Respon imun
adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing, yang terdiri dari system imun
non spesifik dan spesifik.
2. Imunodefesiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun
normal.
3. Imunodefisiensi primer dan imunodefisiensi sekunder
4. - Pneumonia, bronchitis, infeksi sinus, infeksi telinga, infeksi kulit yang berulang
- Infeksi darahPeradangan dan infeksi organ dalam
- Kelainan darah, seperti jumlah trombosit yang rendah atau anemia
- Masalah pencernaan, seperti kram, kehilangan nafsu makan, mual, dan diare
- Pertumbuhan dan perkembangan lambat atau tertunda
- Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau diabetes tipe 1
5. - Pola hidup sehat untuk melindungi diri dari infeksi
- Pengobatan infeksi virus dan bakteri dengan antiviral dan antibiotic
- Suntuikan atau subkutan immunoglobulin
- Pengobatan terbaik kekurangan sel T adalah dengan transplantasi sumsum tulang
belakang dari donor yang cocok
- Pengobatan lain yang masih dalam fase eksperimen termasuk sitosin, transplantasi
thymic, terapi gen, dan transplantasi sel induk
3.2 Saran
Setelah saya menyelesaikan makalah yang berjudul Imunodefisiensi ini, saya merasa
banyak sekali kekurangan, karena kurangnya referensi. Untuk itu saya mohon kritik dan
sarannya kepada pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA
Martini, F. H. (2001). Fundamental of Anatomy & Phisiology. 5th Ed. New Jersey: Prentice-Hall
Sloane, Etho. (2004). Anatomi Fisiologi Bagi Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Thibodeau, G. A., Patton, Kevin. T. (2007). Anatomy and Phisiology. Missouri: Mosby