Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN PADA SISTEM IMUN

OLEH: UMMUL ISTIQOMAH (O1A119133)

Dosen pengampu: apt. Nuralifah, S.Farm., M.Kes


Hello!
 IMMUNODEFISIENSI
 AUTOIMUN
 REAKSI HIPERSENSITIVITAS

2
1 IMUNODEFISIENSI

3
4

Imunodefisiensi adalah kondisi dimana salah satu atau


beberapa komponen respon imun mengalamai penurunan
jumlah dan fungsinya. Imunodefisiensi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu, imudefisiensi primer dan imunodefisiensi
sekunder.


IMUNODEFISIENSI PRIMER

◉ Disebabkan adanya mutasi gen (faktor genetik),


dan dibawa penderitanya sejak lahir.
◉ Berdampak pada sel limfosit ( B dan T) dan juga
pada respon imun non spesifik.
◉ Menyebabkan terjadinya sindroma-sindroma yang
cukup bervariasi.

5
6
IMUNODEFISIENSI PADA SEL LIMFOSIT T

◉ Salah satu contoh penyakit imunodefisiensi


jenis ini adalah Severe Combined
Immunodeficiency (SCID), yang
dikarenakan kegagalan pembentukan
limfosit T dan limfosit B.
◉ Bentuk SCID yang paling sering
ditemukan adalah X-Linked SCID,
kelainan respon pada kromoson X.

7
IMUNODEFISIENSI PADA LIMFOSIT
B

◉ Salah satu penyakitnya yaitu Agammaglobulinemia, kegagalan pembentukan antibodi.


◉ Pendrita penyakit ini dapat mengalami pneumonia, bronchitis, sinusitis, conjunctivis,
otitis, dan lain-lain.
◉ Kegagalan pembentukan antibodi disebabkan karena adanya mutasi gen BTK (Bruton
Tyrosine Kinase) .
◉ Penyakit ini terkait dengan kromoson X dan penyakitnya disebut dengan nama X-
Linked agammaglobulinemia atau Bruton Agammaglobulinemia.
◉ Penderita agammaglobulinemia mulai dapat diketahui pad usia-usia awal. Saat bayi
lahir masih membawa antibodi dari ibunya, namun usia 3 bulan, antibodi ini akan
digantikan oleh antibodi yang diproduksi oleh dirinya sendiri.

8
IMUNODEFISIENSI
SEKUNDER

9
INFEKSI HIV

◉ Imunodefisiensi yang disebabkan oleh HIV terjadi


karena virus menginfeksi sel-sel limfosit T helper di
permukaan selnya.
◉ Sel limfosit T CD4+ sangat berperan dalam respon
imun dan merupakan komponen respon imun spesifik,
yang berfungsi sebagai pengatur respon imun dengan
menghasilkan berbagai sitokin untuk maturasi
komponen respon imun, diferensiasi sel-sel imun,
inflamasi dan proses fagositosis patogen dan lain-lain.

10
11
12

AUTOIMUN


AUTOIMUN
◉ Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh.
◉ Salah satu penyakitnya yaitu Lupus Eritematous Sistemik (LES) yang merupakan
penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di beberapa bagian
tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, hingga otak. 
◉ LES terjadi karena adanya hubungnya dengan berbagai faktor seperti faktor genetik,
hormonal, imunologik dan lingkungan.
◉ Faktor genetik meliputi: STAT4, HLA (Human Leucocyte Antigen) dan Non-HLA
(mannose binding protein (MBP), tumor necrosis factor α, reseptor sel T dll), gen
polimorfik (polimorfisme FcγRIIA).
◉ Faktor lingkungan: obat, sinar UV, demetilasi, infeksi virus.
13
PERJALANAN PENYAKIT LES

14
PATOGENESIS LES

15
16

REAKSI
HIPERSENSITIVIT
AS


REAKSI HIPERSENSITIVITAS

◉ Reaksi hipersesitivitas adalah respons peradangan dan imun yang abnormal.


◉ Faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya reaksi hipersensitivitas: riwayat
keluarga, riwayat atopi, sifat alergen, alur pemberian obat, kesinambugan paparan
alergen, dan pemberian imunoterapi pada penderita penyakit yang alerginya tidak
terkendali.
◉ Terdapat empat jenis reaksi hipersensitivitas, yaitu: Hipersensitivitas Tipe I (rekasi
anafilaksis atau reaksi alergi); Hipersensitivitas Tipe II (rekasi sitotoksik atau sitolitik);
Hipesensitivas Tipe III (Reaksi kompleks imun); Hipersensitivitas Tipe IV (terjadi
melalui sel CD4, dan T Cell Mediated Cytolysis yang terjadi melalui sel CD8.

17
18
Thanks!
Any questions ?
You can find me at:
◉ ummulistiqomah55@gmail.com

19

Anda mungkin juga menyukai