Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

Bedak Purol

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 : KELOMPOK 5 :
1.ADELA FEBRI MONIKA (PO.71.39.0.13.001) 1.MAYA SARI (PO.71.39.0.13.026)
2.ADI NURMESA (PO.71.39.0.13.002) 2.MELISA WIDHIA ASTUTI (PO.71.39.0.13.027)
3.ANGGIE WULANDARI (PO.71.39.0.13.003) 3.MERITA NUR’AINI (PO.71.39.0.13.028)
4.ANITA OKTARIANI W (PO.71.39.0.13.004) 4.NAMIRATU ZAHRA (PO.71.39.0.13.029)
5.ARNIS PUSPITA SARI (PO.71.39.0.13.005) 5.NITA ZAHRAWATI (PO.71.39.0.13.030)
6.AYUSTINA PERMATA SARI(PO.71.39.0.13.006) 6. NOVIKA RIZKI (PO.71.39.0.13.031)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran


homogen dua atau lebih bahan obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk
pemakaian luar. Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit.
Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara
merata pada ampuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang
terdiri dari bahan padat yang kering. Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar
dan dimaksudkan untuk obat luar.Talk,Kaolin dan bahan mineral lain yang
digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani dan
Welchii dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan
pemanasan kering pada suhu 150º C selama 1 jam.Serbuk tabur tidak boleh
digunakan untuk luka terbuka.
Pembuatan sediaan serbuk sangat penting untuk diketahui untuk dapat di
terapkan pada pelayanan kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan
rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat serbuk tabur steril ?
2. Bagaimana evaluasi serbuk tabur steril ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara membuat serbuk tabur steril.
2. Mengetahui evaluasi serbuk tabur steril.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Serbuk Tabur

Menurut Farmakope IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat yang
atau zat kimia yang yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau
pemakaian luar. Sedangkan pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak) adalah
serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang
bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit
(Dirjen POM, 1995). Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas
sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan
obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil. Obat yang terlalu besar volumenya untuk
dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk
serbuk (H.A Syamsuni, 2006). Adapun keuntungan menggunakan serbuk ialah
sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih
stabil daripada cairan, serta memberika disolusi yang lebih cepat. Namun serbuk
juga memiliki kerugian yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak
atau terurai dengan adanya kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar
tertutupi rasanya serta peracikannya cukup lama (Howard C. Ansel, 1989).

2.2 Persyaratan Serbuk

Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut (Ekarina


R.Himawati,2012) :
1.  Kering, tidak boleh menggumpal atau megandung air.
2.  Halus, harus bebas dari butiran-butiran kasar.
3.  Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-
bahan yang sama dan dalam perbandingan yang sama pula.
4.  Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau
keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang

3
berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang mengandung obat keras,
narkotik dan psikotropik.

Sedangkan secara khusus syarat serbuk tabur adalah (H.A Syamsuni, 2006)


:
1.  Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati
ayakan 100
mesh).
2.  Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri
Clostridium tetani,
C. welchi dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara kering.
3.  Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka .

2.3 Derajat Kehalusan Serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika
derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat
melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor,
berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk
22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya
dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak no 60. Nomor pengayak menunjukkan
jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat (Moh,
Anief, 2007)
Derajat halus serbuk adalah sebagai berikut :
 Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
 Serbuk kasar adalah (10/40)
  Serbuk agak kasar adalah (22/60)
 Serbuk agak halus adalah ( 44/85)
 Serbuk halus adalah (85)
 Serbuk sangat halus adalah (120)
 Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)

4
Tabel nomor pengayak (Moh, Anief, 2007)

Perbandingan
Lebar
Diameter Kira-Kira Jumlah Penyimpangan Rata-
Nomor Nominal
Nominal Kawat Luas Lubang Rata Maksimum Lubang
Pengayak Lubang
(mm) Terhadap Luas (%)
(mm)
Pengayak (%)
5 3,35 1,73 43 3,2
8 2,00 1,175 40 3,3
10 1,68 0,860 44 3,3
22 0,710 0,445 38 3,9
25 0,600 0,416 35 4,2
30 0,500 0,347 35 4,4
36 0,420 0,286 35 4,5
44 0,355 0,222 38 4,8
60 0,250 0,173 35 5,2
85 0,180 0,119 36 5,6
100 0,150 0,104 35 6,3
120 0,125 0,087 35 6,5
150 0,105 0,064 39 7,0
170 0,090 0,059 36 7,3
200 0,075 0,052 35 8,1
300 0,053 0,032 39 9,1

2.4 Aturan Pembuatan Serbuk Tabur

Dalam pembuatan serbuk tabur terdapat berbagai aturan penanganan-


penanganan khusus terhadap bahan khusus yang mengandung zat-zat
berikut  (Moh. Anief, 2007) :

1. Adeps lanae, Vasselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan


melarutkan zat tersebut dalam ether dan Aceton, lalu ditambahkan
sebagian talk diaduk sampai Aether dan Aceton menguap, setelah itu
ditambah bahan lainnya.

5
2. Acid salicyl dan mentol ditetesi alcohol 90% karena bersifat
higroskopis artinya mudah berikatan dengan udara.
3. Parrafinum liquidum dan Oleum ricini dicampur dulu dengan sama
banyaknya talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil
yang melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas
film dan diaduk.
4. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spritu lalu dikeringkan
dengan talk, yaitu sambil diaduk dibiarkan Aether cum Spritusnya
menguap lau ditambahkan sisa talk dan serbuk lainnya, sambil yang
melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau dengan
kertas film.
5. Talk ditambahkan terakhir pada campuran serbuk yang telah digerus
homogen.
6. Minyak-minyak eteris dan formaldehyde solution dicampur terakhir
dengan cara memasukkan zat trsebut dalam mortir lalu ditambahakan
campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.

Selain aturan penanganan terhadap zat dan bahan pembuatan serbuk


cara pembuatan serbuk juga diatur dengan aturan sebagai berikut :
Aturan pembuatan serbuk tabur (Moh, Anief, 2007) :
1. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan
no. 100
2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan
no. 44
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dan
dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.

2.5 Farmakologi
1.    Asam salisilat
Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada
konsentrasi 5–100 %. Asam salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar
terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini dikombinasikan dengan asam
benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang keduanya
memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (OOP : 105)

6
2. Zinc Oxyd

Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat
yang berbentuk bedak halus yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif
digunakan untuk menutupi kulit atau membran mukosa dan untuk mencegah
terjadinya dengan iritan. (Fater : 533)

3. Talk
Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk
pori-pori yang menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas
keluar. Penggunaannya semakin sistematis dengan daya tahan tubuh yang
lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya (demam,
merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan
lamanya penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103)

4. Mekanisme kerja
Sediaan serbuk ditaburkan pada permukaan kulit dengan ukuran partikel yang
sangat kecil. Absorbsi obat umumnya disebabkan oleh presentasi langsung obat
melalui siratum corneum 10-15 mm. Komponen lemak dipandang sebagai faktor
utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap rendahnya persentasi
obat melalui stratum korneum karena didalam cairan tubuh banyak mengandung
minyak atau lemak. Setelah molekul obat melalui stratum korneum kemudian
dapat terus jaringan epidermis yang lebih dalamdan masuk ke dermis apabila
obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka obat tersebut siap untuk diabsorbsi
ke dalam sirkulasi umum. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan
berlaku sebagai buatan semi permeabel dan molekul obat mempenetrasi dengan
cara difusi pasif.

7
BAB III

PREFORMULASI

3.1 Monografi Bahan

1. Balsamum Peruvianum
Pemerian : Cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua dalam lapisan
tipis berwarna coklat, transparan kemerahan bau aromatik khas
menyerupai vanili.
Kelarutan : Larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P, dalam eter
minyak tanah P dan dalam asam asetat glasial P.
Khasiat : Antiseptikum eksterm

2. Acidum Salicycum

Pemerian : Hablur putih, biasanya berbentuk jarum hablur atau serbuk


hablur halus putih, rasa agak manis tajam dan stabil, di udara
bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil
salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan
berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P,
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam
amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P,
natrium sitrat P.
Khasiat : Antifungi atau antijamur.

3. Belerang Endap
Pemerian : tidak berbau, tidak berasa, serbuk lembek bebas butiran, kuning
keabuan pucat atau kuning kehijauan pucat.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam
karbondisulfida P, sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar
larut dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Antiskabies
8
4. Zinci Oxydum
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan tidak
berbau, lambat laun menyerap karbondioksida di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut
dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat  : Antiseptikum local,

5. Menthol
Pemerian : hablur bentuk jarumatau prisma, tidak berwarna, bau tajam
seperti minyak permen, , rasa panas dan aromatic diikuti rasa
dingin.
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%) P,
dalam kloroform P dan dalam eter P, mudah larut dalam parafin
cair P, dan minyak atsiri.
Khasiat : Antiiritan.

6. Kamfer
Pemerian : hablur putih atau masa hablur, tidak berwarna atau putih, bau
khas, tajam, rasa pedas, dan aromatic.
Kelarutan : larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) P,
dalam 0,25 bagian kloroform P, sangat mudah larut dalam eter P,
mudah larut dalam minyak lemak.
Khasiat : Antiiritan.

7. Talkum Venetum
Pemerian : Serbuk hablur, sangat hablur putih atau putih kelabu berkilat
mudah melekat pada butir dan bebas dari butiran.
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Khasiat : Sebagai zat tambahan.

9
BAB IV

FORMULASI

4.1 Formulasi Standar


Formula standar yang tercantum di ISO volume 21 halaman 350

BEDAK PUROL MENTHOL

mengandung :
Balsem Peru 2 %
Asam Salisilat 0,5 %
Belerang Endap 1,9 %
Zinc Oxyd 2,5 %
Menthol 1,2 %
Kamfer 0,18 %
Talk ad 75 gr

4.2 Perhitungan Bahan

Sediaan yang akan dibuat adalah masing-masing 75 gr sebanyak 3


sediaan. Jadi perhitungannya adalah sebagai berikut :

Semua Bahan = 75 gr + (10/100 x 75) = 77,5 gr

1. Balsem Peru : 2/100 x 77,5 = 1,55 gr


Dilebihkan 5% = 1,55 gr + (5/100 x 1,55 gr) = 1,62 gr
2. Asam Salisilat : 0,5/100 x 77,5 = 0,38 gr
Dilebihkan 5% = 0,38 gr + (5/100 x 0,38 gr) = 0,4 gr
3. Belerang Endap : 1,9/100 x 77,5 = 1,47 gr
Dilebihkan 5% = 1,47 gr + (5/100 x 1,47 gr) = 1,543 gr
4. Zinc Oxyd : 2,5/100 x 77,5 = 1,94 gr
Dilebihkan 5% = 1,94 gr + (5/100 x 1,94 gr) = 2,04 gr
5. Menthol : 1,2/100 x 77,5 = 0,93 gr
Dilebihkan 5% = 0,93 gr + (5/100 x 0,93 gr) = 0,98 gr
6. Kamfer : 0,18/100 x 77,5 = 0,14 gr

10
Dilebihkan 5% = 0,14 gr + (5/100 x 0,14 gr) = 0,15 gr
7. Talkum : 77,5 gr – 1,62 + 0,4 + 1,543 + 2,04 + 0,98 + 0,15)
= 77,5 gr - 6,74 gr = 70,76 gr

4.5 Penimbangan Bahan

1. Balsem Peru : 1,62 gr = 1620 mg

2. Asam Salisilat : 0,4 gr = 400 mg

3. Belerang Endap : 1,543 gr = 1543 mg ≈ 1550 mg

4. Zinc Oxyd : 2,04 gr = 2040 mg

5. Menthol : 0,98 gr = 980 mg

6. Kamfer : 0,15 gr = 150 mg

7. Talkum : 70,76 gr = 70760 mg

4.6 Formulasi Akhir

1. Balsem Peru = 1620 mg

2. Asam Salisilat = 400 mg

3. Belerang Endap = 1500 mg

4. Zinc Oxyd = 2040 mg

5. Menthol = 980 mg

6. Kamfer = 150 mg

7. Talkum = 70760 mg

11
BAB V

PROSES PEMBUATAN

5.1 Alat dan Bahan


5.1.1 Sterilisasi

Paraf Pengawas
No Nama Alat Cara Sterilisasi
Awal Paraf Akhir Paraf

1 Wadah Kaleng Oven 60’

2 Gelas Arloji Flamber 20”

3 Cawan Porselin Flamber 20”

4 Pengaduk Kaca Flamber 20”

5 Karet Pipet Tetes Direbus 15’

6 Sudip Autoclave 30’

7 Kertas Perkamen Autoclave 30’

8 Pipet tetes Autoclave 30’

9 Ayakan No.44 Autoclave 30’

10 Sulfur Praecipitat Oven 30’

11 Menthol Oven 30’

12 Acid Salicyl Oven 30’

13 Zinc Oxydum Oven 30’

14 Balsem Peru Oven 30’

15 Kamfer Oven 30’

17 Talcum Venetum Oven 30’

Masukkan alcohol lalu


Stamper dan
18 bakar diamkan hingga
Mortir
padam

12
5.1.2 Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang telah disterilisasi sesuai dengan ketentuan
diatas
2. Disetarakan timbangan.
3. Timbang Acid Salicyl dengan gelas arloji, lalu masukkan dalam mortir
steril tambahkan sedikit etanol 95%, tambahkan sebagian talkum gerus
homogen kemudian keluarkan dari mortir, sisihkan (M1)
4. Timbang Kamfer dan Menthol dengan gelas arlojil, lalu masukkan dalam
mortir steril bersama-sama tambahkan sedikit etanol 95%, tambahkan
sebagian talkum gerus homogen kemudian keluarkan dari mortir, sisihkan
(M2)
5. Timbang Balsem Peru dengan cawan, lalu masukkan dalam mortir steril
tambahkan sedikit etanol 95%, tambahkan sebagian talkum gerus
homogen kemudian keluarkan dari mortir, sisihkan (M3)
6. Campurkan ketiga massa dalam satu motir steril, kemudian gerus
homogen
7. Tambahkan Zinc Oxyd yang telah diayak terlebih dahulu, lalu gerus
homogen
8. Tambahkan sisa Talcum venetum, gerus homogen
9. Ayak dengan ayakan No. 44
10. Tambahkan Sulfur Praecipitat, gerus homogen
11. Masukkan dalam wadah kaleng yang telah disterilakn di oven selama 1
jam
12. Beri etiket, masukkan dalam kotak kemasan.

13
BAB VI
EVALUASI SEDIAAN

1. Keseragaman Bobot
Dilakuakn dengan cara menegeluarkan sediaan bedak dari masing –
masing botol kemasan, lalu ditimbang apakah ada perbedaan berat/bobot
yang signifikan antara kemasan yang satu dengan kemasan yang lain.

2. Derajat Kehalusan
Dilakukan dengan cara mengayak sedian dengan ayakan No. 44 yang
semua serbuknya harus dapat melewati ayakan tanpa terkecuali (bersisa)

3. Homogenitas
Dilakukan dengan cara dilihat secara visual atau diamati dibawah
mikroskop.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.

Kniazi, Sarfaraz (2009). Volume One Second Edition Handbook of


Pharmaceutical Manufacturing Formulation Compressed Solid
Products. New York: Informa Healthcare USA.

Rowe C Raymond., Sheskey J Paul., & Quinn E Marian (2009). Handbook of


Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press
and American Pharmacists Association

http://fisut03.blogspot.com/2014/05/laporan-akhir-fardas-serbuk-tabur-oleh.html
(diakses tanggal 26 Desembber 2014)

15
LAMPIRAN :

BROSUR
XANAPUROL®

Indikasi :
Bedak menthol anti-bakteri melindungi keluarga anda
sepanjang hari, setiap hari :
 Mencegah dan menghilangkan iritasi kulit
 Menghilangkan bau badan dan menyerap
keringat
 Menyejukan dan menyegarkan
 Membantu menghilangkan jerawat
 Melindungi dari bakteriapengganggu agar
kulit tetap sehat, segar dan harum.

Cara Pemakaian :
Ditaburkan pada kulit yang terasa gatal

Peringatan :
Tidak dipergunakan untuk anak di bawah usia 3 tahun
Hindari kontak langsung dengan mata
Hindari serbuk tertelan dan terhirup

Penyimpanan :
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar

NO.REG : DBL 1412332124 A1


NO.BATCH : 12142405
EXP DATE : DES 2015

MANUFACTURED BY :
XANTHAN PHARMA
PALEMBANG-INDONSIA

ETIKET

XANAPUROL®

Cara Pemakaian :
Ditaburkan pada kulit yang terasa gatal

Peringatan :
Tidak dipergunakan untuk anak di bawah usia 3 tahun
Hindari kontak langsung dengan mata
Hindari serbuk tertelan dan terhirup

Penyimpanan :
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar

NO.REG : DBL 1412332124 A1 MANUFACTURED BY :


NO.BATCH : 12142405 XANTHAN PHARMA
EXP DATE : DES 2015 PALEMBANG-INDONSIA

16

Anda mungkin juga menyukai