Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanin merupakan salah satu senyawa metabit sekunder yang terdapat


pada tanaman clan cunters oleh tanaman. Tanin di bagi menjadi dua
kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin
dapatt dijumpai pada hampir semua dosis tumbuhan hijau diseluruh dunia
baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendan dengan kadar dan
kualitas yang berbeda-beda (Jayanegara etal. 2008)

Ikata tanin dengan protein mempunyai efek negatif terhadap fermentasi


rumin dalam nutrisi tarnak ruminansia. Tanin dapat berikatan dengan dinding
sel mikroorganismerumindan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme atau aktivitas enzim. Keberadaan tanin disisi positif adalah
apabila tanin berikatan dengan protein yang berkualiatas tinggidapat
terlindungi oleh tanin dan degradasi mikroorgamisme rumin sehingga lebih
tersedia pada saluran pencernaan. Kompleks ikatan tanin dengan protein
dapat dilepas pada PH rendah di abomasum dan protein dapat didegradasi
oleh enzimpepsin sehingga asam-asam amino yang di kandungnya tersedia
bagi lemak ( jayanogara. et al. 2008 )

B. tujuan praktikum

Mahasiswa mampu memeriksa simplisia pada parameter spesifik


penetapan senyawa tanin pada sampel
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Tanin umumnya ditemukan pada konsentrasi tinggi dalam tumbuhan yang


mengandung protein tinggi. Pada konsentrasi tinggi. Tanin dapat mengikat
protein atau karbohidrat membentuk suatu ikatan yang sulit dicernah atau
dipecah sehingga menyebabkan protein menjadi tidak tersedia. Sedangkan
pada konsentrasi yang rendah, tanin memberikan kandungan kepada protein
terhadap deigrasioleh mikrobat rumin sehingga mengakibatkan protein dan
meningkatkan ketersediaan protein. Tann memiliki beberapa sifat yaitu
aktivitas tinngi dengan protein, karbohidat dan mineral.memiliki rasa
pahit/sepat yang larut dalam air, bisa mengendapkan protein dari
larutan, ,mengikat mineralsehingga dapat menurunkan ketersediaan mineral
bagi tubuh sehingga dapat menghambat produksi hemoglobin.

1. Banglai hitam (zingiber cassumunar roxb)


Bangali hitam (zingiber cassumunar roxb) termasuk dalam famili
zinciberaceae telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional.
Rimpang bangali berkhasiat sebagai obat demam, perut, nyeri,
sembelit, masuk angin, cacingan, dan encok. (depKes RI 2001).
Rimpang banglai mengandung saponin, flavanoid, minyak atsiri, tanin,
steroid,triterpenoid, antioksidan seperti vitamin C, Vitamin E, keraten
dan senyawa fenolik. (depKes RI 2001). (Chanwithesuk et al. 2005,
istiantini dkk. 2001)

2. Harendong Bulu (Chidma Hirta)


Harendong bulu dengan nama lain chidma hirta merupakan tumbuhan
yang masuk kedalam famili melastomataceae. Tumbuhan ini biasanya
berkhasiat obat. Kegunaan tanaman harendong bulu yaitu sebagai
pencuci luka bernanah, menghentikan pendarahan darah pada luka
sayat, dapatv digunakan untuk penyakit obat sariwan. Selain itu juga
buah dari harendong bulu dimanfaatkan menjadi obat bisul dan
mengobati luka (Stenis dkk, 2011)

3. Tembelekakn (Lantana Camara Linn)


L camara Linn merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di lahan yang
kurang diperhatikan orang. Tumbuh sebagai gusma dan memiliki
aroma yang kurang sedap. Kandungan berturut-turut dapat dijumpai
pada organ daun, akar, buah. (mani et al 2010)
BAB III
PROSEDUR KERJA

1. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Cawan porselin
c. erlrnmeyer
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia
f. Kompor listrik
g. Lap halus
h. Lap halus
i. Penjepit tabung reaksi
j. Pipet tetes
k. Plat tabung
l. Plat tetes
m. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Aquadest
b. Banglai hitam
c. Besi III Klorida
d. Fecl3
e. Hcl
f. Heredong bulu
g. Kertas saring
h. Label
i. Larutan gelatin
j. Tembelekan
k. Tissue

2. Prosedur Kerja

1. Serbuk simplisia + larutan FeCI3, positif katekol bila warna


hijau, dan pirogalol bila berwarna biru
2. Serbuk simplisia + air panas + FeCI3, jika menghasilkan warna
biru, biru hitam mengandung tannin pirogalol. Untuk tanin
katekol akan berwarna hijau atau biru-hijau dan endapan
3. Serbuk simplisia + air + larutan HCI, positif katekol bila flogen
yang tidak larut berwarna merah
4. Sebanyak 2 g sebuk simplisia ditambahkan dengan air panas
sebanyak 15 ml lalu dikocok dan ditambahkan dengan 5 tetes
natrium klorida 10% dan disaring fitrat dibagi dalam 2 tabung.
 Tabung 1 : Ditambahkan dengan larutan gelatin 10%.
Hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya endapan
putih
 Tabung 2 : Ditambahkan 3 tetes larutan besi (III) klorida
P. hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya larutan
biru kehitaman atau hijau kecolatan
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Sampel Tembelekan

Golongan
No
komponen pereaksi Hasil Foto hasil pengamatan
.
senyawa kimia

(+)
1. Percobaan I FeCl3
positif

(+)
2. Percobaan II FeCl3
positif

(-)
3. Percobaan III HCl Negatif

4. Percobaan IV
Larutan (+)
a. Tabung I
gelatin Positif
10%

(-)
b. Tabung II FeCl3 P
Negatif

B. Sampel Banglai Hitam

Golongan
No. komponen senyawa pereaksi Hasil Foto hasil pengamatan
kimia
(-)
1. Percobaan I FeCl3
Negatif

(-)
2. Percobaan II FeCl3 Negatif

(-)
3. Percobaan III HCl Negatif

4. Percobaan IV
a. Tabung I Larutan (-)
gelatin Negatif
10%
(-)
b. Tabung II FeCl3 P
Negatif

C. Sampel harendong bulu

Golongan
No. komponen senyawa pereaksi Hasil Foto hasil pengamatan
kimia

(+)
1. Percobaan I FeCl3
Positif

(+)
2. Percobaan II FeCl3 Positif
(-)
3. Percobaan III HCl Negatif

Percobaan IV

Larutan (+)
a. Tabung I
gelatin Positif
10%

4.

(+)
b. Tabung II FeCl3 P
positif
BAB V
PEMBAHASAN

A. Sampel tembelekan
Dalam tembelekan mengandung lantadene, B lananolic acid,
lantic acid, humulene (mengandung minyak aksiria), B. caryphyllene, y
terpidene, a pinene dan p cymene. Kandungan metabolit sekunder
daun tembelekan adalah alkaloid, steroid,trafonoid, asam amino, tanin
dan kenol (Raj. 2017)
Ekstrak daun tembelekan ditambahkan tiga tetes menunjukan
warna hijau sampai biru kehitaman. (Hanni, 2017)
Tanin ialah salah satu senyawa akol yang termasuk senyawa
tenolik keberadaan senyawa tanin dengan menggunakan reaksi FeCl 3.
Menurut kristaryo 2013 tanin akan membentuk senyawa kompleks
ketika bereaksi dengan Fe 3+, sehingga akan membentuk larutan
menjadi warna kehitaman pada larutan sampel. Warna kehitaman ini
menunjukan hasil positif terdapat tanin pada sampel. Menurut robinson
1995, warna kuning yang dihasilkan akibat dari oleh HCL pekat pada
Magnesium.
Pada percobaan pertama menunjukan hasil positif sesuai
dengan literatur atau hasil uji empiris.
Pada percobaan kedua menunjukan hasil positif yang sesuai
dengan hasil uji empiris atau literatur
Pada percobaan ketiga menunjukan hasil negatif dan tidak
sesuai dengan hasil uji literatur hal ini terjadi karena adanya kesalahan
pada saat praktikum.
Pada percobaan keempat dilakukan pada dua tabung pada
tabung pertama mendapatkan hasil positif dan sesuai dengan literatur
dan pada tabung kedua menunjukkan hasil negatif tidak sesuai
dengan hasil uji literatur.

B. Sampel Banglai hitam


Pada pemeriksaan senyawa tanin prinsip pemeriksaan
senyawa ini adalah reaksi pengendapan protein dan akan terbentuk
kopolimer yang tidak larut dalam air.(Desinta,2015). Hasil yang
didapatkan pada pengujian tanin adalah positif mengandung tanin,
terlihat dari bawah tabung reaksi terdaat endapan putih dengan
perubahan warna pada sampel uji menjadi kuning.
Senyawa tanin dapat digunakan sebagai antibakteri dengan
mekanisme kerja menpresipitasi protein, menghambat enzim reverse
transkriptase dan viva toporsemerate sehingga sel bakteri tidak
terbentuk menghambat pembentukan polipeptida didingsel sehingga
pembentuknya menjadi kurang sempurna, menyebabkan sel bakteri
menjadi utis karena tekanan titik maupun osmotik dan akan
mengalami kematian menggangu jalannya protein pada lapisan dalam
sel (Ngajow, 2013).
Apabila pengujian pada suatu sampel menggunkan FeCL 3 dan
menghasilkan hasil positif dimungkinkan terdapat senyawa tanol dan
salah satunya mengandung tanin karena tanin merupakan senyawa
polisenol. (suei, 2012). Penanbahan gelatin tidak membentuk endapan
putih, sifat tanin dapat mengendapkan gelatin sehingga sampel
menunjukan hasil negatif (purin,2020).
Uji senyawa senolik, sampel menunjukan hasil positif saat
dilakukan penambahan pereaksi FeCl 3 sampel dilihat dari perubahan
warna menjadi warna biru kehitaman.(Rinn, 2020).
Pada percobaan pertama menunjukan hasil negatif hal ini tidak
sesuai dengan literatur karena adanya kesalahan pada saat praktikum.
Pada percobaan kedua menunjukan hasil negatif dimana tidak
sesuai dengan uji hasil literatur hal ini terjadi karena adanya kesalahan
pada saat praktikum.
Pada percobaan ketiga menunjukan hasil negatif dimana tidak
sesuai dengan hasil uji litertur hal ini terjadi karena adanya kesalahn
pada saat praktikum.
Pada percobaan keempat menunjukan hasil negatif hal sesuai
dengan literatur karena tidak terjadi pengendapan pada penambahan
gelatin. Pada tabung kedua menunjukan hasil yang negatif dimana
tidak sesuai dengan hasil uji literatur.

C. Sampel Harendong Bulu


Tanaman ini banyak ini terdapat dimaluku dan memiliki
kandungan kimia antara lain tanin (katekol dan pirogaloltanin),
dioksilantakan, steroid, saponin, glikosida dan fenol yang berkhasiat
sebagai tanaman obat salah satunya sabgai anti bakteri. Masyarakat
menggunakan taman harendong bulu sebagai obat tradisional untuk
mengobati berbagai macam penyakit bisul dan luka (T, sanitra and
lokana, 2020).
Identifikasi katekol dan progalotanin, serbuk ditambahkan
dengan larutan FeCL3, jika mengandung katekol menghasilkan warna
hijau serbuk ditambahkan dengan larutan FeCL 3, jika mengandung
pirogaloltanin akan menghasilkan (Aulia, 2021).
Serbuk dimasukan dalam tabung reaksi ditambahkan FeCl 3 lalu
ditambahkan HCL jika menunjukkan warna merah berarti menunjukan
adanya flavonoid. Larutan besi (III) klorida dan asam klorida terjadi
warna coklat kemerahan perlahan akan berubah menjadi hijau
kecoklatan (Aulia, 2021).
Pada percobaan pertama didapatkan hasil uji positif dimana
menunjukkan hasil yang sesuai dengan literatur atau uji empiris.
Pada percobaan kedua didapatkan hasil positif dimana sesuai
dengan hasil uji empiris.
Pada percobaan ketiga didaptkan hasil negatif dimana tidak
sesuai dengan hasil uji ini terjadi karena adanya kesalahan pada saat
praktikum.
Pada percobaan keempat di lakukan dua tabung pada tabung
pertama di dapatkan hasil positif dimana tidak sesuai dengan hasil uji
empiris hal ini terjadi karena adanya kesalahan pada praktikum. Pada
tabung kedua di dapatkan hasil positif jika dimana sesuai dengan
hasil uji empiris
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji praktikum mengenai parameter spesifik penetapan


senyawa tannin hasil dari tanaman tembelekan, panglai hitam dan harendong
bulu yaitu banyak mengandung senyawa kimia sapponin, tannin, steroiod,
karbohidrat, flavonoid terutama pada senyawa kimia tannin yang menunjukan
hasil positif pada sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia,S. S., Rimbodo, D. S., dan wibowo, M. G. 2021. Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Nilai Tukar Petani (NTP) di Indonesia. Jurnal of
economics and business Aseanomics, 6(1), 44-59.

Chanwitheesuk, A., Teerawutgulrag, A. and Rakariyatham, N. (2005)


Screening of Antioxidant Activity and Antioxidand compounds of some
Edible plants of thailand. Food chemisty, 92, 491-497

Endang Hanan 2017. Analisis Fitokimia. EGD : Jakarta

Jayanegara, A. Sofyan, A. 2008. Penentuan aktivitas biologis tanin beberapa


hijauan secara in vitro menggunakan hohenhein gas tes dengan
polietilen glikol sebagai determinan. Media Peternakankan, April 2008,
Hal. 44-52.

Jayanegara, A., N. Togtokhbayar, H. P. S. Makkar and K. Becker. 2008.


Tannins Determined by various methods as predictors of methane
production reduction potential of the plants by an in vitro rumen
vermentation system. Anim. Feed sci and Tech., 150:230-237.

Mani et al. 2010. Studiens on phytochemical screening and Atibakterial


activites of zatana camara. Plant sci. feed. 1:74-79
Nadjeeb. 2009. Tanin .Universitas terbuka. Jakarta.

Ngajow, M., Abidulu, J. dan kamu, V. S., 2013, Pengaruh Antibakteri Ekstrak
Kulit Batang Matoa ( pometia pinnata ) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus secara In Vitro, jurnal MIPA Unstrat Online 2
(2), p. 128-132.

Steenis V. 2011. Flora cetakan kelima. Jakarta PT pradya paranita

Tuginah, Samitra, D. and Lokaria, E. (2020) Pengaruh Air Rebusan Daun


Haredong Bulu ( clidemia hirta) Terhadap Kadar Kolestrol Mencit
( Musmusculus) Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi, 3(1), pp. 1-6
doi:10.31540/biosilampari.v3i1.972
PERTANYAAN DISKUSI

1. Tuliskan manfaat senyawa tannin bagi manusia dan tumbuhan


Jawab :
Tannin adlah senyawa makanan yang termasuk dalam kategori
senyawa pelifenol.Senyawa ini terdapat pada berbagai bagian
tumbuhan secara alami termasuk biji, kacang, daun, kulit, batang dan
buahnya. Senyawa ini dibuat oleh tanaman dengan fungsi sebagai
pelindung diri dari hama. Tannin merupakan senyawa aktif metabolit
sekunder yang dketahui mempunyai bebrapa khasiat yaitu sebagai
antigen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.

2. Tuliskan karakteristik dari tannin


Jawab :
Tannin memiliki sifat kelarutan sangat mudah larut dalam air, alkohol,
aseton, larut dalam gliserol hangat, praktis tidak larut dalam petroleum,
kloroform dan eter.

3. Tuliskan contoh bagian tanamanyang memiliki kandungan senyawa


tannin jika diambil dari penelitian tuliskan judul dan peneliti.
Jawab:
 Serabut kelapa muda mengandung senyawa tannin
 Akar tannin mengandung senyawa tannin
Judul jurnal :
 Fransiskon rosella lisan. ( 2015 ). Penentuan Jenis Tanin
Secara kualitatif dan Penetapan Kadar Tanin Dari Serabut
Kelapa ( cocos Nuafena l ) Secara
Permanganometri.Universitas Surabaya. Surabaya
 Luthfi Aulia Oktaviani.( 2019 ).Potensi Tanaman Pepaya (Carica
Papaya) Sebagai Antihelmintik.Fakultas Kedokteran
lampung.Universitas Lampung.Lampung

Anda mungkin juga menyukai