a. Reaksi Pengendapan
1. Larutan IA ditambah pereaksi Mayer, larutan IB ditambah dengan pereaksi
Wagner dan larutan IC dipakai sebagai blanko.
2. Adanya kekeruhan atau endapan menunjukkan adanya alkaloid.
2. Uji Wilstater
1) Larutan IIIA sebagai blanko, larutan IIIC ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 4
potong magnesium.
2) Diamati perubahan warna yang terjadi, diencerkan dengan 2 ml air suling,
kemudian ditambah 1 ml butanol.
3) Diamati warna yang terjadi di setiap lapisan. Perubahan warna jingga
menunjukkan adanya flavon, merah pucat menunjukkan adanya flavonol,
merah tua menunjukkan adanya flavanon.
b. Kromatografi Lapis Tipis
1. Larutan IIID ditotolkan pada fase diam.
2. Uji kromatografi lapis tipis ini menggunakan :
Fase diam : lapisan tipis selulosa (diganti Kiesel Gel 254)
Fase gerak : Kloroform : aseton : asam formiat (6:6:1)
Penampak noda : - pereaksi sitrat borat atau
- uap amonia atau
- asam sulfat 10%
3. Adanya flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya noda berwarna kuning intensif.
4. Noda kuning yang ditimbulkan oleh uap amonia akan hilang secara perlahan
ketika amonianya menguap meninggalkan noda.
5. Sedangkan noda kuning yang ditimbulkan oleh pereaksi sitrat-borat sifatnya
permanen.
POLIFENOL DAN TANIN
a. UJI GELATIN
1. Larutan IVA digunakan sebagai blanko, larutan IVB ditambahkan dengan sedikit
larutan gelatin dan 5ml larutan NaCl 10%
2. Jika terjadi endapat putih menunjukkan adanya tanin.
b. UJI FERRI KLORIDA
1. Sebagai larutan IVC diberi beberapa tetes larutan FeCl3, kemudian diamati
terjadinya perubahan warna
2. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin
3. Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi setelah
ditambah dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi hijau biru hingga
hitam, menunjukkan adanya senyawa polifenol.
FeCl3 positif, uji gelatin positif → tanin (+)
FeCl3 positif, ujji gelatin negatif → polifenol (+)
FeCl3 negatif → polifenol (-), tanin (-)
c. Kromatografi Lapis Tipis
1. Sebagian larutan IVC digunakan untuk pemeriksaan dengan KLT
Fase diam : Kiesel Gel 254
Fase gerak : Metanol – Etilasetat - Asam formiat (0,5:9:2 tetes)
Penampak noda : Pereaksi FeCl3
2. Jika menimbulkan warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel.
Nama Uji Tanda Hasil
Reaksi Pengendapan Keruh / Endapan Alkaloid
KLT ( Alkaloid ) Warna Jingga Alkaloid
Buih 1-10 cm tahan 30
Uji Buih Saponin
menit ( >3 cm)
Warna Biru Saponin Steroid
Uji Liebermann
Saponin Triterpenoid /
-Burchard Warna Merah Ungu
steroid Jenuh
Uji Salkowski Cincin Warna Merah Steroid tak Jenuh
Noda Warna Merah
KLT ( Saponin ) Sapogenin
Ungu
KLT ( Saponin ) +
Ungu Sapogenin
Anisaldehid Asam Sulfat
Warna Merah Ungu / Terpenoid
KLT (Steroid Bebas )
Ungu (Steroid Bebas)
Uji Bate-Smith dan
Merah Terang / Ungu Leukoantosianin
Metcalf
Jingga Flavon
Uji Wilstater Merah Pucat Flavonol
Merah Tua Flavanon
KLT ( Flavanoid ) Noda Kuning Intensif Flavanoid
Uji Gelatin Endapan Putih Tanin
Warna Hijau Biru –
Uji Ferri Klorida Polifenol
Hitam
Uji FeCl3 ( + ) Tanin dan Kemungkinan
Uji Gelatin ( + ) Polifenol ( Positif )
Kesimpulan Hasil Uji FeCl3 ( + )
Polifenol ( Positif)
Uji FeCl3 dan Uji Gelatin Uji Gelatin ( - )
Uji FeCl3 ( - ) Polifenol Dan Tanin
Uji Gelatin ( - ) ( Negatif )
KLT ( Polifenol ) Noda Warna Hitam Polifenol