PRAKTIKUM FITOKIMIA
SKRINING FITOKIMIA
OLEH :
LISA KUSUMA WARDHANI 122210101087
NOVIALDA NITIYACASSARI 122210101089
LUISA FATMA S 122210101091
ANANDINI AULIA S 122210101093
NURUL QOMARIYAH 122210101095
ANNISA RAGDHA 122210101097
MAGFIROH FITDIYAWATI 122210101099
FIRDAUSIA IRAWANDA 122210101101
MUH. AGUS MAULUDDIN 122210101103
PUTRI KARTIKA NINGSIH 122210101105
ARIMBI SULISTYO KARTIKA 122210101109
HARIS RAUDHATUZAKINAH DWIPUTRI 122210101111
ALNI RISKYNA HASAN 122210101115
MOHAMAD NOR ZAENUDIN 122210101117
LABORATORIUM FITOKIMIA
BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2014
I. TUJUAN
Skrining fitokimia merupakan suatu analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau
senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam yang terdiri atas
berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-
senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan
ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder. Berbagai metode yang dapat
digunakan untuk identifikasi metabolit sekunder antara lain dengan metode tabung dan
dengan metode KLT (kromatografi Lapis Tipis).
II.1Metode Tabung
3.1 ALAT
- Corong - Gelasukur
- Vial - Stirer
- HCl - Dragendorf
- Anisaldehid
- FeCl3
- NaCl
- NH4OH
- KOH
- Aquadest
- H2SO4
IV. CARA KERJA
1. Penyiapan Sampel
2. Reaksi Pengendapan
3. KLT
1. Uji Buih
2. Uji Salkowski
3. KLT
klorida
1. Reaksi Warna
2. KLT
1. Reaksi Warna
Uji Ferriklorida
Uji Gelatin
2. KLT
1. Reaksi Warna
Uji Borntrager
Uji Modifikasi Borntrager
2. KLT
1. Reaksi Pengendapan
Larutan IA + pereaksi Mayer negatif (tidak keruh atau tidak ada endapan)
2. KLT
1. Uji Buih
2. Uji Salkowski
Larutan IIB + H2SO4 pekat negatif (tidak timbul cincin berwarna merah)
3. KLT
1. Reaksi Warna
Larutan IIIB + HCl pekat dipanaskan negatif (larutan tidak berwarna merah
terang atau ungu)
Uji Wilstater
2. KLT
1. Reaksi Warna
o Uji Ferriklorida
Larutan IVC + FeCl3 positif (ada endapan dan berubah warna menjadi
hijau kehitaman)
o Uji Gelatin
2. KLT
1. Reaksi Warna
Uji Borntrager
Larutan VIB + ammonia negatif (larutan tidak berwarna merah atau merah
muda pada lapisan alkalis)
2. KLT
1. Identifikasi alkaloid
Struktur alkaloid beraneka ragam dari yang sederhana sampai yang rumit, dari
efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang
sederhana, tetapi yang efeknya tidak sederhana adalah nikotin. Nikotin dapat
menyebabkan penyakit jantung , kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah
tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
2. Identifikasi flavonoid
3. Identifikasi saponin
Cara identifikasi : Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan
cara memasukkan 2 mL sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
10 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik, diamati perubahan yang terjadi.
Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak hilang selama 30 detik) maka
identifikasi menunjukkan adanya saponin. Uji penegasan saponin dilakukan
dengan menguapkan sampel sampai kering kemudian mencucinya dengan
heksana sampai filtrat jernih. Residu yang tertinggal ditambahkan kloroform,
diaduk 5 menit, kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat
dibagi enjadi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B
ditetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan, kemudian ditambah H2SO4 pekat dan
diaduk kembali.
4. Identifikasi triterpenoid
Cara identifikasi : digunakan pereaksi L-B, H2SO4 pekat dan H2SO4 50%.
Digunakan pereaksi ini karena dapat menghasilkan terjadinya perubahan warna yang
menunujukan bahwa ekstrak tersebut positif mengandung senyawa yang termasuk
dalam golongan triterpen. Pada uji triterpen yang menggunakan pereaksi L-B,
H2SO4 pekat dan H2SO4 50%., terjadi perubahan warna, hal ini disebabkan oleh
Uji warna Liebermann- Burchard (LB) berguna untuk mengetahui adanya senyawa
saponin baik triterpenoid maupun steroid. Uji warna Liebermann- Burchard (LB).
Apabila pada campuran timbul kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarut
menunjukkan adanya triterpen, sedangkan munculnya warna hijau kebiruan
menunjukkan adanya sterol. Hasil uji warna Liebermann- Burchard (LB) terhadap
sampel adalah terjadinya perubahan warna pada sampel yaitu terbentuknya cincin
warna coklat muda. Sedangkan hasil uji warna Liebermann- Burchard (LB) terhadap
ekstrak terjadinya perubahan warna pada sampel yaitu terbentuknya cincin warna
coklat tua.
5. Identifikasi steroid
Senyawa polifenol adalah suatu senyawa yang berasal dari tumbuhan, dimana
salah satu cirinya adalah mengandung cincin aromatik yang tersubstitusi oleh dua
atau lebih gugus fenol. Dua gugus fenol, hidrolisis dan terkondensasi terdiri dari
tanin yang merupakan suatu zat yang penting secara ekonomi sebagai agen untuk
menghaluskan kulit dan juga penting untuk tujuan kesehatan. Baru baru ini
ditemukan adanya fakta fakta yang mendukung nilai potensialnya sebagai
sitotoksik dan atau sebagai agen antineoplastic.
Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut the
village pharmacy, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit,
antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabetes, penyakit kardiovaskular, dan
insektisida. Daun mimba juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit,
hipertensi, diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat
antibakteri dan antiviral.
Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat
kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa
serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses
perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari
kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali
mengakibatkan kematian.
Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,
bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan
penyakit tanaman. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan
dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis
penyakit pada manusia.
Reaksi positif palsu adalah hasil pengujian menyatakan ada (positif), tapi sebenarnya
tidak ada (negatif), hal ini bisa disebabkan kesalahan alat, atau pengaruh senyawa yang
memiliki kesamaan sifat maupun struktur atom yang identik. Reaksi negatif palsu adalah
hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif), tapi sebenarnya ada (positif), hal ini bisa
disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena kadar didalam bahan uji terlalu sedikit,
atau bahan ujinya (ekstrak simplisia) tidak memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa
yang tadinya ada hilang atau rusak karena reaksi enzimatik maupun hidrolisis.
4. Untuk identifikasi senyawa golongan polifenol dan tannin pada semua cara
identifikasi memberikan hasil positif
5. Untuk identifikasi senyawa golongan antrakinon pada semua cara identifikasi
memberikan hasil negatif
Jadi melalui praktikum skrining fitokimia atau penapisan ini dapat disimpulkan
bahwa ekstrak daun mimba mengandung senyawa golongan triterpenoid, steroid,
flavonoid, polifenol dan tannin.
VII. KESIMPULAN
4. Untuk identifikasi senyawa golongan polifenol dan tannin pada semua cara
identifikasi memberikan hasil positif, sehingga dapat di simpulkan bahwa ekstrak
daun mimba mengandung senyawa golongan polifenol dan tannin.
Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.
Press
Satyajit. 2007. Kimia untuk Farmasi, Bahan Kimia Organik, Alam dan Umum.
Teyler.V.E et.al. 1988. Pharmacognosy Edition 9th. Phiadelphia: Lea & Febiger
LAMPIRAN
1. Reaksi Pengendapan
2. KLT
Identifikasi Glikosida Saponin, Triterpenoid, dan Steroid
1. Uji Buih
2. Uji Salkowski
3. KLT
1. Reaksi Warna
2. KLT
Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin
1. Reaksi Warna
o Uji Ferriklorida
o Uji Gelatin
2. KLT
Identifikasi Senyawa Golongan Antrakinon
1. Reaksi Warna
o Uji Borntrager
o Uji Modifikasi Borntrager
2. KLT