Anda di halaman 1dari 9

Identifikasi Kandungan Kimia Tumbuhan Secara KLT D-6 Aris Sri Anggara (1100065), Cyntia Dewi .

R (1100809), Bella Paulina (1100824), Yessica Natalia (1100849), Venessa Edna .R (1100853)

A.

Tujuan Praktikum Untuk mengetahui cara penyiapan ekstrak Untuk mengetahui cara identifikasi kandungan kimia dalam tumbuhan secara KLT. Untuk mengetahui kandungan kimia dalam tumbuhan.

B.

Bahan, Alat dan Metode Serbuk simplisia W n-Heksan Kloroform Etanol 70% Na2SO4 eksikatus HCl 2N Na-pikrat Toluen Etil asetat Pereaksi anisaldehidH2SO4 pekat Heksan antimon (III) Pereaksi Dietilamin Pereaksi Dragendorf Kloroform (CHCl3) Pereaksi uap ammonia n-Propanol Aquadem Larutan metanol Metanol Pereaksi Raymond Asam asetat 15% Batu didih Pereaksi FeCl3 Gelatin dalam NaCl 5% KOH dalam

1. Bahan

klorida dalam kloroform

2. Alat Spektrofotometer UV Lempeng Silika Gel GF 254 Lempeng Selulosa Erlenmeyer Gelas ukur Tabung Reaksi Beaker glass Pengaduk kaca Pipet tetes Klem+statif Tangas air Botol Cawan porselin Bejana kromatografi Kaki tiga Papan tetes Vial Oven Kaca arloji Api bunsen Korek api Kasa asbes Kapas Pendingin bola Sumbat gabus Lem hakol Kertas saring Corong gelas Aluminium foil Kertas perkamen Timbangan gram Timbangan analitik

Golongan Saponin Menyiapkan ekstrak etanol Masukkan fase gerak kedalam bejana kromatografi Menotolkan ekstrak uji pada fase diam 5-10 l dari 0,11% ekstrak. Noda warna biru / biru violet, kadang kekuningan Menyiapkan bejana kromatografi Menyiapkan fase gerak (kloroform-metanol-air = 64 : 50 : 10) Tahap eluasi Masukkan lempeng kedalam bejana yang berisi fase gerak. Pereaksi Anisaldehid-H2SO4 pekat Panaskan 1000C selama 5-10 menit Penampak noda Menyiapkan fase diam (lempeng Silika gel GF 254)

Dokumentasi Uji Buih Ekstrak etanol + air 30 menit kocok kuat 30 detik diamkan (+) timbul buih yang tingginya 3 cm.

Reaksi warna dan pengendapan Golongan Glikosida HCN Timbang serbuk simplisia 2 g (1,0482 g), masukkan erlenmeyer. Tutupkan pada tabung reaksi, jepit Panaskan di atas api spirtus + HCl 2N sampai serbuk simplisia tercelup + batu didih. Teteskan Na-pikrat pada kertas saring.

(+) merah bata.

Uji Tanin 1) Uji FeCl3 Ekstrak etanol + pereaksi FeCl3, letakkan di papan tetes.

(+) biru-hitam / hijau-hitam. 2) Uji gelatin Ekstrak etanol + gelatin dalam NaCl, masukkan tabung reaksi 1. Ekstrak etanol + garam dalam NaCl, masukkan tabung reaksi 2

(+) endapan putih.

C.

Hasil dan Pembahasan Skrining fitokimia secara KLT simplisia W memberikan hasil positif pada golongan

minyak atsiri, alkaloid, antrakinon, saponin, dan glikosida flavonoid. Juga simplisia W mengandung polifenol non tannin. Identifikasi Minyak Atsiri Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagai volatile oil, atau essential oil, adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal dari berbagai tanaman. Minyak atsiri ini umumnya diperoleh dengan cara destilasi, juga dapat diperoleh melalui proses ekspresi, dan ekstraksi pelarut. Cuplikan Fase diam Fase gerak Penampak noda

: Sari heksan : Silika gel GF 254 (diaktifkan 105oC selama 30 menit) : Toluen - Etil asetat 93:7 :

UV 254 dan UV 365 nm (tanpa penampak noda) memberikan fluoresensi

Pereaksi anisaldehid-asam sulfat pekat (dipanaskan 110oC selama 5-10 menit) memberikan noda yang berwarna biru, hijau, merah, atau coklat.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia yang diidentifikasi mengandung minyak atsiri.

Identifikasi Alkaloid Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis. Cuplikan Fase diam Fase gerak : Sari kloroform : Silikagel GF 254 (diaktifkan 105oC selama 30 menit) : Toluen etil asetat dietiamin (7:2:1) dan etil asetat metanol air
(100:13,5:10)

Hasil Identifikasi

UV 254 memadamkan flourescensi dan UV 365 nm (tanpa penampak noda) memberikan fluoresensi

Pereaksi Dragendorf +

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia yang diidentifikasi mengandung alkaloid.

Identifikasi Antrakinon Antrakinon merupakan senyawa turunan dari antrasena yang diperoleh dari

reaksioksidasi dari antarasena. Golongan ini memiliki anglikoh yang sekerabat dengan antrasenayang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C4 (antron) dan sampai marah sindur (orange), larut dalam air panas atau alkoholencer. Untuk identifikasi digunakan reaksi Borntraeger. Semua antrakuinon

memberikanwarn areaksi yang khas dengan reaksi Borntraeger jika ammonia ditambahkan: larutanberubah menjadi merah untuk antrakuinon. Antrakuinon yang mengandung gugs karboksilat(rein) dapat diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat.Hasil reduksi antrakuinon adalah antron danantranol, terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida

Cuplikan Fase diam Fase gerak Hasil Identifikasi

: Sari kloroform : Silikagel GF 254 (diaktifkan 105oC selama 30 menit) : n-propanol-etil asetat-air (40:40:30) :

UV 365 memberikan warna merah Larutan 5% KOH dalam methanol memberikan warna merah Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia yang diidentifikasi mengandung antrakinon. Identifikasi Saponin Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin. Cuplikan Fase diam Fase gerak Hasil Identifikasi : : Sari Kloroform : Silikagel GF 254 (diaktifkan 105oC selama 30 menit) : Kloroform metanol air (64:50:10)

Ditambah Pereaksi anisaldehid-asam sulfat pekat (dipanaskan 1100C, selama 5-10 menit ) memberikan warna biru violet dan kekuningan Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia yang diidentifikasi mengandung saponin. Identifikasi Glikosida Flavonoid Berdasarkan pada jenis atom yang berikatan antara gula dan aglikon, makaflavonoid dapat dibedakan : 1. Flavonoid O-glikosida Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida; pada senyawatersebut, gugus hidroksil pada aglikon dengan gula membentuk suatu ikatanhemiasetal yang tak tahan asam Flavonoid O-glikosida mudah dihidrolisis dengan 6

katalis asammenghasilkan aglikon dan gula. Gula yang lazim adalah glukosa, namunjuga ditemukan galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa. Kadang kadangditemukan juga alosa, manosa, dan fruktosa. Selain berikatan denganmonosakarida ditemukan juga ikatan aglikon dengan di, tri dan tetrasakarida.

2. Flavonoid C-glikosida Gula dapat juga terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal ini gulatersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon karbon (C-C) yang tahan asam. Sekarang gula yang terikat pada atom Channya ditemukan pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid. Jenisgula yang terlibat jauh lebih sedikit dibanding jenis gula pada O-glikosidayaitu : glukosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa Cuplikan Fase diam Fase gerak Hasil Identifikasi : Sari etanol : Selulosa (diaktifkan 105oC selama 30 menit) : Asam asetat 15% :

UV 365 nm memberikan fluoresensi biru muda Pereaksi uap ammonia Menghasilkan warna kuning (cepat memudar) Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia yang diidentifikasi mengandung glikosida flavonoid. Identifikasi Tanin Merupakan senyawa yang memiliki beberapa gugus hidroksi fenol bebas dan terbentuk ikatan stabil dengan protein dan biopolymer. Berdasarkan inti fenol dan cara penggunaannya dibagi atas 4 golongan yaitu tanin terhidrolisis, tanin terkondensasi, tanin kompleks, dan peseudotanin. Untuk mengidentifikasi adanya tanin dilakukan dua uji, yang pertama ekstrak etanol ditambah dengan FeCl3 pada papan tetes yang menunjukkan warna biru-hitam atau hijauhitam apabila simplisia yang diidentifikasi mengandung tanin. Uji Yang kedua dilakukan pada 4 tabung reaksi. Pada masing-masing tabung reaksi diisi dengan ekstrak etanol dan larutan NaCl 10%. Tabung 1 digunakan sebagai kontrol, tabung 2

ditambah dengan larutan gelatin, tabung 3 ditambah larutan garam-gelatin, dan tabung 4 ditambah beberapa tetes FeCl3. Apabila ekstrak mengandung tanin maka dari tabung 2 dan 3 akan terbentuk larutan keruh bila dibandingkan dengan tabung 1 dan tabung 4 akan memberikan warna.

Sedangkan uji skrining secara KLT yang meliputi golongan minyak atsiri, terpenoid bebas, alkaloid, flavonoid bebas, antrakuinon, glikosida jantung, saponin, dan uji spot test yang meliputi uji glikosida HCN dan uji buih menunjukkan hasil yang negatif.

BAB IV Kesimpulan
Simplisia A yang diidentifikasi mengandung : o Golongan glikosida flavonoid o Golongan tanin 8

daftar putaka

http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/minyak_atsiri.htm

Anda mungkin juga menyukai