NIM : 1801061
Kelas : S1-4B
Percobaan 5 – Terpenoid
Terpenoid merupakan derivate dehydrogenase dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen
merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian
kelompok hewan. Rumus molekul adalah (C5H8)n . terpenoid disebut juga isoprenoid
Sebagian besar terpenoid memiliki kerangka karbon yang dibangun oleh 2 atau lebih unit C-5
yang disebut dengan unit isoprene. Unit C-5 dinamakan karena memiliki kerangka karbon yang
sama dengan senyawa isoprene
Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung Karbon (C), Hidrogen (H) Oksigen (O2)
yang bersifat aromatic, umumnya terpenoid larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma
tumbuhan, kebanyakan terpenoid memiliki struktur siklik dan mempunyai 1 gugus fungsi atau
lebih.
Nama terpen berasal dari Turpentine (Terebentin) adalah konstituen pertama minyak atsiri dari
kebanyakan tumbuhan dan bunga.
Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri bukanlah senyawa
murni tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadang terdiri dari lebih dari 25 senyawa
atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang
mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen.
Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga mudah dipanaskan dengan
destilasi, minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid (atom C 10) dan
seskuiterpenoid (atom C 15)
Sifat dari terpenoid :
a) Sifat Fisika
Kebanyakan terpenoid tidak bewarna
Cairan harum sehingga disebut minyak atsiri
Mudah menguap, larut dalam pelarut organic
b) Sifat Kimia
Terpenoid dapat berupa rantai terbuka atau siklik tidak jenuh
Terpenoid mengalami polimerasi dan dehidrogenasi
Terpenoid mudah teroksidasi oleh hamper semua oksidator
Massa jenisnya lebih rinngan daripada air
2. Apa saja reagen yang digunakan untuk uji terpenoid yang lain (minimal 3 reagen) dan jelaskan?
Jawab :
5. Kloroform
Brieskorn dan Briner yang sering digunakan untuk membedakan secara khas triterpenoid yang
berwarna merah dan senyawa steroid yang berwarna cokelat (Robinson, 1995) sehingga pada
daerah antar muka terlihat warna cokelat. terbentuknya warna cokelat kemerahan pada daerah
antarmuka karena ditambahkan pereaksi asam klorosulfonat atau pereaksi Brieskorn dan Biner
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan steroid atau terpenoid dalam
sampel dapat dilakukan dengan cara 10 mL ekstrak cair diuapkan dengan menambahkan asam
asetat anhidrat yang bertujuan untuk membentuk turunan asetil lalu ditambahkan kloroform yang
bertujuan untuk melarutkan steroid karena kloroform dan steroid memiliki kepolaran yang sama
sehingga steroid akan larut dalam kloroform lalu dilanjutkan dengan penambahan H 2SO4 pekat
yang bertujuan untuk menghidrolisis air yang akan bereaksi dengan turunan asetil membentuk
cincin merah coklat atau ungu artinya positif triterpenoid dan larutan atas berwarna hijau yang
menunjukkan pada sampel mengandung steroid. Warna hijau tersebut sebanding dengan
konsentrasi steroid.
5. Dari topik 2 yang lalu apakah tumbuhan yang kalian pilih mengandung terpenoid?
Jawab :
Ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman-Bouchard (Asam asetat glasial-asam sulfat pekat)
pada filtrat, bila positif terpenoid terbentuk warna merah hingga ungu dan bila positif steroid
terbentuk warna biru atau hijau.
6. Dari topik 4 dan 5 jelaskan perbedaan uji steroid dan terpenoid?
Jawab:
Mekanisme reaksi yang terjadi sampai terjadi perubahan warna pada uji terpenoid
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan steroid atau terpenoid dalam
sampel dapat dilakukan dengan cara 10 mL ekstrak cair diuapkan dengan menambahkan asam
asetat anhidrat yang bertujuan untuk membentuk turunan asetil lalu ditambahkan kloroform yang
bertujuan untuk melarutkan steroid karena kloroform dan steroid memiliki kepolaran yang sama
sehingga steroid akan larut dalam kloroform lalu dilanjutkan dengan penambahan H 2SO4 pekat
yang bertujuan untuk menghidrolisis air yang akan bereaksi dengan turunan asetil membentuk
cincin merah coklat atau ungu artinya positif triterpenoid dan larutan atas berwarna hijau yang
menunjukkan pada sampel mengandung steroid. Warna hijau tersebut sebanding dengan
konsentrasi steroid.
Mekanisme reaksi yang terjadi sampai terjadi perubahan warna pada uji steroid
a. Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu mula mula membentuk turunan asetil terlebih dahulu
yaitu dengan proses penguapan, kemudian ditambah kloroform untuk melarutkan steroid,
lalu tambahkan H2SO4 pekat untuk menghidrolisis air yang nantinya akan bereaksi dengan
turunan asetil membentuk cincin merah coklat atau ungu dan larutan atas berwarna hijau,
perubahan warna yang terjadi pada percobaan ini karena adanya reaksi antara air yang
dihidrolisis dengan turunan asetil.
b. Sedangkan jika menggunakan pereaksi libermann-Burchard akan menghasilkan perubahan
warna menjadi biru, adapun caranya yaitu: Sebanyak 2 mL ekstrak etanol ditambahkan 2 mL
n-heksana, dikocok. Lapisan n-heksana ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard.
Jadi, berdasarkan mekanisme reaksi diatas pada uji triterpenoid untuk membentuk turunan
asetilnya dilakukan dengan cara diuapkan dan kemudian ditambahan asam asetat anhidrat.
Sedangkan untuk mekanisme reaksi pada uji steroid untuk pembentukan turunan asetilnya
dilakukan dengan proses penguapan saja tidak ada penambahan asam asetat anhidrat.