Anda di halaman 1dari 27

Undang-Undang dan Etika Kefarmasian

Hak dan Kewajiban Konsumen

Dosen Pengampu :
Apt. Ratna Sari Dewi, M.Farm

Kelompok 2:
Adinda Putri Yani (1801042)
Annissa Permatasari (1801048)
Aulia Salsabila (1901083)
Dwi Anisah (1801051)
Mustika Arfah (1801061)
Rike Nur Safitri (1801070)
Yanto (1801079)
Undang-undang Terkait
Pembahasan:

• Pasal 1 angka 10 UU No. 29 Tahun 2004 tentang


praktik Kedokteran
• Pasal 1 angka 4 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
1. Pengertian Konsumen

• Pasal 1 angka 10 UU No. 29 Tahun 2004 ttg Praktik


Kedokteran
• Pasal 1 anga 4 UU No. 44 Tahun 2009 ttg Rumah Sakit
• Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999 ttg Perlindungan
Konsumen
Pasal 1 angka 10 UU No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran

Pasien adalah setiap orang yang melakukan


Pasal 1 angka 4 UU No. 44 Tahun konsultasi masalah kesehatannya untuk
2009 Tentang Rumah sakit memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan
baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi

Pasien adalah setiap orang yang melakukan


konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maunpun
tidak langsung di Rumah sakit.
Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan
Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang


dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.
2. Hak dan kewajiban
konsumen

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun


1999 Tentang Perlindungan Konsumen

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun


2004 Tentang Praktik Kedokteran

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit
UU RI No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
Hak konsumen adalah:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau
jasa yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban Konsumen Adalah:

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan


prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa,
demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian
barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
5. konsumen secara patut.
UU RI No. 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran Pasien, dalam menerima pelayanan pada
praktik kedokteran, mempunyai
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kewajiban :
kedokteran, mempunyai hak:

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan


medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); 1. Memberikan informasi yang lengkap dan
jujur tentang masalah kesehatannya;
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
dokter gigi;
4. Menolak tindakan medis; dan 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di
5. Mendapatkan isi rekam medis. sarana pelayanan kesehatan; dan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Kewajiban Pasien → Pasal 31


1. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.
Hak Pasien → Pasal 32

• Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
• Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
• Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
• Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
• Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
• Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
• Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin
Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
• Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
• Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
• Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya;
• Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya;
• Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
• Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
• Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
• Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana;
• Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
2. Hak dan Kewajiban
Penyedia Jasa / Pelayanan

• UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Hak Penyedia Jasa / Pelayanan

• Menerima pembayaran sesuai kesepakatan (kondisi dan nilai


tukar) barang atau jasa yang diperdagangkan.
• Mendapat perlindungan hukum dari konsumen yang tidak baik.
• Melakukan pembelaan diri di penyelesaian hukum sengketa
konsumen.
• Rehabilitasi nama baik (hukum) jika kerugian konsumen tidak
diakibatkan oleh barang/jasa penyedia.
• Hak lainnya yang diatur dalam undang undang lain.
Kewajiban Penyedia Jasa /
Pelayanan

• Berkemauan baik dalam melakukan kegiatan usaha


• Memberikan informasi real terkait kondisi, jaminan,
penggunaan , perbaikan serta pemeliharaan barang atau jasa
• Melayani konsumen dengan benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
• Menjamin mutu barang atau jasa yang diperdagangkan sesuai
ketentuan standart mutu yang berlaku
• Memberi kesempatan konsumen mencoba atau menguji barang
atau jasa serta memberi jaminan atau garansi dari barang atau jasa
yang diperdagangkan
• memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan
• memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila
barang dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
dengan perjanjian.
4. Sanksi terhadap
pelanggaran UU konsumen

Menurut UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan


konsumen, sanksi terhadap pelanggaran UU konsumen terdiri dari
2:
1. Sanksi administrasi
2. Sanksi pidana
Sanksi Administratif

Pada UU RI No. 8 Tahun 1999 pasal 60 ayat 1

Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan


sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) terhadap pelaku usaha yang
melanggar:
1. Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3)
2. Pasal 20
3. Pasal 25
4. Pasal 26.
1. Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) 3. Pasal 25
Sanksi diberikan kepada pelaku usaha apabila ia (1) Pelaku usaha yang memproduksi barang yang
tidak memberikan ganti rugi atas kerusakan, pemanfaatannya berkelanjutan dalam batas
pencemaran, dan/atau kerugian waktu sekurang kurangnya 1 (satu) tahun
konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau wajib menyediakan suku cadang dan/atau
jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. fasilitas puma jual dan wajib memenuhi
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud dapat berupa jaminan atau garansi sesuai dengan yang
pengembalian uang atau penggantian barang diperjanjikan.
dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya. (2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada
atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian ayat (1) bertanggungjawab atas tuntutan ganti
santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan rugi dan/atau gugatan konsumen apabila
perundang-undangan yang berlaku. pelaku usaha tersebut :
(3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam a. tidak menyediakan atau lalai
tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal menyediakan suku cadang dan/atau
transaksi fasilitas perbaikan
b. tidak memenuhi atau gagal memenuhi
2. Pasal 20 jaminan atau garansi yang
Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan diperjanjikan.
yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan 4. Pasal 26
olehikatan tersebut. Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib
memenuhi jaminan dan/atau garansi yang
disepakati dan/atau yang diperjanjikan
Sanksi Pidana

Pasal 61
Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya

Pasal 62
(1) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal
17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
(2) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan
Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 8
(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang Pasal 9
tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar Pelaku usaha dilarang menawarkan,
yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan memproduksikan, mengiklankan suatu barang
perundangundangan; dan/atau jasa secara tidak benar.
(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang
yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa Pasal 10
memberikan informasi secara lengkap dan benar Pelaku usaha dalam menawarkan barang
atas barang dimaksud. dan/atau jasa yang ditujukan untuk
(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan diperdagangkan dilarang menawarkan,
farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas mempromosikan, mengiklankan atau membuat
dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan pemyataan yang tidak benar atau menyesatkan
informasi secara lengkap dan benar mengenai harga, kegunaan, bahaya, serta
(4) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada kondisi suatu barang dan/atau jasa
ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan
barang dan/atau jasa tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran.
Pasal 13 ayat 2 • Pasal 17 ayat 1 dan 2
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan (1) Pelaku usaha periklanan dilarang
atau mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen memproduksi iklan yang :
makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan a. mengelabui konsumen mengenai kualitas,
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang
barang dan atau jasa lain. dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu
penerimaan barang dan/atau jasa;
Pasal 15 b. mengelabui jaminan/garansi terhadap
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa barang dan/atau jasa;
dilarang melakukan dengan cara pemaksaan atau cara c. memuat informasi yang keliru, salah, atau
lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa;
maupun psikis terhadap konsumen. e. mengeksploitasi kejadian dan/atau
seseorang tanpa seizin yang berwenang atau
persetujuan yang bersangkutan
(2) Pelaku usaha periklanan dilarang
melanjutkan peredaran iklan yang telah
melanggar ketentuan pada ayat (1)
Pasal 18
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa
yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat
atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
dan/atau perjanjian, apabila:
a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku
usaha;
b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen
penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen; kepada pelaku usaha baik secara langsung
c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak maupun tidak langsung untuk melakukan
penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas segala tindakan sepihak yang berkaitan
barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen; dengan barang yang dibeli oleh konsumen
secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya
kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang
dibeli oleh konsumen;
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk
mengurangi manfaat jasa atau mengurangi
harta kekayaan konsumen yang menjadi
obyek jual beli jasa;
Pasal 11 Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan
melalui cara obral atau lelang, dilarang
mengelabui/menyesatkan konsumen.

Pasal 13 (1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau


mengiklankan suatu barang dan/atau jasa dengan cara menjanjikan
pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain secara cuma-cuma
dengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak
sebagaimana yang dijanjikannya.

Pasal 14 Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang


ditujukan untuk diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui
cara undian. Dilarang untuk :
a. tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang
dijanjikan;
b. mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa;
c. memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan;
d. mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang
dijanjikan.
Pasal 16 Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa
melalui pesanan dilarang untuk :
a. tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan waktu
penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan;
b. tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan/atau
prestasi.

Pasal 17 (1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan


yang :
d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang
dan/atau jasa;
f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undanngan mengenai periklanan.

Lanjutan Pasal 62
(3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka
berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian
diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.
Pasal63

Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 62, dapat di jatuhkan hukuman
tambahan, berupa :
a) Perampasan barang tertentu;
b) Pengumuman keputusan hakim;
c) Pembayaran ganti rugi;
d) Perintah penghentian kegiatan tertentu
yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
e) Kewajiban penarikan barang dari
peredaran; atau
f) Pencabutan izin usaha.
5. Potensi Pelanggaran Terhadap Undang-
undang Perlindungan Konsumen Oleh
Profesi Farmasi

1. Tidak memenuhi kewajiban sesuai peraturan perundang-


undangan,
2. Melakukan hal yang dilarang seperti membuat, mengedarkan,
dan menyerahkan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar, dan syarat (rusak, cacat, atau bekas dan tercemar
dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan
benar) atau barang yang dilarang,
3. Menawarkan, mempromosikan, mengiklankan, menjanjikan
atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan lima asas yang relevan dalam
pembangunan nasional, yakni:
• Asas Manfaat
Adalah segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
• Asas Keadilan
Adalah memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan
melaksanakan kewajibannya secara adil.
• Asas Keseimbangan
Adalah memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam
arti materiil maupun spiritual.
• Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
Adalah untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
• Asas Kepastian Hukum
Adalah pelaku maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai