“TERPENOID”
OLEH :
RIZKY ARISKA NINGSIH (1801072)
KELAS S1-4B
2. Apa saja reagen yang digunakan untuk uji terpenoid yang lain (minimal 3 reagen) dan
jelaskan?
4. Jelaskan mekanisme reaksi yg terjadi sampai terjadi perubahan warna pada uji terpenoid!
5. Dari topik 2 yang lalu apakah tumbuhan yg kalian pilih mengandung terpenoid?
JAWABAN
1. A. Pengertian Terpenoid
Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan
untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari
senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene
CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan 2 atau
lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa golongan
berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2 (C10), 3 (C15), 4 (C20),
6 (C30) atau 8 (C40). Terpenoid merupakan Senyawa organik, penggabungan 2 atau lebih
unit isopren (C5) secara kepala ke ekor melalui jalur biosintesa asam asetat dan asam
mevalonat. Keragaman struktur oleh reaksi sekunder (hidrolisis, oksidasi, reduksi dan
siklisasi).
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.
Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga
dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa
isopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat
berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil
atau gugus fungsi lainnya.
B. Sifat Terpenoid
Sifat fisika :
1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna
akan berubah menjadi gelap.
Sifat Kimia :
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.
C. Penggolongan Terpenoid
D. Manfaat Terpenoid
b. Reagen Lieberman-Burchard
c. Reagen vanillin-H2SO4
a. Ekstraksi
Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan
maserasi.
Sokhletasi :
Maserasi :
7. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivasi antibakteri.
b. Uji KLT
Ekstrak yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dipisahkan mengunakan
kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak kloroform : metanol (3 : 7).
Fraksi-fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom diuji fitokimia dan uji aktivitas
antibakteri. Fraksi yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dilanjutkan ke tahap
pemurnian menggunakan kromatografi lapis tipis. Isolat yang relatif murni selanjutnya
diidentifikasi menggunakan kromatogafi gas – spektroskopi massa.
c. Uji Fitokimia
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard.
Pereaksi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam
sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan
asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform setelah. Alasan
penggunaan kloroform adalah karena golongan senyawa ini paling larut baik didalam pelarut
ini dan yang paling prinsipil adalah tidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji
terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum
reaksi berjalan dan turunan asetil tidak akan terbentuk. Timbulnya warna merah jingga atau
ungu menandakan uji positif terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji
positif untuk steroid.
Sampel yang telah dihaluskan ditambah EtOh lalu dipanaskan selama 15 menit untuk
mendapatka maseratnya. Maserat disaring dan diuapkan sampai seluruh EtOH habis. Maserat
ditambahkan dengan kloroform dan air suling lalu dikocok sehingga menghasilkan dua
lapisan yaitu kloroform dan air. Lapisan kloroform digunakan untuk uji terpenoid dan steroid,
sedangkan lapisan air digunakan untuk uji flavonoid, fenolik, dan saponin. Lapisan kloroform
direaksikan dengan norit lalu biarkan menetes. Filtrat dimasukkan ke plat tetes hingga
mengering. Lubang pertama plat tetes ditambahkan dengan asam sulfat pekat. Adanga
senyawa steroid akan menghasilkan warna biru. Lubang kedua ditambah asam aseta anhidrat.
Adanya senyawa steroid akan menghasilkan warna hijau. Lubang ketiga ditambahkan asam
sulfat pekat dan asam asetat anhidrat. Adanya terpenoid akan menghasilkan warna merah. Hal
ini dikarenakan kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4
dalam pelarut asam asetat anhidrida. Perbedaan warna dihasilkan oleh triterpenoid dan steroid
disebabkan perbedaan gugus pada atom C-4.
5. Dalam jurnal penelitian berjudul “A Qualitative and Quantitative Evaluation of Terpenoid and
Alkaloid in Root and Stem of Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)” dikatakan bahwa pasak
bumi memiliki beberapa senyawa aktif dalam kelompok terpenoid. Al (2003), melaporkan
bahwa terpenoid dapat diperoleh dari ekstrak etanol pasak bumi. Analisis kolorimetri terpenoid
dilakukan dengan menggunakan metode Lieberman Burchard menurut Goddel (2010). Hasil
positif terpenoid ditunjukkan oleh perubahan warna dari warna ekstrak menjadi warna coklat.
Isolasi steroid diekstraksi dengan cara maserasi, sedangkan ekstraksi terpenoid dapat dilkaukan
dua cara yaitu maserasi dan sokhletasi. Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan
sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut
dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sokhletasi adalah suatu metode/proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi.