Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

UJI TRITERPEN DAN STEROID

Nama

: Grace E M Hutahaean

NIM

: 11212021

Kelompok

: 3

Tanggal percobaan

: 21 November 2013

Tanggal Pengumpulan laporan

Nama Asisten

: Vina R Aldilla (20513029)

5 Desember 2013

Program Studi Rekayasa Hayati


Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Laboratorium Kimia Organik
Institut Teknologi Bandung
2013

UJI TRITERPEN DAN STEROID

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan ada tidaknya senyawa triterpen,steroid,dan saponin dalam sampel tumbuhtumbuhan melalui uji Liebermann-Burchard
2. Menentukan ada tidaknya senyawa triterpen,steroid,dan saponin dalam sampel tumbuhtumbuhan melalui uji busa.

II. Prinsip Percobaan


Tumbuh-tumbuhan adalah organisme penghasil berbagai jenis senyawa organik yang lazim
disebut sebagai metabolit sekunder.Salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder adalah
triterpen,steroid, dan saponin (turunan gula dari triterpen dan steroid).
Triterpenoid merupakan suatu senyawa modifikasi terpena,yakni suatu golongan
hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah
dan vakuola sel.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi
penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting
dengan struktur dasar sterana jenuh dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.Senyawa steroid
juga merupakan bentuk titerpena termodifikasi.
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.Saponin memiliki
karakteristik seperti buih sehingga ketika direaksikan dengan aitr dan dikocok akan terdapat
buih yang dapat bertahan lama.Saponin mudah larut dalam air tetapi tidak larut dalam
eter.Saponin memiliki rasa pahit menusuk.

III. Data dan Hasil Pengamatan


Uji Liberman

Uji Busa

Nama Sampel

Pengamatan

Pengamatan

Nangka

+2

+1

(Artocarpus

Terbetuk warna

Terbentuk busa

heterophyllus)

keunguan yang tidak

dengan

begitu kuat

ketinggian 1-2
cm

Beringin

+3

+1

(Ficus benjamina)

Terbentuk warna

Terbentuk busa

keunguan yang kuat

dengan
ketinggian 1-2
cm

Kromatogram KLT

Gambar

IV. Pengolahan Data dan Perhitungan


=

V. Pembahasan
Senyawa triterpen merupakan senyawa hidrokarbon yang telah teroksigenasi pada tumbuhan.
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu
monoterpena dan sesquiterepena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena menguap,
yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40).
Triterpenoid merupakan suatu senyawa modifikasi terpena,yakni suatu golongan
hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah
dan vakuola sel.Triterpenoid juga adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari
enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu
skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis
aktif. Contoh senyawa triterpen adalah asiaticoside, basocide, dan cyclamen. Struktur dari
triterpenoid adalah

Gambar 1. Struktur senyawa triterpenoid

Steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Steroid adalah
suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantren
yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana. Kolesterol adalah senyawa
steroid paling umum pada tubuh manusia. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang
tergabung. Contoh steroid adalah asparagosides, avenocosides, dan disegonin.

Gambar 2. struktur steroid

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.Saponin memiliki
karakteristik seperti buih sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok akan terdapat
buih yang dapat bertahan lama.Saponin mudah larut dalam air tetapi tidak larut dalam eter.
Saponin memiliki rasa pahit menusuk.

Gambar 3. Struktur saponin solanin

Pada percobaan ini ada 3 proses yang dilakukan yaitu uji Liebermann-Burchad,uji busa dan
analisis KLT. Senyawa triterpen dan steroid bersifat non polar sedangkan senyawa saponin
bersifat polar.Pada percobaan yang dilakukan,hasil gerusan sampel tumbuhan dididihkan
dengan etanol. Penambahan etanol ini betujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa dalam
sampel daun.Berdasarkan literatur, senyawa triterpenoid dan steroid larut dalam eter, dan
saponin tidak larut dalam eter. Pelarut yang digunakan adalah eter karena eter mudah
menguap pada suhu ruang dan dapat membedakan senyawa trepenoid dengan steroid saat
analisis KLT.
Pada percobaan,ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran mengandung steroid
dan triterpenoid, maka molekul air berpindah dari gugus C3 pada steroid dan
triterpenoid.Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif.
Menurut literature,kandungan kimia dalam kayu pohon nangka adalah morin, sianomaklurin
(zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid
yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B). Bioaktivitasnya
terbukti secara empiric sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan
antihipertensi. Selain itu,nangka mengandung fitonutrisi bernama lignans, isoflavon dan
saponin, yang berfungsi sebagai anti kanker dan anti aging. Daun nangka dan familinya juga
memiliki kandungan teriterpenoid.Setiap tumbuhan yang memiliki steroid, triterpenoid, dan
saponin akan mengalami hasil positif pada tiap ujinya.
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk steroid dan triterpenoid. Prinsip uji
ini adalah mengidentifikasi adanya senyawa ini dengan penambahan asam sulfat ke dalam
campuran Berdasarkan hasil uji coba, Uji Liebermann-Burchard pada daun nangka
menghasilkan warna keunguan .Uji pada nangka diberi nilai +2 (pembetukan warnanya tidak
begitu kuat) artinya daun nangka yang diuji memiliki kandungan senyawa steroid dan
triterpenoid dengan kuantitas tidak terlalu banyak. Sedangkan pada beringin diberi nilai +3
( pembentukan warna kuat)

Uji busa digunakan karena senyawa saponin memiliki karakteristik dapat dilarutkan dengan
air, dan bila dikocok akan menghasilkan buih atau busa yang bertahan lama. Setelah ekstrak
daun nangka dan daun beringin diuji dengan uji saponin dihasilkan buih yang diberi nilai
berdasarkan kuantitas sebanyak +1. Ini artinya daun nangka dan beringin memiliki saponin
yang tidak terlalu banyak.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan uji Liebermann-Burchard,daun nangka memiliki kandungan triterpen
dan steroid yang sedang-sedang saja sehingga diberi nilai 2 sedangkan daun beringin
memiliki kandungan triterpen dan steroid yang lebih banyak sehingga diberi nilai 3.
Berdasarkan uji busa, daun nangka dan beringin memiliki saponin yang sedikit (tidak
terlalu banyak) sehingga diberi nilai 1.

VII. Daftar Pustaka


http://www.gen22.net/2013/04/buah-nangka-kandungan-nutrisi-dan.html (diakses tanggal
1 Desember 2013 pukul 22.40)
http://id.wikipedia.org/wiki/Steroid (diakses tanggal 1 Desember 2013 pukul 20.41)
http://id.wikipedia.org/wiki/Terpena (diakses tanggal 1 Desember 2013 pukul 20.35)
http://www.farmasi.asia/saponin/ (diakses tanggal 1 Desember 2013 pukul 21.10)
http://www.pustakasekolah.com/nangka.html (diakses tanggal 1 Desember 2013 pukul
22.29)

Anda mungkin juga menyukai