PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Hutan tropis yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan merupakan
sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa kimia baik berupa
senyawa kimia hasil metabolisme primer yang di sebut juga sebagai senyawa
metabolit primer, seperti protein, karbohidrat, lemak yang digunakan sendiri oleh
tumbuhan tersebut untuk pertumbuhannya, maupun sebagai sumber senyawa
metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid.
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan
tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau
lingkungannya.
Senyawa kimia sebagai hasil metabolit primer atau metabolit sekunder
telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan sebagainya. Salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada
tanaman maupun hewan adalah senyawa Triterpenoid. Senyawa tersebut dapat
dijumpai pada bagian akar, batang, daun, buah maupun biji tanaman. Triterpenoid
tetrasiklik lebih banyak ditemukan pada binatang sedangkan triterpena pentasiklik
lebih umum terdapat dalam tumbuhan.
Karotenoid juga merupakan senyawa metabulit sekunder yang banyak
terdapat pada tumbuhan,yang memberikan warna kuning-merah pada tumbuhan.
Karotenoid juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh dan
menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit kardiovaskuler,
penuaan serta katarak. Karotenoid juga diidentifikasi berpotensi menghambat
penyakit Alzheimers dan melindungi kerusakan hati.
Senyawa kimia beserta derivat-derivatnya yang bermanfaat untuk
kehidupan pada tumbuhan merupakan proses yang sangat menarik untuk
dipelajari. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji senyawa metabolit
sekunder khususnya triterpenoid dan karotenoid yang disajikan dalam bentuk
makalah.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup masalah, agar pembahasan tidak terlalu
luas. Adapun rumusan masalahnya :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah
ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa
tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari
molekul isoprene CH2=C(CH3)-CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun
oleh penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini.
isopentane
isoprene
2.1.1 Triterpenoid
Triterpenoid merupakan kelompok terpenoid yang paling besar, tersebar
luas pada tumbuhan dan sedikit pada hewan. Di alam terdapat dalam bentuk
bebas, ester dan glikosida. Senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6
satuan isopren rumus molekul C30H48 secara biosintesis diturunkan dari skualen
(minyak hati ikan hiu). Triterpenoid terbentuk dari dua satuan farnesil. Lebih dari
4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih dari 40 jenis kerangka dasar
yang sudah di kenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen.
Tritepenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik
5. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran
pada tiap atom karbon sehingga memudahkan dalam penentuan substituent pada
masing-masing atom karbon.
2.1.2 Tetraterpenoid (Karotenoid)
Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange,
atau merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan dan didistribusikan hampir
keseluruh bagian tumbuhan seperti : akar, daun, buah-buahan dan biji, kulit,
cangkang / kerangka luar (eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti
molusca (calm, oyster, scallop), crustacea (lobster, kepiting, udang) dan ikan
(salmon, trout, sea beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak
ditemukan pada kelompok bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau.
Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada
umumnya disusun oleh delapan unit isoprena, Semua senyawa karotenoid
mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil dan selalu terdapat ikatan
ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut. Adanya ikatan ganda
terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang
menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin banyak ikatan ganda
terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang mengarah
ke warna merah.
a) karoten yang merupakan karotenoid hidrokarbon tidak jenuh (-, -, karoten dan likopen)
b) xanthophyl yang merupakan turunan karoten teroksigenasi, ksantofil dapat
disebut dengan karotenol karena struktur kimianya dan tidak terbatas pada
daun. Subtituen oksigen yang umum dalam ksantofil adalah kelompok
hidroksi (-kriptoksantin), keto (kantaksantin), epoksi (violaksantin) dan
aldehid (-citraurin).
2.3 Struktur
2.3.1 Triterpenoid
CH3
H3C
SH2
CH3
H
HO
H3C
skualena
CH3
CH3
amirin
H3C
HO C CCH CH C
O
CH3
CH3
CH3
H
CH3
CH3
HO
H
HO
H3C
O
Kukurbitasin
CH3
CH3
CH3
amirin
Stigmasterol
Betulinic Acid
(3)-3-Hydroxy-lup-20(29)-en-28-oic acid,, (Mairin)
Bardoxolone methyl
Methyl 2-cyano-3,12-dioxooleana-1,9(11)dien-28-oate
2.3.2 Karotenoid
LIKOPENA
-KAROTENA
-KAROTENA
-KAROTENA
Zeaxantin
isopentenil pirofosfat
penyingkiran ion pir ofosfat yang menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yaitu
senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekaisme
yang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa
antara bagi semua senyawa seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dari
Geranil-Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unti
IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama. Mekanisme biosintesa senyawa
terpenoid adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4.1 Jalur Asetat dalam Pembentukkan IPP yang Merupakan Batu Bata
Pembentukkan
Terpenoid
Via
Asam
Mevalonat
(http://nadjeeb.wordpress.com).
2.5 Sumber
2.5.1 Tritepenoid
Triterpenoid banyak didapat dialam seperti fitokimia saponin juga
fitosterol. Sumber utama fito-sterol adalah biji-bijian dan minyak nabati, yang
berperan menghambat penyerapan kolesterol sehingga dapat menurunkan
penyerapan kolesterol total. Sedangkan sumber utama saponin adalah biji-bijian
khususnya kedele, yang dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan
membantu kadar kolesterol menjadi normal.
1. Azadirachta
Azadirachtin merupakan metabolit sekunder golongan triterpenoid yang
terdapat
pada
tanaman
mimba
(Azadirachta
indica)
diketahui
efektif
mengendalikan lebih dari 300 spesies serangga hama. Meskipun secara detail
biosintesa azadirachtin belum diketahui, tetapi dengan menelusuri biosintesa
triterpenoid melalui lintasan asetat mevalonat dapat diketahui prekursor umumnya
berupa skualen. Penambahan skualen sebagai prekursor pada media terbukti dapat
meningkatkan produksi azadirachtin secara in vitro. Azadirachtin bekerja sebagai
penolak makan (antifeedancy), menghambat pertumbuhan, menghambat proses
Gambar. Garcinia
a) N-Heksana Kulit Batang Garciniapicorrhiza MIQ
Tanaman G. picrrorhiza Miq tumbuh di daerah pegunungan Hitu dan
pulau Laitimor, Maluku. Di daerah asalnya dikenal dengan tanaman sesoot
dimana secara tradisional ekstrak dari akarnya digunakan sebagai obat kuat.
Dari hasil isolasi dan elusidasi struktur ekstrak n-heksana kulit batang
dilaporkan dua senyawa triterpen yang dikandung oleh tanaman ini, yaitu
asam-3okso-7,24-euphadien-26oat dan asam -3-hidroksi-7,24-euphadien26oat yang merupakan triterpenoid tetrasiklik.
b) N-Heksana Kulit Batang Tanaman Garcinia Benthami
Garcinia benthami, merupakan salah satu spesies dari garcinia. Dari
ekstrak aceton kulit batang G. Benthami telah berhasil diisolasi dua triterpenoid
yaitu friedelin dan asam-3-hidroksida-lanosta-9(11),24-dien-26-oat.
3. Rimpang temu putih (curcuma zedoaria (berg.) Roscoe)
Seluruh bagian tanaman temu putih mulai dari daun, bunga, rimpang
muda, dan rimpang tua dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti maag, ambeien,
radang tenggorokan, radang hati, amandel, nyeri haid, keputihan, jerawat, bisul,
obat stimulan, obat cacing, obat diare, antivirus, pelega perut, batuk, nyeri dada,
gangguan pencernaan, melancarkan peredaran darah, kanker serta gangguan paruparu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Wiwik Susanah Rita, dapat
disimpulkan bahwa salah satu komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrak
kental kloroform rimpang temu putih kemungkinan adalah senyawa golongan
triterpenoid asam karboksilat. Isolat triterpenoid yang diperoleh mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan daya hambat lemah untuk bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli.
2.5.2
Karotenoid
Sumber karotenoid adalah sayuran hijau. Buah-buahan juga mengandung
karotenoid, khususnya yang berwarna kuning sampai merah. Tomat dan wortel
dikenal sebagai sumber utama karotenoid. Sedangkan jenis sayuran seperti bayam
dan kangkung adalah sumber karotenoid.
1. ASI
ASI merupakan sumber makanan terbaik untuk bayi karena mengandung
berbagai nutrisi yang tidak terdapat pada formula bayi atau susu sapi. Diantara
berbagai nutrisi yang terkandung dalam ASI adalah karotenoid, yang berfungsi
untuk meningkatkan perlindungan infeksi pada bayi. Di dalam tubuh manusia,
karotenoid ditemukan pada berbagai jaringan dan cairan tubuh termasuk darah
dan ASI. Beta karoten merupakan salah satu jenis karoten pada ASI. Jenis
karotenoid lain yang ada di dalam ASI dan telah teridentifikasi adalah alpha
karoten, gamma karotene, lycopene dan lutein. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya kandungan karotenoid dalam ASI, meskipun pada ibu yang kekurangan
gizi. Hal ini menunjukkan bahwa karotenoid merupakan nutrisi penting untuk
bayi.
prostat. Selain kanker prostat, konsumsi likopen juga dapat mereduksi berbagai
jenis kanker lain, seperti kanker esofagus pada laki-laki, juga kanker rahim.
Likopen pada prinsipnya merupakan pigmen yang berwarna merah kekuningan.
Selain pada buah-buahan, likopen juga banyak terdapat pada sayuran (seperti
wortel) maupun daging yang berwarna merah kekuningan, seperti kerangkerangan, lobster, dan ikan salmon.
Buah dewandaru
tersebut. Contoh,
- dan
2.6.2
Karotenoid
Ada beberapa cara yang untuk mengisolasi karotenoid, yaitu:
b. Khromatografi
Selain kromatografi kolom yang digunakan untuk mengisolasi karotenoid pada
skala besar, cara lain yang dipakai sebagai gantinya adalah menggunakan KLT dan KKt.
Tetapi tak ada satupun penyangga dan pengembang yang dapat dipakai secara umum
untuk semua karotenoid. Sebagian besar pilihan bergantung pada kepolaran nisbi
senyawa yang akan dipisahkan. (Harbone, 1987).
Contoh:
Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Triterpenoid dari Kulit
Batang Kayu Api-api Betina (Avicennia Marina Neesh)
Tahap-tahap Isolasi:
Tahap 1. Pengambilan sampel batang Avicennia marina Neesh. Kulit batang
Avicennia marina Neesh sebelum digiling halus diangin-anginkan terlebih dahulu
dan kemudian disimpan dalam ruangan yang memiliki suhu kamar, agar berat
yang didapatkan adalah berat yang konstan.
Tahap 2. Selanjutnya pengujian adanya steroid dan triterpenoid, dimana sebanyak
10 gr sampel yang telah dihaluskan ditambahkan dengan petroleum eter
secukupnya lalu ditempatkan pada palat tetes, kemudian ditambahkan asam asetat
anhidrid sampai terendam semua, dibiarkan sampai 15 menit. Enam tetes larutan
menit
menunjukkan
adanya
puncak-puncak
ion
molekul
yang
karakteristik, yaitu puncak pada m/e 96, 109, 137, 205, 273, 341, dan m/e 411.
Spektra puncak ion molekul pada spektrum tidak muncul, hal ini dapat disebabkan
karena pengaruh kestabilan ion molekul dan juga pengaruh banyaknya cabang
pada molekul yang dideteksi. Berdasarkan pola pemecahan pola puncak-puncak
karakteristik tersebut dapat diramalkan bahwa puncak ion molekul berada pada
m/e 440 sehingga dapat diambil kesimpulan, berat molekul senyawa yang
dideteksi adalah 440.
Contoh:
Isolasi dan Pemurnian -Karoten dari Ekstrak Wortel dengan Menggunakan
Kromatografi Kolom dan Lapis Tipis
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi yang kaya akan karoten yang
merupakan prekursor vitamin A dan mengandung cukup besar tiamin dan
riboflavin. Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning,
oranye, merah oranye, serta larut dalam minyak (lipida) (Asgar et al., 2006). karoten (salah satu kandungan wortel) dipandang dari struktur kimia mampu
menangkap radikal bebas (radical scavenger) serta dikenal sebagai antioksidan
(Hamilton dkk., 1997). Karoten dapat terdegradasi oleh panas, cahaya, dan
oksigen. Karoten terdegradasi dengan cepat mulai pada temperature 60oC. Titik
leleh -karoten dan -karoten berturut-turut adalah 183oC dan 187,5oC. -karoten
murni berwarna hitam, tapi karena bereaksi secara langsung dengan oksigen maka
diasumsikan berwarna merah/orange (Gunstone, 2004).
Buah wortel (Daucus Carota L.) adalah buah yang memiliki banyak
protein, mineral, karoten, vitamin dan antioksidan alami. Salah satu senyawa
antioksidan alami yang terkandung di wortel adalah karotenoid. Karotenoid yang
dikandung tidak hanya -karoten tetapi juga -karoten, gamma karoten, zeta
karoten, dan likopen yang dapat memberikan perlindungan pada tubuh terhadap
pengaruh negatif dari radikal bebas. Kandungan karotenoid dalam wortel dapat
dilihat dari intensitas warnanya, yaitu semakin jingga warna wortel maka semakin
banyak kandungan karotenoidnya. Dari sekian banyak zat yang terkandung di
wortel, senyawa -karoten adalah senyawa yang paling banyak memiliki manfaat
bagi manusia. Selain aktivitasnya sebagai antioksidan, -karoten juga sangat
dibutuhkan oleh mata untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di retina. Mengingat
kegunaannya yang sangat besar, -karoten telah banyak diisolasi dari tumbuhantumbuhan penghasilnya.
Teknik isolasi -karoten dari wortel dengan menggunakan kromatografi
kolom dan kromatografi lapis tipis. Untuk dapat masuk dalam kromatografi
kolom, sayuran wortel harus diolah hingga menjadi cairan pekat tanpa pengotor.
Pengolahan sampel wortel dimulai dengan mengupas dan memotong kecil-kecil
wortel, kemudian sampel dikeringkan di dalam oven. Tujuan pengeringan adalah
untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada sampel wortel. Sampel
kemudian di refluks dengan pelarut non-polar. Senyawa -karoten merupakan
senyawa yang non-polar sehingga pelarut yang digunakan harus bersifat non-polar
pula. Pelarut yang digunakan untuk merefluks adalah pelarut kloroform. Tujuan
dari merefluks sampel adalah menarik senyawa-senyawa non-polar (termasuk karoten) yang terkandung di dalam wortel ke dalam pelarut kloroform. Ekstrak
yang
terbentuk
kemudian
dipisahkan
dengan
cara
penyaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Astika, G.N., 1991, Pengaruh Pemberian Damar Api-api terhadap Kadar Estradiol
dan Progesteron Serum Tikus, Lembaga Peneliti Unair Surabaya.
Fransworth, N.R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants, J.of
Pharm.Sci.,
Creswell,C.J., O.A. Runquist, and M.M. Campbell, 1982. Analisa Spektrum
Senyawa Organik. Bandung : ITB.
Asgar, A., Musaddad, D., 2006, Optimalisasi Cara, Suhu dan Lama Blansing
sebelum Pengeringan pada Wortel, J. Hart, Vol. 16. No. 3.
Hamilton, R.J., Kalu, C., Prisk, E., Padley, F.B., and Pierce, H., 1997, Chemistry
of Free Radicals in Lipids, Food Chemistry, 60 (2).
Gunstone, F., 2004, The Chemistry of Oils and Fats Sources, Composition,
Properties and Uses, Great Britain, MPG Books Ltd.
Soebagio, B., Rusdiana, T., Risnawati, R., 2007, Formulasi gel antioksidan dari
ekstrak umbi wortel (daucus carota l.). Makalah pada Kongres Ilmiah XV ISFI,
Jakarta.