Defenisi dan Struktur

Umum
Steroid
Steroid merupakan senyawa yang struktur kimianya
mengandung cincin siklopentanoperhidrofenantrena. Lingkar ini
merupakan kombinasi antara lingkar siklopentana dan lingkar
perhidrofenantrena (fenantrena jenuh). Jadi, struktur kimia steroid
memiliki empat buah lingkar. Steroid merupakan turunan lipid
yang tidak terhidrolisis.
Saponin
Saponin adalah glikosida, yaitu metabolit sekunder yang
banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula yang berikatan
dengan aglikon atau sapogenin. Saponin mengandung gugus gula
terutama glukosa, galaktosa, silosa, ramnosa atau metilpentosa
yang berikatan dengan suatu aglikon hidrofobik (sapogenin)
berupa triterpenoid, steroid atau steroid alkaloid.

Klasifikasi Steroid dan

Saponin
Steroid
Pengelompokan menurut asalnya antara lain:
Zoosterol Yaitu hormon yang terdapat pada hewan misalnya kolestrol
Fitosterol Yaitu hormon yang terdapat pada tumbuhan misalnya
sitosterol dan stigmasterol
Mycosterol Yaitu hormon yang terdapat pada fungi misalnya
ergosterol
Marinesterol Yaitu hormon yang terdapat pada organisme laut
misalnya spongesterol

Steroid berdasarkan sifat, peranan dan strukturnya

dikelompokan menjadi:
Sterol
Steroid yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil dan
tanpa gugus karboksil atau karbonil disebut sterol. Salah
satu contoh sterol yaitu ergosterol
Asam Empedu dibentuk oleh kombinasi asam amino glisin
atau taurin dengan asam kholik (derivat kolesterol).
Hormon Seks
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh
kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran
darah. Hormon-hormon seks utama dapat dibedakan menjadi
estrogen atau androgen
Hormon Adrenokortikoid
Salah satu kelenjar yang masuk dalam sistem
endokrin
adalah
kelenjar
adrenal
yang
mensekresikan hormon adrenokortikoid. Salah satu
contoh hormon adrenokortikoid: cortison

 Saponin
Dari aglikonnya saponin dapat bagi
menjadi dua yaitu saponin dengan steroid
dan saponin dengan triterpen.
Saponin dengan steroid
Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa
steroid yang di peroleh dari metabolisme
sekunder tumbuhan.
Saponin dengan Triterpenoid
Saponin jenis ini memiliki komponen
aglikon berupa triterpen yang memiliki
atom C sebanyak 30.

Sumber Steroid dan

Saponin
Steroid
Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus)
Andong (Cordylineterminalis Kunth)
Teripang (Holothuroidea)
Cendana ( Santalum album Lin)
Saponin
Mahkota Dewa(Phaleria macrocarpa)
Putri Malu(Mimosa pudica)
Ginseng (Panax ginseng)

Isolasi dan Identifikasi

Isolasi Steroid
Secara garis besar ekstraksi pada steroid dilakukan
dengan dua tahap, yaitu ekstraksi lemak kemudian
dilanjutkan dengan ekstraksi steroid. Pada isolasi steroid,
pertama-tama jaringan kering harus dihilangkan
lemaknya. Ekstraksi lemak dilakukan dengan pelarut
aseton dengan cara maserasi, selanjutnya dilakukan
proses penyabunan dengan menggunakan larutan KOH 1
M dan dilakukan refluks pada suhu 70 oC selama 1 jam.
Steroid diekstrak dengan menggunakan pelarut dietil
eter. lalu diekstraksi dengan metanol panas. Selanjutnya
ekstrak metanol yang telah dipekatkan dapat diperiksa
langsung. Disamping itu harus dilakukan hidrolisis untuk
membebaskan aglikon bila ada glikosida, dan hidrolisatnya
juga diperiksa. KLT dilakukan pada silika gel memakai
pengembang seperti heksana-etil asetat (1:1) dan
kloroform-metanol (10:1), dengan pendeteksi antimon
klorida dalam CHCl3.

 Identifikasi Steroid
Secara umum ada beberapa hal yang dilakukan
untuk menguji mengidentifikasi senyawa yang
mengandung steroid, yaitu:
Reaksi Lieberman-Burchard
0,5 g serbuk kering sampel dalam tabung reaksi,
tambah 5 ml kloroform kemudian dipanaskan diatas
tangas air pada 85-95oC selama 15 menit sambil
dikocok lalu dinginkan. 1 ml filtrat +
pereaksi
Lieberman Burchard (20 tetes anhidrida asetat
dengan 1 tetes asam sulfat pekat) kemudian diamati
perubahan warna. (berwarna merah atau ungu
kemudian perlahan menjadi biru).
Steroid
Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus) ,Andong
(Cordylineterminalis Kunth), Teripang (Holothuroidea) ,
Cendana ( Santalum album Lin)
Saponin
Mahkota Dewa(Phaleria macrocarpa), Putri Malu(Mimosa
pudica), Ginseng (Panax ginseng)

Uji warna Carr Price

Ditotolkan filtrat diatas di atas lempeng KLT, dikering
dan semprot perekasi Carr Price (larutan jenuh
Antimon (III) klorida 20 % dalam kloroform) kemudian
lempeng panaskan 105 -110o C (reaksi positif
sapogenin steroid berwarna ungu merah).
Isolasi Saponin
Bersihkan terlebih dahulu batang, akar, daun, dan
biji yang diduga mengandung senyawa saponin,
dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60 C.
Sampel diekstraksi dengan cara maserasi selama 24
jam
menggunakan
pelarut
n-heksana
untuk
mengekstraksi lipid. Selanjutnya residu dikeringkan
pada suhu kamar sampai bebas n-heksana, ditimbang,
kemudian dimaserasi dengan metanol dengan cara
berulang-ulang
sampai
terekstraksi
sempurna,
kemudian diuapkan. Ekstrak kental metanol yang
diperoleh dipartisi antara air dan n-butanol, kemudian
fraksi n-butanol diuapkan, dicuci dengan dietileter,
dilarutkan dalam metanol, dan disaring.

Filtrat metanol kemudian ditambahkan dietil

eter berlebih. Endapan yang terbentuk disaring.
Endapan saponin selanjutnya dipisahkan dan
dimurnikan. Proses pemisahan dan pemurnian
dilakukan dengan kromatografi lapis tipis,
kromatografi kolom dan kromatografi cair
kinerja tinggi. Setelah proses pemisahan dan
pemurnian, isolat murni, selanjutnya dilakukan
elusidasi struktur dengan teknik spektrometri.
Identifikasi Saponin
Sebanyak 0,5 mg sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi akuades
secukupnya kemudian dikocok kuat-kuat selama
5 menit dan diamati busa yang timbul sampai
stabil dan diukur tinggi busanya (ketinggian
busa 1-3 cm). Sebelum busa hilang ditetesi HCl
1 N bila busa stabil menunjukkan reaksi positif .

Kegunaan
Steroid
Pendeteksian materi organik
Menurunkan kolesterol
Sebagai obat perangsang pada olahragawan
Mancegah Osteoporosis
Meningkatkan laju pertumbuhan sel tumbuhan
Saponin
Menurunkan resiko stroke dan serangan
jantung
Anti Kanker
Pembasmi hama udang
Meningkatkan kekebalan tubuh
Pembentuk busa pada shampo