menjadi ekstrak kering. Beberapa variasi dosis (100, 200, 400, 800, 1600 mg/kg
BB) dibuat dengan melarutkan ekstrak ke dalam pelarut Tween 80 5%.
3. Pengelompokan hewan uji
Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 5 ekor
mencit), yaitu 5 kelompok perlakuan ekstrak kulit buah pepaya mentah dengan
variasi dosis, 1 kelompok pembanding (klorokuin 5 mg/kg BB) dan 1 kelompok
kontrol negatif.
4. Pengembangan Plasmodium berghei & cara infeksi
Plasmodium berghei diinokulasikan ke mencit strain Balb/ c. Untuk
memelihara kelangsungan Plasmodium berghei dilakukan pasase (transfer) dari
mencit yang telah terinfeksi berat ke mencit yang masih sehat. Infeksi dilakukan
dengan cara suntikan
parasit
5. Uji potensi antiplasmodial ekstrak kulit buah pepaya mentah
Uji potensi dilakukan terhadap
mencit yang terinfeksi
Plasmodium
6. Pemeriksaan parasitemia
Pemeriksaan parasitemia dilakukan setiap hari dari hari pertama setelah infeksi
sampai hari keempat. Darah diambil dari ujung ekor mencit kemudian dibuat
apusan darah tipis, Sediaan darah diperiksa dibawah mikroskop cahaya,
Persentase eritrosit yang terinfeksi Plasmodium berghei dihitung pada masingmasing sediaan.
Akar Pandan
METODE PENELITIAN
Ekstraksi dan Fraksinasi
Sampel akar pandan sebanyak 11 kg dibersihkan lalu dikeringkan pada suhu
kamar selama beberapa hari (dengan indikator kadar air <10%) sehingga
diperoleh sampel kering sebanyak 2,5 kg. Selanjutnya sampel kering sebanyak 2
kg dimaserasi dengan metanol 80% pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Ekstrak
disaring
dan
filtratnya
dikumpulkan,
dimaserasi
kembali
dengan
cara
SUMBER:
DAN
AKTIVITAS
di
http://dppm.uii.ac.id/dokumen/DPPM-UII_pros62_Hal_823-