Anda di halaman 1dari 6

Accelerat ing t he world's research.

PENETAPAN KADAR FLAVONOID


METODE AlCl3 PADA EKSTRAK
METANOL KULIT BUAH KAKAO
(Theobroma cacao L.)
dyah nur azizah
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

jurnal skripsi 1.docx


Muhammad Iswahyudhi

PENENT UAN JUMLAH FLAVONOID T OTAL EKST RAK ETANOL DAUN BUAH MERAH (PANDANUS CONOIDE…
Hasan Albana

Uji Akt ivit as Ant ioksidan dan Ant i Aging Body But t er dengan Bahan Akt if Ekst rak Daun Kelor
ELZA SUNDHANI
KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2014, 2 (2), 45-49 45
ISSN 2354-6565

PENETAPAN KADAR FLAVONOID METODE AlCl3 PADA EKSTRAK


METANOL KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.)

Dyah Nur Azizah, Endang Kumolowati, Fahrauk Faramayuda


Kelompok Keahlian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148 Cimahi
dna.dyahnurazizah99@gmail.com

ABSTRAK

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Selama
ini kulit buah kakao hanya merupakan limbah yang kurang dimanfaatkan. Penelitian
sebelumnya menyebutkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kakao memiliki senyawa metabolit
sekunder seperti flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa yang
terbukti dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, dan antidepresan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid dengan metode kolorimetri menggunakan pereaksi
AlCl3 dari ekstrak metanol kulit buah kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
metanol kulit buah kakao memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, polifenol, tanin,
saponin, kuinon, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid. Kadar flavonoid yang ditunjukkan
dengan menggunakan metode AlCl3 adalah sebesar 0,2371±0,0004 %. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kakao memiliki kadar flavonoid sebesar
0,2371±0,0004 %.

Kata kunci : Theobroma cacao L., flavonoid, AlCl3.

ABSTRACT

Cocoa (Theobroma cacao L.) is one of the leading commodity in Indonesia. During this time
only the rind cocoa waste underutilized. Previous research states that the methanol extract of
cocoa fruit rind has a secondary metabolites such as flavonoids and tannins. Flavonoids are a
class of compounds that are proven to be used as an antioxidant, anticancer, and antidepressant.
The purpose of this study was to determine the levels of flavonoids with colorimetric method
using reagents AlCl3 of methanol extract of cocoa fruit. The results showed that the methanol
extract of cocoa fruit rind has a secondary metabolites are alkaloids, polyphenols, tannins,
saponins, quinones, monoterpenoid, and sesquiterpenoids. Level of flavonoids are indicated by
using AlCl3 is equal to 0.2371 ± 0.0004 %. From this study it can be concluded that the
methanol extract of the fruit rind cocoa flavonoids levels of 0.2371 ± 0.0004%.

Key word : Theobroma cacao L., flavonoid, AlCl3.

PENDAHULUAN memiliki manfaat sebagai antidepresan,


antikanker dan antioksidan, kulit buah kakao
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan
juga memiliki manfaat sebagai antioksidan
salah satu komoditas unggulan di Indonesia.
karena mengandung theobromin sekitar 0,4%
Kulit buah kakao merupakan limbah utama
b/b dan kalium 3-4% b/b dalam bahan
dari pengolahan biji kakao yaitu mencapai
kering, campuran dari flavonoid yang
70% dari keseluruhan buah, mengandung air
terpolimerasi atau terkondensasi meliputi
sekitar 85%, serat kasar 27%, dan protein
antosianidin, katekin, leukoantosianidin yang
8%, ada juga yang menyebutkan bahwa
kadang berikatan dengan glukosa,
setiap ton biji kakao kering menghasilkan
monosakarida dan polisakarida yang meliputi
hasil ikutan 10 ton kulit buah kakao segar
pektin, gom, dan selulosa (Listyannisa,
(Purnama, 2004). Selain buahnya yang
2012).

Dyah dkk.
46 Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 45-49

Penelitian sebelumnya, diketahui bahwa mulai menguningnya buah saat dipetik.


telah dilakukan isolasi terhadap senyawa Sebelum dilakukan pengolahan, buah
flavonoid dari kulit buah kakao yang dideterminasi terlebih dahulu di Herbarium
memiliki aktivitas antioksidan. Dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.
demikian dapat ditentukan kadar flavonoid Buah dicuci, lalu dibiarkan dahulu selama 5
yang terkandung dalam kulit buah kakao hari untuk memudahkan pelepasan biji dari
tersebut (Listyannisa, 2012). Flavonoid kulit buahnya. Kulit buah kakao kemudian
merupakan salah satu senyawa antioksidan dirajang, dikeringkan dengan cara diangin-
golongan fenolik alam yang terbesar dan angin selama satu minggu. Simplisia
terdapat dalam semua tumbuhan, sehingga kemudian digiling dan disimpan dalam
dapat dipastikan terdapat flavonoid pada wadah plastik yang bersih dan diberi silika.
setiap telaah ekstrak tumbuhan.
Karakteristik Simplisia. Dilakukan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi
kandungan flavonoid pada kulit buah kakao.
pemeriksaan makroskopik, mikroskopik
Metode penetapan kadar flavonoid yang
simplisia, kadar sari, kadar abu dan kadar air
digunakan adalah metode kolorimetri
dari simpisia.
menggunakan pereaksi AlCl3.
Penapisan Fitokimia. Penapisan
METODE PENELITIAN fitokimia simplisia dan ekstrak meliputi
pemeriksaan golongan senyawa alkaloid,
Alat Penelitian. Timbangan analitik
flavonoid, kuinon, tanin dan polifenol,
(Sartorius BL 210S), mikroskop, kaca objek
saponin, steroid dan triterpenoid, serta
dan kaca penutup, krus silika, kompor
monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
pengarang (Akebono), tanur (Thermolyne),
perangkat alat gelas, mortir dan stamper, Ekstraksi. Pembuatan ekstrak dilakukan
rotary evaporator (Dragon LAB RE-10 Pro), dengan menggunakan alat soxhlet dengan
penangas air (JEIO TECH BW-20E), alat melarutkan 300 g simplisia dengan 1,2 L –
destilasi, oven (Memmert), desikator, alat 1,5 L pelarut metanol. Ekstrak yang
soxhlet, mikropipet, rak tabung reaksi kecil, diperoleh kemudian dipekatkan dengan
sentrifugator, Spektrofotometri Uv-Vis penguap hampa putar (rotavapor) sampai
(Shimadzu Uv-1700 Pharmaspec), inkubator, diperoleh ekstrak pekat lalu diuapkan diatas
dan stopwatch. Perlengkapan perlindungan penangas air sehingga menjadi ekstrak
diri (sarung tangan steril, masker, jas lab). kental.
Bahan Uji. Kulit buah kakao yang Penetapan Kadar Flavonoid Metode
diperoleh dari perkebunan rakyat di Desa Kolorimetri – AlCl3.
Rajamandala. Cipatat, Jawa Barat. 1. Pembuatan Kurva Standar Quersetin
Quersetin ditimbang sebanyak 25 mg
Bahan Kimia. Toluen P, etanol, akuades,
dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml,
kertas saring, quersetin, metanol pro analisis,
kemudian ditambahkan etanol 80%
etanol pro analisis (Merk), aluminium klorida
sampai 25 ml (larutan induk 1000
(AlCl3), kalium asetat (CH3COOK), kalium
μg/ml). Kemudian dibuat serangkaian
hidroksida (KOH), asam klorida (HCl),
larutan standar 20 μg/ml, 40 μg/ml, 60
spirtus, kloralhidrat, pereaksi Dragendorf,
μg/ml, 80 μg/ml dan 100 μg/ml. Dipipet
pereaksi Mayer, ammonium hidroksida
masing-masing sejumlah 0,5 ml dari
(NH4OH) encer, kloroform, serbuk
larutan standar ditambah dengan 1,5 ml
Magnesium, amil alkohol, pereaksi besi (III)
etanol 95%, 0,1 ml aluminium klorida
klorida, natrium sulfat (Na2SO4), larutan
(AlCl3) 10%, 0,1 ml kalium asetat 1 M
gelatin 1%, eter, pereaksi vanillin-asam
dan ditambahkan akuades 2,8 ml.
sulfat 10%, pereaksi Lieberman-Bouchard,
Setelah itu diinkubasi selama 30 menit
kertas saring, kertas saring bebas abu, dan
pada suhu 25oC. Serapannya diukur pada
aluminium foil.
λ 434,2 nm menggunakan
Penyiapan Simplisia. Buah kakao yang spektrofotometer Uv-Vis. Kemudian
sudah masak dipanen yang ditandai dengan dibuat kurva kalibrasi dengan

Dyah dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 45-49 47

menghubungkan nilai serapan sebagai simplisia. Pemeriksaan makroskopik


koordinat (Y) dan konsentrasi larutan merupakan pemeriksaan organoleptik (Tabel
standar sebagai absis (X). 1).
2. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Tabel 1. Pemeriksaan Makroskopik Kulit Buah
Metanol dan Simplisia Kakao
Ekstrak metanol kulit buah kakao Jenis Pemeriksaan Keterangan
diambil 5,0 g kemudian ditambah 25 ml Kulit Buah : kuning
metanol. Kemudian diaduk selama 24 kecoklatan
Warna
Simplisia : coklat
jam menggunakan alat pengaduk pada
kehitaman
kecepatan 200 rpm, kemudian disaring Bau Bau khas
dan filtrat yang diperoleh ditambah Rasa Pahit
metanol sampai 25 ml. Panjang : ±18 cm
Ukuran Buah
3. Penentuan Kadar Flavonoid Lebar : ±9 cm
Larutan blanko dibuat dengan mengganti Pemeriksaan mikroskopik dilakukan
larutan standar dengan etanol 0,5 ml. dengan bantuan mikroskop binocular
Ditambah dengan 1,5 ml etanol 95%, 0,1 menggunakan pelarut kloralhidrat dengan
ml aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 perbesaran 100 kali. Hasil pemeriksaan
ml kalium asetat 1 M dan ditambahkan mikroskopik pada kulit buah kakao segar
akuades 2,8 ml. Setelah itu diinkubasi menunjukkan bagian epikarp yang terdiri
selama 30 menit pada suhu 25 oC. Setiap dari sel-sel batu (Gambar 1). Sedangkan hasil
pengukuran serapan dibandingkan pemeriksaan mikroskopik pada serbuk
terhadap blanko. simplisia kulit buah kakao menunjukkan
Larutan uji berisi 1,0 ml ekstrak metanol fragmen pengenal lainnya yaitu rambut
dipipet, kemudian ditambah etanol penutup (Gambar 2).
sampai 10 ml dalam labu ukur. Sejumlah
0,5 ml larutan kemudian ditambah
dengan 1,5 ml etanol 95%, 0,1 ml
aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 ml
kalium asetat 1 M dan ditambahkan
akuades 2,8 ml. Setelah itu diinkubasi
selama 30 menit pada suhu 25oC.
Serapannya diukur pada λ 434,2 nm
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis.
Pengujian dilakukan secara triplo.Kadar Gambar 1. Kumpulan sel batu
flavonoid dapat dihitung menggunakan
rumus :
𝑐 𝑥 𝑉 𝑥 𝑓 𝑥 10−6
𝐹= 𝑥100%
𝑚
Keterangan :
F : jumlah flavonoid metode AlCl3
Gambar 2. Rambut penutup
c : kesetaraan Quersetin (μm/ml)
V : volume total ekstrak
f : faktor pengenceran Karakteristik simplisia yang meliputi
penetapan kadar abu, kadar sari dan kadar air
m : berat sampel (g)
dilakukan untuk mengetahui kualitas
simplisia sehingga kriteria umum kualitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
simplisia yang digunakan untuk penelitian ini
Karakteristik Simplisia. Pemeriksaan dapat terpenuhi (Tabel 2). Berdasarkan hasil
karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan penetapan kadar abu, kadar abu larut air lebih
makroskopik dan mikroskopik, penetapan besar dibanding kadar abu tak larut asam.
kadar abu, kadar sari dan kadar air dari Kadar abu larut air menunjukkan adanya abu

Dyah dkk.
48 Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 45-49

fisiologis seperti alkali dan alkali tanah antara aluminium klorida dengan gugus keto
seperti magnesium, natrium dan kalsium pada atom C-4 dan gugus hidroksi pada atom
dalam bentuk trioksida yang terdapat dalam C-3 atau C-5 yang bertetangga dari golongan
simplisia. Sedangkan kadar abu tak larut flavon dan flavonol.
asam menunjukkan banyaknya abu non Senyawa yang digunakan sebagai standar
fisiologis seperti silika, tanah dan pasir pada penetapan kadar flavonoid ini adalah
dalam simplisia. Berdasarkan hasil penetapan quersetin, karena quersetin merupakan
kadar sari diketahui bahwa senyawa flavonoid golongan flavonol yang memiliki
metabolit sekunder yang terkandung dalam gugus keto pada atom C-4 dan juga gugus
simplisia lebih banyak tersari ke dalam hidroksil pada atom C-3 dan C-5 yang
pelarut air dibandingkan dengan pelarut bertetangga.
etanol. Seangkan berdasarkan hasil
penetapan kadar air diketahui bahwa
simplisia memenuhi persyaratan kadar air
dibawah 10% (Depkes RI, 1985).
Tabel 2. Karakterisasi Simplisia
Jenis Karakterisasi Keterangan
Penetapan Kadar Abu :
Kadar Abu Total 7,4109±0,1030%v/b Gambar 3. Pembentukan senyawa kompleks
Kadar Abu Larut Air 4,8542±0,1177%b/b quersetin-alumunium klorida
Kadar Abu Tak Larut
0,454 ±0,0420 %b/b
Asam
Penetapan Kadar Sari :
Pengukuran serapan panjang gelombang
Kadar Sari Larut Air 22,6917±0,3883%b/b maksimum dilakukan pada rentang sekitar
Kadar Sari Larut Etanol 5,206 ±0,2649%b/b 400-800 nm. Panjang gelombang maksimum
Penetapan Kadar Air 5,2068±0,2649%v/b yang dihasilkan adalah 434,5 nm pada
konsentrasi 60 μg/ml, panjang gelombang
Penapisan Fitokimia. Hasil penapisan maksimum tersebut kemudian digunakan
fitokimia dari simplisia menunjukkan hasil untuk mengukur serapan kurva kalibrasi dan
yang sama dengan ekstrak metanol kulit buah sampel ekstrak metanol kulit buah kakao.
kakao. Keduanya mengandung senyawa Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan
metabolit sekunder berupa alkaloid, regresi linier yaitu y = 0,0056x + 0,0068
flavonoid, tannin, polifenol, saponin, dengan nilai koefisien kolerasi (r) = 0,9993.
monoterpenoid dan seskuiterpenoid juga Nilai r yang mendekati 1 menunjukkan kurva
senyawa kuinon (Tabel 3). kalibrasi linier dan terdapat hubungan antara
Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia konsentrasi larutan quersetin dengan nilai
Ekstrak serapan.
Golongan Senyawa Simplisia
Metanol Pada penetapan kadar flavonoid,
Alkaloid + + penambahan kalium asetat adalah untuk
Flavonoid + + mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil
Tanin + + sedangkan perlakuan inkubasi selama 30
Polifenol + +
menit yang dilakukan sebelum pengukuran
Saponin + +
Kuinon + +
dimaksudkan agar reaksi berjalan sempurna,
Steroid dan sehingga memberikan intensitas warna yang
- - maksimal. Penetapan kadar flavonoiddari
Triterpenoid
Monoterpenoid ekstrak metanol kulit buah kakao dilakukan
dan + + secara troplo dan didapatkan adalah sebesar
Seskuiterpenoid 0,2371±0,0004 % (Tabel 4).

Penetapan Kadar Flavonoid Metode


Kolorimetri – AlCl3. Prinsip penetapan
kadar flavonoid metode aluminium klorida
adalah terjadinya pembentukan kompleks

Dyah dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 45-49 49

Tabel 4. Hasil pengukuran kadar flavonoid Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


metode AlCl3 1978, Materia Medikia Indonesia Jilid IV,
Konsentrasi Kadar Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Serapan
(μg/ml) Flavonoid Makanan, Jakarta. 327.
0.2749 47.8750 0.2368
0.2756 48.0000 0.2374 Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
0.2753 47.9464 0.2372 1985, Cara Pembuatan Simplisia,
Rerata Kadar Flavonoid 0.2371 Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
SD 0.0004 Makanan, Jakarta. 10-11.
% SD 0.1276
Listyannisa, A., 2012, Isolasi Senyawa
Antioksidan dari Kulit Buah Coklat
KESIMPULAN (Theobroma cacao L.), Skripsi, Program
Karakteristik dari simplisia kulit buah Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan
kakao, yaitu kadar abu total sebesar 7,4109 ± Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
0,1030 % b/b, kadar sari laurt air sebesar Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
22,6917 ± 0,3883 % b/b, kadar sari larut Purnama, I.N., 2004, Kajian Potensi Isolat
etanol sebesar 5,2068 ± 0,2649 % b/b dan Kapang Pemecah Ikatan Tanin Pada Kulit
kadar air sebesar 5,2068 ± 0,2649 % v/b. Buah Kakao (Theobromti cacao L.),
Hasil penapisan fitokimia menunjukkan Skripsi, Program Studi Nutrisi dan
bahwa simplisia dan ekstrak metanol kulit Makanan Ternak, Departemmen Ilmu
buah kakao mengandung senyawa alkaloid, Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
flavonoid, polifenol, tanin katekat, tanin Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
galat, saponin, kuinon, monoterpenoid, dan Bogor.
seskuiterpenoid.
Kadar flavonoid golongan flavon dan Saifudin, A., Rahayu, V., dan Teruna, H.Y.,
flavonol pada ekstrak metanol kulit buah 2011, Standarisasi Bahan Obat Alam,
kakao yang ditunjukkan dengan metode Graha Ilmu, Yogyakarta. 4,26-27.
aluminium klorida adalah sebesar Sudiarto, Soeharto, S., Febrina, Shinta.,
0,2371±0,0004 %. 2010, Efek Quercetin terhadap Kadar
Adipocyte-Fatty Acid Binding Protein,
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas
Chang, C.C., Yang, M.H., Wen, H.M., dan Brawijaya, Malang.
Chernn J.C., 2002, Estimation of Total
Flavonoid Content in Propolis by Two
Complementary Colorimetric Methods,
Journal of Food and Drug Analysis. 178-
182.

Dyah dkk.

Anda mungkin juga menyukai