Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI KANDUNGAN SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK KULIT BUAH

JERUK BALI (Citrus maxima Merr.) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Nurul Hidayah Base*)

*) Akademi Farmasi Yamasi Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian identifikasi kandungan senyawa flavonoid ekstrak kulit buah jeruk
Bali (Citrus maxima Merr.) secara Kromatografi Lapis Tipis. Penelitian ini adalah penelitian observasi
laboratorium dengan tujuan untuk mengidentifikasi kandungan flavonoid pada kulit jeruk bali yang
diekstraksi secara maserasi menggunakan cairan penyari etanol 96%. Pada hasil penelitiandiperoleh
rendemen ekstrak etanol kulit jeruk Bali sebesar 18%, uji reaksi warna dan metode kromatografi lapis
tipis, ekstrak etanol kulit buah jeruk Bali positif mengandung senyawa flavonoid dengan nilai
Retardation factor (Rf) 0,85 cm.

Kata Kunci : identifikasi, flavonoid,Jeruk Bali, Maserasi, Kromatografi Lapis Tipis.

PENDAHULUAN termanfaatkan. Sebagian besar komponen


Tanaman merupakankeragaman jeruk bali terletak pada kulitnya, di antaranya
hayati yang selalu ada disekitar kita,baik itu terdapat senyawa alkaloid, flavonoid,
yang tumbuh secara liar maupun yang likopen, dan vitamin C (Suhendra, 2013).
sengaja dibudidayakan, sejak zaman dahulu, Dilihat dari beberapa senyawa
tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman yang terdapat pada kulit jeruk bali yang
obat,walaupun penggunaannya disebarkan dimana merupakan sumber antioksidan alami
secara turun temurun. Penelitian tentang untuk itu perlu adanya penanganan limbah
tanaman obat telah banyak dilakukan, kulit jeruk bali sehinggasenyawa yang
demikian pula dukungan pemerintah tentang terdapat didalamnya terutama senyawa yang
penggunaan tanaman obat sangatbesar(Latief, bersifat antioksidan bias dimanfaatkan
2013).Jeruk bali (Citrus maxima Merr.) (Suparni, 2012).Manfaat kulit jeruk bali yang
merupakantanaman buah yang mengandung paling terkenal adalah membantu meredakan
banyak komponen nutrisi yang bermanfaat batuk, menurunkan kolesterol, menurunkan
untuk mengatasi masalah kesehatan di panas, menyembuhkan peradangan,
antaranya dapat mencegah penyakit kanker, antibiotik, mencegah kanker kulit dan paru-
menjaga daya tahan tubuh,mencegah penuaan paru, mengobati gangguan saluran
dini, yang dimana merupakan antioksidan pencernaan, menambah nafsu makan serta
serta menurunkan kolesterol dan tekanan menghilangkan bau badan(Utami, 2013).
darah tinggi, dan dapat melancarkan Flavonoid merupakan salah satu
pencernaan dan kulit buahnya yang golongan fenolik alam yang telah banyak
mengandung minyak atsiri berpotensi untuk diteliti belakangan ini, dimana flavonoid
dikembangkan sebagai bahan obat (Komang, memiliki kemampuan untuk merubah atau
2017). mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti
Di sebagian besar wilayah radikal bebas. Senyawa flavonoid terdapat
Indonesia, kulitjeruk bali belum pada semua bagian tumbuhan termasuk daun,
dimanfaatkan secara optimal menjadi produk akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah
yang bernilai ekonomis tinggi dan biasanya dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada
hanya dibuang sebagailimbah. Limbah kulit dalam tumbuhan. Flavonoid yang terdapat
jeruk bali dapat diolah menjadi produk yang didalam tumbuhan dapat digunakan sebagai
berguna dan lebih bernilai ekonomis pelindung tubuh manusia dari radikal bebas
(Komang, 2017).Produksi jeruk bali di dan dapat mengurangi resiko penyakit kanker
berbagai daerah di Indonesia mencapai dan peradanganserta dapat digunakan sebagai
110.000 ton pertahunnya dan hampir 50% antibakteri dikarenakan kandungan anti
kulit jeruk yang dihasilkan belum
oksidannya (Sarastani, 2015).Penggolongan Pengolahan Sampel
jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan Buah jeruk bali yang sudah
mula-mula didasarkan kepada sifat kelarutan diperoleh kemudian dikupas untuk
dan reaksi warna. Kemudian diikuti dengan dipisahkan dari kulitnya pada saat proses
pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah pengupasan buah untuk mengambil kulitnya
dihidrolisis, secara kromatografi satu arah, diusahakan pengirisan kulit tidak terlalu
dan pemeriksaan ekstrak etanol secara dua tebal cukup hanya bagian kulit terluarnya
arah. yang akan digunakan, perlu diketahui pada
Akhirnya, flavonoid dapat saat pengupasan kulit jeruk bali alat
dipisahkan dengan cara kromatografi. pengupas yang digunakan diusahakan
Komponen masing-masing diidentifikasi terbuat dari aluminium agar tidak
dengan membandingkan kromatografi dan mempengaruhi kandungan pada kulit jeruk
spektrum, dengan memakai bali kemudian dibersihkan dengan air
senyawapembanding yang sudah dikenal. hingga kotoran dan debu lainnya hilang,
Senyawa baru yang sudah ditemukan kemudian dipotong kecil-kecil dengan
sewaktu menelaah memerlukan pemeriksaan ukuran 5 cm, dan ditiriskan agar sisa air
kimia dan spektrum yang lebih terinci yang terdapat pada sampel kulit jeruk bali
(Harborne, 1996). setelah pencucian dapat berkurang hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya
METODEPENELITIAN kerusakan pada sampel sebelum diolah dan
Jenis penelitian yang dilakukan untuk mempercepat proses pengeringan
adalah jenis penelitian eksperimen pada sampel, selanjutnya pengeringan kulit
laboratorium yaitu jeruk bali dilakukan pada pagi hari dari
identifikasi kandungan senyawa flavonoid pukul 07:00 - 10:00 WITA dan pada sore
ekstrakkulit buah jeruk bali (Citrus maxima hari dari pukul 15:00 – 17:00 WITA dengan
Merr.) secara kromatografi lapis tipis. cara dikeringkan pada tempat yang tidak
terkena sinar matahari langsung dan ditutup
Alat yang digunakan dengan kain berwarna hitam.
Aluminium Foil, Beker Gelas, Botol
vial, dan Chamber, Corong Pisah, Gelas Ukur Ekstraksi secara maserasi
100 ml, 1000 ml, gelas kimia, Gunting, Preparasi ekstrak untuk uji KLT kulit
Gegep, Botol semprot, Label, Lempeng KLT, jeruk bali (Citrus maxima Merr.) yang telah
Bejana (wadah maserasi), Timbangan, Kertas dikeringkan dan ditimbang Sebanyak 250
Saring, Pensil, Penggaris, Water Bath, Pipet gram ditaruh dalam wadah kemudian
Tetes, Oven, Tabung Reaksi, Lampu UV 366 ditambahkan pelarut etanol 96 % dua kali
nm, Kain Flanel, Batang Pengaduk, jumlah sampel untuk melembabkan simplisia
Handscoen, Masker, Cawan Petri, Pipa dan ditutup dengan aluminium foil dan
Penotol, Bunsen , Rotavapor. didiamkan kurang lebih tiga jam setelah tiga
jam sampel yang telah
Bahan yang digunakan dilembabkandimasukkan kedalam wadah
Aquadest, Esktrak Kulit Jeruk maserasi dan ditambahkan pelarut etanol 96%
Bali(Citrus maxima Merr.), Etil Asetat, sampai batas 2 cm diatas ekstrak maserasi
larutan besi III klorida, Etanol 96%, yang ada dalam wadah, kemudian dibiarkan
Kloroform, n-heksan , serbuk Mg , Seng selama 5 hari didalam wadah maserasi
(Zn), 10%, pereaksi AlCl3 (aluminium tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
klorida). sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari,
Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan penyarian untuk memisahkan
Penelitian ini dilaksanakandi cairan dari residu dilakukan remaserasi. Hasil
Laboratorium Fitokimia Akademi Farmasi ekstraketanol kemudian diuapkan dengan
Yamasi Makassar pada bulan Juli 2017. menggunakan rotavapor sampai diperoleh
ekstrak pekat.Hasil ekstrak pekat yang
METODE KERJA diperoleh dari hasil uapan rotavapor diuapkan
Sampel berupa kulit buah jeruk bali lagi diatas waterbath, kemudian sebagian
(Citrus maxima Merr.) yang akan digunakan dimasukkan kedalam vial untuk diidentifikasi
diperoleh dari salah satu pedagang buah- secara kromatografi lapis tipis (KLT).
buahan dipasar pabbaeng-baeng jalan sultan
alauddin nomor 64 makassar.
Fraksinasi Identifikasi komponen kimia secara
Ekstrak kental yang diperoleh kromatografi (KLT)
ditimbang sebanyak 500 mg, terlebih dahulu a. Pengaktifan lempeng kromatografi lapis
disuspensikan dengan air sebanyak 25 ml tipis (KLT)
hingga larut sempurna kemudian Lempeng kromatografi lapis tipis
ditambahkan dengan pelarut n-heksan diaktifkan dengan cara dipanaskan
sebanyak 3 x 10 ml lalu dimasukkan kedalam dalam oven pada suhu 50ºc - 60ºc
corong pisah dikocok kuat beberapa saat selama 30 menit lalu dikeluarkan
kemudian kemudian, dibuat garis lurus pada
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan lempeng kira – kira 1 cm
untuk lapisan air ditampung dalam wadah. sebagai batas bawah dan 0,5 cm sebagai
Selanjutnya lapisan air dimasukkan kembali batas atas.
kedalam corong pisah dan ditambah pelarut b. Pembuatan cairan pengelusi
etil asetat sebanyak 3 x 10 ml dikocok kuat Cairan yang digunakan untuk pembuatan
beberapa saat kemudian didiamkan hingga elusi yaitu etil asetat : etanol : air dengan
terbentuk dua lapisan untuk lapisan air perbandingan ( 15 : 6 : 1 ), pertama etil
disimpan dalam wadah, kemudian lapisan etil asetat dan etanol dicampur terlebih
asetat diuapkan hingga diperoleh volume dahulu, kemudian ditambahkan air sedikit
ekstrak kurang lebih 10 ml, selanjutnya demi sedikit sambil dilakukan
diidentifikasi dengan reaksi warna dan pengocokan dan didiamkan beberapa saat
metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis). kemudian pengelusi yang telah dibuat
dimasukkan kedalam chamber.
Identifikasi Menggunakan Reaksi Warna c. Penjenuhan eluen
a. Ekstrak uji 1 ml dimasukkan kedalam Kertas saring dipotong memanjang
tabung reaksi , diuapkan di penangas air dimasukkan dari dasar chamber yang
hingga kering ditambahkan 2-3 tetes berisi cairan pengelusi sehingga menjulur
etanol, kemudian ditambahkan dengan keluar kemudian ditutup. Eluen atau
serbuk Mg dan beberapa tetes asam cairan pengelusi yang dimasukkan
klorida 5M. Menghasilkan warna orange, kedalam chamber dikatakan jenuh bila
merah hingga kuning yang timbul seluruh bagian kertas saring menjulur
menandakan adanya senyawa flavanon, keluar dari batasan chamber.
flavonol, flavanonol (Endang, 2015) d. Identifikasi senyawa
b. Larutan uji dipipet 1ml dimasukkan Larutan uji ditotolkan pada lempeng
kedalam tabung reaksi ditambahkan 2-3 silika gel KLT, lalu dielusi dengan cairan
tetes etanol, kemudian ditambahkan pengelusi etil asetat : etanol : air dengan
dengan serbuk seng (Zn) dan beberpa perbandingan ( 15 : 6 : 1 ). Warna noda
tetes asam klorida 5M. Hanya senyawa atau senyawa yang diperoleh diamati
dihidriflavonol yang menimbulkan warna dibawah lampu sinar UV 366 nm, dicatat
merah hingga merah lembayung. bercak noda dan dihitung nilai puncak Rf
Flavanon dan flavonoid tidak berwarna dari lempeng tersebut.
atau warna merah muda lemah. e. Penyemprotan dengan pereaksiAlCl3
c. Larutan uji 1 ml dimasukkan kedalam Setelah diketahui noda pada sinar UV
tabung reaksi ditambahkan 2-3 tetes selanjutnya disemprot dengan pereaksi
etanol, kemudian ditambahkan larutan AlCl3, diamati noda warna yang
besi (III) klorida. Flavonoid yang dihasilkan.
memiliki gugus hidroksil bebas pada f. Nilai Rf
cincin A akan menimbulkan warna hijau Setelah noda tampak kemudian dihitung
biru setelah penambahan larutan ini. nilai Rf-nya dengan menggunakan rumus
:
HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi kandungan senyawa flavonoid ekstrak kulit buah jeruk
bali(Citrus maximaMerr.) menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT).

TabelHasil Rendemen kulit jeruk bali (Citrus maxima Merr.

No. Berat Simplisia Jumlah pelarut Hasil ekstrak Rendemen


(gram) (ml) (gram) ekstrak (%)
1. 250 2800 45 18

Tabel Hasil Uji Reaksi Warna

No. Pereaksi Hasil Pustaka Keterangan


1. Aquadest + Orange , Merah, ( + ) Senyawa
Serbuk Mg + Kuning / Orange Kuning Flavonol atau
HCL Pekat Flavonon

2. Etanol + Serbuk Merah, Merah ( + ) Senyawa


seng + HCL Merah lembayung dihidroflavonol
Pekat
3. Etanol + FeCl3 Hijau Kebiruan ( + ) Senyawa
Biru gelap Flavonoid

Tabel Hasil uji kromatografi lapis tipis, senyawa flavonoid ekstrak kulit buah jeruk bali (Citrus
maxima Merr.) menggunakan sinar UV, dan penyemprotanpereaksi AlCl3

No Fraksi Nilai Rf Sinar UV 366 AlCl3

Etil asetat : Etanol : Air 0,85 Biru Kuning


1
(15 : 6 : 1)

PEMBAHASAN cara merendam sampel kulit jeruk bali


Tanaman buah jeruk bali dalam wadah maserasi dengan cairan
(Citrus maximaMerr.) merupakan tanaman penyari etanol 96%, selama 5 hari pada
buah pohonnya tinggi sekitar 5-15 meter, suhu kamar, dan sesekali diaduk hal ini
percabangannya rendah dan menyebar. bertujuan untuk mempercepat proses
Daun bundar telur sampai jorong, panjang ekstraksi. Setelah maseratnya diperoleh
daun 5-20 cm, lebar 2-12 cm, terdapat sebanyak 2800 ml kemudian diuapkan
bercak-bercak kelenjar minyak, dengan rotavapor dengan suhu 50ºc,
perbungaan diketiak, buah bulat maserat diuapkan hingga diperoleh
berdiameter 10-30 cm, berwarna kuning memperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang
kehijauan dengan bercak kelenjar yang telah diperoleh kemudian ditimbang dan
padat, kulit tebal, bagian dalam merah diperoleh hasil ekstrak kental kulit jeruk
jingga (Hidayat, 2015 ). bali (Citrus maxima Merr.) sebanyak 45
Kulit buah jeruk bali gram dari berat sampel kering 250 gram,
berkhasiat untuk menurunkan panas, dan mendapat hasil rendemen sebanyak
meredakan batuk, menurunkan kolesterol 18%. Identifikasi kualitatif tahap ini
dan mengobati gangguan saluran dilakukan dengan cara reaksi warna,
pencernaan (Utami, 2013).Kulit buah bertujuan untuk mengetahui jenis
jeruk bali (Citrus maximaMerr.) yang senyawa flavonoid apa yang terdapat
digunakan sebagai sampel untuk pada tanaman ekstrak kulit jeruk bali
pengujian diperoleh dari pedagang buah- (Citrus maximaMerr.). Uji reaksi warna
buahan dipasar pabaeng-baeng jalan pada peneltian ini dilakukan sebanyak 3
sultan alauddin nomor 64 makassar, kali dengan 4 pereaksi yaitu serbuk
selanjutnya kulit jeruk bali dibersihkan seng, serbuk Mg, FeCl3, dan HCL pekat.
dan dijemur dengan tidak terkena cahaya Pengujian pertama ekstrak kental (Citrus
matahari langsung, setelah kulit jeruk bali maximaMerr) dimasukkan kedalam
kering dilakukan proses maserasi yaitu tabung reaksi dilarutkan dengan aquadest
proses penyarian yang sederhana, dengan hingga larut, diuapkan dipenangas air
hingga kering lalu ditambahkan 2 sampai asetatnya diuapkan hingga diperoleh
3 tetes etanol 96% kemudian ekstrak kurang lebih 10 ml dimasukkan
ditambahkan serbuk Mg dan beberapa kedalam vial untuk diidentifikasi dengan
tetes asam klorida pekat diamati reaksi warna dan identifikasi kromatografi
perubahan yang terjadi yaitu lapis tipis.
menghasilkan warna kuning, dan orange Pada proses ini pertama-tama
maka uji reaksi warna ekstrak kulit jeruk dilakukan pembuatan cairan pengelusi etil
bali (Citrus maximaMerr.) positif asetat-etanol-air dengan perbandingan (15
mengandung senyawa flavonoid golongan : 6 : 1) yaitu etil asetat dan etanol
flavonon atau flavonol. Pengujian kedua 1 dimasukkan terlebih dahulu kedalam
ml larutan uji dimasukkan kedalam erlemeyer kemudian ditambahkan air
tabung reaksi ditambahkan 2 sampai 3 sedikit-demi sedikit sambil dikocok
tetes etanol, kemudian ditambahkan beberapa saat dan didiamkan. Pengelusi
serbuk seng dan beberapa tetes asam yang telah dibuat kemudian dimasukkan
klorida pekat. Diamati perubahan yang kedalam chamber, disediakan kertas
terjadi yaitu menghasilkan warna merah saring dipotong memanjang dimasukkan
lembayung positif mengandung senyawa kedalam chamber dan ditutup, cairan
flavonoid golongan hidriflavonol. pengelusi dikatakan jenuh jika seluruh
Pengujian ketiga 1 ml larutan uji (Citrus bagian kertas saring menjulur keluar dari
maximaMerr.) dimasukkan kedalam chamber. Lempeng KLT terlebih dahulu
tabung reaksi ditambahkan 2 sampai 3 diaktifkan dengan cara dipanaskan
tetes etanol, kemudian ditambahkan didalam oven selama 30 menit dengan
larutan besi (III) klorida diamati suhu 50ºc diberi garis batas bawah 1 cm
perubahan yang terjadi setelah dan garis batas atas 0,5 cm, kemudian
pengamatan menghasilkan warna hijau larutan uji ditotolkan pada lempeng KLT
biru gelap positif mengandung senyawa dan dilanjutkan dengan deteksi bercak
flavonoid. pada sinar UV.
Pada pengujian reaksi warna Pada larutan uji etil asetat warna
ekstrak kulit buah jeruk bali (Citrus yang timbul yaitu biru ditandai dengan
maximaMerr.) positif mengandung pensil warna sesuai bercak yang terlihat
senyawa flavonoid.Selanjutnya dilakukan dari hasil penyemprotan terdapat
identifikasi kandungan senyawa flavonoid nodakuning pada Rf 0,85 yang
ekstrak kulit buah jeruk bali (Citrus menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah
maximaMerr.) secara kromatografi lapis jeruk bali positif mengandung flavonoid ,
tipis(KLT) pada penelitian ini terlebih dengan pengelusi yang bersifat polar yaitu
dahulu dilakukan fraksinasi atau etil asetat-etanol-air (15: 6:1).
pemisahan senyawa tunggal. Pemisahan
yang terjadi pada kromatografi lapis tipis KESIMPULAN
berdasarkan pada adsorpsi, partisi atau Dari hasil penelitian yang
kombinasi kedua efek, tergantung pada dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
jenis lempeng, fase diam dan gerak yang 1. Berdasarkan uji kualitatif ekstrak kulit
digunakan. Pada umumnya, kromatografi buah jeruk bali (Citrus maxima Merr.)
lapis tipis lebih banyak digunakan untuk dengan menggunakan metode reaksi
tujuan identifikasi karena cara ini warna menunjukkan bahwa ekstrak
sederhana dan mudah, serta memberikan kulit buah jeruk bali positif
pilihan fase gerak yang lebih mengandung flavonoid.
beragam(Endang, 2016). 2. Berdasarkan pengujian menggunakan
Proses fraksinasi dilakukan metode kromatografilapis tipis (KLT)
dengan cara ekstrak kental yang diperoleh pada pengelusi pelarut polar etil
ditimbang sebanyak 500 mg, asetat-etanol-air, positif mengandung
disuspensikan dengan air sebanyak 25 ml flavonoid dengan satu noda nilai Rf :
hingga ekstrak kental larut kemudian 0,85. Pada larutan uji n-heksan tidak
ditambah dengan pelarut n-heksan menimbulkan warna, dengan alasan
sebanyak 3 x 10 ml lalu dimasukkan pada proses fraksinasi sudah
kedalam corong pisah dikocok kuat dan dilakukan proses pemisahan senyawa
didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan, tunggal.
untuk lapisan air ditampung dalam wadah
dan lapisan n-heksan dimasukkan kedalam SARAN
vial. Selanjutnya lapisan air dimasukkan Hasil yang diperoleh setelah
kedalam corong pisah dan ditambah melakukan penelitian ini, disarankan agar
pelarut etil asetat sebanyak 3 x 10 ml dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
dikocok kuat kembali setelah beberapa bentuk sediaan farmasi yang cocokdengan
saat kemudian didiamkan hingga menggunakan ekstrak kulit buah jeruk bali
terbentuk dua lapisan, untuk lapisan air (Citrus maxima Merr.).
disimpan dalam wadah dan lapisan etil
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI, 2008. Taksonomi Koleksi


Tanaman Obat, Kebun Tanaman
Obat. Citereup. Direktorat Obat
Asli Indonesia. Jakarta Pusat.

Endang, H., 2016. Analisis FitokimiaI.


Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Harbone, J. B. 1996. Metode Fitokimia


Terbitan ke II. Kosasih
padmawinata. ITB, Bandung.

Hidayat, S. dan Rodame N., 2015. Kitab


Tumbuhan Obat. Syawadaya
Grup, Jakarta.

Hostettman, K. Dkk. 1995. Cara


Kromatografi Preparatif. ITB.
Bandung
Komang dkk., 2017. Kandungan Kimia
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk
Bali (Citrus Maxima) serta uji
AktifitasAntibakteri
terhadapStaphylococcus aureus
dan Escherichia coli, Universitas
Udayana, Bukit Jimbaran.
Indonesia.
Latif, A, 2013. Obat Tradisional, Gava
Meia, Jakarta.
Mukhriani, 2014. Ekstraksi Pemisahan
Senyawa Dan Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Farmasi.
Indoensia , Jakarta.
Sarastani, D.; Suwarna T.S; Tien . 2015.
Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak
dan Fraksi Ekstrak Biji Atung.
Jurnal Teknologi Industri Pangan.
Vol XIII. No 2. 149-156.
Suhendra, H. 2013. Buah Lokal: Pamelo,
Jeruk Asli Indonesia Yang
Terabaikan.Http://Industri.Bisnis.
com/Read/20130710/99/149975/
Buah-Lokal-pamelo-jeruk-asli-
indo- nesia-yang-terabaikan
diakses pada 25 agustus 2017
pada pukul 12.45 WITA.
Suparni, 2012. Herbal Nusantara 1001
Ramuan Tradisional Asli
Indonesia. Rapha Publishing,
Yogyakarta.
Utami, P, 2013. The Miracle Of Herbs.
Agromedia Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai