Hindang Sance Kaempe1, Stenly Komansilan1, Rolef Rumondor1, Hendra Pratama Maliangkay1
1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Trinita, Manado
*hindangskaempe@gmail.com
ABSTRACT
Avocado peel is currently still a waste that has not been widely used by the community. Avocado
peel has a high content of flavonoids and quercetin compounds so avocado peel is used as a
traditional medicine, therefore scientific information is needed about the chemical content and side
effects it causes. This study aims to determine the phytochemical compounds from the ethanol
extract of avocado peel. Extraction was carried out by maceration using 96% ethanol solvent. The
stages of this research included testing the phytochemicals, namely alkaloids, flavonoids, tannins,
and saponins. Based on the results of the phytochemical screening study, avocado peels are known
to contain several secondary metabolites, namely alkaloids, triterpenoids, tannins, flavonoids, and
saponins as candidates for traditional medicine.
Keywords: Avocado Fruit Peel (Persea americana MILL), Phytochemicals, Traditional Medicine
ABSTRAK
Kulit buah alpukat saat ini masih menjadi limbah yang belum banyak digunakan oleh masyarakat.
Kulit buah alpukat memiliki kandungan senyawa flavonoid dan quersetin yang tinggi sehingga kulit
buah alpukat bersifat sebagai obat tradisional, oleh karena itu diperlukan informasi ilmiah tentang
kandungan kimia dan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
senyawa fitokimia dari ekstrak etanol kulit buah alpukat. Ekstrasi dilakukan secara maserasi dengan
menggunakan pelarut etanol 96%. Tahapan penelitian ini meliputi pengujian fitokima yaitu alkaloid,
flavonoid, tanin dan saponin. Berdasarkan hasil penelitian skrining fitokimia, kulit buah alpukat
diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin,
flavonoid dan saponin sebagai kandidat obat tradisional.
Kata Kunci : Kulit Buah Alpukat (Persea americana MILL), Fitokimia, Obat Tradisional
223
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023
yaitu menghidrolisis golongan tanin sehingga saat dikocok dengan air, saponin dapat
menghasikan perubahan warna biru membentuk misel. Pada struktur misel, gugus
kehitaman sedangkan tanin terkondensasi polar menghadap ke luar sedangkan gugus
menghasilkan warna hijau kehitaman
nonpolarnya menghadap ke dalam. Keadaan
(Pardede et al. 2013).
Dari hasil saponin ekstrak daun inilah yang tampak seperti busa, karena itu
alpukat mengandung senyawa saponin. Hal dalam analisis ini dapat dilihat kemampuan
ini dilihat dari busa stabil yang dihasilkan sampel membentuk busa.
±10 menit. Senyawa yang memiliki gugus Terbentuknya busa selama ekstraksi
polar dan nonpolar bersifat aktif permukaan atau waktu pemekatan ekstrak merupakan
sehingga saat dikocok dengan air, saponin
bukti nyata adany a saponin. Uji sederhana
dapat membentuk buih/busa (Robinson
1995). Buih/busa yang dihasilkan pada uji untuk saponin adalah dengan mengocok sari
saponin disebabkan adanya glikosida yang alkohol tumbuhan yang mengandung air
bisa membentuk busa dalam air sehingga dalam tabung reaksi, dan dicatat jika
terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa terbentuk busa yang mantap di atas
lainnya (Rajendrabhai 2017). permukaan cairan (Sirait, 2007).
Dalam penapisan saponin melalui uji
Penapisan Fitokimia
busa pada sampel, terbentuk busa dalam
Penapisan Alkaloid jumlah sedikit pada permukaan cairan,
Pada umumnya alkaloid larut dalam sehingga dapat disimpulkan bahwa buah
air jika berupa garam misalnya dengan asam pisang goroho merah mengandung saponin.
klorida dan asam sulfat yang sukar larut Dalam bidang farmasi, senyawa saponin
dalam pelarut organik. Karena sifat alkaloid
dapat digunakan sebagai antimikroba
yang mudah membentuk garam dengan asam
klorida atau asam sulfat, maka cara (Robinson, 1995).
isolasinya pun dengan cara ditarik
menggunakan pelarut asam klorida encer Penapisan Flavonoid
atau asam sulfat encer. Kemudian dibasakan Dari hasil pengujian, tidak terdeteksi
dengan natrium hidroksida atau kalsium
adanya senyawa flavonoid dari buah pisang
laktat (Sirait, 2007).
Pada penapisan alkaloid dari buah goroho merah. Penambahan serbuk
pisang goroho merah, penambahan pereaksi magnesium dan asam klorida pada pengujian
Mayer meny ebabkan terbentuknya endapan flavonoid tidak menimbulkan reaksi warna
berwarna putih yang menunjukkan hasil merah yang merupakan ciri adanya senyawa
yang positif mengandung senyawa alkaloid. flavonoid.
Proses yang sama juga dilakukan pada
Penapisan Tanin
penambahan pereaksi Dragendorf, yang akan Pada penambahan larutan besi (III)
membentuk endapan berwarna merah jingga. klorida 10% diperkirakan larutan ini bereaksi
Pereaksi Mayer mengandung merkuri klorida
dengan salah satu gugus hidroksil yang ada
dan kalium iodida. Sedangkan pereaksi
pada senyawa tanin. Hasil reaksi tersebut
Dragendorf mengandung kalium iodida dan
yang akhirnya menimbulkan warna dan
bismuth subnitrat dalam asam asetat glasial.
terbentuknya endapan. Pereaksi besi (III)
klorida dipergunakan secara luas untuk
Penapisan Saponin
Saponin memiliki glikosil yang mengidentifikasi senyawa fenol, termasuk
berfungsi sebagai gugus polar dan gugus tanin.
terpenoid/steroid sebagai gugus nonpolar. Dari hasil pengujian menggunakan
Senyawa yang memiliki gugus polar dan larutan besi (III) klorida menunjukkan
nonpolar bersifat aktif permukaan sehingga terjadinya perubahan warna dan
226
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM
RATULANGI, Volume 12 Nomor 2, Mei 2023
16. Meyer, H. N. (1982). Brine shrimp lethality 19. Dewijanti, I. D., Angelina, M., Hartati, S.,
Test. Med. Plant Research. Vol.45. Dewi, B. E., & Meilawati, L. (2014).
Amsterdam, Nilai LD 50 dan LC 50 Ekstrak Etanol
17. Hipokrates Verlag Gmbrl. 31-34 Herba Ketumpangan Air (Peperomia
18. Kaban, A. N., Daniel, & Saleh, C. (2016). pellucida (L .) Kunth) (LD 50 and LC 50
Uji Fitokimia, Toksisitas dan Ativitas Values of Ethanol Extracts From Herbs
Antioksidan Fraksi n-heksan dan Etil of Ketumpangan Air (Peperomia pellucida
Asetat Terhadap Ekstrak Jahe Merah (L .) Kunth)). Jurnal Ilmu Kefarmasian
(Zingiber officinale var. amarum.). Jurnal Indonesia, 12, 255–26
Kimia Mulawarman, 14, 24–28
20. 0.
228