Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA

(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Belimbing Wuluh ( Averrhoa Bilimbi )

Susi Yanti, Yulia Vera


Program Studi Farmasi Program Sarjana
STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan
susiy4514@gmail.com

ABSTRAK
Belimbing wuluh merupakan salah satu tumbuhan dari genus Averrhoa. Belimbing wuluh merupakan
tanaman jenis buah dan obat tradisional. Tanaman belimbing wuluh sudah sering dimanfaatkan
masyarakat salah satunya untuk mengobati penyakit seperti demam dan batuk. Adapun tujuan
penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dan aktivitas
antioksidan daun belimbing wuluh. Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium. Senyawa metabolit
sekunder diperoleh dari proses ekstraksi yaitu maserasi dan partisi. Hasil uji fitokimia pada ekstrak
kasar metanol mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, terpenoid maupun steroid, fraksi n-
heksana hanya mengandung flavonoid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung alkaloid, flavonoid,
polifenol dan steroid. Sedangkan fraksi metanol positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan
steroid.

Kata kunci : Belimbing wuluh, Fitokimia

ABSTRACT
Averrhoa bilimbi is one of the plants of the genus Averrhoa. Starfruit is a type of plant fruit and
traditional medicine. Averrhoa bilimbi is both fruit and traditional medicine. A. bilimbi plants have
been utilized by the people to cure diseases such as cough and fever. The purpose of the study was
conducted to determine the content of secondary metabolites and antioxidant activity of starfruit
leaves. This research is a laboratory experiment. Secondary metabolites are obtained from the
extraction process, namely maceration and partitioning. Phytochemical test results on crude methanol
extracts containing alkaloids, flavonoids, saponins, polyphenols, terpenoids or steroids, n-hexane
fraction only contains flavonoids and steroids. ethyl acetate fraction contains alkaloids, flavonoids,
polyphenols and steroids. While the positive methanol fraction contains alkaloids, flavonoids,
saponins, and steroids.

Keywords: Averrhoa bilimbi, phytochemistry

Vol. 4 No.2 Juni 2019 41


JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

1. PENDAHULUAN corong kaca, corong pisah, gelas beaker, kaca


arloji, kuvet, labu ukur, neraca analitik, pipet
Belimbing wuluh merupakan salah satu volum, pipet tetes, rotary evaporator,
spesies dalam keluarga belimbing ( Averrhoa ). spatuladan tabung reaksi.
Diperkirakan tanaman ini berasal dari daerah Sampel tumbuhan yang digunakan
Amerika tropik. Tanaman ini tumbuh baik di adalah daun belimbing wuluh. Bahan kimia
Negara asalnya sedangkan diIndonesia banyak yang digunakan antara lain akuades (H2O),
dipelihara di pekarangan dan kadang -kadang asam asetat (C2H4O2), asam askorbat
tumbuh secara liar di ladang atau tepi hutan (C6H8O6), asam klorida (HCl), asam sulfat
(Kurdi A,2010). Belimbing wuluh ( Averrhoa (H2SO4), besi (III) klorida (FeCl3), dietil eter
bilimbi L.) yang termasuk dalam famili ((C2H5)2O), etil asetat (CH3COOC2H5), n-
Oxalidaceae . Tanaman ini dikenal dengan heksana (C6H14), magnesium (Mg), metanol
nama daerah limeng, selemeng, beliembieng, (CH3OH), natrium hidroksida (NaOH),
blimbing buloh, limbi, libi, tukurela dan natrium klorida (NaCl), pereaksi Dragendroff,
malibi. Nama asingnya bilimbi, cucumber tree pereaksi Hager, pereaksi Liebermann-
dan kamias. Daun majemuk menyirip ganjil Bouchard, pereaksi Meyer dan seng (Zn).
dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun Pengeringan dan Ekstraksi Daun
bertangkai pendek, bentuknya bulat telur Belimbing Wuluh Daun belimbing wuluh
sampai jorong, ujung runcing, pangkal diambil dari pohon, dikumpulkan, dan
membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar kemudian dicuci dengan air mengalir dan
1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah ditiriskan. Daun belimbing wuluh tersebut
warnanya lebih muda (Kurdi A,2010). selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu
Belimbing wuluh disebut juga belimbing asam 50±3ºC sampai kadar air kurang dari 10%.
adalah sejenis pohon yang diperkirakan berasal Daun yang telah dikeringkan kemudian
dari kepulauan Maluku (Suryaningsih diblender kemudian diayak menggunakan
2016).Belimbing wuluh merupakan tanaman saringan berukuran 60 mesh. Metode ekstraksi
jenis buah dan obat tradisional. Ekstrak yang digunakan adalah maserasi dengan
metanol buah belimbing wuluh diantaranya perbandingan bahan dan pelarut (etanol 70%)
mengandung alkaloid, saponin, tanin, 1:10. Simplisia daun belimbing wuluh
flavonoid, fenol, dan triterpenoid. Selain itu sebanyak 70 gram direndam dengan etanol
juga diketahui bahwa ekstrak metanol buah 70% sebanyak 700 ml selama 3 hari dan
belimbing wuluh memiliki aktivitas diaduk setiap 1x24 jam selama 5 menit.
antioksidan (Hasanuzzaman et a. 2013). Daun Penyaringan dilakukan menggunakan vakum
belimbing wuluh mengandung senyawa dan kertas saring untuk memisahkan ampas
flavonoid, fenol, alkaloid, tanin, dan kumarin dan filtratnya. Filtrat yang didapat kemudian
(Valsan dan Raphael 2016). Penelitian dipekatkan menggunakan rotary evaporator
sebelumnya menunjukkanbahwa ekstrak etanol sampai pelarut habis menguap sehingga
daun A. bilimbi dan fraksinya memiliki efek didapatkan ekstrak kental daun belimbing
hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus wuluh (Ibrahim et al., 2014).
yang mengidap Diabetes tipe I (Hasanuzzaman Penelitian diawali dengan pengambilan
2013). Ekstrak kasar dan ekstrak yang telah daun belimbing wuluh dari Sadabuan,
dimurnikan dari daun belimbing wuluh Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota
mempunyai potensi untuk dikembangkan Padangsidimpuan. Daun belimbing wuluh
menjadi obat antihipertensi, karena dibersihkan, kemudian dikering anginkan.
memberikan efek penurunan tekanan darah Kemudian sampel yang telah kering di blender.
secara signifikan terhadap hewan uji kucing Ekstraksi, Sebanyak 1,2 kg sampel daun
(Harborne, J. B., 1995). belimbing wuluh yang sudah dikeringkan dan
2. METODE PENELITIAN dihaluskan kemudian dimaserasi selama 3x24
Alat-alat yang digunakan dalam jam dengan menggunakan pelarut metanol
penelitian ini yaitu, batang pengaduk, blender, pada suhu kamar. Hasil maserasi kemudian
disaring agar diperoleh filtrat yang terpisah

Vol. 4 No.2 Juni 2019 42


JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

dari residu. Maserat metanol dipekatkan lebih 10 menit dan ditambahkan beberapa tetes
dengan rotary evaporator sehingga diperoleh asam klorida 2 N, maka sampel tersebut positif
ekstrak metanol. Partisi, Ekstrak kasar metanol mengandung saponin.
daun belimbing Hutan dilakukan partisi D. Uji tanin/ polifenol dilakukan dengan
dengan menggunakan pelarut n-heksana menambahkan larutan FeCl35 % terhadap
sehingga diperoleh fraksi n-heksana dan sampel. Sampel yang mengandung polifenol
metanol. Fraksi metanol selanjutnya dilakukan akan membentuk senyawa kompleks Fe3+-
partisi kembali dengan pelarut etil asetat tanin / polifenol dengan ikatan koordinasi
sehingga diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi dengan terjadinya perubahan warna menjadi
metanol. Setiap fraksi metanol, fraksi n- biru kehitaman atau hijau kecoklatan. Hal ini
heksana dan fraksi etil asetat yang diperoleh terjadi karena atom O pada tanin / polifenol
dipekatkan dengan menggunakan rotary dapat mendonorkan pasangan elektron
evaporator dan ditimbang. bebasnya ke Fe3+yang memiliki orbital d
Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, kosong membnetuk ikatan kovalen koordinat
flavonoid, saponin, tanin / polifenol, terpenoid untuk menjadi suatu senyawa kompleks.
dan steroid. Uji ini dilakukan untuk E. Uji nterpenoid/ steroid dilakukan dengan
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder melarutkan sampel dengan pereaksi
yang terdapat pada ekstrak daun belimbing Liebermann Burchard (asam asetat anhidrat
wuluh. A.Uji alkaloid dilakukan menggunakan dan asam sulfat pekat). Sampel yang
pereaksi Mayer (kalium tetraiodomerkurat (II), mengandung senyawa golongan steroid akan
Wagner (iodin dalam kalium iodida) dan berubah warna menjadi hijau kebiruan.
Dragendroff (bismut nitrat dalam kalium Sedangkan senyawa golongan triterpenoid
iodida). Ekstrak dilarutkan dengan larutan akan berubah warna membentuk cincin coklat
kloroform beramonia di dalam tabung reaksi, atau violet.
kemudian dikocok lalu disaring. Setelah itu, 3. HASIL
ditambahkan 1 ml asam sulfat 2 N ke dalam Pada penelitian ini Sampel yang
filtrate dan dikocok sampai terbentuk dua digunakan adalah daun belimbing wuluh
lapisan. Lapisan yang terletak pada bagian atas (Averrhoa bilimbi) diambil dari Sadabuan,
(asam) dipipet dan dimasukkan ke dalam 3 Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota
buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama Padangsidimpuan. Daun belimbing wuluh
ditambahkan 3 tetes pereaksi Meyer, tabung dibersihkan, kemudian dikering anginkan.
reaksi kedua ditambahkan 3 tetes pereaksi Kemudian sampel yang telah kering di blender.
Dragendorf dan tabung reaksi ketiga Sampel yang di blender gunanya untuk
ditambahkan 3 tetes pereaksi Wagner. Adanya memperbesar luas permukaan sampel sehingga
senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya kontak antara sampel dengan pelarut menjadi
endapan putih pada tabung reaksi pertama dan besar sehingga ekstrak yang ada di dalam
timbulnya endapan berwarna coklat kemerahan sampel mudah larut dalam pelarut.
pada tabung reaksi kedua dan ketiga. Sampel dimaserasi selama 3x24 jam dengan
B. Uji Flavonoid, Identifikasi senyawa pelarut metanol. Setiap 1x24 jam pelarut
flavonoid dilakukan dengan menggunakan metanol diganti dengan yang baru.
pereaksi serbuk magnesium (Mg) dan asam Penggantian pelarut ini bertujuan
klorida pekat (HCl). Penambahan serbuk Mg untuk mengurangi kejenuhan pelarut oleh zat
bertujuan agar membentuk ikatan dengan terlarut yang berasal dari dalam sampel.
gugus karbonil pada senyawa flavonoid. Sehingga diharapkan zat yang terdapat pada
Penambahan HCl bertujuan untuk membentuk sampel dapat larut sempurna. Maserasi adalah
garam flavilium yang ditandai dengan proses ekstraksi sederhana dengan merendam
perubahan warna menjadi merah jingga. sampel ke dalam pelarut tertentu (metanol)
C.Uji saponin dilakukan dengan melarutkan yang bertujuan meningkatkan permeabilitas
sampel dalam akuades kemudian dipanaskan dinding sel melalui tiga tahapan; (1) masuknya
selama 15 menit lalu dikocok selama 10 detik. pelarut ke dalam dinding sel tumbuhan, (2)
Jika terbentuk buih yang stabil selama kurang larutnya senyawa pada dinding sel ke dalam

Vol. 4 No.2 Juni 2019 43


JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

pelarut, (3) difusi senyawa oleh pelarut keluar saponin, sulfur, asam format,kalsium oksalat,
dari dinding sel tumbuhan. dan kalium sitrat . Pemeriksaan alkaloid dapat
Ekstrak metanol yang diperoleh dari dilakukan dengan menggunakan pereaksi
hasil maserasi selanjutnya dipartisi dengan Mayer, Wagner dan Dragendorff. Hasil
metode ekstraksi cair - cair. Partisi yang pengamatan uji menunjukkan bahwa ekstrak
digunakan pada penelitian ini menggunakan 2 air daun belimbing wuluh positif memiliki
pelarut yaitu n-heksana dan etil asetat. Partisi senyawa alkaloid. Hasil positif padaperaksi
adalah suatu proses pemisahan komponen - Mayer diduga karena terjadinya kompleks
komponen dalam suatu senyawa berdasarkan kalium-alkaloid dan kalium tetraidomerkurat
perbedaan kelarutan, dengan prinsip distribusi (II).
zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling Pembuatan pereaksi mayer terdiri dari
campur. Sehingga senyawa polar akan lebih larutan merkurium (II) klorida (HgCl2) dengan
larut dalam pelarut yang polar dan sebaliknya, kalium iodida (KI). Produk yang dihasilkan
senyawa nonpolar akan lebih larut dalam dari reaksi tersebut yaitu endapan merah
pelarut yang nonpolar. merkurium (II) iodida (HgI2). Apabila kalium
Hasil yang diperoleh dari ekstraksi iodida (KI) ditambahkan berlebih maka akan
sebesar 17,094 gram dari 1,2 kg sampel yang membentuk kalium tetraiodomerkurat (II)
digunakan. Ekstrak kasar metanol yang (K2[HgI2]). Alkaloid memiliki atom nitrogen
digunakan dalam partisi sebanyak 2 gram. yang mempunyai pasangan elektron bebas,
Hasil yang diperoleh dari partisi ekstrak kasar sehingga dapat digunakan untuk membentuk
metanol yaitu fraksi n-heksana sebesar 0,078 ikatan kovalen koordinat dengan ion logam
gram, fraksi etil asetat sebesar 0,235 gram diantaranya yaitu kalium (logam alkali). Gugus
sedangkan fraksi metanol sebesar 1,461 gram nitrogen padaalkaloid diperkirakan akan
Tabel 1. Analisis kualitatif senyawa berekasi dengan ion logam K+ dari kalium
fitokimia daun belimbing wuluh tetraidomerkurat (II) (K2[HgI2]) dan akan
Senyawa Fitokimia Hasil membentuk kompleks kalium alkaloid yang
Alkaloid memberikan endapan berwarna putih. Hasil
Meyer (++) positif pada pereaksi Dragendroff diduga
Wagner (++) karena terjadinya kompleks kalium-alkaloid
Dragendrof (+++) (KI) dengan ion tetraiodobismutat.
Flavonoid (++) Pembuatan pereaksi Dragendroff
Tanin (+++) terdiri dari bismuth nitrat (Bi(NO3)) yang
Saponin (++++) dilarutkan dalam HCl kemudian direaksikan
Steroid (+++) dengan kalium iodide (KI). Pada saat ion Bi3+
dari bismuth nitrat (Bi(NO3)) bereaksi dengan
(-) = negative, (+) = positif lemah, (++) = kalium iodida (KI) berlebih maka akan
positif, (+++) = positif kuat, (++++) = positif membentuk kalium tetraiodobismutat
sangat kuat (K[BiI4]). Gugus nitrogen pada alkaloid akan
bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium
4. PEMBAHASAN tetraiodobismutat (K[BiI4]) membentuk ikatan
Skrining fitokimia adalah tahap kovalen koordinat sehingga memberikan
pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia endapan berwarna coklat jingga.
yang bertujuan memberi gambaran mengenai Hasil positif pada pereaksi Wagner diduga
golongan senyawa yang terkandung dalam karena terjadinya kompleks kalium-alkaloid
tanaman yang diteliti. Hasil uji skrining dan ion I3. Pembuatan pereaksi Wagner
fitokimia ini menunjukkan bahwa daun terdiri dari iodin (I2) dengan kalium iodida
belimbing wuluh mengandung beberapa (KI). Iodin (I2) akan bereaksi dengan ion I-
senyawa metabolit sekunder seperti yang dari kalium iodida (KI) menghasilkan I3
ditunjukkan pada Tabel 1. Daun belimbing berwarna cokelat. Gugus nitrogen pada
wuluh juga mengandung senyawa flavonoid, alkaloid kemudian akan berikatan membentuk

Vol. 4 No.2 Juni 2019 44


JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

ikatan kovalen koordinat dengan ion logam K+ Fahrunnida, Pratiwi R. 2015. Kandungan
sehingga terbentuk kompleks kalium-alkloid. saponin buah, daun dan tangkai daun
Pemeriksaan flavonoid dilakukan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
dengan menggunakan serbuk Mg dan L.). J FKIP UNS. 1(1):220-224.
penambahan HCL pekat. Hasil pengamatan
Ibrahim, N., Yusriadi, Ihwan. 2014. Uji efek
dari senyawa flavonoid adalah positif
antipiretik kombinasi ekstrak etanol
mengandung senyawa flavonoid. Hal ini
herba sambiloto (Andrographis
ditandai dengan terbentuknya warna kuning.
paniculata Burm.f. Nees.) dan ekstrak
Terjadinya perubahan warna tersebut karena
etanol daun belimbing wuluh
adanya reduksi flavonoid oleh logam Mg dan
(Averrhoa bilimbi L.) pada tikus putih
terbentuknya garam flavilium. Hasil
jantan (Rattus novergicus). Online
pengamatan uji tanin didapatkan hasil positif
Journal of Natural Science FMIPA
ditandai dengan perubahan warna hijau
3(3):257-268.
kehitaman yang menandakan tanin
terkondensasi. Pengujian saponin dilakukan Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat
dengan metode Forth yaitu memasukkan TraDisional 2. Kanisius, Yogyakarta.
ekstrak ke dalam tabung reaksi, kemudian Harborne JB dan Baxter H. Phytochemical
ditambahkan akuades lalu dikocok selama ± 30 Dictionary. London: Taylor and
detik – 15 menit. Senyawa saponin ditandai Francis; 1995.
dengan buih setinggi 1 cm. Hasil pengamatan
uji saponin didapatkan hasil positif. Kusumowati TD, Sudjono TA, Suhendi A,
Pemeriksaan steroid dan terpenoid dilakukan Da’i M, Wirawati R. Korelasi
dengan penambahan pereaksi Lieberman kandungan fenolik dan aktivitas
Burchard yang terdiri dari asam asetat dan antiradikal ekstrak etanol daun
asam sulfat pekat. Adanya terpenoid akan empat tanaman obat Indonesia (Piper
ditandai dengan timbulnya warna merah bettle, Sauropus androgynus,
sedangkan steroid ditandai dengan munculnya Averrhoa bilimbi, dan Guazuma
warna biru. Hasil pengamatan uji terpenoid dan ulmifolia). PHARM. 13(1):1-5.
steroid didapatkan hasil positif ditandai dengan Kurdi A. Tanaman Herbal Indonesia. Jakarta:
terbentuknya warna biru. Rineka Cipta; 2010.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Hasanuzzaman, M., Ali, M.R., Hossain, M.,
Kuri, S., Islam, M.S. 2013.
Berdasarkan penelitian yang telah Evaluation total phenolic content,
dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak free radical scavenging activity and
daun belimbing wuluh mengandung alkaloid, phytochemical screening of different
flavonoid, tannin, saponin dan steroid. extracts of Averrhoa bilimbi (frutis).
Disarankan melakukan penelitian lebih lanjut International Current Pharmaceutical
untuk memisahkan (isolasi) senyawa dari Journal 2(4):92-96.
ekstrak daun belimbing wuluh.
Suryaningsih S. 2016. Belimbing wuluh (
Averrhoa bilimbi ) sebagai sumber
6. REFERENSI energi dalam sel galvani. JPFA.
Bhuana NPCS, Wijayanti NPAD, Putra 6(1):11-17.
IGNAD. 2013. Perbedaan Sari M, Suryani C. 2016. Pengaruh ekstrak
karakterisasi dan skrining fitokimia daun belimbing wuluh (Averrhoa
ekstrak etanol kulit buah manggis ( bilimbi L.) dalam menghambat
Garcinia mangsotana Linn) yang di pertumbuhan jamur Candida
peroleh dari Kabupaten Tabanan dan albicanssecara in vitro. Prosiding
Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Seminar Nasional Biologi dan
J Kim 7(2):195-201. Pembelajarannya. 2014 Agustus 23;

Vol. 4 No.2 Juni 2019 45


JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
(INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL)

Medan, Indonesia. Medan (ID):


Unimed. hlm 325-332.

Vol. 4 No.2 Juni 2019 46

Anda mungkin juga menyukai