Anda di halaman 1dari 10

SPIN 3 (1) (2021)

SPIN
JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/spin

POTENSI ANTI-INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK


(Kalanchoe pinnata L) TERHADAP DENATURASI PROTEIN SECARA In vitro
THE ANTI-INFLAMMATORY POTENTIAL OF COCOR BEBEK LEAVES (Kalanchoe pinnata L) AGAINST
In vitro PROTEIN DENATURATION

Reynaldi¹*, Dwi Fitri Yani2


1,2
Program Studi Kimia, Fakultas Sains & Teknologi UIN Raden Fatah, Palembang, 30126, Indonesia
DOI: 10.20414/spin.v3i1.2977
History Article ABSTRAK
Accepted: Tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata L) merupakan tanaman hias yang sering
2021-01-17 digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh masyarakat indonesia, tetapi
reviewed: kajian mengenai tanaman cocor bebek yang dapat digunakan sebagai obat anti-
2021-05-05 inflamasi masih sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
Published: anti-inflamasi ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata L) dengan
24-06-2021 menggunakan uji penghambatan denaturasi protein. Penelitian ini terdiri dari
larutan uji ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata L) dan natrium
Kata Kunci: diklofenak sebagai kontrol positif. Nilai IC50 natrium diklofenak sebesar 3,46 µg/
Anti-inflamasi; mL. Sedangkan ekstrak etanol daun cocor bebek memiliki nilai IC50 sebesar 2,23
Daun Cocor µg/ mL. Hasil tersebut menunjukkan daun cocor bebek memiliki aktivitas anti-
Bebek; IC50. inflamasi yang lebih baik dari kontrol positif natrium diklofenak.

Keywords: ABSTRACT
Anti-inflamatory; The cocor bebek plant (Kalanchoe pinnata L) is an ornamental plant that is often used as
Cocor Bebek traditional medicines by indonesian people, But there are very few studies on the cocor bebek
leaves; IC50 plant which can be used as an anti-inflammatory drug. This study aims to determine the
anti-inflammatory activity of the ethanol extract of cocor bebek leaves (Kalanchoe pinnata L)
using the protein denaturation inhibition test. This study consisted of a test solution dor the
ethanol extract of cocor bebek leaves and diclofenac sodium as a positive control. The IC50
Value of diclofenac sodium was 3,46 µg/ mL. Meanwhile, the ethanol extact of cocor bebek
leaves had an IC50 value of 2,23 µg/ mL. These results indicated that cocor bebek leaves had
better anti-inflammatory avtivity than positive control of diclofenac sodium.

How to Cite
Reynaldi & Yani, D. F. (2021) Potensi Anti-Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Cocor
Bebek (kalanchoe pinnata L) Terhadap Denaturasi Protein Secara in vitro. SPIN-Jurnal
Kimia & Pendidikan Kimia. 3(1). 12-21.
*
Coresspondence Author: p-ISSN: 2580-2623
Email: criszelyakusuma@gmail.com e-ISSN: 2745-6854
© 2021 Tadris Kimia FTK UIN Mataram
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 13

PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan suatu respon adalah tanaman cocor bebek (Kalanchoe
protektif yang ditimbulkan oleh kerusakan pinnata L). Cocor bebek (Kalanchoe pinnata
jaringan disebabkan oleh trauma fisik, zat L) merupakan tanaman dengan ciri-ciri
kimia atau zat mikrobiologis (Dewi, daunnya yang tebal dan berair (Amiyati,
2015). Inflamasi terjadi karena sejumlah 2015). Daun cocor bebek (Kalanchoe
mediator inflamasi dilepaskan melalui pinnata L) sering digunakan sebagai obat
jalur asam arakidonat, antara untuk mengatasi bisul, peluruh dahak,
prostaglandin, sebagai hasil pemecahan radang dan luka bakar (Purwitasari, 2017).
arakidonat oleh enzim siklooksigenase. Uji fitokimia daun cocor bebek
Jika proses ini berlebihan, maka inflamasi (Kalanchoe pinnata L) positif mengandung
akan memasuki tahap akut yang dapat golongan senyawa flavonoid, terpenoid,
menyebabkan terjadinya kehilangan fungsi tanin, saponin, dan steroid (Almeida,
karena pembengkakan yang hebat secara 2006). Menurut Yantih, (2011), Isolasi
fisik yang akan berdampak kurangnya dan karakterisasi senyawa ekstrak etanol
gerak jaringan dan penghambatan aliran daun cocor bebek, hasil FTIR
darah ke jantung hingga menyebabkan menunjukkan senyawa flavonoid, tanin,
kematian (Underwood, 1999). Menurut dan saponin memiliki intensitas yang kuat
Riset Kesehatan Dasar Republik di daerah 3550cm⁻¹-3200cm⁻¹. Kandungan
Indonesia (Riskesdas, 2013), inflamasi senyawa daun cocor bebek (Kalanchoe
akut pada saluran pernapasan di Indonesia pinnata L) diduga memiliki kemiripan
telah mencapai 3,7% dari total populasi, yang sama dengan ekstrak rimpang kencur
dan menjadi peringkat 6 dari 10 penyebab yang memiliki aktivitas antiinflamasi
kematian terutama 10% di provinsi Nusa dengan persen inhibisi sebesar 51,27%.
Tenggara Timur dan 8% di Sulawesi Senyawa flavonoid diduga berperan
Tengah. Salah satu cara yang dapat penting pada aktivitas antiinflamasi
dilakukan untuk mencegah dan dengan cara menghambat sintesis
menangani hal tersebut adalah dengan prostaglandin dari asam arakidonat
obat antiinflamasi. (Hasanah, 2011). Daun cocor bebek
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid merupakan spesies Crassulaceae yang kaya
(AINS) seperti natrium diklofenak sering akan senyawa fenolik yaitu kuersetin dan
kali digunakan masyarakat untuk merupakan flavonoid utama daun cocor
mengatasi inflamasi. Akan tetapi obat- bebek sehingga memungkinkan untuk
obatan anti-inflamasi non steroid dimanfaatkan sebagai obat antiinflamasi
mempunyai efek samping pada sistem (Costa, 2008).
gastrointestinal yang meningkatkan resiko Metode in vivo dengan hewan uji
terjadinya tukak lambung dan sumbatan telah banyak digunakan untuk mencari
pada pembuluh darah akibat bekuan potensi bahan alam yang memiliki
darah. Hal tersebut menyebabkan aktivitas antiinflamasi. Namun metode ini
gencarnya upaya pencarian alternatif obat membutuhkan waktu yang lebih lama dari
anti-inflamasi, terutama yang berasal dari metode in vitro. Selain itu sulitnya
bahan alam (Depkes RI, 1989). Salah satu mendapatkan hewan uji yang
bahan alam yang sering digunakan menggunakan izin, proses perlakuan
masyarakat sebagai obat tradisional
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 14

hewan, dan proses penelitian yang yang terkandung di dalam daun,


panjang juga menjadi kekurangan uji in sedangkan proses penghalusan berfungsi
vivo untuk digunakan (Emawati, 2020). untuk memperluas ukuran permukaan dan
Metode in vitro denaturasi protein dengan memperbesar kontak antara pelarut dan
Bovine Serum Albumin dipilih karena pada sampel sehingga senyawa yang ada di
penyakit artritis produksi dari antigen-auto dalam sampel dapat ditarik oleh pelarut
juga dapat mengakibatkan denaturasi dengan sempurna.
protein secara in vivo pada inflamasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Ekstraksi Daun cocor bebek
dilakukan uji potensi anti-inflamasi Metode ekstraksi yang digunakan
ekstrak etanol daun cocor bebek pada penelitian ini adalah maserasi dengan
(Kalanchoe pinnata L) terhadap denaturasi pelarut etanol. Maserasi dengan pelarut
protein secara in vitro. etanol dipilih karena sifatnya yang dapat
melarutkan senyawa semi polar hingga
METODE polar, etanol juga mampu menembus
dinding sel sehingga senyawa bioaktif lebih
Alat mudah keluar dari sel tanaman (Prayitno,
Alat yang digunakan dalam 2016). Metode maserasi dilakukan untuk
penelitian ini yaitu pipet tetes, tabung meminimalisir terjadinya pemanasan yang
reaksi (Pyrex), gelas beaker 10 mL, 50 mL, dapat menyebabkan kerusakan terhadap
100 mL, dan 1000 mL (Pyrex), Labu ukur senyawa yang tidak tahan panas. Suhu
10 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL (Pyrex), yang digunakan dalam evaporasi adalah
mikropipet, gelas ukur 50 mL, dan 100 mL 50°C, hal ini dikarenakan suhu yang terlalu
(Pyrex), blender, penangas air, tinggi dapat merusak beberapa jenis dari
spektrofotometer Uv-vis Libra S12 single kandungan senyawa bioaktif tersebut
beam, dan Rotary evaporator (Yamato (Harmita, 2008). Hasil evaporasi yang
RE301C-W). diperoleh berupa ekstrak kental sebanyak
6,3 gram dengan rendemen 2,65% dan
Bahan berwarna orange.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tanaman cocor bebek Uji Fitokimia
(Kalanchoe pinnata L), aquadest, etanol Uji fitokimia mengacu pada uji
96%, Triss buffer saline, Bovine serume Harborne (1987), yaitu:
albumin, metanol, asam asetat glasial,
NaCl, dan natrium diklofenak. Uji alkaloid
1 gram ekstrak dilarutkan dalam 10
Prosedur mL CHCl3 ditambahkan beberapa tetes
Preparasi sampel NH4OH kemudian disaring. Filtrat CHCl3
Tumbuhan cocor bebek (Kalanchoe dimasukkan tabung reaksi, ditambahkan 10
pinnata L) diambil dari daerah Oku Timur tetes H2SO4 2M dikocok sampai terbentuk
tepatnya di Desa Peninjauan kemudian 2 lapisan. Lapisan yang tidak berwarna
dilakukan pencucian yang berfungsi diteteskan pada plat tetes, ditambahkan
menghilangkan kotoran pada daun. pereaksi meyer, wagner, dan dragendorf.
Pengeringan dibawah sinar matahari Senyawa alkaloid positif jika terdapat
bertujuan untuk menghilangkan kadar air endapan putih pada pereaksi meyer,
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 15

endapan coklat pada pereaksi wagner, dan Tanin


endapan merah jingga pada pereaksi Sebanyak 0,1 gram ekstrak
Dragendorf. dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan 10 mL air panas
Uji Saponin dan dikocok. Lalu ditambahkan 4 tetes
Sebanyak 1 gram ekstrak dididihkan NaCl 10% disaring, filtrat kemudian dibagi
dengan pelarut etanol 25 mL selama 25 dua. Filtrat pertama diberi 5 tetes gelatin
menit, kemudian disaring dalam keadaan 1%, jika terdapat endapan putif maka
panas, dan pelarut diuapkan sampai positif tanin. Filtrat kedua diberi 5 tetes
kering. Tambahkan CHCl3 lalu FeCl3 1%, warna hijau kebiruan
ditambahkan aquadest hingga terbentuk 2 menunjukkan kandungan tanin.
lapisan. Lapisan air dikocok selama 1
menit. Jika terbentuk busa yang tidak Pembuatan larutan TBS (Triss Buffer
hilang selama 5 menit maka positif Saline)
mengandung saponin Sebanyak 4,35 gram NaCl
ditambahkan aquadest 200 mL, kemudian
Uji Fenol ditambahkan Triss buffer saline 605 g, lalu
Lapisan air pada uji saponin ditambahkan kembali aquadest 200 mL.
diambil sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke Atur pH dengan asam asetat glacial sampai
dalam tabung reaksi dan ditambahkan pH patologis 6,2-6,5 kemudian
FeCl3 jika terjadi perubahan warna ungu, ditambahkan aquadest 100 mL (Farida,
biru, hijau menandakan positif 2018).
mengandung fenol.
Pembuatan 0,2% BSA (Bovine Serum
Uji Steroid Albumin)
Lapisan kloroform dari uji saponin Sebanyak 0,2 gram BSA (Bovine
diteteskan pada plat tetes dan dibiarkan Serum Albumin) dimasukkan ke dalam labu
kering, kemudian ditambahkan pereaksi ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan
Lieberman-Bucchard. Jika berubah dengan larutan Triss buffer saline hingga
menjadi warna hijau menandakan positif volume 100 mL.
steroid
Pembuatan larutan kontrol negatif
Uji Flavonoid Sebanyak 50 µL aquadest diambil
Sebanyak 0,1 gram ekstrak diambil lalu ditambahkan 0,2% BSA ke labu ukur
kemudian ditambahkan 10 mL air panas hingga volume 5 mL (Farida, 2018).
dan dipanaskan selama 5 menit, setelah itu
disaring dan diambil filtratnya. Filtrat Pembuatan larutan uji dan kontrol positif
dimasukkan kedalam tabung reaksi, Natrium Diklofenak
ditambahkan 0,5 gram serbuk Mg, 1 mL Pembuatan larutan uji mengacu
HCl pekat, dan 1 mL alkohol, lalu pada jurnal Muliati (2014) dan sedikit
dikocok. Jika terjadi perubahan warna dilakukan perubahan pada konsentrasi agar
merah/kuning/jingga menandakan positif nilai yang akan dimasukkan ke persamaan
flavonoid. garis lurus sesuai dengan yang diharapkan.
Sebanyak 100 mg ekstrak dan natrium
diklofenak diambil kemudian dilarutkan
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 16

dengan metanol 25 mL, didapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN


konsentrasi 4000 ppm sebagai larutan
induk. Larutan induk dibuat seri Rendemen ekstrak
konsentrasi menjadi 2000 ppm, 1000 ppm, Rendemen ekstrak etanol daun
500 ppm, dan 250 ppm. cocor bebek yang diperoleh sebesar 2,65%
dan memiliki warna orange, rendemen
Pengukuran aktivitas anti-inflamasi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
Larutan uji dan kontrol positif dengan hasil penelitian Zahra (2017), yang
natrium diklofenak diambil sebanyak 50 µL memiliki rendemen sebanyak 2,21% pada
dari setiap konsentrasi larutan kemudian ekstrak etanol daun cocor bebek. Menurut
ditambahkan 0,2% BSA hingga volume Laily (2012), perbedaan kandungan
mencapai 5 mL pada labu ukur. Masing- senyawa bioaktif tanaman dipengaruhi
masing konsentrasi akan menghasilkan beberapa faktor eksternal seperti cahaya,
konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 suhu, pH, kandungan unsur hara tanah
ppm, 40 ppm. kemudian dilakukan proses dan ketinggian tempat. Nilai rendemen
inkubasi pada suhu 25° C selama 25 menit. adalah nilai yang menunjukkan banyaknya
Kemudian dipanaskan selama 5 menit di senyawa bioaktif yang terkandung di
suhu 79° C, lalu didiamkan selama 25 dalam ekstrak. Menurut Prayitno (2016),
menit hingga dingin. Larutan dikocok Kandungan senyawa bioaktif suatu
dengan kuat dan dilakukan pengukuran tanaman berbanding lurus dengan
absorbansi dengan spektrofotometri Uv-vis rendemen yang diperoleh, artinya semakin
pada panjang gelombang 660 nm (Muliati, tinggi rendemen yang dihasilkan semakin
2014). banyak senyawa bioaktif didalamnya.)

Perhitungan persentase penghambatan Uji Fitokimia


Persentase penghambatan Hasil uji fitokimia ekstrak etanol
denaturasi protein diukur dengan daun cocor bebek dapat dilihat pada tabel
menggunakan rumus: di bawah ini:
% 𝒊𝒏𝒉𝒊𝒃𝒊𝒔𝒊
𝒂𝒃𝒔. 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒇 − 𝒂𝒃𝒔. 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒋𝒊
= 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝒂𝒃𝒔. 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒇

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol daun cocor bebek


Uji Hasil uji ekstrak etanol Uji positif
Flavonoid (+) Berwarna jingga
Berwarna jingga
Terpenoid (-) Berwarna merah
Berwarna hijau
Tanin (+) Hijau kehitaman
Hijau kehitaman
Steroid (+) Berwarna hijau
Berwarna hijau muda muda
Saponin (-) Terbentuk busa
Tidak terbentuk Busa
Alkaloid (-) Berwarna kuning
Berwarna hijau endapan putih
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 17

Berdasarkan Tabel 1. Dapat dilihat Aktivitas anti-inflamasi ekstrak etanol


bahwa senyawa bioaktif seperti flavonoid, daun cocor bebek
tanin, dan steroid terdapat pada ekstrak Pengujian aktivitas anti-inflamasi
etanol daun cocor bebek, dan beberapa ekstrak etanol daun cocor bebek
senyawa seperti terpenoid, saponin, dan menggunakan metode penghambatan
alkaloid negatif pada ekstrak etanol daun denaturasi protein yang merupakan uji
cocor bebek. Sedangkan pada penelitian aktivitas anti-inflamasi secara in vitro.
Indriyanti (2011), positif mengandung Penggunaan metode ini karena salah satu
saponin dan triterpenoid. Perbedaan penyebab inflamasi adalah terjadinya
kandungan senyawa tersebut dapat denaturasi protein pada jaringan sel tubuh.
dipengaruhi karena beberapa faktor seperti Menurut Farida (2018), Jika suatu agen
ketinggian tempat tumbuh, curah hujan, dapat menghambat denaturasi albumin
dan kondisi unsur hara tanah yang dapat >20% maka dapat dipertimbangkan
mengakibatkan kandungan senyawa dan mempunyai sifat antiinflamasi. Hasil data
aktifitas farmakologis yang berbeda aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun
Widyastuti (2000). cocor bebek dan natrium diklofenak dapat
dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Hasil aktivitas antiinflamasi natrium diklofenak
Konsentrasi (ppm) Absorbansi %Inhibisi
2,5 0,307 46,14
5 0,258 54,73
10 0,226 60,35
20 0,184 67,54
40 0,131 77,01
Kontrol negatif 0,570 0,000

Tabel 3. Hasil aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun cocor bebek


Konsentrasi (ppm) Absorbansi %Inhibisi
2,5 0,287 49,64
5 0,223 60,87
10 0,216 62,10
20 0,180 67,71
40 0,125 78,07
Kontrol negatif 0,570 0,000

Dapat dilihat Tabel 2. natrium Tabel 3. menunjukkan hasil yang


diklofenak memiliki perbedaan %inhibisi sama dengan data natrium diklofenak,
pada masing-masing variasi konsentrasi. bahwa dengan semakin meningkatnya
semakin meningkatnya konsentrasi maka konsentrasi maka %inhibisi akan semakin
%inhibisi akan semakin meningkat. meningkat. Pada konsentrasi ekstrak 2,5
Seluruh data tabel menunjukkan jika ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 40 ppm
kontrol positif telah melewati %inhibisi nilai penghambatan telah melewati 20%
lebih dari 20%. Menurut Laksmiwati inhibisi sehingga ekstrak etanol daun cocor
(2019), jika nilai %inhibisi melebihi 20% bebek dapat dipertimbangkan sebagai
maka dapat dipertimbangkan mempunyai antiinflamasi. Nilai penghambatan ekstrak
sifat antiinflamasi. etanol daun cocor bebek lebih besar jika di
bandingkan dengan kontrol positif natrium
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 18

diklofenak, pada konsentrasi 40 ppm pembentukan H2O2 untuk pembentukan


natrium diklofenak memiliki %inhibisi 77% asam hipoklorid dan radikal hidroksi (OH),
dan 78% pada ekstrak etanol daun cocor dan terdapat senyawa steroid yang dapat
bebek. Perbedaan tersebut diduga karena menghambat produksi mediator inflamasi
senyawa flavonoid pada daun cocor bebek termasuk leukotriene, prostaglandin,
berperan dalam penghambatan produksi histimine, dan bradykinin. Menurut Abidin
prostaglandin. Menurut Markham (1998), (2019), Steroid dapat bekerja sebagai
flavonoid dapat menghambat sistem antiinflamasi dengan cara menghambat
metabolisme asam arakidonat sehingga enzim fosfolipase A2 sehingga
dapat mengurangi produksi prostaglandin menghambat pembentukan asam
yang dihasilkan tubuh. Berdasarkan hasil arakidonat yang menjadi substrat enzim
uji fitokimia dalam ekstrak etanol daun lipooksigenase dan mengakibatkan
cocor bebek juga terdapat senyawa tanin. pelepasan mediator inflamasi ikut
Menurut Robinson (1995), Tanin juga terhambat. Sedangkan natrium diklofenak
berperan dalam proses antiinflamasi karena disusun atas garam heteroarilasetat yaitu
senyawa tanin berfungsi sebagai sodium (2,6-diklorofenil), struktur kimia
antioksidan dan dapat menghambat natrium diklofenak bisa dilihat pada
produksi O2 yang dapat mengurangi Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kimia natrium diklofenak

Natrium diklofenak hanya yang dapat berperan sebagai aktivitas


menghambat produksi prostaglandin pada antiinflamasi pada ekstrak etanol daun
metabolisme asam arakidonat (Hutauruk, cocor bebek daripada natrium diklofenak.
2014). Sedangkan senyawa bioaktif ekstrak
etanol daun cocor bebek tidak hanya Hasil perhitungan IC50
menghambat produksi prostaglandin, tetapi Nilai IC50 merupakan parameter
dapat menghambat mediator inflamasi untuk menginterpretasikan hasil pengujian
seperti leukotrine, bradykinin, dan antiinflamasi. Menurut Mycek (2001), nilai
histimine (Muliati, 2014). Hal tersebut IC50 didefinisikan sebagai besarnya
mempengaruhi perbedaan inhibisi yang konsentrasi senyawa uji yang dapat
dihasilkan, karena banyaknya senyawa menghambat inflamasi sebesar 50%.
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 19

Ekstrak etanol
y = 21,161x + 42,517
100 R² = 0,9418
80

% inhibisi
60
40
20
0
0 0,5 1 1,5 2
Log Konsentrasi (ppm)

Gambar 2. Kurva perhitungan IC50 ekstrak etanol daun cocor bebek

Perhitungan IC50 menggunakan koefisien korelasi yang sangat kuat berada


data kurva yaitu konsentrasi (X) dan pada angka 0,80-1,000 karena nilai korelasi
%inhibisi (Y) nilai regresi linear harus yang mendekati 1 memiliki hubungan
diketahui terlebih dahulu. Menurut variabel semakin kuat dan garis memiliki
Kurniawan (2003), regresi linear adalah kemiringan positif, semakin meningkatnya
metode statistika yang digunakan untuk konsentrasi (X) nilai % inhibisi sampel (Y)
membentuk model atau hubungan antara semakin meningkat, sehingga dapat
satu atau lebih variabel bebas X dengan dilanjutkan ke perhitungan IC50. Hasil
sebuah variabel respon Y. Pada kurva dari nilai IC50 ekstrak etanol daun cocor
didapatkan persamaan garis lurus y = bebek sebesar 2,23 µg/mL. Artinya ekstrak
21,161x + 42,517 dengan koefisien korelasi etanol daun cocor bebek mampu mencapai
r = 0,9418. Koefisien korelasi r %inhibisi 50% pada konsentrasi 2,23
menunjukkan jika nilai 0,9418 sudah dapat µg/mL.
dikatakan baik. Menurut sugiyono (2006)

Natrium Diklofenak
y = 24,765x + 36,389
100
R² = 0,9933
80
% inhibisi

60
40
20
0
0 0,5 1 1,5 2
Log Konsentrasi (ppm)

Gambar 3. Kurva perhitungan IC50 natrium diklofenak

Perhitungan IC50 menggunakan etanol daun cocor bebek memiliki nilai


data kurva yaitu konsentrasi (X) dan IC50 lebih baik dari natrium diklofenak.
%inhibisi (Y). Pada kurva didapatkan Natrium diklofenak mampu mencapai
persamaan garis lurus y = 24,765x + inhibisi 50% pada konsentrasi 3,46 µg/mL
36,389 dengan koefisien korelasi r = sedangkan daun cocor bebek mampu
0,9933. Hasil dari nilai IC50 natrium menghambat pada konsentrasi 2,23
diklofenak sebesar 3,46 µg/mL hasil ini µg/mL. Hal ini sudah membuktikan jika
juga termasuk baik, akan tetapi ekstrak senyawa bioaktif dalam ekstrak etanol
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 20

daun cocor bebek berpotensi sebagai anti- (Riskesdas). (2013). Lap. Nas. 2013 1-
inflamasi. 384 (2013). Doi: 1 Desember 2013.
Depkes RI. (1989). Materia Medika
SIMPULAN Indonesia. Jilid(V). Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
Ekstrak etanol daun cocor bebek dan Makanan.
(Kalanchoe pinnata L) memiliki aktivitas
Dewi, T, S., Puspawati., Suarya, P. (2015).
antiinflamasi terhadap penghambatan
Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Eter
denaturasi protein secara in vitro sebesar Kulit Batang Tenggulun (Protium
78,07% pada konsentrasi 40 ppm yang javanicum Burm) Terhadap Edema
melebihi kontrol positif natrium diklofenak Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi
sebesar 77,01% dan dibuktikan dengan Dengan Karagenan. Jurnal Kimia,
hasil nilai IC50 ekstrak etanol daun cocor Vol.1, 13-19.
bebek sebesar 2,23 µg/mL sedangkan
Ermawati, D, E. (2020). Sun Protecting
kontrol positif natrium diklofenak sebesar
Factor. dan In Vivo ZnO Terdispersi
3,46 µg/mL.
Dalam Sediaan Nanoemulgel. Jurnal
Farmasetika. Vol.4.(233-239).
UCAPAN TERIMAKASIH
Farida, Y., Rahmat, D., Amanda, A, W.
Kami mengucapkan banyak terima (2018). Uji Aktivitas Antiinflamasi
Nanopartikel Ekstrak Etanol
kasih kepada Universitas Islam Negeri
Rimpang Temulawak (Curcuma
Raden Fatah Palembang yang telah
xabthorriza Roxb) Dengan Metode
memfasilitasi selama melakukan penelitian
Penghambatan Denaturasi Protein.
ini.
Jurnal Farmasi. Vol: 6.

DAFTAR PUSTAKA Hasanah, A. N., Fikri, N., Ellin, F., & Ade,
Z. (2011). Analisis Kandungan
Abidin, Z., Putri, U, A., Widiastuti, H. Minyak Atsiri Uji Aktivitas
(2019). Potensi Anti-inflamasi Fraksi Antiinflamasi Ekstrak Rimpang
Etil Asetat Ranting Patah Tulang Kencur (Kaempferiae galangal L).
(Euphorbia tirucalli L) Dengan Uji Jurnal Matematika & Sains. 16(3). 147-
Penghambatan Denaturasi Protein. 152.
Jurnal Farmasi. Vol(2). Hutauruk, T., Rosita, A., Oktavianawati, I.
Amiyati, L. (2015). Uji Aktivitas Analgetik (2014). Sintesis Asam 2-(2-(n-(2,6-
Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek diklrofenil)-4 fluorobenzamida)fenil)
(Kalanchoe pinnata (Lam.) pers) asetat sebagai Kandidat Obat
Terhadap Mencit (Mus Musculus) Penghambat COX (siklooksigenase).
Jantan Galur Swiss. Skripsi Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol: 2(2).
Universitas Tanjungpura Pontianak. Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia:
Almeida. (2006). Aminor Substance From Penuntun Cara Menganalisa Tumbuhan.
The Leaves Of Kalanchoe pinnata In Bandung: ITB.
mice. journal: Phytotherapy Research, Harmita, Radji, M. (2008). Buku Ajar Analisis
Vol.8, 399-402. Hayati Edisi 4. Jakarta: EGC
Badan Penelitian dan Pengembangan Irawan, B. (2010). Peningkatan Mutu Minyak
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar Nilam Dengan Ekstraksi dan Destilasi
Reynaldi & D. F. Yani/ SPIN 3 (1) (2021) 12-21 21

pada Berbagai Komposisi Pelarut. Purwitasari, H., Yulliet., & Ihwan. (2017).
Semarang: Universitas Negeri Efek Antipiretik Kombinasi Ekstrak
Gorontalo. Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata
(Lam.) Pers) Terhadap Mencit (Mus
Indriyanti, N., Germana, A, N. (2011).
Ekstrak Daun Cocor Bebek musculus) Jantan Galur Swiss. Journal
(Kalanchoe pinnata L) Untuk Terapi of Pharmacy. 3(10). 43-48.
Preventif Lupus Pada Mencit Yang Prayitno, S. A. (2016). Antioxidant Activity
Diinduksi Dengan 2,6,10,14 of Red Betel Leaves Extract Piper
Tetramethyl Pentadecane. Trophical Crocatum Ruiz and pav by Different
Pharmacy, 1(3). 226-227. Concentration of Solvents. Jurnal
Farmasi, Biologi dan Kimia. 7(5). 1836-
Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan
Klinik. Edisi III. Jakarta: Kedokteran 1843.
EGC. Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Kemenkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar; Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
(RISKESDAS). Jakarta: Balitbang S, S, Costa. (2008). Therapeutic Potential of
Kemenkes Ri. Kalanchoe Species: Flavonoids and Other
Secondary Metabolites. Vol. 3(12).
Kurniawan, D. (2003). Ekonometrika Dasar.
Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif
Laksmiwati, D. R. (2019). Aktivitas Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penghambatan Denaturasi Albumin Alfabeta.
dan Efek Anti-inflamasi Campuran Underwood, J, C, E. (1999). Patologi Umum
Ekstrak Herba Meniran, Daun Kelor, dan Sistematik. Vol(1). Jakarta: EGC.
Daun Salam. Jurnal Farmasetika. (4).
Widyastuti, Y. E., Regina, K. (2000). Duku
233-239.
Jenis dan Budaya. Jakarta: Penebar
Laily, A, N., Suranto., Sugiyarto. (2012). Swadaya
Characteristices of Carica pubescens
Yantih, N. (2011). Isolasi dan Karakterisasi
of Dieng Plateau Central Java
Golongan Senyawa Antiseptik Dari
According to its Morphology,
Ekstrak Etanol Daun Sosor Bebek
Antioxidant and Protein Pattern.
(Kalanchoe pinnata (Lam.)Pers).
Journal Nusantara Bioscience. Vol: 4(1).
Fakultas Farmasi Universitas
16-21.
Pancasila, Jakarta.
Muliati, F. (2014). Uji Aktivitas Antiinflamasi
Zahra, E, H, R., Harsodjo, S, Maifitrianti.
Ekstrak Daun Paku (Pyrrosia lanceolata
(2017). Aktivitas Penyembuhan Luka
(L) Farw.) Terhadap Penghambatan
Bakar Fraksi Ekstrak Etanol 96%
Denaturasi Protein Secara In vitro.
Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Universitas Islam Negeri
pinnata) Lam.) Pers. Jurnal
Hidayatullah, Jakarta.
Farmasains. Vol: 4(1).
Markham, K. R. (1998). Cara Mengidentifikasi
Flavonoid. Bandung: ITB.
Mycek, M. J. (2001). Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi III. Jakarta: Widya
Medika.

Anda mungkin juga menyukai