Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089

Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri


Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Lactobacillus acidophilus

Effectiveness Of Red Dragon Fruit Skin (Hylocereus Polyrhzus) As An Antimicrobial


1
Tuti Wardani Siregar, 2Connie Daniela
1
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera
Utara
2
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas
email : wardanisiregar05@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the inhibition of red dragon fruit skin against
Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Lactobacillus acidophilus bacteria. This
study used a completely randomized design (CRD) with the treatment of Factor I:
Solvent Type (P) which consisted of 3 levels, namely: P1: Water, P2: Ethanol, P3:
Ethyl acetate Factor II: Red dragon fruit extract concentration (E) consists of 4
levels, namely: E1: 20%, E2: 40%, E3: 60%, E4: 80% Combination treatment (PL) =
3x4 = 12, for the level of accuracy, this study was conducted in 3 repetitions. Solvent
using ethanol produces the highest antimicrobial against the development of spoilage
microbes. The results showed that the ethyl acetate solvent with a concentration of
80% had the greatest inhibition, namely 17.23 mm, while the lowest inhibition was in
water with a concentration of 20%, which was 9.86 mm.
Keywords : Red Dragon Fruit Skin, antimicrobial, obstacles zone

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat (antimikroba) kulit buah naga
merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Lactobacillus
acidophilus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan Faktor I : Jenis Pelarut (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: P1: Air , P2:
Etanol, P3: Etil asetat Faktor II : Konsentrasi ekstrak buah naga merah (E) terdiri dari
4 taraf, yaitu: E1: 20%, E2: 40%, E3: 60%, E4:80% Kombinasi perlakuan (PL) = 3x4
=12, untuk tingkat ketelitian maka penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Pelarut dengan menggunakan etanol menghasilkan antimikroba yang paling tinggi
terhadap perkembangan mikroba pembusuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa pelarut etil asetat dengan konsentrasi 80% memiliki daya hambat paling besar
yaitu 17,23 mm, sedangkan untuk daya hambat paling terkecil pada pelarut air dengan
konsentrasi 20% yakni 9,86 mm.

Kata Kunci : Kulit buah naga merah, antimikroba,zona hambat

Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus
aureus dan Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
78
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

PENDAHULUAN naga merah yang diharapkan mampu


sebagai antimikroba terhadap bakteri
Kulit buah naga merah Staphylococcus aureus, Escherichia coli
mengandung senyawa-senyawa aktif dan Lactobacillus acidophilus.
diantaranya alkanoid, terpenoid, flavonoid,
tianin, niasin, piridoksin, kobalamin, METODE PENELITIAN
fenolik, karoten, dan fitoalbumin. Selain
itu keunggulan dari kulit buah naga merah Waktu dan Tempat Penelitian
yaitu kaya akan fenolik. Senyawa fenolik
yaitu polifenol yang terdapat pada kulit Penelitian ini dilaksanakan pada
buah naga merah merupakan sumber bulan Januari sampai bulan April 2022 di
antioksidan. Kandungan antioksidan pada Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian,
kulit buah naga lebih tinggi dibandingkan Fakultas Pertanian, Universitas
sumber antioksidan pada dagingnya, Muhammadiyah Sumatera Utara, di
sehingga berpotensi untuk dikembangkan Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi
menjadi antioksidan alami. Kulit buah Universitas Sumatera Utara.
naga merah juga memiliki kemampuan
Bahan
sebagai senyawa antimikrobia, karena
mengandung senyawa fenolik, flanovoid, Adapun bahan yang digunakan
polifenol, dan asam organik (Hermani, adalah kulit buah naga merah yang matang
2005). sempurna, media yaitu nutrient agar (NA),
Pemanfaatan lain ekstrak kulit Mueller Hinton Agar (MHA), NaCL
buah naga merah yaitu dijadikan sebagai fisiologis 0,9%, etilasetat, etanol, air, dan
pewarna. Antosianin merupakan zat warna biakan bakteri Escherichia coli,
yang berperan memberikan warna merah Staphylococcus aureus dan Lactobacillus
yang berpotensi menjadi pewarna alami acidopilus.
untuk pangan dan dapat dijadikan
alternatif pengganti pewarna sintetis yang Alat
lebih aman bagi kesehatan (Handayani,
2012). Flavonoid merupakan golongan Adapun alat yang digunakan pada
terbesar dari senyawa fenol yang penelitian ini adalah sebagai berikut
mempunyai sifat efektif menghambat erlenmeyer, pisau, kertas saring, sendok,
pertumbuhan virus, bakteri dan jamur. tabung reaksi, ayakan 80 mesh, blender,
Senyawa-senyawa flavonoid umumnya saringan, corong, batang pengaduk, labu
bersifat antioksidan (Dahlan, 2010). kjeldalh, labu destilasi, oven dan
Berdasarkan sifat toksisitas
timbangan, inkubator, spatula, desikator,
selektif, ada antimikroba yang bersifat
menghambat pertumbuhan mikroba, pinset, kertas label, kamera, hotplate,
dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan jarum ose, spatula, desikator, pinset,
ada yang bersifat membunuh mikroba, bunsen, pisau, blender, timbangan, Rotary
dikenal sebagai aktivitas bakterisida Evaporator, kertas cakram dan jangka
(Ngurah, 2013). sorong, colony counter.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi senyawa antimikroba
yang terkandung dalam ekstrak kulit buah
naga merah, dan menentukan jenis pelarut
terbaik yang mampu mengekstrak
kandungan fitokimia pada kulit buahn
Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus
aureus dan Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
79
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

Reagensia kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh


hingga diperoleh tepung kulit buah naga.
Reagensia yang digunakan adalah Ekstraksi dilakukan dengan cara
propylgallate (PG), ethylene merendam tepung kulit buah naga merah
diaminetetraacetic acid (EDTA), asam denga 3 jenis pelarut yang berbeda yakni:
klorida (HCl), antibusa, 2-thiobarbituric air, etanol dan etilasetat selama 3 hari pada
acid (TBA), dan1,1,3,3- suhu ruang dan diaduk setiap 3 jam.
tetraethoxypropane (TEP). Bahan yang Perbandingan pelarut : bahan adalah 6 : 1.
digunakan untuk analisis mikrobiologi Kemudian disaring menggunakan kertas
adalah buffer pepton water (BPW), plate saring untuk memisahkan filtrat dan
count agar (PCA), eosin methylen blue ampasnya. Maserasi dilakukan 2 kali
agar (EMBA), xylose lysine deoxycholate hingga diperoleh maserat terakhir yang
agar (XLDA) (Oxoid LTD, Inggris), baird berwarna jernih. Selanjutnya maserat
parker agar (BPA) (DifcoTM, USA), dipekatkan dengan rotary vakum
kuning telur,kalium tellurit dan akuades. o
evaporator dengan suhu 50 C sampai
Rancangan Penelitian dihasilkan larutan kental. Pelarut
dipisahkan dengan filtrat dengan cara
Penelitian ini dilakukan dengan dengan menggunakan vacum rotary
menggunakan Rancangan Acak Lengkap o
(RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu: evaporator pada suhu 50 C hingga
Faktor I : Jenis Pelarut (P) yang terdiri dari diperoleh ekstrak kental buah naga merah.
3 taraf, yaitu: P1: Air, P2: Etanol, P3: Etil Selanjutnya dilakukan pengujian screening
asetat. Faktor II : Konsentrasi ekstrak buah fitokimia terhadap tiga ekstraak kulit buah
naga merah (E) terdiri dari 4 taraf, naga merah. Masing-masing bakteri uji
yaitu:E1: 20%, E2: 40%, E3: 60%, E4:80%. yaitu : Staphylococcus aureus, Escherichia
Kombinasi perlakuan (PL) = 3x4 =12, coli, Lactobacillus acidopillus
untuk tingkat ketelitian maka penelitian ini diinokulasikan ke dalam media miring NA
dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. (nutrient agar). Inokulum selanjutnya
Apabila diperoleh hasil yang berbeda diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
nyata dan sangat nyata maka uji Dari stok kultur tersebut diambil biakan
dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan dengan jarum ose steril dan disuspensikan
menggunakan uji LSR (Least Significant ke dalam tabung yang beisi 3 ml llarutan
Range). NaCl fisiologis 0,9%. Kemudian
dihomogenkan dengan vortex sehingga
Pelaksanaan Penelitian diperoleh kekeruhan suspensi sebanding
dengan kekeruhan larutan McFarland yang
Buah naga merah segar dipilih 8
untuk diambil kulitnya sebagai bahan setara dengan 10 CFU/ml.
penelitian. Buah naga merah dicuci bersih
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak
lalu dibelah menjadi dua bagian dan
Kulit Buah Naga Merah terhadap
diambil bagian kulitnya, lalu
Escherichia coli, Staphylococcus aureus
dipotong/dirajang dengan tujuan
dan Lactobacillus acidophilus. Pengujian
mempercepat proses pengeringan. Lalu
aktivitas antimikroba dengan ekstrak kulit
dikeringkan kulit buah naga dengan oven
buah naga merah ini menggunakan kertas
memmert UN110 universal pada suhu
cakram kosong berdiameter 6 mm. Ekstrak
40OC selama 48 jam, sampai didapatkan
kulit buah naga merah yang diencerkan.
kadar air 12-16,30% (b/b). Setelah kering
Konsentrasi 100% diperoleh dengan cara
dihaluskan menggunakan blender,
Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
80
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

menambahkan 2g ekstrak kulit buah naga bakteri uji dengan metode difusi kertas
merah dan ditambahkan 2 ml DMSO, dari cakram dengan konsentrasi ekstrak 0,
konsentrasi 100% tersebut dibuat 0,25%, 0,50%, 0,75%, 1%, 2%, 3%,4%,
konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80%. dan 5% (Kubo et al, 1995).
Kemudian kertas cakram direndam dalam
larutan ekstrak dengan berbagai variasi HASIL DAN PEMBAHASAN
konsentrasi tersebut selama lebih kurang
satu jam sampai larutan ekstrak berdifusi Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah
dengan baik kedalam kertas cakram. Naga Merah
Sebanyak 10 ml media MHA dituangkan Hasil uji fitokimia dengan tiga
kedalam cawan petri steril dan dibiarkan jenis pelarut yang berbeda dapat dilihat
memadat. Lidi kapas steril dicelupkan pada Tabel 1. sebagai berikut :
pada suspensi biakan diusapkan perlahan-
lahan pada permukaan media secara Tabel 1. Hasil skrining secara kualitatif
merata, selanjutnya dibiarkan mengering fitokimia dari ekstrak air, etanol dan etil
pada suhu kamar selama beberapa menit. asetat.
Cakram yang telah mengandung ekstrak Pelarut Eksrak Kulit
kulit buah naga merah diletakkan secara Senyawa Buah Naga Merah
teratur pada permukaan media uji dengan bioaktif Etil
menggunakan pinset steril. Aktivitas Air Etanol
Asetat
antimikroba diamati dengan mengukur Alkaloid - + +
zona hambatnya terhadap pertumbuhan Flavoniod + + +
masing-masing mikroba uji menggunakan Glikosida + + +
jangka sorong. Pelarut yang menghasilkan Saponin - + +
ekstrak kulit buah naga dengan zona Tanin + + +
hambat yang terbesar selanjutnya Triterpen/steroid - + -
dipilihsebagai pelarut terbaik, ekstrak yang Glikosida
dihasilkan digunakan untuk penelitian - + -
Antrakuinon
tahap selanjutnya. Keterangan: + = Mengandung golongan senyawa -
= Tidak mengandung golongan senyawa
Penentuan Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) (Kubo, 1995) Berdasarkan data pada Tabel 1,
menunjukkan alkaloid diperoleh pada
Minimum Inhibitory concentration ektrak kulit buah naga merah dengan
(MIC) adalah konsentrasi terendah pelarut etanol dan etil asetat. Senyawa
senyawa antimikroba yang mampu flavonoid , glikosida dan saponin
menghambat pertumbuhan bakteri uji. ditemukan pada pelarut air, etanol dan
Bakteri uji yang digunakan untuk etilasetat. Sedangkan untuk senyawa
penentuan MIC substrat antimikroba saponin hanya ditemukan pada pelarut air
adalah Escherichia coli, Staphylococcus dan etanol, sedangkan untuk triterpen atau
aureus dan Lactobacillus acidophillus. steroid hanya ditemukan pada pelarut etil
Penentuan MIC bertujuan untuk asetat saja. Etanol dan etil asetat adalah
mendapatkan konsentrasi minimum pelarut organik, sehingga alkaloid bisa
ekstrak kulit buah naga merah yang larut pada pelarut tersebut. Akaloid adalah
mampu menghambat pertumbuhan bakteri senyawa yang bersifat polar. Dalam
uji yang termasuk bakteri patogen. MIC bentuk bebas, alkaloid merupakan basa
merupakan konsentrasi ekstrak terendah lemah yang sukar larut pada air tapi mudah
yang dapat menghambat pertumbuhan larut dalam pelarut organik. Menurut
Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
81
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

Robinson (1995) senyawa bioaktif alkaloid Gambar 1. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Naga
bisa mengganggu terbentuknya jembatan Merah Dari Berbagai Pelarut Terhadap
Zona Hambat Pertumbuhan
silang pada komponen peptidoglikan pada Eschericia.coli.
sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel
tidak bisa terbentuk secara utuh dan Interaksi antara berbagai jenis
mengakibatkan kematian selnya. Senyawa pelarut dan konsentrasi ekstrak kulit buah
bioaktif yang juga terdapat pada ekstrak naga merah menunjukkan bahwa pelarut
kulit buah naga merah adalah flavonoid. etilasetat dan etanol merupakan pelarut
yang bersifat polar dan dan kemungkinan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit lebih banyak menyerap flavonoid yakni
Buah Naga Merah Terhadap merupakan senyawa aktif yang larut dalam
Escherichia coli pelarut polar yang ada pada ekstrak kulit
buah naga. Selain flavonoid juga
Gambar 1 menunjukkan bahwa ditemukan senyawa aktif lainnya yang
pelarut etil asetat dengan konsentrasi 80% mampu menjadi antimikroba pada ekstrak
memiliki daya hambat paling besar yaitu kulit buah naga merah dengan pelarut
17,23 mm, sedangkan untuk daya hambat etilasetat yaitu saponin dan tanin.
paling terkecil pada pelarut air dengan
konsentrasi 20% yakni 9,86 mm. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Mekanisme kerja saponin sebagai Buah Naga Merah Terhadap
antibakteri yaitu bisa menyebabkan Staphylococcus aureus
kebocoran protein dan enzim dari dalam
sel. Saponin dapat menjadi antibakteri 20,00
Diameter Zona hambat

karena zat aktif permukaannya mirip 15,00


detergen, yang mengakibatkan saponin
akan menurunkan tegangan permukaan 10,00 Air
(mm)

dinding sel pada bakteri dan akan merusak 5,00


Etanol
permeabilitas membran. Rusaknya Etilasetat
membran sel akan mengganggu 0,00
20%40%60%80%
kelangsungan hidup pada bakteri. Saponin
Konsentrasi Ekstrak
berdifusi melalu membran luar dan
dinding sel yang yang rentan kemudian
mengikat membran sitoplasma sehingga Gambar 2.Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Naga
mengganngu dan mengakibatkan kurang Merah Dari Berbagai Jenis Pelarut
stabilnya membran sel pada bakteri Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan
(Rijayanti, 2014). Bakteri Staphyloccus aureus
Gambar 2 menunjukkan bahwa
20,00 pelarut etilasetat dengan konsentrasi 80%
Diameter Zona hambat

memiliki daya hambat yang paling besar


15,00 yaitu 17,41 mm, sedangkan yang daya
hambat terkecil adalah pelarut air dengan
(mm)

10,00 Air
konsentrasi 20% yakni 10,82 mm. Hal ini
Etanol
5,00 dikarenakan dari perbedaan masing-
Etilasetat masing pelarut dalam menarik senyawa
0,00 aktif yang terdapat pada ekstrak kulit buah
20%40%60%80%
naga merah. Ekstrak kulit buah naga
Konsentrasi Ekstrak
merah dengan pelarut etilasetat dan etanol
menarik hampir keseluruhan dari senyawa

Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
82
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

aktif yang terdapat pada kulit buah naga dibandingkan dengan ekstrak kulit buah
merah, sedangkan ekstrak dengan pelarut naga merah dengan pelarut air hal ini
air hanya mengikat sebagian dari senyawa disebabkan oleh pelarut etilasetat mampu
aktif yang ada pada kulit buah naga merah. mengikat lebih banyak senyawa aktif yang
Kandungan flavonoid pada ekstrak kulit bersifat polar pada ekstrak kulit buah naga
buah naga merah ternyata sangat efektif merah seperti senyawa flavonoid, saponin
untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan tanin yang mempunyai sifat
Staphylococcus aureus, flavonoid yang antibakteri. Pengaruh jenis pelarut dan
memiliki sifat polar sehingga lebih mudah konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah
menembus lapisan peptido glikan mikroba terhadap zona hambat pertumbuhan
yang juga memiliki sifat polar daripada mikroba Escherichia coli dan
lapisan lipid yang non polar, dinding sel Staphylococcus aureus dan Lactobacillus
Staphylococcus aureus mengandung acidophillus tergolong kuat. Antimikroba
polisakarida (asam terikoat) merupakan suatu bahan uji disebut jika memiliki zona
polimer yang larut dalam air yang hambat lebih besar dari 11 mm,
berfungsi sebagai transfor ion positif untuk menghambat sedang jika zona hambat 6-
keluar masuk, dengan terganggunya 11 mm sedangkan bila zona hambat lebih
dinding dsel akan menyebabkan lisis pada kecil dari 6 mm adalah menghambat
sel, mekanisme lain flavonoid sebagai lemah/rendah (Nurliana, dkk, 2009).
antimikroba adalah menghambat
permeabilitas membran sel dan Uji Minimum Inhibitor Concentration
menghambat ikatan enzim seperti ATPase (MIC)
dan phospholipase. Ekstrak kulit buah naga merah
yang mempunyai daya hambat tinggi
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit terhadap aktivitas pertumbuhan mikrobia
Buah Naga Merah Terhadap akan dilanjutkan pengujian Minimum
Lactobacillus acidopillus Inhibitor Concentration (MIC). Ekstrak
kulit buah naga merah menggunakan
60,00 pelarut etanol adan etil asetat adalah
Diameter Zona Hambat

50,00 ekstrak yang memiliki zona hambat yang


Etilasetat
40,00 paling besar dibandingkan dengan air. Uji
30,00 Etanol fitokimia juga menunjukkan bahwa
(mm)

20,00 Air ekstrak kulit buah naga merah dengan


10,00
0,00 pelarut etil asetat mempunyai daya yang
besar untuk mengikat senyawa/komponen
bioaktif pada kulit buah naga merah yang
Konsentrasi Ekstrak diikuti dengan pelarut etanol yang juga
memiliki jumlah besar untuk menyerap
Gambar 3. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Naga komponen-komponen kimia bioaktif yang
Merah Dengan Berbagai Pelarut
Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan
diinginkan. Uji MIC dilakukan pada
Lactobacillus acidopillus ekstrak kulit buah naga merah dengan
pelarut etilasetat dianggap lebih aman
Gambar 3 menunjukkan untuk produk makanan dibandingkan
antimikroba pada ekstrak kulit buah naga dengan ekstrak kulit buah naga merah
merah terhadap Eschericia coli dan dengan pelarut etanol. Pada penelitian ini
Staphylococcus aureus pada pengujian diperoleh ekstrak kulit buah naga merah
Lactobacillus acidopillus dengan pelarut dengan pelarut etilasetat dengan
etilasetat menghasilkan hasil terbaik konsentrasi 100% adalah nilai tertinggi
Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
83
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

yang didapat untuk menghambat jenis mikroba yakni Escherichia coli,


pertumbuhan mikroba. Staphylococcus aureus dan Lactobacillus
acidopillus. Pengujian dilakukan dimulai
Penentuan MIC yakni dengan dai konsentrasi ekstrak kulit buah naga
menguji konsentrasi paling rendah dari merah 5% hingga konsentrasi terkecil
ekstrak kulit buah naga merah dalam yaitu 0,1%, setiap konsentrasi ekstrak kulit
menghambat tumbuh kembang mikroba. buah naga merah yang dianalisa dilihat
Minimum Inhibitor Concentration adalah apakah ada pengaruh aktivitas daya
konsentrasi terendah dari senyawa hambat pertumbuhan mikroba pada
antibakteri yang bisa menghambat maasing-masing mikroba uji. Pada tabel 2
pertumbuhan dari mikroba uji. Uji MIC dapat dilihat ekstrak kulit buah naga merah
yang dilakukan pada penelitian ini mampu menghambat pertumbuhan
dilakukan pada bakteri Escherichia coli, mikroba uji yaitu ekstrak kulit buah naga
Staphilococcus aureus, tidak pada bakteri merah dari konsentrasi 5% sampai
Lactobacillus acidopillus. Bakteri tersebut kekonsentrasi 0,1% untuk mikroba E.coli
adalah bakteri yanag diduga banyak dan Staphilococcus aureus sedangkan
tumbuh pada jenis ikan tawar. Tabel 2 untuk mikroba Lactobacillus dysentria
Menunjukkan bahwa nilai MIC pada tidak terjadi penghambatan untuk semua
ekstrak kulit buah naga merah adalah 1%. konsentrasi.
Selanjutnya ini akan digunakan untuk
pengaplikasian ekstrak kulit buah naga KESIMPULAN
merah pada fillet ikan nila segar.
Ekstrak kulit buah naga merah
Tabel 2. Hasil pengujian MIC ekstrak mengandung berbagai senyawa bioaktif
etilasetat dari ekstrak kulit buah naga yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida,
merah terhadap pertumbuhan Escherichia saponin dan tanin. Senyawa yang berperan
coli, Staphylococus aureus, dan penting dalam proses pengawetan
Lactobacillus acidopilus (antimikroba) pada ekstrak kulit buah naga
Konsent Lactobac merah adalah alkaloid, flavonoid,
Staphyloc Escheri
rasi illus glikosida, saponin dan tanin Jenis pelarut
ocus chia
ekstrak acidopill terbaik untuk mengikat senyawa-senyawa
aureus coli
(%) us aktif yang ada pada kulit buah naga merah
5 + + - adalah etanol, namun yang memberikan
4 + + - daya hambat terbesar terhadap
3 + + - pertumbuhan bakteri adalah ekstrak kulit
2 + + - buah naga merah dengan etilasetat.
1 + + - Konsentrasi Minimum Inhibitor
0,5 - + - Concentration (MIC) pada penelitian ini
0,25 - - - adalah 1% terhadap bakteri Escherichia
0,1 - - - coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus.
Keterangan : Perlakuan dilakukan 3 kali ulangan
Keterangan : + Ekstrak masih dapat menghambat
aktivitas mikroba
- Ekstrak tidak dapat menghambat
aktivitas mikroba

Uji minimum inhibitor


concentration (MIC) dilakukan pada tiga
Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
84
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 3 Nomor 2 April 2023 p-ISSN: 2745-4096

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. M.S. 2010. Statistik Untuk Identifikasi Senyawa Flavonoid


Kedokteran dan Kesehatan. Edisi dalam Rimpang Temu Ireng
3 . Binaaksara: Jakarta. (Curcuma aeruginosa roxb).
Handayani, E.A. 2012. Keanekaragaman Biofarmasi, Jakarta. 3(1): 32-38.
Jenis Tanaman yang Mengandung Kubo I., Muroi, H dan Kubo, A. 1995.
Antioksidan Pada Tanaman. Gajah Antibacterial Activity of Long-
Mada University Press. chain Alcohols Against
Yogyakarta. Streptococcus mutans. J. Agric
Hermani, Raharjo, M.2005. Tanaman Food Chem. 40 (6): 999- 1003.
Berkhasiat Antioksidan. Jakata : Rijayanti, R. 2014. Uji Aktivitas
Penebar Swadaya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Nurliana, M., Sudarwanto, L., Surdiman, Mangga Bacang (Mangifera
I., dan Sanjaya, A.W. 2009. foetida L.) Terhadap
Aktivitas Antimikroba dan Staphylococcus aureus Secara In
Penetapan LC 50 Ekstrak Kasar Vitro. Jurnal Ilmu Pertanian 5(1):
Etanol dari Plieku : Makanan 46-53
Fermentasi Tradisional Aceh. Robinson, T. 1991. Kandungan Senyawa
Jurnal Kedokteran Hewan. 2 : 150- Organik Tumbuhan Tinggi.
156. Diterjemahkan oleh Prof. Dr.
Ngrah aningtyas,K.D., Matsjeh, S., Kosasih Padmawinata.Penerbit:
Wahyuni, T.D.2005. Isolasi dan ITB. Bandung.

Uji Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Terhadap Bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Lactobacillus acidophilus
Oleh: Tuti Wardani Siregar, Connie Daniela
85

Anda mungkin juga menyukai