e-ISSN 2615-2819
ABSTRACT
This study aims to determine the activity of marine pandanus extract(Pandanus odorifer) as cytotoxic and antibacterial to
Staphylococcus aureus bacteria. This research begins with phytochemical test conducted to find out the secondary metabolite
compounds contained in the leaves of P. odorifer. Cytotoxic testing was performed using BSLT method. An antibacterial test was
performed against the activity in inhibiting the growth of S. aureus bacteria using a modified disc diffusion method. The results of
phytochemical tests showed that ethanol extract of pandanus leaves contain saponin, flavonoids, tannin and terpenoid
compounds. The results of cytotoxic test of sea pandan have a very strong toxic level with LC 50 value of 4.3557 ppm.The result of
measurement of the highest inhibiting zone diameter was obtained at the concentration of 5x10 4 ppm is 6 mm with the power of
inhibitory that is medium. Based on the results of this study can be concluded that the leaves of sea pandan are cytotoxic and have
activity as antibacterial.
Keywords: Antibacterial, Cytotoxic, PandanLaut Leaf, Pandanus odorifer, Staphylococcus aureus
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak pandan laut (Pandanus odorifer) sebagai sitotoksik dan antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini diawali dengan uji fitokimia yang dilakukan untuk mengetahui senyawa
metabolit sekunder yang terdapat di dalam daun P. odorifer. Pengujian sitotoksik dilakukan menggunakan metode BSLT. Uji
antibakteri dilakukan terhadap aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus menggunakan metode difusi cakram
yang dimodifikasi. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun pandan laut mengandung senyawa saponin, flavonoid,
tanin dan terpenoid. Hasil uji sitotoksik pandan laut memiliki tingkat toksik yang sangat kuat dengan nilai LC50 yaitu 4,3557
ppm. Hasil pengukuran diameter zona hambat tertinggi diperoleh pada konsentrasi 5x10 4 ppm yaitu 6 mm dengan kekuatan daya
hambat yaitu sedang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun pandan laut bersifat sitotoksik dan memiliki
aktivitas sebagai antibakteri.
Kata Kunci : Antibakteri, Daun Pandan Laut, Pandanus odorifer, Sitotoksik, Staphylococcus aureus
genus Pandanus telah dilakukan diantaranya yaitu warna merah magenta dalam waktu 3 menit [17]. Uji
potensi biologis Pandanus tectorius dilaporkan sebagai saponin dilakukan dengan melarukan sampel ke dalam
antiradang, antioksidan, antikanker, antitumor, 10 mL aquades yang mendidih, kemudian disaring.
antivirus, antidiabetes dan aktivitas penurun kolesterol Filtrat dikocok selama 15 menit. Hasil positif
[12]. Namun penelitian mengenai kandungan senyawa ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil
kimia daun Pandan Laut spesies Pandanus Odorifer [18]. Uji tanin dilakukan dengan melarutkan sampel
yang di duga dapat digunakan sebagai sitotoksik dan dalam 10 mL aquades, ditambahkan beberapa tetes
antibakteri belum dilakukan. . larutan Besi (III) klorida 1%. Warna biru tua atau
Pandan Laut (Pandanus Odorifer) merupakan hitam kehijauan menunjukkan adanya tanin [19].
tumbuhan liar terutama dengan vegetasi di habitat Maserasi dilakukan dengan melarutkan daun
pesisir seminatural seluruh tropis dan subtropis Pasifik pandan laut sebanyak 530 gramkedalam pelarut etanol
dimana ia dapat menahan kekeringan, dan angin 7 L, dibiarkan selama 3x24 jam sambil sesekali
kencang [13]. Pandan laut tumbuh di daerah pesisir diaduk. Hasil filtrat yang telah diperoleh dikumpulkan
terutama daerah pesisir Pantai Bengkulu, namun dan dipekatkan dengan menggunakan rotary
masyarakat setempat masih banyak yang belum evaporator pada suhu 40C sehingga diperoleh ekstrak
mengetahui manfaat dari tumbuhan ini. kental .
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pembuatan konsentrasi ekstrak yang efektif
mengenai uji fitokimia ekstrak daun P.odorifer, serta untuk membunuh larva Artemia salina Leach. Ekstrak
melakukan uji sitotoksik terhadap larva Artemia Salina kental etanol daun pandan laut ditimbang 0,1 g daun,
Leach dengan menggunakan metode Brine Shrimp dilarutkan dengan etanol 10 mL sehingga diperoleh
Lethality Test (BSLT) dan uji antibakteri ekstrak daun kosentrasi larutan induk 1x104 ppm dari daun pandan
pandan laut terhadap pertumbuhan bakteri laut. Kemudian dari larutan induk dilakukan
Staphylococcus aeurus. pengenceran untuk ekstrak yang akan diuji dalam
konsentrasi 10 , 100 dan 1000 ppm.
METODE PENELITIAN Penetasan Telur Artenia Salina Leach
Sampel yang digunakan yaitu daun Pandanus. dilakukan di dalam aquarium yang dibagi menjadi dua
Odorifer yang diambil di Sungai Suci Kabupaten bagian yaitu bagian gelap dan terang. Pada bagian
Bengkulu Tengah, daun dibersihkan dan dipotong terang diberi aerasi dan penerangan dengan cahaya
kecil dan dikeringkan dengan diangin-anginkan selama lampu pijar 5 watt untuk menghangatkan suhu dalam
beberapa hari tanpa sinar matahari langsung. Setelah penetasan agar merangsang proses penetasan. Pada
kering, sampel dihaluskan dengan blender karena akan bagian gelap yang telah dilapisi lakban dimasukkan air
memperluas permukaan sampel, sehingga kontak laut hingga menutupi lubang kaca kemudian
antara sampel dan pelarut semakin besar dan senyawa dimasukkan telur udang dan biarkan selama 2x24 jam
yang terkandung didalam sampel dapat terlarut sampai menetas menjadi benur (nauplius) yang matang
sebanyak mungkin [14]. dan siap digunakan dalam percobaan. Telur akan
Untuk mengetahui senyawa metabolit menetas dalam 18-48 jam. Setelah berumur 48 jam
sekunder yang terkandung didalam daun P. odorifer larva udang siap dijadikan hewan uji [20].
dilakukan uji fitokimia. Uji positif alkaloid dengan Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan
menambah pereaksi Mayer akan terbentuk endapan metode BSLT menggunakan larva udang Artemia
[15]. Uji terpenoid dan steroid menggunakan plat salina Leach. Setelah telur menetas disiapkan larutan
KLT diaktivasi pada oven suhu >100C selama ± 1 uji dengan konsentrasi 10 , 100 dan 1000 ppm yang
jam, kemudian plat dipotong menggunakan cutter dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
sepanjang 5 cm dan diberi tanda atas dan tanda bawah Diambil 5 ml masing-masing konsentrasi
dengan jarak masing-masing 1 cm. Sampel yang akan dimasukkan kedalam botol vial diuapkan hingga
diuji di totolkan pada plat KLT yang dielusikan dengan kering dan ditambahkan DMSO 1% sebanyak 2-3 tetes
fase gerak n-heksana : etil asetat dengan perbandingan dan air laut 1ml. Penambahan DMSO dilakukan untuk
6 :4, dan diberi asam sulfat setelah kering. Kemudian membantu melarutkan sampel di botol vial yang sudah
dilakukan pemanasan dengan oven. Uji positif kering. Setelah larut dimasukkan 10 ekor larva
terpenoid dengan terbentuknya warna pink atau merah udang Artemia salina L. dan ditambahkan air laut
muda, sedangkan untuk uji steroid akan terbentuk sampai volume 5 mL. Vial-vial diletakkan dibawah
warna ungu [16]. lampu pijar selama 24 jam dan dihitung jumlah larva
Uji flavanoid dilakukan dengan mereaksikan yang mati, hasilnya dianalisis untuk menentukan nilai
sampel dengan 5 ml etanol dan dipanaskan 5 menit, LC50. Persen larva udang yang mati dihitung menurut
diberi beberapa tetes HCl pekat dan ditambahkan 0,2 g persamaan:
bubuk Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya
43
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
44
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
Flavonoid Bate Smith Merah + dengan konsentrasi 0 ppm (sebagai kontrol), 10 , 100
& Mertcalf Magenta dan 1000 ppm dengan 3 kali pengulangan. Setiap
Steroid Plat KLT Ungu _ pengulangan pada masing-masing konsentrasi di
hitung persentase kematian larva.
Keterangan : (+) = sangat sedikit, (++)= sedikit, Berdasarkan nilai persentase kematian pada
(+++)= sedang, (++++) = banyak Tabel 3. terlihat bahwa semakin besar konsentrasi
sampel, maka kematian pada larva udang Artemia juga
Senyawa alkaloid tidak terdeteksi (-) pada semakin besar. Dengan kata lain, meningkatnya
proses pengujian fitokimia, karena pada uji pereaksi kematian larva udang Artemia disebabkan oleh
Mayer tidak menunjukkan adanya kekeruhan atau peningkatan konsentrasi dalam sampel [32].
endapan putih. Alkaloid mengandung atom nitrogen Hasil presentase kematian larva pada
dimana atom ini memiliki pasangan elektron bebas konsentrasi 1000 ppm merupakan konsentrasi
yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi kematian larva tertinggi. Sedangkan pada konsentrasi
dengan ion logam, reaksi yang terjadi saat 10 ppm merupakan konsentrasi dimana kematian larva
menggunakan pereaksi Mayer sehingga terbentuk terendah. Pada larutan kontrol negatif, tidak terdapat
endapan putih yaitu ion logam K+ akan membentuk kematian larva karena larutan kontrol negatif hanya
ikatan kovalen dengan atom nitrogen sehingga dapat mengandung air laut dan DMSO dengan konsentrasi
membentuk senyawa yang kompleks [28]. 1%. Larutan kontrol negatif berfungsi untuk
Pada uji tanin diperoleh hasil positif namun menghilangkan pengaruh lain diluar ekstrak uji yang
sedikit, adanya tanin akan mengendapkan protein pada dapat menyebabkan kematian larva udang sehingga
gelatin. Tanin bereaksi dengan gelatin membentuk kematian larva murni hanya dipengaruhi ekstrak.
kopolimer mantap yang tidak larut dalam air. Hasil uji
tanin dari sampel P.odorifer dengan pereaksi FeCl3 Tabel 3. Hasil Uji Toksisitas Ekstrak Daun
1 % menunjukkan warna larutan menjadi cokelat P.odorifer Dengan Metode Brine Shrimp
kehijauan. Hal ini terjadi karena adanya reaksi reduksi. Lethality Test (BSLT)
Tanin merupakan golongan senyawa polifenol,
polifenol mampu mereduksi besi (III) menjadi besi Angka Kematian Larva Udang Artemia
salina Leach dari 10 larva
(II). Hal ini juga merupakan cara klasik untuk Tabung Kontrol
mendeteksi senyawa fenol yang akan menimbulkan vial Konsentrasi Ekstrak Uji Daun Pandanus
odorifer (ppm)
warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam [29].
Uji fitokimia selanjutnya yaitu saponin yang 10 100 1000
menunjukkan bahwa P.odorifer positif mengandung
P1 7 9 10 0
saponin dengan kategori sedang. Saponin bersifat polar
sehingga dapat larut dalam pelarut seperti air dan P2 7 8 10 0
saponin juga dapat bersifat non polar karena memiliki
gugus hidrofob yaitu aglikon (sapogenin)). Timbulnya P3 6 9 10 0
busa pada uji Forth menunjukkan adanya glikosida Jumlah 20 26 30 0
yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam total mati
air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa
Rata-rata 6,667 8,667 10 0
lainnya [30]. kematian
Untuk uji fitokimia senyawa terpenoid dan
steroid, menggunakan analisis KLT pada ekstrak. Pada % 66,67 ± 86,67 ± 100± 0 0
Kematian 0,5773 0,5773
pengujian ini warna yang terlihat yaitu hanya warna ± SD
pink atau merah muda, ini menunjukan adanya
senyawa terpenoid. Pada uji flavonoid terjadi Probit 5,44 6,13 7,37 -
perubahan warna menjadi coklat orange yang
menunjukkan sangat sedikitnya kandungan flavonoid
Beberapa kandungan kimia dalam ekstrak
pada pandan laut ini. Flavonoid bereaksi dengan
daun P.odorifer yang kemungkinan bersifat toksik
serbuk Mg dan HCl membentuk warna merah atau
yaitu saponin, tanin, terpenoid dan flavonoid yang
jingga akibat reduksi flavonoid[31].
pada kadar tertentu memiliki potensi toksisitas serta
Pengujian aktivitas sitotoksik dapat dilakukan
dapat menyebabkan kematian larva. Cara kerja
dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)
senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak
menggunakan larva udang Artemia salina Leach.
sebagai stomach poisoning atau racun perut [33]. Oleh
Ekstrak dari sampel akan dilihat toksisitasnya dalam
karena itu bila senyawa-senyawa ini masuk ke dalam
mematikan larva udang yang telah diberi perlakuan
tubuh larva, alat pencernaannya terganggu. Selain itu
45
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
senyawa ini juga menghambat reseptor perasa pada pada konsentrasi 1000 ppm yaitu 0 yang menunjukkan
daerah mulut larva. Hal ini mengakibatkan larva gagal variabelitas rendah atau rendahnya penyimpangan data
mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu dari rata-rata hitungnya.
mengenali makanannya sehingga larva mati kelaparan Uji antibakteri dilakukan dengan
[34]. menggunakan metode sumuran terhadap dua bakteri
Senyawa saponin merupakan senyawa yang yaitu gram positif dan gram negatif, namun dari hasil
mengandung glikosida dalam tanaman yang sifatnya penelitian tidak menunjukkan adanya zona bening
menyerupai sabun dan dapat larut dalam air [35]. yang terbentuk. Hal ini disebabkan banyak faktor yaitu
Saponin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan pelarut DMSO 1% yang digunakan telah
dan penyerapan makanan[36]. Senyawa Flavonoid terkontaminasi dengan mikroorganisme lain, alat bor
merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat yang digunakan kurang steril dan LAF yang digunakan
bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat sudah tidak berfungsi dengan baik. Sehingga uji
toksik[37]. Senyawa terpenoid dikenal pula sebagai aktivitas antibakteri dilakukan pengujian ulang
salah satu golongan senyawa kimia dalam tanaman terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan
yang memiiiki aktivitas antikanker dan metode difusi cakram yang dimodifikasi. Pada
antioksidan[38]. penelitian ini tidak menggunakan kertas cakram
Dari hasil analisis probit diperoleh persamaan melainkan dengan penanaman kapas dari cotton bud
linier y= 0,965x + 4,3833 sehingga didapat nilai LC 50 sebagai media untuk meletakkan sampel. Digunakan
yaitu 4,3557 ppm (Gambar 1).. Menurut Meyer kapas dari cotton bud mengandung selulosa dan daya
melaporkan bahwa nilai toksisitas dalam senyawa dari serapnya terhadap ekstrak hampir sama dengan kertas
tumbuhan jika LC50 ≤ 30 ppm maka bersifat sangat cakram.
toksik, ketika konsentrasi ekstrak 31 ppm ≤ LC 50 ≤ Senyawa yang terdapat dalam sampel yang
1000 ppm bersifat toksik jika LC50 >1000 ppm maka memiliki sifat sebagai antibakteri akan berdifusi ke
bersifat tidak toksik [39]. Berdasarkan dari pernyataan dalam media yang telah ditumbuhi bakteri dan
tersebut maka ekstrak daun pandan laut bersifat toksik, disekitar daerah kapas tidak akan ditumbuhi bakteri
yang ditunjukkan dari nilai LC50 yang diperoleh yaitu ditunjukkan dengan adanya zona bening. Sebelum
pada konsentrasi 4,3557 ppm. dilakukan uji antibakteri alat-alat serta bahan yang
akan digunakan disterilkan terlebih dahulu pada
autoklaf untuk menghindari tumbuhnya atau
NILAI PROBIT terkontaminasi dengan mikroorganisme yang tidak
8
diinginkan.
Sampel yang akan diuji diencerkan terlebih
6
Nilai Probit
46
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
Pada konsentrasi terendah 5 ppm, zona bening dinding sel bakteri. Flavonoid lipofilik juga dapat
yang terbentuk tidak terlalu terlihat karena zona bening mengganggu membran mikroba. Flavonoid
yang diperoleh sangat kecil yaitu 1 mm. Pada menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas
konsentrasi 50.000 ppm zona bening yang terbentuk dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai
terlihat samar-samar dan tidak telalu bening yaitu hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri
sebesar 6 mm. Pada kontrol positif dari tetrasiklin, [44].
zona bening yang terbentuk benar-benar terlihat Senyawa terpenoid sebagai zat antibakteri
dengan jelas dan sangat besar yaitu 30 mm dan kontrol diduga melibatkan kerusakan membran oleh senyawa
negatif aquades yaitu 0 mm. Penggunaan kapas lipofilik. Terpenoid dapat bereaksi dengan porin
sebagai media untuk meletakkan sampel sebenarnya (protein transmembran) pada membran luar dinding
kurang efektif, karena pada dasarnya kertas cakram sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat dan
tidak boleh di ganti dengan yang lain, karena kertas merusak porin, mengurangi permeabilitas dinding sel
cakram memiliki kerapatannya sendiri dan telah teruji bakteri sehingga sel bakteri kekurangan nutrisi,
dapat digunakan sebagai media untuk uji antibakteri. pertumbuhan bakteri terhambat atau mati [45].
Pada Gambar 2. dapat dilihat bahwa hubungan Senyawa tanin mempunyai daya antibakteri
variasi konsentrasi ekstrak pandan laut berbanding dengan cara memprepitasi protein. Tanin mampu
lurus dengan diameter zona hambat, dengan menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA
meningkatnya konsentrasi ekstrak maka kemampuan topoisomerase sehingga sel bakteri tidak terbentuk
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus juga [46]. Senyawa saponin sebagai antibakteri adalah
semakin besar. menurunkan tegangan permukaan sehingga naiknya
Dengan hasil yang di peroleh dapat dilihat permiabelitisa atau kebocoran sel sehingga
bahwa daun P.odorifer memiliki pengaruh antibakteri mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar
yang sedang terhadap bakteri S. Aureus. Hal ini berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang
didukung oleh senyawa metabolit sekunder yang rentan kemudian mengikat membran sitoplasma
terkandung pada daun pandan laut yaitu flavonoid, sehingga menggangu dan mengurangi kestabilan
terpenoid, tanin dan saponin[42]. membran sel. Hal ini meyebabkan sitoplasma bocor
keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel [47].
SIMPULAN
Hasil uji fitokimia ekstrak etanol daun Pandan
Laut (Pandanus odorifer) positif mengandung
golongan senyawa kimia berupa adanya terpenoid,
flavonoid, tanin, dan saponin.
Hasil pengujian toksisitas menggunakan
metode BSLT pada ekstrak daun P. odorifer terhadap
larva udang Artemia salina Leach diperoleh nilai LC50
sebesar 4,3557 ppm yang mememiliki tingkat toksik
yang sangat kuat.
Aktivitas antibakteri ekstrak daun P.odorifer
tertinggi diperoleh zona hambat yaitu 6 mm pada
konsentrasi 50.000 ppm yang memiliki daya kekuatan
dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus
yaitu sedang.
47
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
[19] Lisan., F.R., Penentuan Jenis Tanin Daun Jeruk Kalamansi (Citrofortunella
Secara Kualitatif Dan Penetapan Kadar microcarpa) Terhadap Bakteri
Tanin Dari Serabut Kelapa (Cocos Staphylococcus aureus Dan Escherichia
nucifera L.) Secara Permanganometri , coli, Alotrop, 2019: 3(2): 158-169
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa [28] Safitri,O.M., Nurhamidah, Hermansyah
Universitas Surabaya, 2015 : 4(1): 1-16 Amir, Potensi Sitotoksik Dan
[20] Lestari, D, Rudi Kartika, Eva Marliana, Antibakteri Ekstrak Daun Laportea
Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) interrupta (L.) Chew (Jelatang Ayam )
Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Terhadap Staphylococcus aureus,
bulbosa (Mill.) Urb) Dan Uji Toksisitas Alotrop, 2018: 2(2): 175-183.
Akut Fraksi Aktif, Jurnal Riset [29] Ergina, Siti Nuryanti , Indarini Dwi
Kefarmasian Indonesia, 2019,1(1): 1-10 Pursitasari, Uji Kualitatif Senyawa
[21] Muaja, A.D., Harry S. J. Koleangan, Metabolit Sekunder Pada Daun Palado
Max R. J. Runtuwene, Uji Toksisitas (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi
dengan Metode BSLT dan Analisis Dengan Pelarut Air Dan Etanol, J.Akad
Kandungan Fitokimia Ekstrak Daun . Kim, 2014: 3(3): 165-172.
Soyogik (Saurauia bracteosa DC) [30] Prayoga, D.G.E.,Komang Ayu
dengan Metode Soxhletasi, Jurnal Nocianitri, Ni Nyoman Puspawati,
MIPA Unsrat Online, 2013: 2(2): 115- Identifikasi Senyawa Fitokimia Dan
118 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar
[22] Hendri, M, Gusti Diansyah, dan Jetun Daun Pepe (Gymnema reticulatum Br.)
Tampubolon, Konsentrasi Letal (LC50- Pada Berbagai Jenis Pelarut, Jurnal
48 jam) Logam Tembaga (Cu) dan Ilmu dan Teknologi Pangan ,2019:8( 2):
LogamKadmium (Cd) Terhadap 111-121
Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut [31] Agustina,W.,Nurhamidah,Dewi
(Hippocampus spp), Jurnal Penelitian Handayani, Skrining Fitokimia dan
Sains , 2013 , 13 (1 ): 26-30 Aktivitas Antioksidan Beberapa Fraksi
[23] Syah,I.S.K., Penentuan Tingkatan Kulit Batang Jarak (Ricinus communis
Jaminan Sterilitas Pada Autoklaf L.).Alotrop, 2017: 1(2) : 117-122.
Dengan Indikator Biologi Spore Strip, [32] Karundeng, G.W., Herny E. Simbala,
Farmaka, 2016: 14 (1) : 59-69 Imam Jayanto, Identifikasi Fitokimia,
[24] Harjanto, S., Raharjo, Peran Laminar Uji Aktivitas Antioksidan Dengan
Air Flow Cabinet Dalam Uji Metode 1.1-diphenyl-2-picrylhydrazyl
Mikroorganisme Untuk Menunjang (DPPH), Dan Toksisitas Dengan
Keselamatan Kerja Mahasiswa Di Metode Brine Shrimp Lethality Test
Laboratorium Mikrobiologi, METANA, (BSLT) Dari Ekstrak Etanol Tangkai
2017 : 13(2):55-57 Buah Pinang YakI (Areca vestiaria
[25] Katrin, D., Nora Idiawati, Berlian Giseke), Pharmacon , 2019: 8 (3): 619-
Sitorus, Uji Aktivitas Anti Bakteri Dari 628
Ekstrak Daun Malek (Litsea graciae [33] Rahmawati, Sitti Amirah,Andi Sulfika,
Vidal) Terhadap Bakteri Stapylococcus Uji Toksisitas Fraksi n-Heksan Daun
aureus Dan Escherichia coli, JKK, Beruwas Laut (Scaevola taccada
2015 : 4(1) : 7-12 (Gaertn.) Roxb.) Dengan Metode Brine
[26] Ismail,Y.S., Cut Yulvizar, Putriani, Shrimp Lethality Test, As-Syifaa , 2012:
Isolasi, karakterisasi dan uji aktivitas 4 (2) : 196-202
antimikroba bakteri asam laktat dari [34] Vitalia,N., Ahmad Najib, Aktsar
fermentasi biji kakao (Theobroma roskiana Ahmad, Uji Toksisitas Ekstrak
cacao L.), Bioleuser, 2017: 1(2): 45-53 Daun Pletekan (Ruelliatuberosa L.)
[27] Oktasila, D., Nurhamidah, Dewi Dengan Menggunakan Metode Brine
Handayani, Uji Aktivitas Antibakteri Shrimp Lethality Test (BSLT) , Jurnal
49
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 42-50 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
50