Anda di halaman 1dari 8

Nama : Intan Wulan Sari

NIM : 1813015051

Kelas : A S1 2018

Kelompok : 3

TUGAS PENDAHULUAN

SINTESIS PARASETAMOL/ASETAMINOFEN

1. Jelaskan manfaat farmaseutikal dari parasetamol!


Jawab :
Parasetamol merupakan obat analgesik non narkotik yang memiliki
cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Saraf Pusat
(SSP). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam
bentuk sediaan tunggal sebagai analgesik-antipiretik maupun kombinasi
dengan obat lain melalui resep dokter atau yang dijual bebas. Efek analgesik
parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai
sedang (Katzung,2004)

2. Dalam sintesis parasetamol digunakan senyawa p-aminofenol sebagai bahan


dasar. Bagaimana strategi sintesis senyawa p-aminofenol!
Jawab :
4-aminofenol, bahan penyusun parasetamol (mereaksikan 4-
aminofenol dengan anhidrida etanoat memberi parasetamol) yang merupakan
amina primer. 4-aminophenol dibuat dengan mereaksikan fenol dengan asam
sulfat dan natrium nitrit yang menghasilkan dua produk, 1-nitrofenol dan 2-
nitrofenol, 2-nitrofenol kemudian direaksikan dengan natrium borohidrida
yang menimbulkan 4-aminofenol (Musa et al.,2020)

3. Jelaskan fungsi penambahan HCl, karbon aktif/norit dan asam asetat anhidrida
dalam sintesis parasetamol!
Jawab :
 Fungsi penambahan asam klorida yaitu akan menghidrolisis produk
parasetamol yang dihasilkan.
 Fungsi penambahan norit yaitu untuk menghilangkan pengotor yang ada
pada larutan. Namun jika penggunaannya berlebih akan berdampak pada
hasil kristal yang diperoleh, karena norit tersebut akan menyerap zat
pembentuk kristal.
 Parasetamol umumnya dibuat dengan cara asetilasi p-aminofenol dengan
anhidrida asetat. Asam asetat anhidrat berfungsi sebagai bahan baku
sintesis. Urutan reaktivitas senyawa pengasetilasi tersebut adalah asetil
klorida > anhidrida asetat > asam asetat (Prayogi,2019)

4. Jelaskan tujuan dari tahapan pendinginan menggunakan ice bath dan disimpan
di dalam freezer dalam sintesis parasetamol!
Jawab :
Tujuan pendinginan menggunakan ice bath adalah untuk mempercepat
kristalisasi yang Kemudian dipisahkan kristal yang diperoleh dari cairannya
dengan cara menuangkan (atau dengan saringan buchner, kalau perlu). Dicuci
dengan 5 mL air dingin kemudian dikeringkan dan ditentukan beratnya serta
ditentukan titik lelehnya.
Adapun penyimpanan dalam Freezer berfungsi sebagai rekristalisasi, Proses
ini menyebabkan terbentuknya endapan yang merupakan kristal asetaminofen
(Srabovic et al., 2017)
5. Jenis reaksi apa yang terjadi dalam sintesis parasetamol!
Jawab :
Jenis reaksi yang sering digunakan dalam sintesis parasetamol adalah reaksi
asetilasi. Reaksi asetilasi merupakan reaksi penambahan gugus asetil pada
suatu senyawa. Reaksi asetil pada parasetamol ini merupakan reaksi
penambahan gugus asetil pada atom N. Fungsi utama reaksi asetilasi adalah
membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk diefektifikasi (Wilcox,
1995).

6. Diketahui pada praktikum sebelumnya dilakukan sintesis senyawa


aspirin/asetosal dimana pada sintesis parasetamol digunakan juga bahan dasar
asam asetat anhidrat. Ditinjau dari reaksi yang terjadi, apa yang menjadi
perbedaan dari sintesis parasetamol dengan aspirin?
Jawab :
Perbedaan dari sintesis parasetamol dengan aspirin yaitu :

a. Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin
yaitu asam Salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrida atau dapat
juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrat sulit
untuk ditemukan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu
oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85% untuk mempercepat reaksi
(Moore, 2003). Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi
esterifikasi. Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus -OH
dari karboksil nya diganti dengan gugus -OR dari alkohol. Ester dapat
dibuat dari asam dengan alkohol atau dari anhidrida dengan alkohol. Suatu
ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus
-CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam
karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat. Reaksi ini disebut dengan reaksi esterifikasi (Fessenden,
1986).

b. Paracetamol
Derivat para amino fenol yaitu fenasetin dan asetaminofen.
Asetaminofen (parasetamol) merupakan metabolit fenasetin dengan efek
antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak 1893. Efek antipiretik
ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih
dikenal sebagai parasetamol.
Parasetamol bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti-
inflamasinya lemah sekali. Parasetamol bekerja secara non selektif dengan
menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2). Pada cox-1
memiliki efek cytoprotektif yaitu melindungi mukosa lambung, apabila
dihambat akan terjadi efek samping pada gastrointestinal. Sedangkan
ketika cox-2 dihambat akan menyebabkan menurunnya 20 produksi
prostaglandin. Prostaglandin merupakan mediator nyeri, demam dan anti
inflamasi. Sehingga apabila parasetamol menghambat prostaglandin
menyebabkan menurunnya rasa nyeri. Sebagai Antipiretik, parasetamol
bekerja dengan menghambat cox-3 pada hipotalamus. Parasetamol
memiliki sifat yang lipofil sehingga mampu menembus Blood Brain
Barrier, sehingga menjadi first line pada antipiretik. Pada obat golongan
ini tidak menimbulkan ketergantungan dan tidak menimbulkan efek
samping sentral yang merugikan. Oleh karena itu parasetamol aman
diminum 30 menit – 1 jam setelah makan atau dalam keadaaan perut
kosong untuk mengatasi efek samping tersebut. Setiap obat yang
menghambat siklooksigenase memiliki kekuatan dan selektivitas yang
berbeda (Goodman and Gilman, 2012).
7. Jelaskan data hasil analisis sintesis parasetamol berdasarkan sumber literasi
(terkait dengan analisis instrumentasi yang digunakan dalam prosedur
sintesis)
Jawab :
Sistem HPLC terdiri dari LC-10AS Kromatografi cair Shimadzu
(Kyoto, Jepang dengan SIL-10A autoinjector dan SPD-10AV UV-visible
detector. Perangkat lunak kromatografi EZstart 7.4 (Shimadzu) digunakan
untuk pemrosesan data dan integrasi puncak. Kolom yang digunakan adalah
Hypurity Kolom muka (5 µm, 150 × 4.6 mm i.d., Thermo Hypersil Keystone,
Bellefonte, PA). Laju alirannya adalah 1,0 mL / menit, dan volume injeksi
adalah 20 µL. Detektor itu ditetapkan pada λ = 220 nm, dan semua
determinasidilakukan di suhu ruang. Studi GC-MS dilakukan dengan
menggunakan kromatografi gas Agilent Technolo gies (Santa Clara, CA)
7890A dan Agilent. Injektor otomatis 7683B digabungkan dengan detektor
selektif massa Agilent 5975C VL. Volume injeksi adalah 1 µL, dan kecepatan
scan spektral massa adalah 2,86 scan per detik. GC dioperasikan mode
splitless dengan gas pembawa (helium grade 5), laju aliran 0,7 mL / menit,
dan tekanan kepala kolom 10 psi. Spektrometer massa dioperasikan pada
mode dampak elektron (EI) menggunakan tegangan ionisasi 70 eV dan suhu
sumber 230 ° C. Injektor GC dipertahankan pada 250 ° C dan transfer baris
pada 280 ° C. Program suhu yang digunakan terdiri dari penahan suhu awal
pada 70 ° C selama 1 menit, ditingkatkan hingga 250 ° C pada kecepatan 30 °
C / menit diikuti dengan penahanan pada 250 ° C selama 20 menit. Spektrum
massa yang dilaporkan diperoleh dengan pengurangan latar belakang dan rata-
rata dari setidaknya lima pemindaian. Kromatografi pemisahan (dan
pengumpulan data retensi) dilakukan pada 30 mx0.25 mm-i.d. kolom dilapisi
dengan 0,25 µm 100% dimetil polisiloksan (Rtx-1) dibeli dari Restek
Corporation (Bellefonte, PA) (Belal, et al. 2009)
8. Jelaskan reaksi dan mekanisme reaksi sintesis parasetamol!
Jawab :
Reaksi :

NH2 H
O O N
H+
+ +
CH3COOH
CH3 O CH3 O
HO HO
p-amino fenol asam asetat anhidrida asam asetat
parasetamol
Mekanisme :

CH3 H
N
NH H O +
CH3COOH
+ O O
HO
HO O asam asetat
parasetamol
H3 C

H
NH . H O O N O

+
CH3 O CH3 O- O
HO HO

H O
N
+
O OH
HO

Pasangan elektron bebas pada amina 4-aminofenol menyerang ikatan C = O


asetat. anhydride menyebabkannya pecah. Nitrogen memiliki muatan positif
tetapi mendapatkan kembali elektron dengan kehilangan proton. Muatan
negatif pada oksigen kembali untuk membentuk kembali ikatan C = O. Hal ini
menyebabkan ikatan C-O lainnya menjadi istirahat. Hasilnya adalah
pembentukan ikatan amida (Parasetamol )dan produk samping asam
karboksilat ( asam asetat).
DAFTAR PUSTAKA

Belal, et al. 2009. Determination of Paracetamol and Tramodol Hydrochloride in

Pharmaceutical Mixture Using HPLC and GC-MS. Journal of

Chromatographic Science, Vol. 47. USA : Auburn University

Fessenden, R.J., dan J.S. Fessenden., 1986, Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga Jilid

2, Terjemahan Oleh A.H. Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.

Goodman & Gilman, 2012, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Editor Joel. G.

Hardman & Lee E. Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman,

Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Penerjemah

dan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit Salemba Medika,

Surabaya.

Musa, N.U., Ambi, A.A., Usman, A.Y., Hassan A., Umar, A., Mustapha, H.G, 2020,

Synthesis and Comparative Analysis of Pharmaceutical Formulation of

Paracetamol, Global Scientific Journals, 8(9), 845- 854.

Prayogi, Syaiful. SINTESIS PARASETAMOL DENGAN CARA ASETILASI p-


AMINOFENOL DENGAN ANHIDRIDA ASETAT, ASAM ASETAT DAN

CAMPURAN ANHIDRIDA ASETAT DENGAN ASAM ASETAT. Diss.

Universitas Peradaban, 2019.

Srabovic, M., Huremovic, M., Catovic, B., Kulic S., & Taletovic, A., (2017).

Design synthesis and crystallization of acetaminophen. Journal of

Chemical, Biological and Physical Sciences, 7(1) : 218-230.

Wilcox, M.F. 1995. Ecperimental Organic Chemistry. New jersey : A Small Scale
Approach Prentice Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai