Anda di halaman 1dari 17

STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN CLINICAL SCIENCE

INFEKSI (COMMON COLD)

KELOMPOK 6
Militani Zebaothi I.DG 2313017167
Intan Wulan Sari 2313017176
Dinda Hariyanti 2313017182
Kamsareda Hariwibowo 2313017190
Nur Indah Safitri 2313017192

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
Kasus :
Tn RA 35th BB 65kg TB ± 170cm pasien datang ke IRJ RS A dengan keluhan demam, batuk pilek, sakit tenggorokan , sedikit susah nafas, dan
kepala pusing. Pasein tidak memiliki riwayat penyakit hanya saja memiliki riwayat alergi debu dan dingin. Hasil TTV suhu 38,2 °C RR 23 x/ menit
dan nadi 98 x/menit, TD 120/80 mmHg. Bagaimana Pharmaceutical care pada kasus ini ?
Penyelesaian :
Data Pasien
Nama : Tn. RA
Umur : 35 tahun
BB : 65 Kg
TB : 170 Cm = 1.70 m
Problem Subjektif Objektif Assassment Plan Monitoring KIE
Medik

Infeksi Demam, batuk TTV Suhu : 38,2°C Indikasi tanpa Terapi Farmakologi - Monitoring - Cara penggunaan
Saluran pilek, sakit (tidak normal) terapi. pemeriksaan obat paratusin 3xsehari
1. Pemberian Obat Paratusin 3x
Pernafasan tenggorokan, suhu tubuh 1 tablet diminum
Normal TTV Suhu Berdasarkan Sehari 1 Tablet.
Atas susah nafas, 36.5°C-37°C
(36.5°C-37°C sesudah makan
kepala pusing. gejala yang Paratusin mengandung
(Common (Ramadiah, 2023).
muncul
Cold) - Paracetamol 500 mg
menunjukkan - Monitoring - Hindari penyebab –
Riwayat gejala - Guaifenesin 50 mg pemeriksaan RR penyebab alergi (udara
BMI Pasien = 22.49
penyakit : Alergi kg/m2 (Normal) permasalahan (Respiration
- Noscapine 10 mg dingin atau debu)
debu dan dingin. kesehatan Rate) 12-20x/
BMI normal= 18.5- berupa - Phenylpropanolamine HCL menit
24.9 kg/m2 common cold 15 mg
- Tutup dengan tisu
(Mohajan, 2023). ()
- Chlorphenamine maleate 2 - Monitoring atau sapu tangan
mg efek samping apabila batuk dan
Pengobatan common cold yang obat Paratusin : bersin
RR : 23 x/menit
(Tidak Normal) 12- relevan secara klinis didasarkan mengantuk,
20x/menit pada penggunaan analgesik pusing, mulut
(NSAID dan parasetamol), kering, ruam - Hindari makanan
(Astuti, 2024). kulit (MIMS). yang merangsang
dekongestan, antihistamin (tetapi
dikombinasikan dengan kelas obat tenggorokan (makanan
lain) dan penekan batuk
Nadi : 98x/menit berminyak atau
(Pietrusiewicz, 2021).
(Normal) minuman dingin)
Pemilihan 1 obat dikarenakan
60-100x/menit dapat meningkatkan kepatuhan
pasien dan tentu nya harga yg lebih
(Astuti, 2024). - Obat paratusin
terjangkau.
menyebabkan ngantuk
- Pemilihan penggunaan sehingga diharapkan
TD : 120/80 mmHg paracetamol digunakan sebagai untuk berhati-hati
(Normal) Systolic analgesik untuk mengatasi demam, terutama bagi yang
<120 mmHg, dan sakit kepala, dan sakit tenggorokan. sedang berkendara.
Diastolic <80 mmHg Analgesik ini memiliki mekanisme
kerja serupa dalam meredakan
(Dipiro, 2017).
gejala demam dan nyeri karena
menghambat sintesis prostaglandin,
sehingga mengurangi efek
bradikinin dan stimulasi ujung
saraf nyeri di saluran napas bagian
atas. Parasetamol menghambat
sintesis prostaglandin di sepanjang
jalur nyeri di sistem saraf pusat.
Oleh karena itu, parasetamol
biasanya direkomendasikan sebagai
lini pertama untuk pasien dengan
masalah multimorbiditas atau
polifarmasi karena profil
keamanannya yang lebih baik (Ho
& Jun Ni, 2023)
- Pemilihan penggunaan
Guaifenesin sebagai ekspektoran
pilihan yang biasanya
direkomendasikan untuk pasien.
Guaifenesin ditemukan mengurangi
frekuensi dan intensitas batuk
sebesar 75%, sedangkan plasebo
mengalami penurunan sebesar 31%
dalam uji klinis tertentu.
Guaifenesin dapat bertindak
dengan merangsang jalur
kolinergik sehingga meningkatkan
pelepasan lendir dari kelenjar di
saluran napas (Ganga, 2021).
- Pemilihan penggunaan Noscapine
karena noscapine termasuk alkaloid
opium-isoquinoline alami yang
berhubungan dengan papaverine. Ia
bertindak secara sentral sebagai
penekan batuk dan memiliki
tindakan dan kegunaan yang mirip
dengan dekstrometorfan. Berbeda
dengan obat antitusif opioid,
depresi pernafasan dan SSP, serta
kecanduan, belum pernah
dilaporkan dengan noscapine.
Noscapine adalah obat antitusif
opioid yang telah terbukti
mengurangi batuk akibat bradikinin
pada manusia.
Noscapine dianggap sebagai
kandidat yang aman dengan potensi
manfaat memodulasi kedua jalur
(Luo et al., 2020; Kumar et al.,
2022). Keuntungan obat ini
dibandingkan diphenhydramine
adalah kurangnya efek sedatif dan
tidak seperti diphenhydramine,
obat ini tidak memiliki efek
antikolinergik yang merupakan
keuntungan penting pada orang
lanjut usia. Selain itu, tidak seperti
opioid lainnya, tifak ada kecanduan
atau masalah pernapasan yang
dilaporkan dengan obat ini (Barati,
2023).
- Pemilihan penggunaan CTM
karena obat antihistamin sebagai
salah satu komponen yang umum
terdapat dalam obat-obat flu,
antihistamin digunakan karena
adanya efek antikolinergik, yang
antara lain dapat mengurangi
sekresi mukus. Obat ini digunakan
untuk mengatasi gejala bersin,
rhinorrhoea, dan mata berair.
Antihistamin generasi pertama
yang banyak digunakan salah
satunya adalah CTM (Gitawati,
2014).
Dimana obat antihistamin generasi
pertama seperti brompheniramine,
chlorpheniramine,
diphenhydramine, doxylamine dan
promethazine, dapat digunakan
untuk mengeringkan sekresi
pernafasan. Antihistamin oral
generasi pertama berguna karena
sifat antikolinergik dan sedatifnya.
Antihistamin sedatif efektif dalam
mengontrol bersin berlebihan dan
sekret hidung, namun kurang
efektif dalam meredakan hidung
tersumbat. Semua antihistamin
generasi pertama dapat
menyebabkan kantuk karena
melewati sawar darah otak. Oleh
karena itu banyak dari mereka
direkomendasikan untuk
penggunaan malam hari.
Antihistamin generasi kedua dan
ketiga yang tidak memberikan efek
sedatif seperti cetirizine,
fexofenadine dan loratadine belum
terbukti efektif melawan penyakit
common cold. gejala pilek, yang
tidak bergantung pada keterlibatan
aktivitas histamin (Ho & Jun
Ni,2023)
-Pemilihan penggunaan
Phenylpropanolamine HCL atau
dekongestan yaitu karena bersifat
stimulan reseptor alpha-1
adrenergik. Mekanisme kerja
dekongestan (nasal decongestant)
melalui vasokonstriksi pembuluh
darah hidung sehingga mengurangi
sekresi dan pembengkakan
membran mukosa saluran hidung.
Mekanisme ini membantu
membuka sumbatan hidung
(Gitawati,2014)
Terapi Non Farmakologi
Terapi non-farmakologis dan
perawatan mandiri untuk
penanganan flu biasa meliputi:
• Minum banyak cairan (minuman
hangat dapat meredakan sakit
tenggorokan dan mengendurkan
hidung tersumbat)
• Menghindari minuman yang
dapat menyebabkan dehidrasi
(misalnya kafein atau alkohol)
• Menggunakan alat penguap untuk
menghangatkan dan melembabkan
udara
• Menghirup uap saat mandi air
panas untuk meredakan hidung
tersumbat atau meler (anak-anak
harus diawasi selama menghirup
uap untuk mengurangi risiko luka
bakar)
• Mengisap permen dan meminum
madu dan lemon untuk meredakan
sakit tenggorokan dan batuk
• Mengonsumsi makanan yang
teratur dan sehat seperti sayur-
sayuran hijau, serta membatasi
asupan gula, garam, dan lemak
• Banyak tidur dan istirahat
• Menghindari iritasi pernafasan,
seperti asap, polutan udara dan
debu; dan
• Menggunakan larutan garam
isotonik atau hipertonik untuk
membilas rongga hidung
(Ho, 2021)
DAFTAR PUSTAKA

Astuti yuli, Nurpuji mumpuni, dan Dyah Artini. 2024. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Sebagai Upaya Desa Siaga Donor Darah Pada Kader Di RW 05
Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Journal of Health Science Leksia (JHSL) Vol.2 No.1 Januari 2024

Barati S., Faezeh Feizabadi., Hakimeh Khalaj., et al. (2023). Evaluation of noscapine-licorice combination effects on cough relieving in COVID-19
outpatients: A randomized controlled trial. Pharmacology of Infectious Diseases, a section of the journal Frontiers in Pharmacology. Front. Pharmacol.
14:1102940. doi: 10.3389/fphar.2023.1102940

Dipiro, J et al. 2017. Pharmacotherapy 10th Edition. The McGrow-Hill companies, US.

Ganga, Nelisa Paidamwoyo. 2021. The Therapeutic Applications of Cough Medicines in Respiratory Diseases. Department of Pharmacy and
Pharmacology, Faculty of Health Sciences, University of the Witwatersrand, Parktown Johannesburg 2193 Gauteng, South Africa. International
Journal of Pharmaceutical and Phytopharmacological Research (eIJPPR) | June 2021 | Volume 11 | Issue 3 | Page 1-5.

Gitawati, Retno. 2014.Bahan Aktif Dalam Kombinasi Obat Flu Dan Batuk-Pilek, Dan Pemilihan Obat Flu Yang Rasional. Media Litbangkes Vol. 24
No. 1, Mar 2014, 10-18. Jakarta: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Litbangkes, Kemenkes RI

Ho, Jun Ni. 2021. Cold, flu and sinusitis: Managing symptoms and supporting selfcare. A han Media Litbangkes Vol. 24 dbook for pharmacists.
International Pharmaceutical Federation (FIP): Australia Andries Bickerweg 5 2517JP The Hague The Netherlands an overview of the management.

Kumar, N., Awasthi, A., Kumari, A., Sood, D., Jain, P., Singh, T., et al. (2022). Antitussive noscapine and antiviral drug conjugates as arsenal against
COVID-19: A comprehensive chemoinformatics analysis. J. Biomol. Struct. Dyn. 40 (1), 101–116. doi:10.1080/07391102.2020.1808072

Luo, P., Liu, D., and Li, J. (2020). Pharmacological perspective: Glycyrrhizin may be an efficacious therapeutic agent for COVID-19. Int. J.
Antimicrob. Agents 55 (6), 105995. doi:10.1016/j.ijantimicag.2020.105995

Mohajan devajit dan Haradhan Kumar Mohajan. 2023. Body Mass Index (BMI) is a Popular Anthropometric Tool to Measure Obesity Among Adults.
Paradigm Academic Press Journal of Innovations in Medical Research ISSN 2788-7022 APR. 2023 VOL.2, NO.4
Pietrusiewicz Malgorzata, et al. 2021. Pharmacist’s recommendations of overthe-counter treatments for the common cold - analysis of prospective
cases in Poland. Department of Immunopathology, Faculty of Medicine, Medical University of Lodz, Lodz, Poland. BMC Fam Pract (2021) 22:216

Ramadiah, W., dan Dewi Suryandari. 2023. Gambaran Tanda Tanda Vital dan Saturasi Oksigen Ppada Penderita Hipertensi Emergency di Instalasi
Gawat Darutat. Program Studi Keperawaran Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta. 2023

Syifa Nafisa Musyafak, Muhammad Akib Yuswar, Nera Umilia Purrwanti. 2022. Swamedikasi : Pengaruh Perilaku Terhadap Tingkat Pengetahuan
Common Cold Pada Mahasiswa BaruFarmasi. Journal Syifa Sciences and Clinical Research (JSSCR). 4(3): 572-580
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai