Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

HIPERSENSITIVITAS

KELOMPOK 13
PUTU LIVIA MARTA YANI / 2013017048
SELPI BUNGIN / 2013017049
JUFRIYANTO PASANG / 2013017054
STUDI KASUS HIPERSENSITIVITAS DAPSON
MASALAH
Seorang perempuan berusia 33 tahun dirujuk dari Rumah Sakit Gunung Maria dengan keluhan kulit mengelupas pada hampir seluruh tubuh sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Kulit mengelupas dimulai dari tangan, meluas ke kaki dan hampir ke seluruh tubuh, disertai gatal dan demam yang membaik dengan
mengonsumsi parasetamol 2-3 kali per hari. Dua bulan sebelum dirawat di rumah sakit, pasien didiagnosis kusta dan mulai menerima obat paket (MDT-MB) yang
terdiri dari rifampisin, klofazimin dan dapson dari puskesmas. Setelah 6 minggu mengonsumsi obat paket, kulit mulai mengelupas disertai dengan gatal dan timbul
demam. Selama dirawat selama 2 hari di Rumah Sakit Gunung Maria, diberi metil-prednisolon oral 3x8 mg tetapi keluhan tidak membaik, kemudian pasien dirujuk
ke RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Selanjutnya dilakukan penghentian dapson dan diberikan steroid, metilprednisolon oral dengan dosis awal 32 mg/hari. Setelah 4
hari perawatan, perbaikan klinis
PENYELESAIAN MASALAH

Identitas Pasien

- Nama :-
- Usia : 33 tahun
- Kelamin : Perempuan

Riwayat Penyakit : Kusta

Riwayat Pengobatan : Rifampisin


Klofazimin
Dapson
Pemeriksaan Fisik

- TD : 100/60 mmHg
- Denyut Nadi : 100x/ menit
- Respirasi : 20x/ menit
- Suhu Tubuh : 36,8oC
Plan
Problem Medic Subject Object Asessment Monitoring
Farmakologi Non Farmakologi
 Hipersensitivita  Kulit  Dapson  Istirahat yang cukup  Monitoring
s pada pasien mengelupas Dihentikan  Menghindari faktor efek samping
kusta  Gatal Alasan : pemicu yang di
 Demam Karena dapson timbulkan
menyebabkan efek oleh
samping kortikosteroid
hipersensitivitas berupa
pada pasien gangguan
saluran
 Metilprednisolon  Metilprednisolon pencernaan.
oral 3x8 mg/ hari Dilanjutkan dengan
Terjadi DRPs yaitu peningkatan dosis
dosis terlalu rendah. menjadi 4x8 mg/hari
selama 2 minggu
Mekanisme : kemudian diturunkan
Mengontrol atau perlahan
mencegah
peradangan dengan Alasan :
mengendalikan laju  Menurut WHO,
sintesis protein, pengobatan dapson
menekan migrasi perlu dihentikan dan
polimorfonuklear diberikan oral steroid
leukosit (PMN) dan seperti prednisolon
fibroblas, atau metilprednisolon
membalikkan 1 mg/kgBB/hari atau
permeabilitas berdasarkan WHO
kapiler, dan diberikan prednisolon
menstabilkan dengan dosis awal
lisosom pada sel. harus antara 0,5-1
(Medscape) mg/kgBB/hari. Untuk
pasien dewasa
biasanya dengan dosis
30-40 mg/hari.
Penggunaan selama
20 minggu
memberikan hasil
terbaik.
(Vishwanath,2013 dan
WHO)
 Penurunan dosis
metilprednisolon
dilakukan karena
dapson dapat bertahan
selama 35 hari dalam
darah.
(Palimbong,2019)

DAFTAR PUSTAKA
Palimbong, Florencia, dkk. 2019. Sindrom Hipersensitivitas Dapson pada Pasien Morbus Hansen MultiBasiler: Laporan Kasus. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 11,
Nomor 3.
Tian WW, Shen J, Zhou M, Yan L, Zhang G. Dapson hypersensitivity syndrome among leprosy patients in china. Lepr Rev. 2012;83:370-7.
Medscape
Vishwanath, Kolar, dkk. 2013. Dapsone hypersensitivity sydrome: A rare life threatening complication of dapsone therapy. Journal of Pharmacologi and
Pharmacotherapeutics. Vol. 4 Issue 2
WHO.2020. Leprosy/Hansen Disease: Management of reactions and prevention of disabilities. Technical guidance. Word Health Organization ISBN: 978-92-
9022-759-5

Anda mungkin juga menyukai