Anda di halaman 1dari 8

Pelayanan kefarmasian

“kasus 3”

Dosen:

Disusun Oleh:

Resinta Devi Rokhani (18340158)


Siti Rahmadani Daulay (18340172)
Zakaria Surahmat (18340182)
Nurlaila (18340183)
Triyandi Ganda Saputra (18340186)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Kasus 3” ini sesuai dengan berbagai sumber informasi dan literatur yang sudah
dikembangkan. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Putu Rika V. M. Farm-
Klin.,Apt selaku Dosen mata kuliah Farmasi Klinik yang telah memberikan tugas
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kasus 3 kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, Mei 2019

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengertian Sehat Menurut Ahli WHO Sehat adalah kondisi normal
seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum
alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar
matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta
pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa
dekade, pengertian sehat masih dipertentangkan para ahli dan belum ada kata
sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia.
Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal
yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Penyakit merupakan sebuah kondisi tidak normalnya sebuah
perangkat organ yang ada di dalam tubuh manusia yang menyebabkan rasa
sakit yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan orang yang
menderitanya.
Disentri adalah suatu peradangan usus yang menyebabkan diare
disertai darah atau lendir. Diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air
besar meningkat, dengan konsistensi feses yang lembek atau cair. Terdapat
dua jenis disentri, yaitu: pertama dari Disentri basiler atau shigellosis, yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella. Dan yang kedua dari Disentri amuba
atau amoebiasis, yang disebabkan oleh infeksi Entamoeba histolytica.
Gejala umum disentri, antara lain: Diare disertai darah atau lendir,
Demam, Mual, Muntah, Kram dan nyeri perut. Pada disentri basiler, gejala
dapat timbul 1-7 hari setelah penderita terinfeksi dan dapat berlangsung
selama 3-7 hari. Sedangkan pada penderita disentri amuba, gejala dapat
timbul 10 hari sejak penderita terinfeksi dan dapat disertai menggigil,
kehilangan nafsu makan, berat badan turun, nyeri saat buang air besar, serta
perdarahan pada dubur.
Penyebab Disentri ada 2 : Pertama Penyebab disentri basiler adalah
infeksi bakteri Shigella (paling umum ditemui). Namun demikian, bakteri
Campylobacter, E. coli, dan Salmonella, juga dapat menyebabkan disentri
basiler. Kedua Penyebab disentri amuba adalah infeksi suatu parasit bersel
satu, yaitu Entamoeba histolytica. Amuba sering ditemui di daerah dengan
kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Disentri amuba dapat
menyebabkan komplikasi pada organ hati, berupa abses hati.
Beberapa faktor risiko disentri, antara lain: Kebersihan diri kurang,
seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
Benda yang terkontaminasi bakteri atau parasit penyebab disentri, yang masuk
ke dalam mulut seseorang. Makanan dan air yang terkontaminasi kotoran
manusia. Daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.
II.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengindentifikasi kasus nomor 3 ?
2. Bagaimana menyelesaikan kasus nomor 3 ?
II.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengidentifikasi kasus nomor 3.
2. Untuk mengetahui menyelesaikan kasus nomor 3.

BAB II
TINJAUAN KASUS

Kasus 3
Anak berusia 5 tahun demam disertai diare sejak 2 hari yang lalu, Nafsu makan juga
berkurang. Dokter mendiagnosa disentri. Terapi yang diberikan adalah parasetamol
sirup 3x120 mg, metronidazole tablet 2x200 mg selama 3 hari, kaolin-pectin 3x1 cth.
Kerjakan dengan SOAP ?

SUBJECTIVE :

1. Anak umur 5 tahun


2. Demam
3. Diare 2 hari
4. Nafsu makan berkurang

OBJECTIVE :

1. Disentri

ASSESMENT :

Problem Terapi DRP Keterangan


Medik
Demam Parasetamol syr : - -
3x120 mg
Diare Kaolin-Pectin syr : Penggunaan metronidazole 3 - Ada indikasi minor antara
3x1 cth hari, yang disarankan adalah paracetamol dan
Metronidzole tablet : selama 7 hari penggunaannya. metronidazole
2x200 mg meningkatkan efek
paracetamol
- Untuk dosis metronidazole
untuk anak-anak 1-10
tahun berdasarkan BB
- 40 mg/Kg BB dosis
tunggal 15-30 mg/Kg BB
dalam 2-3 dosis terbagi
atau dosis maximal 2
gram/ dosis.

Nafsu - Ada indikasi tapi tidak ada -


makan terapi
berkuran
g

PLAN :

Rekomendasi Monitoring Target

Tambahkan oralit Untuk mengatasi Tidak terjadi dehidrasi


dehidrasi yang terjadi pada anak
karena diare
Mengganti - Seperti : ceftriaxone - Bakteri penyebab
- Interaksi minor :
metronidazole atau disentri lebih cepat
metronidazole
memberi jeda teratasi
meningkatkan efek - Efek paracetamol
pemberian pada
paracetamol tidak meningkat
obat paracetamol
Kaolin-Pectin ES : Konstipasi Feses pada anak tidak
terlalu keras

Vitamin B Anak nafsu makan Berat badan anak


Kompleks stabil

BAB III
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Tambahkan oralit Untuk mengatasi dehidrasi yang terjadi karena diare
2. Vitamin B Kompleks Untuk Anak nafsu makan agar Berat badan anak stabil
3. Mengganti metronidazole atau memberi jeda pemberian pada obat
paracetamol Kaolin-Pectin : Efek Samping : KonstipasiFeses pada anak tidak
terlalu keras
IV.2. Saran
Diharapkan tercapai kesamaan pemahaman mengenai tugas bersama
menyelesaikan kasus klinis pasien yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku danmampu memberikan pengobatan farmasi yang
aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, cukup, terjangkau bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

ISO Farmakoterapi

Medscape.com

MIMS

Drugs.com

https://www.halodoc.com/kesehatan/disentri

https://pengertianahli.id/2013/10/pengertian-sehat-menurut-ahli-who.html

Anda mungkin juga menyukai