Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESEHATAN IBU DAN ANAK


PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 1/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

1. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun di
Puskesmas.

2. Kebijakan 1. Semua pasien anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun harus ke klinik
MTBS
2. Dilaksnakan oleh petugas yang terampil
3. Tersedia sarana dan prasarana ruangan MTBS

3. Prosedur Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulangan


untuk masalah tersebut.
a. Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut
b. Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada anak sebagai berikut :
A. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
 Tanyakan keluhan utama :
1. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
 Klasifikasikan apakah batuk atau sukar bernafas
 Nafas cepat apabila lebih dari 50 kali permenit pada umur 2-12
bulan dan lebih dari 40 kali permenit.
 Klasifikasikan apakah pneumonia berat, pneumonia atau batuk
biasa (bukan pneumonia).
2. Apakah anak menderita diare?
 Jika ya, tanyakan, lihat dan raba.
 Bila diare dengan dehidrasi, klasifikasikanlah apakah dehidrasi
berat, dehidraasi ringan/sedang, atau tanpa dehidrasi.
 Bila diare lebih dari 14 hari, klasifikasikan apakah diare persisten
berat atau diare persisten saja.
 Bila ada darah dalam tinja, yang berarti disentri, berilah antibiotik
selama 5 hari dan anjurkan untuk kunjungan ulang setelah 2 hari.
3. Apakah anak demam ?
Pada anamnesis teraba panas atau suhu lebih dari 37,5 C.
a. Klasifikasikanlah demam, apakah resiko tinggi malaria, resiko
rendah malaria atau tanpa resiko malaria.
 Bila resiko tinggi malaria, klasifikasikan apakah penyakit berat
dengan demam atau malaria.
 Bila resiko rendah malaria, klasifikasikan apakah penyakit
berat dengan demam, malaria atau demam mungkin bukan
malaria.
 Bila tanpa resiko malaria, klasifikasikan apakah penyakit berat
dengan demam atau demam bukan malaria.
b. Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir,
klasifikasikan apakah campak dengan komplikasi berat, campak
dengan komplikasi pada mata dan mulut atau campak saja.
c. Klasifikasikanlah demam untuk demam berdarah dengue, apakah
memang demam berdarah dengue (DBD), mungkin DBD atau
demam mungkin bukan DBD.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 2/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

4. Apakah anak mempunyai masalah telinga?


 Jika ya, tanyakan:
Apakah telinganya sakit?
Apakah nanah keluar dari belakang telinga?
 Jika ya, berapa lama?
Klasifikasikanlah masalah telinga, apakah mastoiditis
(pembengkakan nyeri di belakang telinga), infeksi teling akut,
infeksi telinga kronis atau tidak ada infeksi telinga.

B. Periksa status gizi dan anemia


C. Klasifikasikan status gizi, apakah gizi buruk dan/atau anemia berat, BGM
(Bawah Garis Merah/berat badan menurut umur sangat rendah) dan/atau
anemia atau tidak ada BGM dan tidak ada anemia.
D. Periksa status imunisasi anak.
E. Periksa pemberian vitamin A.
F. Menilai masalah/keluhan lain.

Pengobatan
Melakukan langkah-langkah pengobatan yang telah ditetapkan.
A. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah.
1. Tentukan obat-obat dan dosis yang sesuai dengan umur dan berat
badan anak.
2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut.
3. Peragakan cara mengukur /membuat satu dosis.
4. Perhatikan cara ibu menyiapkansendiri 1 dosis.
5. Mintalah ibu untuk memberikan dosis pertama pada anak.
6. Terangkan dengan jelas cara pemberian obat kemudian beri label dan
bungkus obat.
7. Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik.
B. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
1. Jelaskan pada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya.
2. Urutkan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum dalam
kotak berikut yang sesuai.
3. Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di rumah.
4. Jelaskan berapa kali ia harus mengerjakannya di rumah.
5. Jika dibutuhkan untuk pengobatan di rumah, beri ibu salep tetrasiklin
atau botol kecil berisi gentian violet.
6. Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik.
C. Pemberian obat-obatan hanya di klinik.
1. Jelaskan pada ibu mengapa ini harus dilakukan.
2. Tentukan dosis yang sesuai dngan berat badan anak (atau umur).
3. Gunakan jarum dan spuit yang steril. Ukur dosis dengan tepat.
4. Berikan obat dengan cara suntikan intramuskular.
5. Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 3/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

D. Mencegah agar gula darah tidak turun.


1. Jika anak masih bisa menetek, mintalah pada ibu untuk meneteki
anaknya.
2. Jika anak tidak bisa menetek tetapi masih bisa menelan, beri perasan
ASI atau susu pengganti. Jika keduanya tidak memungkinkan, beri air
gula. Beri 30-50 ml susu atau air gula sebelum dirujuk.
3. Jika anak tidak bisa menelan, beri 50 ml susu atau air gula melalui pipa
nasogatrik (kecuali pada Demam Berdarah Dengue). Jika tidak tersedia
pipa nasogatrik, rujuk segera.

Pemberian cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian


makan.
a. Rencana terapi A : Penanganan Diare di rumah
1. Jelaskan pada ibu tentang 3 aturan perawatan di rumah.
2. Beri cairan tambahan, lanjutkan pemberian makan, kapan harus
kembali.
b. Rencana terapi B : Penanganan Dehidrasi sedang/ringan dengan Oralit
1. Menetukan jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama sesuai
umur dan berat badan.
c. Rencana terapi C : Penanganan Dehidrasi Berat dengan cepat
1. Dapatkah saudara segera memberikan cairan intravena? Bila ya, segera
beri cairan intravena secepatnya.
2. Bila tidak, apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat
(dalam 30 menit)? Jika ya, rujuk segera dan jika tidak, apakah saudara
telah dilatih menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi? Jika ya,
mulailah melakukan rehidrasi oralit dengan pipa nasogatrik. Jika tidak,
tanyakan apakah anak masih bisa minum? Bila tidak, rujuk segera untuk
pengobatan IV/NGT.
E. Pemberian cairan pra rujukan untuk Demam Berdarah Dengue.
1. Jika ada tanda syok, atasi syok segera.
2. Jika tidak ada tanda syok, beri cairan tambahan sebanyak mungkin
dalam perjalanan ke rumah sakit.
F. Pemberian imunisasi balita sakit sesuai kebutuhan.
G. Pemberian suplemen vitamin A sesuai kebutuhan.
H. Pemberian pelayanan tindak lanjut.
1. Pneumonia
 Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke dalam
beri 1 dosis antibiotik pilihan kedua atau suntuikan kloramfenikol.
Selanjutnya RUJUK segera.
 Jika frekuensi napas, demam atau nafsu makan anak tidak
menunjukkan perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua
dan anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari (atau rujuk jika anak
menderita campak dalm 3 bulan terakhir).
 Jika napas melambat, demamnya menurun atau nafsu makannya
membaik lanjutkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya3 hari.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 4/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

2. Diare persisten.
Sesudah 5 hari:
 Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang, pengobatan
tepat lalu rujuk.
 Jika diare sudah berhenti, anjurkan pemberian makan yang sesuai
dengan umur anak.
3. Disentri.
Sesudah 2 hari:
 Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi.
 Jika frekuensi banyak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan
tetap atau memburuk:
 Gantilah dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigella berikan
untuk 5 hari.
 Jika berak berkurang, jumlah darah dalam tinjaberkurang dan nafsu
makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang sama hingga
selesai.
4. Malaria (daerah resiko tinggi/rendah malaria)
 Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
penyakit berat dengan demam.
 Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
 Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam, periksa
hasil sediaan darah yang sudah diambil sebelumnya.
 Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
5. Demam : mungkin bukan malaria (daerah resiko rendah malaria)
 Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
penyakit berat dengan demam.
 Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
 Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
 Ambil sediaan darah.
 Beri obat antimalaria oral pilihan pertama tanpa menunggu hasil
sediaan darah.
 Nasehati ibu untuk kembali dalam 2 hari jika tetap demam.
 Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk.
6. Demam : bukan malaria (daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada
kunjungan ke daerah dengan resiko malaria).
 Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
penyakit berat dengan demam.
 Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
 Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
 Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu untuk kembali
lagi dalam 2 hari.
7. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut.
 Sesudah 2 hari perhatikan apakah matanya merah dan ada nanah
mengalir dari mata. Perhatikan apakah ada luka di mulutnya.
Ciumlah bau mulutnya.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 5/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

 Mungkin demam berdarah dengue (DBD) dan demam: mungkin


bukan demam berdarah dengue.
 Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
penyakit berat dengan demam.
 Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, beri pengobatan.
 Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD.
 Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
8. Infeksi telinga
Sesudah 5 hari :
 Jika ada tanda pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau
demam tinggi (38,5˚C atau lebih) rujuk segera.
9. Masalah pemberian makan.
 Sesudah 5 hari lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian
makan dan tanyakan tentang masalah pemberian makan yang
ditemukan saat kunjungan pertama.
10. Anemia.
Sesudah 4 minggu :
 Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasihati ibu untuk kembali
4 minggu kemudian.
11. Berat badan menurut umur sangat rendah (BGM).
Sesudah 4 minggu :
 Timbanglah anak dan tentukan apakah berat badan anak menurut
umur masih sangat rendah. Lakukan penilaian ulang tentang cara
pemberian makan.

Konseling Bagi Ibu

A. Makanan
Menilai cara pemberian makanan bagi anak.
Tanyakan tentang cara pemberian makan pada anak sehari-hari dan selama
sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang
sesuai untuk umur anak.
Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan.
Jika ibu mengeluh adanya kesulitan pemberian ASI, lakukan penilaian
terhadap cara ibu meneteki.
Jika bayi berumur kurang dari 4 bulan dan mendapatkan makanan atau susu
non-ASI :
Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai
kebutuhan anaknya.
Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, lebih lama, siang maupun
malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu atau makanan
lainnya.

B. Cairan.
Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit.
Kapan harus kembali.
Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 6/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

C. Kunjungan ulang :
Nasehati ibu untuk datang kembali sesuai waktu yang paling awal untuk
permasalahan anaknya.

D. Kunjungan berikutnya-untuk anak sehat :


Nasehati ibu kapan harus kembali untuk imunisasi dan vitamin A berikutnya
sesuai jadwal yang ditetapkan.
Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya.
Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau dirujuk.
Nasehati ibu agar makan dengan baik demi menjaga kekuatan dan
kesehatan dirinya.

Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda sakit umur 1 minggu


sampai 2 bulan

1. Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri.


2. Tanyakan apakah bayi kejang.
3. Tanyakan apakah bayi menderita diare.
4. Periksa apakah ada masalah pemberian minum atau berat badan rendah.
5. Pengobatan bayi muda dan konseling pada ibu.
6. Beri antibiotik oral yang sesuai.
7. Beri dosis pertama antibiotik intramuskular.
8. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah.
9. Jelaskan cara memberikan pengobatan tersebut.
10. Amati cara ibu melakukan pertama kali di klinik.
11. Katakan ibu untuk mengobati 2 kali sehari. Ibu harus segera kembali jika
infeksi bertambah buruk.
12. Mengajari ibu posisi meneteki dan cara bayi melekat waktu menetek secara
benar.
13. Tunjukkan pada ibu cara memegang bayinya.
14. Tunjukkan pada ibu cara melekatkan bayinya.
15. Amati apakah cara bayi melekat sudah menghisap efektif. Jika belum,
cobalah sekali lagi.
16. Menasehati ibu untuk melakukan perawatan di rumah pada bayinya.

Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut Pada Bayi Sakit Umur < 2 Bulan

1. Infeksi bakteri lokal.


2. Jika nanah atau kemerahan bertambah parah,segera rujuk.
3. Jika nanah atau kemerahan membaik, katakan kepada ibu untuk
menyelesaikan pemberian antibiotik selama 5 hari dan meneruskan
pengobatan infeksi lokal di rumah.
4. Masalah pemberian minum.
5. Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian minum dan tanyakan
tentang masalah pemberian minum yang ditemukan pada saat kunjungan
pertama.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
PUSKESMAS DTP LANGENSARI II
NOMOR : REVISI KE : HALAMAN :
1 7/7
Disahkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Langensari II,
SOP TANGGAL TERBIT :
MANAJEMEN
15 OKTOBER 2010
TERPADU H. Agus Budiana E, dr
BALITA SAKIT NIP. 197101182002121004
(MTBS)

6. Berat badan rendah.


7. Jika berat badan bayi menurut umur masih sangat rendah, tetapi sudah
mau minum dengan baik, pujilah ibu. Mintalah ibu untuk menimbang
bayinya kembali dalam 1 bulan lagi.
8. Jika berat badan bayi menurut umur masih rendah dan tetap mempunyai
masalah pemberian minum, nasehati ibu tentang masalah tersebut.
Mintalah ibu untuk menimbang bayinya kembali dalam 14 hari lagi.
9. Luka atau bercak putih di mulut (thrush).
10. Jika thrush bertambah parah atau bayi mempunyai masalah dalam
menetek, rujuk.
11. Jika thrush menetap atau membaik dan jika bayi mau menetek dengan
baik, lanjutkan pemberian gentian violet 0,25% total sampai seluruhnya 5
hari.

4. Unit terkait KIA, BP, PUSTU, POSKESDES, Bidan Desa

1. Pedoman Pengobatan di Puskesmas, Depkes RI, 2007.


5. Refferensi 2. Pedoman MTBS di Puskesmas,
3. Buku Bagan MTBS

Anda mungkin juga menyukai