Disusun oleh :
WIDYASTUTI (21.0406.0048)
2021/2022
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Sdr. M
2. Umur : 29 tahun
3. Alamat : Dsn. Sadegan rt 05/rw 8 Dsn sumberarum Tempuran Magelang
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 05 Oktober 2021
6. Nomor Rekam Medis : 00075752
7. Bangsal : Pringgondani 1
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, IMT:
1) BB biasanya: 65 kg dan BB sekarang: 63 kg
2) TB : 165 cm
3) Lingkar perut : 99 cm
4) IMT : 23,3 %
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
No. Jenis Hasil Harga Satuan Interpretasi
pemeriksaan pemeriksaan normal
1. Hemoglobin 18,5 13,0-18,0 g/dL H
2. Lekosit 20,2 4,0-12,0 Ribu/uL H
3. Eritrosit 6,02 4,00-5,50 Juta/uL H
4. Waktu 15,3 11,0-15,0 Detik H
protombin
5. Ureum darah 55 10-50 Mg/dL H
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva anemis/tidak:
Rambut berwarna hitam bersih, turgor kulit kembali secara langsung, mukosa bibir kering, konjungtiva
berwarna putih (anemis)
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
Jumlah susu yang diberikan yaitu 100 ml pasien hanya bisa meminum 25 ml saja karena pasien
muntah ketika diberikan susu
e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah sakit:
Pasien tidak mempunyai energi karena pasien hanya diberikan asupan makanan melalui susu, pasien
juga merasakan nyeri dan luka operasi di perut pasien membatasi aktifitas pasien, dan pasien tampak
lemas
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi: (kemampuan menelan, mengunyah,dll)
Pasien tidak terdapat ganguan di kemampuan menelan maupun mengunyah tetapi pasien terdapat
gangguan di sistem pencernaan setiap nutrisi yang masuk seperti susu 1 kali dalam 25 ml maka tidak
lama kemudian pasien akan muntah sekitar 5 kali
g. Penilaian Status Gizi
IMT : BB
(TB)22 dalam M
: 63 kg
(1,65 m )2
: 23,3 %
h. Cairan masuk
Infus : 1.600 cc/24 jam
Air putih : 600 cc/24 jam
Injeksi & obat infus : 869
Susu : 75 ml
i. Cairan keluar
Urine : 1.600 ml/24 jam
Drain : 180 ml/24 jam
NGT : 450 ml/24jam
IWL : (10 X BB/24 jam) = 10 X 65/24 jam = 27cc/24 jam
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Jumlah urine 1.600 dalam 24 ml jam, pasien terpasang kateter
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Pasien tidak mempunyai riwayat kelainan kandung kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah urine keluar 1.600 ml dalam 24 jam, berwarna kuning pekat, urin kental pekat, bau khas
urine
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak terjadi gangguan kandung kemih/retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Pasien belum BAB selama 5 hari
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Konsumsi obat jiwa cepezet yang mempunyai efek samping konstipasi
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Resiko infeksi pada kulit punggung karena pasien berada ditepat tidur, kulit lembab, turgor
kembali dengan cepat/langsung kembali, warna kulit sawo matang, suhu 36 oC
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 23:00
2) Insomnia : pasien mengalami insomnia, pasien mengatakan tidak bisa
tidur karena mengeluh panas
3) Pertolongan untuk merangsang tidur: pasien membuka bajunya atau di kipasi oleh keluarganya
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : tidak bekerja
2) Kebiasaan olah raga : pasien sering melakukan olahraga kecil setiap pagi
3) ADL
a) Makan : dibantu keluarga
b) Toileting : dibantu keluarga
c) Kebersihan : dibantu keluarga
d) Berpakaian : dibantu keluarga
4) Kekuatan otot : 5 5
3 3
5) ROM : fleksi lengan 80o, ektensi lengan 80o, fleksi lutut 120o, ekstensi lutut
120o
6) Resiko untuk cidera : resiko jatuh dari tempat tidur maupun ketika berdiri karena post
operasi
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
2) Edema esktremitas : tidak terjadi edema ekstermitas
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : 122/102 mmHg
b) Duduk : 120/100 mmHg
4) Tekanan vena jugularis : teraba, titik vena jugularis 4 cm
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : ictus kordis terlihat disela iga 5 disebelah medial linea midklavikularis
sinistra
b) Palpasi : ictus jordis teraba pada line mid clafikula intracosta 5, tidak ada
pembesaran
c) Perkusi : terdengar redup
d) Auskultasi : S1 S2 reguler pulmo
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : pasien terdapat gangguan ketidakefektifan jalan napas
2) Penggunaan O2 : pasien tampak menggunakan O2 dengan 3 lpm
3) Kemampuan bernafas : kemampuan bernapas pasien mengatakan sesak tetapi tidak sering
RR: 20/menit, SPO2: 98 terpasang oksigen 3 lpm
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
Gangguan pernafasan hanya ketidakefektifan jalan napas tidak terdapat sputum, maupun batuk
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : terlihat ekspansi, dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada bekas luka
b) Palpasi : vocal premitus, kanan kiri sama, tidak ada benjolan
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMA
2) Pengetahuan tentang penyakit : pasien dan keluarga pasien kurang pengetahuan tentang
penyakitnya yang sekarang post op laparatomi tetapi keluarga pasien mengetahui tentang
riwayat penyakit pasien yang mengidap gangguan jiwa halusinasi
3) Orientasi (waktu, tempat, orang) : 06 Oktober 2021
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
2) Sakit kepala : pasien merasa pusing setelah post op
3) Penggunaan alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan : penginderaan pasien normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : bahasa indonesia & jawa
2) Kesulitan berkomunikasi : pasien tidak kesulitan dalam berkomunikasi
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : pasien merasa cemas ketika melihat luka pada post operasi
dan cemas ketika akan dioperasi
2) Perasaan putus asa/kehilangan : pasien tidak ada rasa putus asa atau kehilangan
3) Keinginan untuk mencederai : pasien tidak ada keinginan untuk menciderai
4) Adanya luka/cacat : terdapat bekas luka post operasi laparatomi dan bekas
jaitan aff cincin di jari manis sebelah kiri
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : anak
2) Orang terdekat : ayah
3) Perubahan konflik/peran : tidak terdapat perubahan konflik
4) Perubahan gaya hidup : tidak terdapat perubahan gaya hidup
5) Interaksi dengan orang lain : interaksi dengan orang lain terjaga dengan baik
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : pasien belum menikah
2) Periode menstruasi : pasien berjenis kelamin laki-laki
3) Metode KB yang digunakan : pasien berjenis kelmain laki-laki
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : pasien tidak mempunyai rasa sedih pasien merasa
cemas ketika melihat lukanya dan tidak nyaman dengan NGT dan kateter
2) Kemampan untuk mengatasi : pasien ditenangkan oleh keluarganya
3) Perilaku yang menampakkan cemas : pasien meminta agar dilepaskan NGT dan
kateternya
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : pasien tidak mempunyai alergi
b. Penyakit autoimune : pasien tidak mempunyai penyakit autoimune
c. Tanda infeksi : pasien tidak ada tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi : pasien tidak terdapat gangguan thermogulasi
e. Gangguan/resiko :Pasien resiko infeksi di luka post operasi, pasien
resiko jatuh, pasien mempunyai riwayat hipertensi
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : nyeri luka post operasi laparatomi di bagian
Abdomen
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :nyeri seperti disayat-sayat
3) Regio (dimana letaknya) : bekas operasi di Abdomen
4) Scala (berapa skalanya) :4
5) Time (waktu) : terus menerus
b. Rasa tidak nyaman lainnya : tidak nyaman melihat bekas luka operasi
c. Gejala yang menyertai : pasien gelisah dan kesakitan
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : pasien dewasa
b. DDST (Form dilampirkan) : pasien dewasa
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) : pasien dewasa
C. DATA LABORATORIUM
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Tanggal &
No Symptom Etiologi Problem Prioritas
Jam
1. 06 Oktober DS : Ketidakmampuan Defisit nutrisi 1
2021 - Pasien mencerna makanan :
09:00 mengatakan pembedahan di usus
merasa mual
- Pasien
mengatakan
muntah
ketika
makan
- Keluarga
pasien
mengatakan
mual ketika
diberiminum
- Keluarga
pasien
mengatakan
mual ketika
minum susu
- Keluarga
pasien
mengatakan
pasien hanya
menghabisk
an ¼ susu
dalam 100
ml
- Pasien
mengatakan
muntah 5-6
kali ketika
habis makan
DO :
- Pasien
tampak
bibirnya
kering
- Pasien
tampak mual
muntah
- Pasien
tampak tidak
menghabisk
an susunya
DO :
- Luka post
operasi
tampak
masih
terbungkus
dengan baik
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
FORMAT IMPLEMENTASI
DS:
Monitor tanda-tanda
12:00 - Pasien mengatakan
vital pasien
agak perih di bagian
luka post operasi
DO:
- TD : 160/105 mmHg
- N : 100 X/menit
- S : 36,6oC
- RR : 20X/menit
- SPO2: 98
Ajarkan memeriksa
12:05 DS :
kondisi luka atau luka
operasi - Pasien mengatakan
takut melihat lukanya
DO :
- Pasien tampak takut
saat melihat lukanya
Kolaborasi dengan
12:10 DS :
keluarga untuk
- Pasien megatakan
pemberian dukungan
bersedia untuk
agar pasien tidak takut
melihat lukanya
melihat lukanya
DO :
- Pasien tampak sudah
tidaak terlalu takut
dengan lukanya
5. 07 Oktober Ketidakmampuan Memonitor asupan DS:
2021 mencerna makanan - Pasien mengatakakan
09:00 makanan : minum susu 50 ml
pembedahan di dan terasa mual
usus DO:
- Pasien tampak tidan
nyaman dan tidak
menghabiskan susu
09:05 Memberikan susu secara DS:
sedikit sedikit dan - Pasien mengatakan
melepas NGT masih tetap terasa
mual muntah sampai
5 kali
DO:
- Pasien tampak lemas
09:10 Edukasi keluarga untuk DS:
memberikan susu secara - Pasien diberikan susu
sedikit-sedikit sedikit tetapi terasa
mual muntah
DS:
- Pasien tampak
muntah dengan
jumlah banyak
09:15 Kolaborasi dengan DO:
keluarga untuk - Pasien tampak mau
pemberian nutrisi yang meminum susu
cair yang diberikan dari DS:
rumah sakit - Pasien berusaha
meminum susu tetapi
pasien muntah
07 Oktober Nyeri akut Memonitor tanda-tanda DS:
2021 berhubungan vital - Pasien mengatakan
11:30 dengan agen masih lemas dan
cidera fisik : luka pusing
post op DO:
laparatomi - TD : 141/85 mmHg
- N : 105 X/menit
- S : 36,6oC
- RR : 20X/menit
- SPO2: 98
11:35 Mengkaji nyeri dengan DS:
P,Q,R,S,T - P: Pasien mengatakan
nyeri dibagian perut
diluka bekas post
laparatomi
- Q: pasien mengatakan
sensasi nyeri seperti di
sayat-sayat
- R: pasien mengatakan
nyeri dibagian luka
post operasi
laparatomi
- S: pasien meatakan
skala nyeri 3
- T: nyeri datang jarang-
jarang tidak sering
DO:
- Pasien tampak
menahan nyeri
11:58
Anjurkan keluarga untuk
DS:
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi - Keluarga mengatkan
pasien sudah duduk 2
kali
DO:
- Keluarga tampak
membantu pasien
duduk
12:00
Kolaborasi dengan
DS:
keluarga untuk menjaga
- Keluarga mengatakan
pasien
akan menjaga pasien
DO:
- Keluarga tampak
menjaga pasien
Perawatan luka
09:30 DS:
- Pasien mengatakan
ingin duduk dan
melihat lukanya
DO:
- Luka tampak bagus
tidak terdapat nanah
atau darah jahitan
rapi
10:00 DS :
Ajarkan memeriksa
kondisi luka atau luka - Pasien mengatakan
operasi tidak takut melihat
lukanya
DO :
- Pasien tampak
melihat ketika di
rawat luka
18:10 DS :
Ajarkan memeriksa
- Pasien mengatakan
kondisi luka atau luka tidak takut melihat
operasi lukanya
DO :
- Pasien tampak
melihat lukanya ketika
akan melakukan
aktivitas
FORMAT EVALUASI