Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. P DENGAN DIABETES MELLITUS


(DM) DI RUANG ICU RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ENDANG JUNAELA
NIM : P1337420919014

PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
LAPORAN KASUS KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. P DENGAN DIABETES MELLITUS
(DM) DI RUANG ICU RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG

Tanggal Pengkajian/Jam : 27 Januari 2020/11.00 WIB Ruang/RS : ICU/RSWN


1. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
No. MR : 241005
Umur : 66 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Dx Medis : Diabetes Mellitus
Tanggal Masuk : 12 Januari 2020, jam 20.23 WIB
Alamat : Delik Sari 06/10 Kec. Tembalang, Kota Semarang
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln. Banteng RT 03 RW 03 Pandean Lamper
Kota Semarang
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak kandung
2. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Klien tidak terdapat sumbatan jalan napas baik parsial maupun total, terpasang ETT,
terdapat secret, mulai di tapis ventilator dengan oksigen 10 lpm. Tidak terdengar snoring,
tidak terdengar gurgling.
2. Breathing
Pernapasan dibantu dengan ETT tapis liter/menit. Irama nafas : reguler, retraksi dinding
dada: simetris, penggunaan otot bantu nafas tidak ada. Perkusi : Sonor, terdengar suara
vesikuler. Hasil Pemeriksaan RR: 22 kali/menit, SpO2 :97%.
3. Circulation
Terjadi takikardi, terjadi sianosis, terjadi hematemesis, membran mokosa bibir kering,
terdapat oedem anasarka, TD : 158/74 mmHg, HR : 80 x/menit regular, teraba kuat, Suhu
:35,80C, CRT : >3 detik, Akral dingin, Balance cairan : - 437,5 ml/24 jam.
4. Disability
GCS, E=2, M=2, V=ETT, tingkat kesadaran somnolen, Reflek pupil terhadap cahaya
baik +/+, besar pupil kiri kanan isokor 2/2. Keadaan ekstremitas kemampuan motorik
klien mengalami kelemahan.
5. Exposure
Terpasang infuse di tangan kiri RL 15 tpm. Terdapat luka dekubitus, Tidak ada jejas pada
klien, terdapat oedem anasarka, klien tidak mengalami cedera tulang belakang maupun
cervikal.

3. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. PROMOSI KESEHATAN
a. Kesehatan Umum:

- Alasan masuk rumah sakit : Pasien awal masuk IGD pada tanggal 12 Januari

2020 pukul 22.23 WIB, pasien mengalami penurunan kesadaran, Hiperglikemi,

KAD. Seminggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh tidak enak badan

dan menyebabkan kurang nafsu makan, makan hanya sedikit, lemas. 4 jam

sebelum masuk RS pasien pamit mau tidur, saat tertidur pasien mengeluarkan
bunyi ngorok keras, sehingga dibangunkan oleh keluarga, namun pasien tidak

terbangun. Sehingga oleh keluarga pasien di bawa ke RS. Pasien Masuk ICU pada

tanggal 12 Januari 2020 pukul 23.53 WIB. Hasil dari pengkajian UGD didapatkan

GCS, E=1, M=2, V=1. TD : 160/82, HR : 98 x/menit, SpO2 : 97%, RR : 20

x/menit, Suhu :36,70C, BB :70 kg. Kesadaran somnolen.

- Keluhan utama: Keluarga mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran saat

dibawa ke rumah sakit.

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakan, dl) :

Pasien pernah dirawat di rumah sakit K.R.M.T WONGSONEGORO 3 kali dengan


keluhan yang berbeda. Selain itu pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
sejak 4 tahun yang lalu dan rutin mengkomsumsi obat serta kontrol.
c. Kemampuan mengontrol kesehatan :

- Yang dilakukan bila sakit: keluarga mengatakan Tn. P kadang tidak mengeluhkan

sakit yang dialaminya, dan Tn. P rutin control dan mengkonsumsi obat yang

diberikan dokter.

- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olahraga,dll) : keluarga mengatakan Tn. P tidak

jarang berolahraga, tidak ada kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

d. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) :

Semenjak mengetahui sakit diabetes keluarga melarang Tn. P untuk bekerja,

kehidupan sehari-hari dibiayai oleh anak - anaknya. Untuk menanggung pembiayaan

pemeliharaan kesehatan pasien dan keluarga mempunyai kartu BPJS.

e. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Cara Manfaat
pemberian
1. Omeprazole 40 Per IV Golongan Obat maag jenis
mg/12 penghambat pompa proton atau
jam
proton pump inhibitors (PPIs),
bermanfaat untuk meringankan
gejala sakit maag dan heartburn
yang ditimbulkan oleh penyakit
asam lambung atau tukak
lambung. Obat ini juga
membantu penyembuhan
kerusakan pada jaringan lambung
dan kerongkongan.

2. Furosemid 20 mg Per IV Obat golongan diuretik yang


per 8 digunakan untuk membuang
jam
cairan atau garam berlebih
didalam tubuh melalui urine dan
meredakan pembengkakan yang
disebabkan oleh gagal jantung,
penyakit hati, penyakit ginjal atau
kondisi terkait.

3. Citicoline 500 Per IV Golongan Vitamin Saraf,


mg/12 Manfaat
jam
Meningkatkan daya ingat.
Mempercepat masa pemulihan
akibat stroke.
4. Ambroxole 30 mg Per oral Merupakan obat golongan
per 8 mukolitik
jam
5. Sucralfate 5 cc Per oral Untuk mengobati atau
per 8
jam mencengah tukak lambung
dengan cara membentuk lapisan
pelindung pada lambung.

6. Novorapid 12 Per SC merupakan sediaan yang


unit/ 8 mengandung insulin. Obat ini
jam
digunakan untuk mengurangi
tingkat gula darah tinggi pada
orang dewasa, remaja dan anak-
anak yang berusia 10 tahun ke
atas dengan diabetes mellitus,
berfungsi untuk membantu
memperbaiki produksi insulin
dalam tubuh.

7. Levemir 20 unit Per SC Levemir adalah insulin buatan


yang digunakan untuk membantu
kontrol gula darah pada pasien
diabetes, baik diabetes tipe satu
maupun tipe dua. Insulin adalah
hormon alami dalam tubuh
manusia yang berfungsi untuk
menahan sel-sel tubuh agar dapat
memasukkan glukosa dan
memecahnya menjadi energi.

8. Ventolin 6 jam Nebulizer Pereda serangan sesak, dimana


Pulmicort fungsi obat adalah melebarkan
saluran pernapasan
(bronkodilator). Pengontrol sesak
agar tidak kambuh kembali dan
juga untuk mencegah peradangan
pada saluran paru.

9. Nocid 3x1 Per oral Vitamin dan suplemen


10. Salbutamol 8 Per oral mengandung asam amino bebas
mg/ja nitrogen yang digunakan untuk
m
membantu pemenuhan kebutuhan
protein pada penderita ginjal
kronik.

11. Clonidine 0,5 Per oral Golongan Antihipertensi,


mg/8 Clonidine bekerja dengan
jam mempengaruhi saraf yang
mengatur otot jantung dan
pembuluh darah, sehingga dapat
melemaskan pembuluh darah dan
mengurangi denyut jantung.
Akibatnya tekanan darah juga
turun.

12. Asam Folat 1x1 Per oral Asam folat adalah bentuk vitamin
tab B kompleks yang larut dalam air.
Salah satu fungsi asam folat
adalah membentuk sel darah
merah.

13. Adalat Oros 30 Per oral merupakan obat yang di gunakan


mg/24 untuk mengobati hipertensi dan
jam angina. Adalat oros mengandung
nifedipine, Mekanisme aksi
Nifedipine adalah dengan cara
merelaksasi otot-otot jantung dan
pembuluh darah.

14. Candersartan 8 Per oral Golongan Penghambat


mg/24 reseptor angiotensin II (ARB).
jam bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah. Dengan turunnya
tekanan darah, maka komplikasi
hipertensi, seperti stroke,
serangan jantung, dan gagal
ginjal, dapat dicegah.

15. Ringer Laktat 360 cc Per IV Merupakan cairan hidrasi dan


per 24 elektrolit serta sebagai agen
jam
alkalisator.

2. NUTRITION

a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :

1) BB : 60 kg
2) Tinggi Badan : 160 cm
3) Lingkar Perut : 90 cm
4) Lingkar Kepala : 50 cm
5) Lingkar dada : 85 cm
6) Lingkar Lengan Atas : 30 cm
7) IMT :23,4 kg/m2 (pasien berada dalam rentang berat badan ideal)

b. B (Biomechanical) meliputi data laboratorium yang abnormal :


- Hematologi
Haemoglobin = 9.7 g/dL (low)
Leukosit = 23.7 10˄3/ul ( high)
- Kimia klinik
Ureum = 139 mg/dL (high)
Kreatinin = 0,9 mg/dL (high)
GDS = 359 mg/dL (high)
- Analisa gas darah
PCO2 = 23.6 mmHg (low)
PO2 = 54.0 mmHg (low)
HCO3 = 22,2 mmol/L (low)
SO2 = 89.97 mmol/L (low)
Hct = 34.0 mmol/L (low)
Natrium = 120.8 mmol/L (low)
HCO3 = 16.5 mmol/L (low)
TCO2 = L 17.2 mmol/L (low)
BE-ecf = L -7,7 mm Hg (low)
Interpretasi dari hasil laboratorium bahwa Hb rendah dan leukosit yang tinggi
menunjukkan adanya gangguan haemodinamik serta terjadi gangguan
keseimbangan asam basa yang dapat dilihat pada nilai AGD yang
menggambarkan terjadinya asidosis respiratorik.
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,
conjungtiva anemis/tidak:
1) Rambut; Kuantitas: tipis, Distribusi: tidak terdapat alopesia, Tekstur: halus.
Warna : hitam keputihan. Rambut nampak banyak rontok saat di sisir.
2) Kulit; Warna: Cokelat, nampak kering, Temperatur: dingin , elastisitas berkurang.
3) Mukosa Bibir: mukosa bibir kering
4) Konjungtiva: anemis
d. D (Diet) meliputi nafsu makan, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama
dirumah sakit :
Diet cair melalui NGT Diabetasol 100 cc/4 jam ( 600 cc/24 jam )
e. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktivitas selama di rumah sakit :
Pasien terlihat sangat lemah. Berdasarkan teori Orem: self care tentang klasifikasi
tingkat ketergantungan, pasien tergolong dalam tingkat ketergantungan total (total
care) yaitu pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama, keadaan pasien tidak stabil, observasi TTV setiap kurang
dari 2 jam, menggunakan alat bantu pernapasan, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta
dorong/kursi roda
2) Membutuhkan latihan pasif
3) Kebutuhan nutrisi dan cairan di penuhi melalui intravena (infus) atau NGT
4) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
5) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6) Dimandikan perawat/keluarga
7) Dalam keadaan inkontinensia, pasien menggunakan kateter
f. F (Faktor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah,
dll). Pasien masih terpasang endotracheal tube dan masih terpasang NGT.
g. Penilaian Status Gizi
Pasien mendapatkan hitungan IMT 23,4 kg/m2 dengan status gizi berat badan normal.
h. Pola Asupan Cairan
Pasien makan minum mengunakan NGT.
i. Cairan Masuk
-IVFD: RL 360 ml/24 jam,
-diet cair Diabetasol 100 cc/4 jam ( 600 cc/24 jam )
Total= 960 ml/24 jam
j. Cairan Keluar
Urine: 320 ml/ 24 jam.
Insensible Water Loss (IWL) normal= (15xBB) = (15x60)= 37,5 ml/jam
24 jam 24
BAB 1x= 100 ml
Total /24 jam= 457,5 ml/24 jam
k. Penilaian status Cairan (balance cairan)
balance cairan= intake-output= 960-457,5= + 502,5 ml
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) = 10 x/menit
Palpasi : tidak terdapat hepatomegali, tidak ada asites
Perkusi : timpani
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola Pembuangan Urine
Pasien terpasang dower cateter no.16
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Pasien tidak mempunyai riwayat kelainan kandung kemih
3) Pola Urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Warna : kuning, kekentalan: tidak kental, bau : amoniak
4) Distensi Kandung Kemih/Resistensi Urine
Tidak terdapat distensi kandung kemih.
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola Eliminasi
Pasien di pasangkan popok, pasien dilaporkan ada BAB 1 kali dengan konsistensi
lunak, feses warna kekuningan.
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Pasien tidak mengalami konstipasi
3) Pola makan minum
Pasien terpasang NGT no. 16
c. Sistem Integumen
1) Kulit (Integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
Kulit; Warna: sawo matang, nampak kering, temperatur: dingin.
4. ACTIVITY/REST
a. Istrahat
1) Jam Tidur : pasien nampak terlihat sering tidur
2) Insomnia : keluarga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : keluarga mengatakan pasien tidak
mempunyai kebiasaan menggunakan obat-obatan atau pertolongan untuk
membantu pasien tidur
b. Aktifitas
1) Pekerjaan : tidak ada
2) Kebiasaan olah raga : tidak ada
3) ADL
a) makan : dibantu
b) Toileting : mengunakan dower kateter
c) Kebersihan : dibantu
d) Berpakaian : dibantu
4) Bantuan ADL : dibantu keluarga dan perawat
5) Kekuatan otot : 1 1
1 1
6) ROM : aktif dengan fisioterapi

c. Cardio Respons

1) Penyakit Jantung : pasien sebelumnya belum pernah terdiagnosa sakit

jantung

2) Edema ektermitas : ada edema anasarka

3) Tekanan darah dan nadi


Saat berbaring : 158/74 mmHg
4) Tekanan Vena Jugularis : tidak terdapat distensi vena jugularis
5) pemeriksaan jantung

Inspeksi : Terlihat pulsasi ictus cordis

Palpasi : Teraba pulsasi/ictus cordis pada ICS VI linea aksilaris


anterior sinistra, CRT 1detik, nadi teraba kuat dan
teratur

Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal reguler, murmur (+) dan


gallop (+)

d. Pulmonary Respons
1) Penyakit system nafas : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistem pernafasan
2) Penggunaan O2: pasien terpasang Endotracheal Tube ( ETT )
3) Kemampuan bernafas: spontan dibantu ETT dan Oksigen 10 lpm.
4) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada deviasi trakea, Gerakan
dinding dada simetris

b) Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris, tidak ada massa


abnormal

c) Perkusi : Bunyi paru pekak

d) Auskultasi : Ronchi (+) pada lapang paru kiri dan kanan, wheezing (-
/-)

5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMP
1) Pengetahuan tentang penyakit : tidak dapat di kaji
2) Orientasi (waktu, tempat, orang) : tidak dapat di kaji
b. Sensasi/presepsi
Pasien tidak memiliki riwayat permasalahan pengindraan ataupun menggunakan alat
bantu seperti kacamata dan alat pendengaran.
c. Comunication
Pasien dalam kesadaran somenolen
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
3) Perasaan cemas/takut : tidak dapat di kaji
4) Perasaan putus asa/kehilangan: tidak dapat di kaji
5) keinginan untuk menciderai : tidak dapat di kaji
6) adanya luka/cacat : pasien nampak mempunyai bekas luka jahitan
operasi di leher dan kepala.
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan: menikah
2) Orang terdekat: istri
3) Perubahan konflik/peran: semenjak sakit pasien tidak dapat menjalankan
perannya sebagai seorang suami dan ayah.
4) Perubahan gaya hidup: tidak ada
5) Interaksi dengan orang lain: tidak dapat di kaji
8. SEXUALITY
a. Identitas Seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : tidak dapat di kaji
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan : -
4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan papsmear :-
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping Respon
Pasien dalam kesadaran somnolen.
10. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : pasien beragama Islam
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : tidak dapat di kaji
3) Kegiatan kebudayaan : tidak dapat di kaji
4) Kemampuan memecahkan masalah : tidak dapat di kaji
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : keluarga mengatakan pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat alergi
terhadap obat ataupun makanan
b. Penyakit autoimmune : Tidak memiliki dengan masalah penyakit autoimun
c. Gangguan thermoregulasi : pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh yang
sangat tinggi yaitu 35,8°C
d. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya
hidup yang tetap ): berdasarkan penilaian risiko jatuh pasien berada dalam rentang
risiko jatuh sedang
12. COMFORT

a. Kenyamanan/Nyeri

Pengkajian nyeri menggunakan Critical Pain Observation Tool (CPOT) dengan nilai

indikator sebagai berikut (Priambodo & Ibrahim, 2016):

Indikator Kondisi dan keterangan skor Hasil yang

ditemukan pada

pasien

Ekspresi wajah Rileks: tidak ada ketegangan otot= 0 0

Kaku: mengerutkan kening,

mengangkat alis, orbit menegang

(misalnya membuka mata atau

menangis selama prosedur nosiseptif)=

Meringis: semua gerakan wajah

sebelumnya ditambah kelopak mata

tertutup rapat (pasien dapat mengalami

mulut terbuka, menggigit selang ETT)=

Gerakan tubuh Tidak ada gerakan abnormal: tidak 0

bergerak (tidak kesakitan) atau posisi

normal (tidak ada gerakan lokalisasi

nyeri= 0

Lokalisasi nyeri: gerakan hati-hati,


menyentuh lokasi nyeri, mencari

perhatian melalui gerakan= 1

Gelisah: mencabut ETT, mencoba untuk

duduk, tidak mengikuti perintah,

mencoba keluar dari tempat tidur+ 2

Aktivasi alarm Pasien kooperatif terhadap kerja 0

ventilator ventilator mekanik: alarm tidak

mekanik berbunyi= 0

(pasien di Alarm aktif tapi mati sendiri: batuk,

intubasi) alarm berbunyi tetapi berhenti secara

spontan= 1

Alarm selalu aktif: (alarm sering

berbunyi= 2

Berbicara jika Berbicara dalam nada normal atau tidak 0

pasien ada suara: bicara dengan nada pelan= 0

diekstubasi Mendesah, mengerang= 1

Menangis: menangis, berteriak= 2

Ketegangan Tidak ada ketegangan otot= 0 0

otot tegang atau kaku: gerakan otot pasif= 1

Sangat tegang atau kaku: gerakan

sangat kuat= 2

Total Skor 0 (nyeri sedang)


Keterangan:

1) Skor 0 : tidak nyeri

2) Skor 1-2 : nyeri ringan

3) Skor 3-4 : nyeri sedang

4) Skor 5-6 : nyeri berat

5) Skor 7-7 : nyeri sangat berat

b. Rasa tidak nyaman lainnya : tidak dapat di kaji

13. GROWTH/DEVELOPMENT

Pertumbuhan dan perkembangan : pasien berusia 60 tahun yang masuk dalam

fase dewasa.

4. CATATAN PEREMBANGAN

a. Tanda-tanda vital

Jam 27/01/ 27/01/ 28/01/ 28/01/ 29/01/ 29/01/


/Tgl 2020 2020 2020 2020 2020 2020
11.00 13.00 14.00 20.00 14.00 20.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
Ttv Td 139/67 158/74 108/67 105/57 121/63 123/69
Nadi 82 80 91 84 96 87
RR 20 29 10 15 12 18
Suhu 37,2ºC 37.2ºC 36,5ºC 36,7ºC 36,5ºC 36,8ºC
SPO2 100 % 100% 99% 95% 100% 100%
Gcs E 2 2 2 2 2 2
M 2 2 2 2 2 2
V 1 ETT 1 ETT 1 ETT 1 ETT 1 ETT 1 ETT
b. Balance cairan
Jam /Tgl 27/01/ 2020 28/01/ 2020 29/01/ 2020
14.00 WIB 20.00 WIB 20.00 WIB
Input Makan 60 50 -
Infus 305 240 120
Injeksi 10 - -
Total 375 290 120
Output Urin 50 200 100
Feses - - -
Iwl 262,5 262,5 262,2
Ngt - - 480
Total 312,5 462,5 842,2
Balance +62,5 -172,5 -722,2
Cairan

5. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


(12 Januari 2020)
HEMATOLOGI
Hemoglobin H 11.0 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit H 32.20 % 40-52
Jumlah Leukosit H6.5 /Ul 1.0 – 10.6
Jumlah Trombosit 204 /Ul 150-400

KIMIA KLINIK
Ureum 164,9 mg/dL 17.0-42.0
Creatinin 7,9 mg/dL 0.6-1.1
Natrium 132 mmol/L 135.0-147.0
Kalium 4,90 mmol/L 3.50-5.0
Calsium 1,18 mmol/L 1.00-1.15
CKMB 23 (ng/ml) 0-24

(27 Januari 2020)


HEMATOLOGI
Hemoglobin H 9.7 13.2 – 17.3
Hematokrit H 29.20 g/dL 40-52
Jumlah Leukosit H 23.7 % 2.0 – 10.6
Jumlah Trombosit 381 /Ul 150-400
/Ul
(26 Januari 2020)
KIMIA KLINIK
Ureum 139 mg/dL 17.0-42.0
Creatinin 5,6 mg/dL 0.6-1.1
Natrium 135,0 mmol/L 135.0-147.0
Kalium 4,90 mmol/L 3.50-5.0
Calsium 1,09 mmol/L 1.00-1.15

(27 Januari 2020)


KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu
(06.00 WIB) H 359 mg/dL 70-110
(12.00 WIB) H 178 mg/dL 70-110
(18.00 WIB) H 234 mg/dL 70-110
(24.00 WIB) H 294 mg/dL 70-110

(28 Januari 2020)


KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu
(06.00 WIB) H 209 mg/dL 70-110
(12.00 WIB) H 441 mg/dL 70-110
(18.00 WIB) H 315 mg/dL 70-110
(24.00 WIB) H 140 mg/dL 70-110

(29 Januari 2020)


KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu
(06.00 WIB) H 132 mg/dL 70-110
(12.00 WIB) H 140 mg/dL 70-110
(18.00 WIB) H 185 mg/dL 70-110
(24.00 WIB) H 140 mg/dL 70-110

(12 Januari 2020)


KIMIA KLINIK
BLOOD GAS
ANALYSER
pH H 7.449 mm Hg 7,35-745
PCO2 L 23.6 mm Hg 35-42
PO2 H 54.0 mm Hg 80-105
SO2 H 89.97 mmol/L 95.0-98.0
Hct 34.0 mmol/L 39-49
Natrium H120.8 mmol/L 135.0-147.0
Kalium H 4.04 mmol/L 3.50-5.0
Klorida H 107 mmol/L 95-105
Lactat 2.6 mmol/L 0.7-2.5
HCO3 16.5 mmol/L 21-28
TCO2 L 17.2 mmol/L 23-27
BE-ecf L -7,7 mm Hg -2 -3
BE- b -5,3 mm Hg
AaDO2 621.0
a/A 0.1
RI 11.5
PO2/FiO2 99.0

KIMIA KLINIK
(21 Januari 2020)
Albumin 2.9 g/dL 3,4-4,8

(12 Januari 2020)


IMUNOLOGI Negatif Negatif
HbsAg Kualitatif

(28 Januari 2020) Positif


Kultur darah

2. Pemeriksaan EKG
Tanggal : 19/10/19
Hasil : Sinus Tachycardia, left axis deviation, non specific ST dan T wave abnormality,
gambaran EKG tidak normal

3. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal Hasil
12/01/2020 Pemeriksaan X Foto Thorax Ap
COR : ukuran, bentuk dan letak normal
Elongasio aorta
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat. Tampak bercak pada kedua
basal perihiler dan pericardial kiri. Tampak konsolidasi disertai air
bronkogram pada lapangan atas tengah paru kanan.
Diafragma dan sinus costophrenicus kanan kiri normal.
Tulang dan jaringan lunak baik
KESAN :
Cor : bentuk dan letak normal
Elongasio aorta
Gambaran pneumonia disertai bronkopneumonia
13/01/2020 Pemeriksaan X Foto Thorax Ap
COR : ukuran, bentuk dan letak normal
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat disertai bluring vaskuler pada
kedua perihiler dan pericardial kanan.
Diafragma dan sinus costophrenicus kiri normal. Sinus kanan tumpul.
Tulang dan jaringan lunak baik
KESAN :
Kedalaman ETT cukup
Cor : ukuran, bentuk dan letak normal
Pulmo : gambaran oedem pulmo kalsifikasi arkus aorta. Efusi pleura.
Tulang dan jaringan lunak baik

4. Tranfusi
1. PRC 1 kolf tanggal 19/01/2020 pukul 16. 25 WIB
2. PRC 1 kolf tanggal 15/01/2020 pukul 15. 30 WIB
3. PRC 1 kolf tanggal 26/01/2020 pukul 16. 30 WIB
4. PRC 1 kolf tanggal 27/01/2020 pukul 18. 25 WIB

5. Jadwal Hemodialisa
Jadwal HD Rabu dan Sabtu

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidaksetabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan Gangguan status kesehatan
fisik (ketidakmampuan ginjal mensekresi insulin)
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan fisik

Anda mungkin juga menyukai