Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Obat Antikolinergik


Obat antikolinergik adalah obat yang mempengaruhi fungsi persarafan.
Di dalam tubuh manusia terdiri dari beribu-ribu sel saraf. Sel saraf satu dengan
yang lainnya berkomunikasi melalui zat yang disebut sebagai neurotransmitter.
Terdapat berbagai jenis neurotransmitter tergantung pada jenis sel sarafnya.
Salah satu neurotransmitter utama di tubuh kita adalah asetilkolin.
Asetilkolin bekerja pada saraf parasimpatis, yakni saraf yang memiliki
efek relaksasi tubuh dan melemaskan otot. Saraf parasimpatis banyak ditemukan
pada otot-otot saluran pencernaan, saluran kencing, paru-paru. Saraf simpatis
tersebut saling berkomunikasi melalui asetilkolin. Obat antikolinergik bekerja
menghambat asetilkolin tersebut sehingga akan menurunkan fungsi saraf
parasimpatis.
Informasi dan kerja secara umum: agens ini menghambat kerja muskarinik
asetil kolin pada tempat neuroefektor parasimpatik postganglionik, meliputi
otot polos, kelenjar sekesi, dan tempat tempat di dalam SSP. Respons
antikolinergik spesifik terkait dosis.

Pengguanaan secara umum: agens ini digunakan sebagai medikasi prabedah


atau praprosedur (termasuk ECT), untuk menurunkan sekresi dan menyekat
refleks inhibitor vagal jantung. Agens ini juga digunakan untuk mengendalikan
gejala gejala parkinsonisme.

Kontra indikasi: pasien hipersensitivitas; glaukoma sudut sempit, takikardia;


status kardiovaskular tidak stabil dalam hemoragi akut, iskemia miokard, ileus
paralitik; miastenia grafis.

Kewaspadaan: gunakan dengan kewaspadaan pada pasien dengan


patofisiologi GI atau GU; pasien lansia, lemah dan pediatrik; dan pada pasein
pasien penyakit ginjal, hati, pulmoner, atau jantung kronik.

1
Interaksi: efek antikolinergik meningkat dengan antihistamin, pro kainamin,
quinidin, antipsikotik, agens anti parkinson, buklisin, meperidin, orfenadrin,
benzodiazepin, anti depresan trisiklik, inhibitor MAO. Efek teraupetik
antikolinergik jika berinteraksi dengan guanetidin, histamin, reserpin.
Peningkatan efek simpatomimetik nitropurantoin, diuretika tiazid dengan
antikolinergik. Penurunan efek inhibitor kolinesterase, metoklopramid dengan
antikolinergik.

2.2 Jenis Jenis Obat Antikergik


1. Antropin sulfat
a. Pengertian Obat Atropin sulfat

Atropin sulfat, turunan pertama dari tanaman beladon (Atropa


belladonna) dan dimurnikan pada tahun 1831, merupakan obat
antikolinergik klasik, diikuti oleh skopolamin. Atropin dan skopolamin
bekerja pada reseptor muskarinik, tetapi hanya sedikit memengaruhi
reseptor nikotinik. Atropin berguna sebagai pengobatan prabedah untuk
mengurangi sekresi salivasi, sebagai obat antispasmodic untuk
mengobati tukak peptic karena merelaksasi otot-otot polos saluran GI
dan mengurangi peristaltic, dan untuk meningkatkan denyut jantung bila
terjadi bradikardia. Tetapi, jika seorang klien sedang memakai atropine
atau obat yang menyerupai atropine (antihistamin) untuk jangka
panjang, maka dapat terjadi efek samping. Obat-obat antikolinergik
sintetis juga dipakai sebagai antispasmodik untuk mengobati tukak
peptic dan spasme usus halus. Salah satu contoh dari obat yang
demikian adalah propantelin bromide, yang digunakan untuk
mengurangi sekresi lambung dan GI. Semenjak diperkenalkannya
penghambat histamine (H2), agen-agen antikolinergik, seperti,
propantelin, tidak lagi sering dipakai untuk mengurangi sekresi
lambung.

Atropin akan meningkatkan denyut jantung, melemaskan usus,


dan mengurangi produksi lendir dengan cara menghambat zat yang ada
dalam saraf.

2
b. Merek dagang: Atropine, Atropine Sulfate, Cendo Tropine

c. Dosis Atropin

Penentuan dosis atropin tergantung kepada kondisi yang diderita


pasien. Berikut ini adalah takaran umum penggunaan atropin.

1. Kondisi: Divertikulitis dan irritable bowel syndrome (IBS)


 Tablet
Dewasa: 0,6-1,2 mg, sekali sehari, dikonsumsi malam hari sebelum
tidur.

2. Kondisi: Peradangan mata bagian tengah (uveitis anterior)


 Obat tetes mata
Dewasa: 1-2 tetes larutan atropin 0,5-1%, 4 kali sehari.
Anak (≥ 3 bulan): 1-2 tetes larutan atropin 0,5%, atau 1 tetes larutan
atropin 1%, 2 kali sehari.

3. Kondisi: Sebelum pemeriksaan mata


 Obat tetes mata:
Dewasa: 1 tetes larutan atropin 1%, 2 kali sehari, selama 1-2 hari
sebelum prosedur pemeriksaan, atau diberikan 1 jam sebelum prosedur
pemeriksaan dilakukan.
Anak (≥ 3 bulan): 1-2 tetes larutan atropin 0,5% atau 1 tetes larutan
atropin 1%, 2 kali sehari, selama 1-3 hari sebelum prosedur
pemeriksaan. Dosis lanjutan diberikan 1 jam sebelum prosedur.

4. Kondisi: Bradikardia
 Suntik
Dewasa: 500 mcg, setiap 3-5 menit. Dosis total: 3 mg.

5. Kondisi: Keracunan insektisida (jenis organofosfat)


 Suntik ke pembuluh darah atau otot
Dewasa: 2 mg, setiap 10-30 menit hingga efek racun menghilang.
Untuk kondisi keracunan parah, akan diberikan setiap 5 menit hingga

3
gejala keracunan menghilang.
Anak-anak: 20 mcg/kgBB, diberikan setiap 5-10 menit.

d. Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan atropin adalah:

1. Sakit kepala
2. Penglihatan kabur, kelopak mata membengkak, dan mata sensitif
terhadap cahaya
3. Mulut dan tenggorokan terasa kering
4. Gangguan indra pengecap (lidah)
5. Mual
6. Perut kembung
7. Konstipasi
8. Sulit buang air kecil

e. Kontra Indikasi : Glaukoma, Obstruksi Saluran Kemih atau Saluran


Cerna, Atoni Intenstinal, Ileus Paralitik, Asma, Miestania Gravis, Kolitis
Ulsarativa, Hiatus Hernia, Penyakit Hati atau Ginjal Berat.

2. Skopolamin
a. Pengertian Obat Skopolamin

Hyoscine butylbromide atau scopolamine adalah obat


untuk mengatasi kram  perut. Obat ini juga digunakan
untuk meredakan gejala penyakit irritable bowel sydndrome (IBS).

Scopolamine akan memengaruhi sistem saraf untuk mengurangi


ketegangan atau kontraksi organ di dalam perut, misalnya usus dan
kandung kemih.

b. Merek dagang: Hyorex, Scopamin Plus, Buscopan.

c. Dosis Scopolamine

Berikut dosis scopolamine untuk beberapa kondisi dan usia:

1. Kondisi: Meredakan gejala irritable bowel syndrome

4
 Oral
Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari.

2. Kondisi: Kram perut akibat gangguan saluran pencernaan atau


saluran kemih
 Oral
Dewasa: 20 mg, 4 kali sehari.
Anak-anak (usia 6-12 tahun): 10 mg, 3 kali sehari.
 Suntik
Dewasa: 20 mg, disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) atau ke
pembuluh darah (intravena/IV).

Dosis penggunaan scopolamine harus disesuaikan dengan


anjuran dokter dan dapat berbeda dari satu orang ke orang lainnya.

d. Efek Samping Scopolamine

Scopolamine berisiko menyebabkan efek samping berikut ini:

1. Sulit buang air kecil


2. Konstipasi
3. Kepanasan dan mudah berkeringat
4. Mulut kering
5. Kulit kering
6. Mual
7. Muntah
8. Perubahan suasana hati

e. Kontraindikasi:  Miastenia gravis, megakolon, glaukoma sudut sempit,


hipertropi prostat dengan retensi urin, stenosis mekanik.

3. Homatropine
a. Pengertian Homatropin

Obat Homatropine merupakan obat yang digunakan dalam obat tetes


mata sebagai cycloplegic (melumpuhkan akomodasi sementara ), dan

5
sebagai mydriatic (untuk melebarkan pupil). Obat tetes mata ini
digunakan untuk mengobati kondisi mata yang disebut uveitis. 

Obat ini dapat digunakan untuk melebarkan pupil sebelum


pemeriksaan mata. Obat ini juga dapat digunakan
untuk menurunkan tekanan di dalam mata setelah operasi mata.

Obat Homatropine adalah amina tersier antimuskarinik yang


menghambat respons otot sphincter iris dan otot sili akomodatif dari
stimulasi kolinergik. Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot-otot
di iris (bagian berwarna) pada mata. Relakskan otot-otot ini membantu
membesarkan atau memperlebar pupil.
b. Merek Dagang : Isopto Hematropine, Homatropaire

c. Dosis Homatropin

1. Dosis obat tetes untuk Mydriasis dan cycloplegia untuk refraksi

 Dewasa: Sebagai homatropin hidrobromida 2% atau 5% larutan:


Teteskan 1-2 tetes ke mata yang terkena segera sebelum prosedur,
ulangi setelah 5-10 menit jika perlu.
 Anak: Usia lebih dari 3 bulan Sebagai larutan 2% homatropin
hidrobromida: Teteskan 1 tetes ke mata yang terkena segera sebelum
prosedur, ulangi setelah 10 menit jika perlu.

2. Dosis obat tetes untuk Uveitis

 Dewasa: Sebagai homatropin hidrobromida, solusi 2% atau 5%:


Teteskan 1-2 tetes ke dalam mata yang terkena, 2-3 kali sehari hingga 3-
4 jam sesuai kebutuhan.
 Anak: Usia lebih dari 3 bulan Sebagai larutan 2% homatropin
hidrobromida: Teteskan 1 tetes ke dalam mata yang terkena 2-3
kali sehari.

d. Efek Samping Homatropine

Seperti halnya dalam penggunaan obat Homatropine yang juga memiliki


beberapa efek samping, sebagai berikut:

6
 Efek samping Signifikan: pupil tetap membesar, peningkatan tekanan
okuler; sensitivitas cahaya, hipertermia.

 Gangguan pada mata: rasa menyengat sementara, sensasi terbakar, iritasi,


konjungtivitis folikuler, eksudat, midriasis, hiperemia okular, kongesti
vaskular, penglihatan kabur.

 Gangguan pada gastrointestinal: Mulut kering

 Gangguan pada metabolisme dan nutrisi: Edema.

 Gangguan pada kejiwaan: Mengantuk

 Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan: Dermatitis eksim

Jika setelah menggunakan obat Homatropine terdapat tanda


dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas atau terdapat tanda dan gejala
lain yang menetap dan memburuk, segera datangi dokter atau
layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih
lanjut.

e. Kontraindikasi Homatropine

Sebelum mengonsumsi obat Homatropine, Anda harus memberi tahu


dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami beberapa kondisi dibawah
ini:

 Glaukoma primer

 Glaukoma anterior sudut sempit

4. Benztropine

a. Pengertian Benztropine
Benztropine adalah senyawa peptide yang digunakan untuk
mengurangi suatu reaksi kimia dalam tubuh yang menyebabkan
ketidakteraturan terhadap suatu penyakit seperti Parkinson’s, terapi
obat-obatan, dan penyebab lainnya. 

7
Biasanya Benztropine akan digabungkan dengan obat lain untuk
mengatasi gejala penyakit Parkinson’s. Benztropine juga dapat
digunakan untuk mengurangi efek samping obat Chlorpromazine dan
obat antipsikotik lainnya.

b. Dosis Benztropine

Bentuk sediaan Benztropine adalah tablet oral yang diminum


berdasarkan indikasi dan rekomendasi dari dokter. Dokter biasanya
akan merekomendasikan pengobatan menggunakan Benztropine mulai
dari dosis kecil dan ditingkatkan perlahan sesuai respon anda. 

Penggunaan obat ini harus menggunakan resep dari dokter,


konsultasikan lebih lanjut mengenai dosis dan cara pakai kepada dokter
yang telah memeriksa anda secara langsung sehingga lebih mengetahui
kondisi medis anda. Dosis Per Oral: 0.5-6 mg/hari dalam dosis terbagi.

c. Nama Dagang : Bencogen, Cogentin, Benztropine Mesylate

d. Efek samping Benztropine

Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Benztropine adalah

 Alergi seperti gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah, lidah dan


tenggorokan atau bahkan sampai pingsan. Segera cari bantuan medis
bila anda mengalami keluhan seperti ini.

 Nyeri perut dan keram perut

 Perilaku agresif dan kasar

 Pelupa

 Diare atau konstipasi

 Nyeri saat berkemih

 Gangguan berkemih, berbicara, sampai menelan

 Pusing, dan nyeri kepala

 Peningkatan denyut nadi

8
 Mual dan muntah

 Gangguan penglihatan, seperti penglihatan berbayang dan


lebih sensitif terhadap cahaya.

 Depresi.

Tentunya tidak semua orang akan mengalami efek samping tersebut


diatas, bila anda merasa khawatir dalam penggunaan obat ini ataupun
mengalami salah satu keluhan yang telah disebutkan diatas,
konsultasikan keadaan medis anda kepada tenaga medis atau dokter
terdekat.

e. Kontra Indikasi

Hipersensitivitas pada Benztropine Mesylate adalah sebuah


kontraindikasi. Sebagai tambahan, Benztropine Mesylate tidak boleh
dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
 Hipersensitivitas

5. Biperiden

a. Pengetian Biperiden
Biperiden adalah obat untuk mengatasi penyakit Parkinson dan
kelainan-kelainan yang menyerupai Parkinson. Biperiden digunakan
untuk mengatasi efek samping tertentu (seperti pergerakan tiba-tiba)
yang disebabkan obat-obatan tertentu. Biperiden juga dapat digunakan
untuk kondisi lain sesuai dengan petunjuk dokter.

Biperiden adalah anticholinergic dan bekerja dengan memperbaiki


ketidakseimbangan kimia yang menyebabkan kelainan jenis Parkinson.

b. Merek Dagang : Biperiden, Akineton

c. Dosis Biperiden

1. Dosis Biperiden untuk orang dewasa

9
 Dosis untuk penyakit Parkinson: 2 mg diminum 3-4 kali sehari,
dosis dapat dititrasi hingga maksimum 16 mg per 24 jam

 Dosis untuk reaksi extrapyramidal: Neuroleptic-induced: 2 mg


diminum 1-3 kali sehari

2. Dosis Biperiden untuk anak

Belum ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-anak. Obat ini
bisa saja berbahaya bagi anak-anak. Penting untuk memahami
keamanan obat sebelum digunakan. Konsultasikan pada dokter atau
apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Biperiden tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut:

Akineton, Tablet: 2 mg

d. Efek Samping Biperiden

Efek samping umum meliputi mulut kering, pandangan kabur,


rasa kantuk, euphoria atau disorientasi, retensi urin, pusing saat berdiri,
konstipasi, agitasi, perilaku yang terganggu.

Kasus dari pergerakan choreic umum telah dilaporkan pada pasien


Parkinson saat biperiden ditambahkan pada carbidopa/levodopa.
Penurunan pada rapid eye movement (REM) saat tidur, ditandai dengan
peningkatan latency REM dan penurunan persentasi tidur REM telah
dilaporkan. Biasanya tidak ada perubahan signifikan pada tekanan darah
atau detak jantung pada pasien yang diberikan bentuk parenteral dari
AKINETON (biperiden). Hipotensi transient postural ringan dan
bradycardia dapat terjadi. Efek samping ini dapat diminimalisir atau
dicegah dengan pemberian suntik yang perlahan. Tidak ditemui reaksi
jaringan lokal melalui suntikan intramuscular. Jika iritasi lambung
terjadi setelah pemberian lewat mulut, hal tersebut dapat dicegah
dengan memberikan obat saat atau setelah makan.

Segera cari bantuan medis jika efek samping serius ini muncul:

10
Reaksi alergi serius (ruam, gatal-gatal, kesulitan bernapas, sesak pada
dada, bengkak pada mulut, wajah, bibir atau lidah), kecemasan,
perubahan perilaku, nyeri dada, linglung, disorientasi, rasa senang yang
berlebihan, detak jantung yang cepat, lambat atau tak teratur, muka
memerah, kehilangan koordinasi, kehilangan memori, perubahan mood
atau mental, kejang, kesulitan buang air.

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada
beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu,
konsultasikanlah pada dokter

e. Kontra indikasi : Retensi urine, glaukoma, tersumbatnya saluran cerna.

11
12

Anda mungkin juga menyukai