1.1.2. Fentanil
Indikasi : Suplemen analgetik narkotik pada anastesi regional atau
general.
Dosis : Premed : 100 mcg IM 30-60 menit sebelum operasi. Pasca
operasi 50-100 mcg IM, dapat diulangi dalam 1-2 jam bila
perlu. Analgetik tambahan terhadap anastesi umum, dosis
rendah 2 mcg/kgBB, sedang 2-20 mcg/kgBB, tinggi 20-50
mcg/kgBB. Zat anastesi 50-100 mcg/kgBB. Durogesic :
individual, tergantung kondisi penderita dan harus
dievaluasi secara berkala.
Kontraindikasi : Depresi pernafasan, cedera kepala, alkoholisme, asma
akut, intoleransi, hamil, laktasi, hipersensitif.
Perhatian : Lansia, pasien lemah, disfungsi hati dan ginjal, penyakit
paru, anak < 2 tahun , hipotiroid, hipertrofi prostat dan
syok.
Efek Samping : Depresi nafas, kekakuan otot, hipotensi, bradikardia, mual
dan muntah, menggigil, halusinasi pasca op, pusing.
Interaksi Obat : Neuroleptik, gas halogen, depresi SSP, MAOI,
barbiturate, benzodiazepine, ritonavir.
1
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.1.3. Sufentanil
Indikasi : sebagai tambahan analgesic terhadap N2O/O2 dan sebagai
zat anastesi tunggal untuk pasien yang mendapat ventilasi
buatan atau pemberian secara epidural pada anastesi spinal
Dosis : sampai 8 mcg/kg. Sebagai tambahan analgesic: 0,5-5
mcg/kgbb. Sebagai zat anastesi 8 mcg/kgbb. Penanganan
nyeri pasca operasi:30-50 mcg/kgbb
Efek samping : depresi nafas, kekakuan otot skelet,mual, muntah,
penurunan tekanan darah dan denyut jantung sementara
1.1.4. Hidromorfon
Tab lepas lambat 8 mg dan 16 mg
1.1.5. Morfin
Nama Dagang :
a. *morfin tab
b. *MST continius tab
Indikasi : Nyeri kronik.
Dosis : Pasien tidak pernah pakai opioid, awal 10-15 mg. Nyeri
yang tidak bisa dikontrol dengan opioid yang kurang poten,
awal 20-30 mg/12 jam.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Depresi pernafasan, obstruksi jalan nafas, penyakit hati
akut, ileus paralitik, anak, penggunaan bersama MAOI atau
obat lain yang bekerja pada SSP.
Perhatian : Nyeri pasca op, hamil.
Efek Samping : Hipoventilasi, mual, muntah, konstipasi, konfusi,
halusinasi, euforia.
Interaksi Obat : Obat yang bekerja pada SSP (antidepresan, transkuilizer,
hipnotik sedatif).
1.2.2. Ketoprofen
Nama Dagang :
a. *Protofen supp
b. Protofen tab
c. Pronalges supp
d. Kaltrofen supp
3
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.2.3. Dexketoprofen
Nama dagang : Tofedex®
Indikasi : pengobatan gejala dgn intensitas nyeri yg ringan hingga
sedang seperti nyeri akut musculoskeletal, dismenoria, sakit
gigi, dan nyeri setelah operasi
Dosis : 3x1 tab
1.2.4. Ibuprofen
Nama Dagang :
a. *Ibuprofen tab
b. Proris tab, sir
Indikasi : Nyeri ringan – sedang (sakit gigi, kepala, nyeri otot, post
op, reumatik), demam.
Dosis : Dewasa 3-4x sehari 200 mg. Anak (1-12 th) untuk demam
3-4x sehari 5-10 mg/kgBB.
Aturan Pakai : Berikan sesudah makan.
Kontraindikasi : Tukak peptic, penderita riwayat asma, rhinitis, urtikaria.
Perhatian : Riwayat tukak peptic, gangguan ginjal, gagal jantung,
hipertensi, asma, hamil.
Efek Samping : Mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung,
trombositopenia, gangguan penglihatan.
Interaksi Obat : Warfarin.
4
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.2.5. Metamizol
Indikasi : rasa sakit baik akut atau kronik, misalnya yang
berhubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, luka setelah
operasi, rasa sakit yang berhubungan dengan kejang ringan
pada otot, baik akut atau kronik misalnya kejang pada otot
atau kolik yang mempengaruhi saluran pencernaan, saluran
empedu, ginjal atau saluran urin bawah
Dosis : dewasa dan remaja ≥ 15 tahun: oral: dosis tunggal 1 tab,
dosis maksimal, harian 4x1 tab, inj: dosis tunggal 2-5 ml
(im/iv), dosis harian : sampai dengan 10 ml inj
Efek samping : reaksi anafilaktik/anafilaktoid, reaksi kulit dan mukosa
lain, reaksi hematologi, reaksi hipotensi terisolasi
1.2.7. Paracetamol
Nama Dagang :
1. *Paracetamol tab, inf
2. *Dumin rect
5
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3. Dumin tab
4. Sanmol tab, inf,sir, drop
5. Flutamol inf
6. Paramol inf
Indikasi : Nyeri, demam, sakit gigi, migren.
Dosis : Dewasa 0.5-1 gram 4-6 jam/hari, maksimal 4 gram/hari.
Anak (2 bln) 60 mg untuk demam pasca imunisasi, Anak (˂
3 bln) karena demam pasca imunisasi hanya dengan
nasehat dokter, 10 mg/kgBB bila terkena penyakit kuning.
A (3 bln-1 th) 60-120 mg, (1-5 th) 120-250 mg, (6-12 th) :
240 mg, (2-6 th) : 160 mg, (˂ 2 th) : 80 mg, berikan 4x
sehari. Sirup : 3-4x sehari 1-3 sdt. Coditam : 3-4x sehari 1-
2 tab, maks 8 tab/hari. Primadol : Dewasa 3-4 x sehari 1-2
tab, maks 6 tab/hari, Anak (˂ 7 th) : ½-1 tab 3-4x sehari,
maks 3 tab/hari. Sistenol : Dewasa dan Anak (11 th) : 1 tab,
Anak (6-11 th) : ½-1 tab, Anak (1-5 th) : ¼-1/2 tab.
Diberikan 3x sehari. Dolo-neurobion : 2-3x/hari 1 tab.
Aturan Pakai : Sesudah makan. Primadol : 30 menit sebelum makan.
Kontraindikasi : Feokromositoma, disfungsi ginjal dan hati, asma
bronchial akut, hamil, laktasi.
Perhatian : Alkoholik, gangguan hati dan ginjal, asma, infark
miokard, hipertropi prostat, gangguan usus, syok, penyakit
KV.
Efek Samping : Reaksi hematologi, erupsi kulit, mual, muntah,
hiperglikemi, hipoglikemi, kerusakan ginjal, alergi,
gangguan penglihatan, pusing, konstipasi, hipotensi.
Interaksi Obat : Antikolinergik, alkohol, fenotiazin, depressan SSP,
antikoagulan, kumarin, MAOI, indanedion.
1.2.8. Ketorolac
Nama Dagang :
a. *ketorolac inj 3%
b. Remopain inj 3%
Indikasi : Terapi jangka pendek nyeri post op akut, sedang hingga
berat.
Dosis : Pengobatan jangka pendek untuk nyeri, awal 30-60 mg
secara IM, lalu dapat diberikan dosis 15-30 mg tiap 6 jam
bila perlu. Maksimal 120 mg.hari. nyeri sedang pasca op 30
mg. Nyeri berat pasca op 90 mg lama terapi maksima 5
hari.
Aturan Pakai : Secara IM.
6
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.2.10. Meloksikam
Nama Dagang:
a. *Meloxicam tab 15 mg; 7,5 mg
b. Loximei 15 tab
c. Moxam 7,5 tab
7
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.3. Antipirai
1.3.1. Allopurinol (100 mg, 300mg)
Nama Dagang :
a. *Allopurinol tab
b. Purinic tab
Indikasi : Arthritis gout dan produksi asam urat berlebih.
Dosis : Dewasa awal 100 mg/hari, maksimal 800 mg/hari. Pasien
dengan gangguan fungsi ginjal 100-200 mg/hari. Anak ˂ 6
tahun maksimal 150 mg/hari. 6-10 tahun maksimal 500
mg/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Perhatian : Reaksi alergi, gangguan fungsi ginjal, hiperurisemia
asimtomatis, serangan gout akut, hamil, laktasi.
Efek Samping : Reaksi kulit, gangguan GI, diare.
Interaksi Obat : Azatioprin, merkaptopurin, tiazid, antikoagulan, oral,
siklosforin, teofilin, vidarabin.
1.3.2. Colchicine
Nama Dagang :
a. *Recolfar tab
Indikasi : Arthritis gout akut, profilaksis jangka pendek selama awal
terapi dengan allopurinol dan obat urikosurik.
Dosis : Arthritis gout akut : awal 0.5-1.2 mg diikuti dengan 0.5
mg tiap 2 jam sampai nyeri mereda atau timbul mual,
muntah atau diare. Dosis rata-rata : 4-8 mg. Profilaksis
8
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.3.3. Probenesid
Indikasi : mencegah dan mengurangi kerusakan sendi dan
pembentukan tofi pada penyakit pirai, hiperurisemia
sekunder
Dosis : dewasa: 2x250 mg/hari selama 1 minggu berturut-turut,
delanjutkan 2x500 mg/hari
Efek samping : sakit kepala, gangguan saluran cerna, reaksi hipersensiti
Perhatian : hati-hati terhadap penderita tukak lambung , jangan
diberikan pada penderita dgn pengendapan asam urat pada
ginjal atau penderita diskrasia darah
1.4.2. Gabapentin
Nama Dagang :
a. *Alpentin tab
Indikasi : Terapi tambahan untuk kejang parsial dengan atau tanpa
generalisasi sekunder.
9
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
1.4.3. Pregabalin
Nama Dagang :
a. Provelyn 75
b. Leptica tab
Indikasi : Nyeri neuropati perifer, terapi kejang parsial dengan atau
tanpa generalisasi sekunder, gangguan ansietas
generalisata.
Dosis : Gangguan ansietas generalisata : 150-600 mg/hari terbagi
dalam 2-3 dosis. Nyeri neuropatik : awal 75 mg 2x sehari,
dapat ditingkatkan sampai 150 mg 2x sehari (3-7 hari),
maksimal 300 mg 2x sehari setelah 1 minggu. Epilepsi :
awal 75 mg 2x sehari, dapat ditingkatkan sampai 150 mg
2x sehari setelah 1 minggu, maksimal 300 mg 2x sehari
sesudah penambahan waktu.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Laktasi.
Perhatian : Pasien intoleransi galaktosa herediter, defisiensi lactase
atau malabdorbsi glukosa-galaktosa, gangguan ginjal,
diabetes, hamil, lansia, anak 12-17 th.
Efek Samping : Pusing, somnolen, peningkatan nafsu makan, bingung,
emosi, labil, impotensi, iritabilitas, gangguan penglihatan
dan vertigo.
Interaksi Obat : Oksikodon, etanol, lorazepam.
1.4.4. Carbamazepin
Nama Dagang :
a. *Carbamazepin tab
b. Bamgetol tab
10
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2. Anastetik
2.1. Anastetik Lokal
2.1.1. Bupivacain (0,5%)
Nama Dagang :
a. *Bupivacain inj
Indikasi : Anastesi spinal.
Dosis : D : sesuai bobot pasien dan tindakan bedah.
Kontraindikasi : Anastesi regional IV, penyakit SSP akut, septicemia, syok
kardiogenik, hipovolemik, gangguan koagulasi.
Perhatian : Hipovolemia, penyakit jantung koroner atau KV,
gangguan neurologis kronis, mengganggu kemampuan
mengemudi, hamil.
Efek Samping : Hipotensi, bradikardi, sakit kepala, depresi KV, depresi
pernafasan, komplikasi neurologis.
Interaksi Obat : Anastesi lokal lain, obat antiaritmia.
11
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2.1.3. Lidocain
Nama Dagang :
a. *Xylocain jelly, spray
b. *Pehacain (+adrenalin)
c. *Lidocain inj2%
Indikasi : Anastesi lokal.
Dosis : 1 ampul.
Aturan Pakai : IM atau SC.
Kontraindikasi : Inflamasi lokal, sepsis, septicemia, tirotoksikosis,
ekstermitas, hipersensitif terhadap anastesi tipe amida.
Perhatian : Hipertensi berat, penyakit arteriosklerotik, insufisiensi
KV, blok jantung.
Efek Samping : Kecemasan, pusing, penglihatan kabur, sedasi, tinnitus,
gangguan GI.
Interaksi Obat : Potensiasi dengan aritmia, adrenalin menekan respon
antidepresan trisiklik, penghambat saraf adrenergic &
resiko aritmia jantung meningkat.
2.1.4. Ropivacain
Indikasi : anastesi pembedahan (blockade epidural untuk
pembedahan,diantaranya pembedahan Caesar,blockade
saraf perifer, dan anastesi infiltrasi) penatalaksanaan nyeri
akut
Dosis : disesuaikan dengan status kesehatan pasien dan prosedur
alami. Epidural lumbal: pembedahan, 15-25 ml dari larutan
7,5mg/ml
Pembedahan cesar: 15-20 ml dari 7,5 mg/ml larutan dari
dosis total (dosis total maksimum 150 mg)
Epidural torak (untuk blockade nyeri pasca bedah): sampai
dengan 30 ml dari larutan 7,5mg/ ml
12
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2.2.2. Propofol
Nama Dagang :
a. *Fresofol
Indikasi : Induksi & pemeliharaan anastesi umum, sedasi selama
perawatan intensif.
Dosis : Induksi anastesi umum : D < 55 th, awal 40 mg IV bolus
perlahan dengan interval 10 detik, dosis normal 2-2.5
mg/kgBB. D > 55 th 1-1.5 mg/kgBB. A > 8 th, 2.5
mg/kgBB IV bolus secara perlahan.
Perhatian : Insufisiensi jantung, pernafasan, ginjal, hati, pasien
hipovolemik, epilepsi, hamil, laktasi.
Efek Samping : Hipotensi, apneu, epilepsi, kejang, edema pulmonal, sakit
kepala, mual, muntah.
Interaksi Obat : Opiat menimbulkan depresi pernafasan.
2.2.3. Sevofluran
Nama Dagang :
a. *Soujorn inj
Indikasi : Untuk induksi dan pemeliharaan anastesi.
Dosis : Induksi nafas tunggal : 8 %, pemeliharaan 0.5-3 % dengan
atau tanpa digunakan bersama nitrogen oksida.
Kontraindikasi : Diduga atau diketahui memiliki kerentanan genetik
terhadap hipertermia malignan.
Perhatian : Penyakit arteri koroner, kerusakan ginjal & hati,
peningkatan TIK, laktasi.
Efek Samping : Depresi kardio-respirasi yang tergantung pada dosis obat,
mual, muntah, hipotensi.
Interaksi Obat : Menimbulkan potensiasi kerja dari obat relaksan otot non
depolarisasi.
13
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2.2.4. Isofluran
Nama Dagang :
a. *Terrel inj
Indikasi : Anastesi inhalasi umum.
Dosis : Induksi anastesi : konsentrasi awal 0.5 %. Anastesi
bedah : 1.3-3 % selama 7-10 menit. Mempertahankan
anastesi selama pembedahan : 1-2.5 % dengan pemberian
simultan N2O & O2.
Kontraindikasi : Riwayat hipertermia maligna, disfungsi hati, ikterik,
demam yang tak dapat dijelaskan, lekositosis, eosinofilia.
Perhatian : Monitor pernafasan secara ketat, miastenia gravis, hamil,
laktasi, hipotensi.
Efek Samping : Hipotensi arterial, peningkatan denyut jantung, depresi
nafas, gangguan fungsi hati, ikterus & kerusakan hati,
mual, muntah, menggigil, ruam.
Interaksi Obat : MAOI non selektif, alfa & beta simpatomimetik,
menghambat kerja beta blocker, meningkatkan efek
hepatotoksik dari INH, analgesik morfin, antagonis
kalsium, obat pelemah otot.
2.2.5. Halotan
Indikasi : anastesi inhalasi umum
Dosis : dosis individual
Interaksi obat : aritmia jantung dengan adrenalin. Potensi menghambat
neuromuskuler dengan galamin dan d-tubokurarin
2.2.6. Ketamin
Indikasi : anastetik tunggal untuk prosedur operasi dan diagnostic ;
induksi anastetik sebelum digunakan anastetik umum
lainnya ; sebagai tambahan pada pemberian anastetik
berpotensi rendah
Dosis : pemakaian untuk bolus inj; induksi : iv: dosis awal 1-4,5
mg. pemberian secara perlahan-lahan,IM: dosis permulaan
6,5-10 mg
Efek samping : depresi pernafasan, hipotensi, bradikardi, aritmia dan
psikologis
2.2.7. Thiopental
Indikasi : induksi anastesi sebelum pemberian obat anastesi lain,
sebagai tambahan terhadap anastesi regional,menghasilkan
efek hipnotik selama anastesi bersama dengan obat
analgesic atau relaksasi otot, mengendalikan kondisi kejang
14
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
15
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2.3.2. Diazepam
Nama Dagang :
a. *Diazepam tab , inj
b. Valisanbe tab
c. *Stesolid rect 5 mg, 10 mg
Indikasi : Neurotik, psikosomotik, reumatik, status epileptkus.
Dosis : Dewasa 2-5 mg, Anak (6-14 th) 2-4 mg, (˂ 6 th) 1-2 mg,
diberikan 3 x sehari. Ampul 5-10 mg IM/IV.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Psikosis berat, glaucoma sudut akut sempit, bayi
premature, asma akut, miastenia gravis, hamil trimester I.
Perhatian : Epilepsi, gangguan KV, hatu dan ginjal, insufisiensi
pernafasan, hamil, laktasi, neonatesm lansia.
Efek Samping : Retensi urin, depresi pernafasan, hipotensi, tremor,
vertigo, konstipasi, gangguan mental, ngantuk, amnesia,
ketergantungan, penglihatan kabur.
Interaksi Obat : Asam valproat, penyekat beta, simetidin, alkohol,
depresan SSP.
2.3.3. Midazolam
Nama Dagang:
a. *Dormicum inj
Indikasi : Premedikasi sebelum induksi anastesi, zat induksi pada
anastesi umum.
16
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3.1.3. Epinefrin/adrenalin
Indikasi : henti jantung (untuk resusitasi jantung-paru).
Dosis : epinefrin 1:10.000 (1 mg/10 mL) dalam dosis 10 mL
secara injeksi intravena sentral.
Perhatian : penyakit jantung, diabetes melitus, hipotiroidisme,
hipertensi, aritmia, penyakit serebrovaskuler.
Efek Samping : ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas
dingin; pada dosis berlebih aritmia, pendarahan otak,
edema paru, mual, muntah, berkeringat, letih, hipoglisemia.
3.1.4. Cetirizin
Nama Dagang :
a. *Cetirizin kap
b. Cetaler tab
c. Ozen tab, syr
d. Ritez tab
Indikasi : Rhinitis alergi menahun, rhinitis alergi musiman, &
urtikaria idiopatik kronik.
Dosis : D & A (> 12 thn) : 1 tab 1x /hari. Penderita ggn ginjal : ½
tab 1x /hari. Tetes : D & A (≥ 12 THN) : 1 ml 1x /hari. A
(6-12 thn) 1 ml/hari. (2-6 thn) : 0.5 ml/hari. Diberikan
tunggal atau terbagi dalam 2 dosis. Sirup : D & A (> 12
thn) : 10 mg 1x /hari.
Aturan Pakai : Bersama makanan.
Kontraindikasi : Laktasi, riwayat hipersensitif terhadap cetirizine.
Perhatian : Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau
menjalankan mesin. Hamil & laktasi. Penderita epilepy.
Efek Samping : Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering,
gangguan GI, reaksi pada kulit.
Interaksi Obat : Alkohol.
3.1.6. Loratadin
Indikasi : Rhinitis alergi, urtikaria kronik, & penyakit alergi lain
pada kulit.
Dosis : D, lansia, A ( > 12 thn) : 10 mg 1x/hr. A (2-12 thn dengan
BB > 30 kg) : 10 mg 1x /hr, (BB < 30 kg) 5 mg 1X /HR.
Ggn fungsi hati berat awal 5 atau 10 g/hr. Sirup : D & A (>
12 thn) : 10 ml 1x /hr, (BB < 30 KG) : 5 ml 1x /hr.
Aturan Pakai : Diberikan bersama makanan.
Kontraindikasi : Anak < 2 th, bayi premature, asma akut.
Perhatian : Ggn hati berat. Hamil & laktasi.
Efek Samping : Lelah, sakit kepala, somnolen, mulut kering, ggn
pencernaan, nausea, gastritis, ruam, nyeri, sedasi.
Interaksi Obat : Ketokonazol, simetidine, eritromisin.
4.1.2. Efedrin
Indikasi : asma, bronchitis, emfisema
Dosis : 0,5-1 ml SK
4.1.8. Neostigmin
Nama dagang :
a. *Neostigmin inj
Indikasi : lihat dosis
Dosis : miastenia gravis: 1 ml larutan 0,05% (0,5 mg) suntikan
SK/IM, kemudian dosis harus didasarkan respon individu.
Pencegahan dan pengobatan distensi setelah operasi dan
retensi kemih : 0,5 ml larutan 0,05% (0,25 mg) suntikan
SK/IM segera setelah operasi,ulang tiap 4-6 jam untuk 2
atau 3 hari. Pengobatan distensi pasca operasi: 1 ml larutan
0,05% (0,5mg) suntikan SK/IM, jika perlu. Pengobatan
retensi kemih : 1 ml larutan 0,05% (0,5 mg) suntikan
SK/IM; jika urinasi tidak terjadi dalam 1 jam pasien harus
dikateter;setelah kandung kemih kosong, lanjutkan suntikan
0,5 mg tiap 3 jam untuk paling tidak 5 suntikan.
Pembalikan efek zat blok neuromuskulus non depolarisasi :
dosis lazim 0,5-2 mg prostigmin suntikan IV perlahan-
lahan, ulangi jika perlu
Kontraindikasi : hipersensitiv, pasien peka bromide, peritonitis atau
penyakit tumbatan mekanik sal cerna atau saluran kemih
Perhatian : Miastenia gravis, gangguan keseimbangan elektrolit,
penyakit KV berat, penyakit neuromuskuler lainnya.
Efek Samping : Sensasi panas dan kemerahan pada kulit, hipotensi
sementara.
Interaksi Obat : Relaksan otot, anastesi inhalasi, aminoglikosida,
antibiotik polipeptida, litium, garam Mg, prokainamid,
kuinidin, antiaritmia, diuretik.
4.2. Umum
4.2.1. Karbon aktif
Indikasi : diare, kembung
Efek samping : muntah, konstipasi, feses hitam
Interaksi obat : antidotum oral spesifik.menurunkan kerja obat
ipecacuanha dan emetic lain.
4.2.2. Magnesium sulfat
Indikasi : Hipomagnesemia, kejang pada pre-eklamsia atau
eklamsia, aritmia, pencahar.
21
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Dosis : Individu.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Gangguan fungsi ginjal.
Efek Samping : Gangguan neuromuscular, diare, hipotensi.
Interaksi Obat : Alkohol, penghambat kanal Ca, cacitriol, kuinolon,
tetrasiklin.
5. Antiepilepsi- antikonvulsi
5.1. Diazepam
Nama Dagang :
a. *Diazepam tab , inj
b. Valisanbe tab
c. *Stesolid rect 5 mg, 10 mg
Indikasi : Neurotik, psikosomotik, reumatik, status epileptkus.
Dosis : Dewasa 2-5 mg, Anak (6-14 th) 2-4 mg, (˂ 6 th) 1-2 mg,
diberikan 3 x sehari. Ampul 5-10 mg IM/IV.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Psikosis berat, glaucoma sudut akut sempit, bayi
premature, asma akut, miastenia gravis, hamil trimester I.
Perhatian : Epilepsi, gangguan KV, hatu dan ginjal, insufisiensi
pernafasan, hamil, laktasi, neonatesm lansia.
Efek Samping : Retensi urin, depresi pernafasan, hipotensi, tremor,
vertigo, konstipasi, gangguan mental, ngantuk, amnesia,
ketergantungan, penglihatan kabur.
Interaksi Obat : Asam valproat, penyekat beta, simetidin, alkohol,
depresan SSP.
5.2. Fenitoin
Nama Dagang :
a. *Fenitoin kap , inj
b. Kutoin
Indikasi : Mengontrol serangan epilepsy grand mal dan psikomotor.
Dosis : Dewasa 1 kapsul 3x sehari, pemeliharaan 3-4 kapsul/hari,
Anak Awal 5 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis terbagi.
Maksimal 300 mg/hari. Pemeliharaan 4-8 mg/kgBB/hari.
Injeksi : 150-250 mg IV perlahan diikuti 100-150 mg jika
perlu.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Pemberian IV pada sinus bradikardi.
Perhatian : Penghentian terapi tiba-tiba, gangguan fungsi hati,
diskradia darah, hamil.
22
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
5.3. Fenobarbital
Nama Dagang:
a. *Fenobarbital inj, tab
b. Sibital inj, tab
Indikasi : Antikonvulsan, hipnotik-sedativ.
Dosis : Tab : Dewasa 1-3x sehari 1 tablet. Injeksi : Antikonvulsan
: Dewasa 100-125 mg IV, maksimal 600 mg/hari, Anak dan
Bayi : 15-20 mg/kgBB IV dengan kecepatan 1-2
mg/kgBB/menit. Sedatif : Dewasa 30-120 mg/hari IM/IV
dalam 2-3 dosis terbagi. Pra Op : Dewasa 120-200 mg IM
6-9 menit sebelum operasi, Anak 1-3 mg/kgBB IM/IV 6-9
menit sebelum operasi. Insomnia : Dewasa 100-325 IM/IV.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Penyakit hati, ginjal, asma, emfisema, anemia berat,
parkinson, depresi pernafasan, hamil, laktasi.
Perhatian : Depresi mental, gangguan fungsi hati, ginjal atau
pernafasan, depresi pernafasan, mengganggu kemampuan
mengemudi kendaraan.
Efek Samping : Vertigo, ngantuk, hilang kesadaran, gelisah, kebingungan,
pusing, ataksia, depresi, agitasi, ruam kulit.
Interaksi Obat : Asam valproat, MAOI, kortikosteroid, antikoagulan,
griseofulvin, doksisiklin, estradiol, estrogen progesteron.
5.4. Karbamazepin
Nama Dagang :
c. *Carbamazepin tab
d. Bamgetol tab
Indikasi : Epilepsi, manic depresi, neuralgia trigeminal, neuralgia
glosofaringeal.
Dosis : Dewasa awal 400 mg/hari, dosis lazim 400-600 mg/hari,
maksimal 1.6 gram/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Blokade AV, depresi sumsum tulang, penggunaan
bersama dengan MAOI.
23
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
5.5. Klonazepam
Nama dagang :
a. *Riklona tab 2 mg
Indikasi : obat tunggal atau tambahan pada sindrom “lennox gastaut
“ serangan miklonik dan akinetik, epilepsy, petit mal, grand
mal
Dosis : dosis awal : ,10 th (BB sampai 30 kg) : 0,01-0,03
mg/kgbb/hr. > 10 th
Efek samping : mengantuk, letih, pusing, kepala terasa ringan dan ataksia.
Depresi pernafasan dapat terjadi terutama bila klonazepam
diberikan secara iv. Menyebabkan peningkatan produksi air
liur dan sekresi bronkus. Gejala “withdrawal” dapat terjadi
setelah penggunaan jangkapanjang.
5.6. Lamotrigin
Indikasi : monoterapi dan terapi tambahan epilepsy
Dosis : dws; monoterapi, dosis awal sehari 1x25 mg selama 2
minggu; diikuti sehari 1x50 mg selama 2 minggu; dosis
pemeliharaan sehari 100-200 mg. add- on terapi :tanpa
valproat, dosis awal sehari 1x50 mg selama 2 minggu,
diikuti sehari 1x100 mg. dosis pemeliharaan : sehari 1x100-
200 mg. anak 2-12 th: add-on terapi, tanpa valproat, dosis
awal 2 mg /kgbb/hari selama 2 minggu diikuti 5
mg/kgbb/hari selama 2 minggu, dosis pemeliharaan 5-15
mg/kgbb selama 2 minggu diikuti sehari 0,5 mg/kgbb
selama 2 minggu, dosis pemeliharaan; sehari 1-5 mg/kgbb.
5.7. Levetirasetam
Indikasi : terapi penunjang utk parsial onset dari bangkitan dgn atau
tanpa generalisasi sekunder pada pasien epilepsy
Dosis : dws dan anak >16 thn: awal; sehari 2x500 mg,
ditingkatkan sampai dengan sehari 2x1500 mg. perubahan
dosis dibuat berupa peningkatan atau penurunan sebesar
sehari 2x500 mg setiap 2-4 minggu
24
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
5.9. Topiramat
Indikasi : monoterapi pada pasien yg baru didiagnosa epilepsy atau
sebagai konversi ke monoterapi pada pasien epilepsy.
Terapi tambahan utk dewasa dan anak >2 thn dg onset
kejang parsial atau epilepsy primer. Terapi tambahan utk
dws dan anak dg kejang yg berhubungan dgn sindroma
lennox gastaut.
Dosis : monoterapi ; dws; awal sehari 25 mg diberikan pada
malam hari selama 1 minggu. Dosis dapat ditingkatkan
pada interval 1-2 minggu sebesar sehari 25-50 mg
diberikan dalam 2 dosis terbagi; dosis awal yg dianjurkan:
sehari 100 mg; dosis harian anjuran maks; 500 mg; anak>2
thn : awal 0,5-1 mg/kgbb tiap malam selama 1 minggu,
ditingkatkan pada interval 1-2 minggu dgn penambahan
0,5-1 mg/kgbb/hari diberikan dlm 2 dosis terbagi ; dosis
awal yang dianjurkan : 3 mg/kgbb/hari; anak yg baru saja
didiagnosa mengalami onset kejang parsial: diberikan dosis
sampai dgn sehari 500 mg; terapi tambahan: dws;awal 25-
50 mg tiap malam selama 1 minggu. Dosis ditingkatkan
sampai dgn sehari 100 mg dgn interval 1-2 minggu,
diberikan dalam 2 dosis terbagi; anak > 2thn: awal 25 mg
diberikan tiap malam selama 1 minggu pertama. Dosis
ditingkatkan sebesar 1-3 mg/kgbb/hari dlm 2 dosis terbagi
dgn interval 1-2 minggu. Dosis lazim 5-8 mg/kgbb/hari
diberikan dalam 2 dosis terbagi.
a. *Depaken sir
b. *Depakote tab
Indikasi : Terapi tambahan pada kejang petit mal sederhana dan
kompleks. Juga kejang multiple.
Dosis : Awal 15 mg/kgBB/hari, ditingkatkan dengan interval 1
minggu. 5-10 mg/kgBB/hari, maksimal 60 mg/kgBB/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Gangguan fungsi dan penyakit hati.
Perhatian : Riwayat penyakit hati, pasien yang mendapat
antikonvulsan, anak dengan kelainan metabolic congenital
yang menyertai retardasi mental, penyakit otak organic,
hamil, anak ˂ 2 th.
Efek Samping : Pendarahan, memar, hiperammonemia, mual, muntah,
peningkatan nafsu makan, trombositopenia, anemia,
penekanan sumsum tulang belakang, pancreatitis, iritasi GI.
Interaksi Obat : Antiepilepsi, obat depressan SSP, aspirin, barbiturate,
warfarin, dikumarol.
6. Antiinfeksi
6.1. Antelmintik
6.1.1. Antelmintik intestinal
6.1.1.1. Albendazol
Nama Dagang :
a. *Albendazol tab
Indikasi : Infeksi cacing : Ascaris lumbricoides. Trichuris trichiura.
Necator americanus. Ancylostoma duodenale. Enterobius
vermicularis. Strongyloides stercolaris. Taenia sp.
Dosis : D & A (> 2 th) : 1 tablet atau 1-2 sdt diberikan 1x sehari.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Perhatian : Anak < 2 tahun.
Efek Samping : Gangguan GI.
6.1.1.2. Mebendazol
Indikasi : trikuriasis, askariasis, oxyuriasis, ankilostomiasis
Dosis : 1 tab sebagai dosis tunggal
Efek samping : gangguan saluran cerna
26
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.1.1.4. Prazikuantel
Indikasi : skistosomiasis
Dosis : 40 mg/kgbb dalam 2 dosis terbagi dengan interval 4-6 jam
dalam satu hari
6.1.2. Antifilaria
6.1.2.1. Dietilkarbamazin
6.1.3. Antisistosoma
6.1.3.1. Prazikuantel
Indikasi : skistosomiasis
Dosis : 40 mg/kgbb dalam 2 dosis terbagi dengan interval 4-6 jam
dalam satu hari
6.2. Antibakteri
6.2.1. Beta laktam
6.2.1.1. Amoksisilin
Nama Dagang :
a. *Amoxicillin tab
b. Amoxan sir, tab , drop
c. Amobiotik sir, tab , drop
27
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Indikasi : Infeksi sal. Nafas atas dan bwah, infeksi sal. Cerna,
saluran urogenital, ISK, vaginitis gonokokal, meningitis,
infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi tulang & sendi.
Dosis : Kaps/sirup : D & A (˃ 20 Kg) : 250-500 mg tiap 8 jam. A
(˃ 8 Kg) 125-250 mg tiap 8 jam. Drop : Semua indikasi
kecuali ISNB (˂ 6 bln atau 6-8 kg) : 0.5-1 ml, (˂ 6 kg) :
0.25-0.5 ml. Infeksi saluran nafas bawah (ISNB) : (6-8 kg)
1-1.5 ml, (˂ 6 kg) 0.5-1 ml, diberikan tiap 8 jam. Injeksi :
D : IM 250-500 mg tiap 8 jam, IV/Infuse : 0.5-1 g tiap 6
jam, A : IM 35-100 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi, IV :
s/d 100 mg/kgBB/hari tiap 6 jam selama 30 menit. Dosis
lazim : 30-50 g/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi.
Amoxicillin + asam klavulanat : Tab : D & A (˃ 12 th) : 1
tab. Sirup : A (7-12 th) : 2 sdt, (2-7 th) : 1 sdt, (9 bln-2
thn) : ½ sdt. Sirup forte : A (7-12 th) : 1 sdt, (2-7 th) : ½
sdt. Diberikan 3x sehari. Injeksi : D & A (˃ 12 th) : 1 g tiap
6-8 jam, A (3 bln-12 th) : 25 mg/kgBB tiap 6-8 jam, (0-3
bln) : 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam.
Aturan Pakai : Bersama Makan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin. Bayi yang baru lahir dari
ibu yang sensitif penisilin.
Perhatian : Syok anafilaksis, hamil, monitor fungsi ginjal, hati &
hemapoetik secara berkala pada penggunaan jangka lama,
hamil, laktasi, superinfeksi.
Efek Samping : Gangguan GI, reaksi hipersensitif, reaksi anafilaktoid,
reaksi hematologic.
Interaksi Obat : Probenecid akan memperpanjang waktu paruh penisilin,
allopurinol akan meningkatkan insiden ruam kulit,
mengurangi efektivitas kontrasepsi oral, antikoagulan,
aminoglikosida.
6.2.1.2. Ampisilin
Nama Dagang :
a. *Ampicilin inj
b. Sampicilin inj
Indikasi : Infeksi gram (+ & -), ISP atas dan bawah, genitourinarius,
saluran cerna, GO, septicemia, pneumonia, ISK, infeksi
kulit & jaringan lunak, tulang dan sendi.
Dosis : D & A (> 20 kg) : 250-500 mg 4x sehari, (< 20 kg) : 50-
100 mg/kgBB/hari tiap 6 jam. Infeksi berat GO : 3.5 gram
ampisilin + 1 g probenesid dosis tunggal. Injeksi : D : IM
1-2 g/hr dalam 1-2 dosis terbagi, infuse IV D : 2-4 g/hr
28
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
29
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Dosis : dws; 4 g tiap 12 jam dalam dosis terbagi, anak; tiap 6-12
jam, neonatus ; usia minggu pertama tiap 12 jam;
maksimal80 mg/kgbb/hari
6.2.1.7. Cefadroksil
Nama Dagang :
a. *Cefadroxil kap, sir
b. Alxil kap
c. Cefat kap
d. Renasistin drop
Indikasi : infeksi gram positif dan gram negayif, profilaksis bedah.
Dosis : D & A : BB ˃ 10 kg 0.5-1 gram 2x/hari. Infeksi jaringan
lunak kulit ISK tanpa komplikasi 1 gram/hari, anak ˂ 1 th
24 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. ˃ 6th 250 mg
2x/hari, ˃ 6 th 500 mg 2x/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap sefalosforin, porfiria.
Perhatian : Alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, hamil,
menyusui.
Efek Samping : Diare dan colitis, mual dan muntah, sakit kepala, reaksi
alergi berupa ruam kulit.
Interaksi Obat : alkohol, antasid dan adsorben antikoagulan dan
urikosurika.
6.2.1.8. Cefaleksin
Indikasi : infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan lunak
saluran urogenital, septicemia, dan profilaksis
Dosis : sehari 1-2 kap tiap 4-6 jam ; anak: 25-50 mg/kgbb/hari
dalam 4 dosis terbagi
6.2.1.9. Cefazolin
30
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.1.10. Cefepim
Nama Dagang :
a. *Cefepim inj
Indikasi : infeksi saluran nafas bawah, kulit dan struktur kulit, ISK
atas dan bawah kamplikata.
Dosis : ISK 500 mg – 1 gram, IV/IM tiap 12 jam. Infeksi berat 2
gram IV tiap 8 jam. A : anak denngan berat badan sampai
40 kg, dosis 50 mg/kgBB tiap 12 jam dan 8 jam untuk
pasien neutropenik febril.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap sefalosforin, penisilin, atau
antibiotik β-laktam.
Perhatian : gangguan ginjal monitor fungsi ginjal jika pemakaian
bersamaan dengan nefrotoksik.
Efek Samping : Ggn GI hipersensitif moniliasis oral sakit kepala, demam,
eritmeia.
6.2.1.11. Cefixim
Nama Dagang :
a. *Cefixime kap
b. Fixipar 100mg kap
c. CFX 100 mg kap
d. Sporetic 100 mg kap
e. Tocef 100 mg kap
f. Fixacef 200 kap
g. Fixipar sir
Indikasi : ISK tanpa komplikasi, infeksi sal nafas atas seperti otitis
media, faringitis dan tonsilitis. Infeksi sal nafas bawah
seperti bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut.
Dosis : D & A : ˃ 30 kg atau ˃ 12 th 50-100 mg 2x/hr, dapat
ditingkatkan s/d 200 mg 2x/hr. Anak ˂ 30 kg 1.5 – 3
mg/kgBB/hr dalam dosis terbagi, 2x/hr. Infeksi berat dosis
dapat ditingkatkan s/d 6 mg/kgBB/hr dl dosis terbagi 2x/hr.
Bayi ˃ 6 bulan 8 mg/kgBB/hari atau dosis tunggal atau
dibagi 2 dosis. Dosis maksimal 400 mg/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap sefalosforin.
Perhatian : Hipersensitif terhadap penisilin, anak ˂ 6 th, laktasi,
hamil dan lansia.
Efek Samping : Syok, hipersensitif, ggn hematologi, ggn GI, defisiensi vit
K.
31
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.1.12. Cefoperazon
Nama Dagang :
a. *Cefoperazon inj
b. Cefofar inj
Indikasi : Pengobatan sal nafas atas dan bawah, ISK, peritonitis,
infeksi kulit dan jaringan lunak, kolesistitis, kolangitis,
infeksi tulaang, sendi, intra abdomen, septicemia,
meningitis, endometritis, GO.
Dosis : D: 2-4 g/hr tiap 12 jam, 8-12 g/hr pada infeksi berat. Maks
16 g/hr. Uretritis GO tak terkomplikasi : 500 mg IM dosis
tunggal. Ferotam/sbactam : D: 2-4 g/hr dibagi dalam 2
dosis terbagi tiap 12 jam, maksimal 8g/hr pada infeksi
berat. A : 40-80 mg/kgBB/hr tiap 6-12 jam. Dosis dapat
ditingkatkan ad 160 mg/kgBB/hr pada infeksi berat atau
refrakter.
Kontraindikasi : Diketahui alergi penicilin atau sefalosforin.
Perhatian : Disfungsi hati dan gangguan ginjal, alkoholisme,
pertumbuhan berlebih MO yang tidak peka, obstruksi
saluran empedu.
Efek Samping : Diare, mual, muntah, urtikaria, demam akibat obat, reaksi
local pada tempat injeksi, reaksi hematologic.
Interaksi Obat : Alkohol.
6.2.1.13. Cefotaxim
Nama Dagang :
a. *Cefotaxim inj
b. Tirdicef inj
c. Taxegram inj
Indikasi : Infeksi saluran nafas, telinga dan saluran kemih,
ginekologi, kulit, tulang dan rawan sendi, sal. Pencernaan
dan susunan saraf pusat, bakterimia dan septikimia.
Dosis : D & A ˃ 12 th secara IM, bolus IV, infus 1 g tiap 12 jam.
Maks : 12 g 3-4x/hr. GO tanpa komplikasi 1 g IM dosis
tunggal. Profilaksis menjelang op 1-2 g diberikan 30-60
menit sebelum op. Pada infeksi berat, dosis dapat
ditingkatkan s/d 150-200 mg/kgBB/hr. Bayi premature dan
baru lahir 50 mg/kgBB/hr terbagi 2 dosis.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap sefalosforin/antibiotik β-lakctam
lainnya.
Perhatian : Hipersensitif terhadap penisilin, hamil.
Efek Samping : Trombositopenia, eosinofilia, leukopenia, reaksi
hipersensitivitas, ggn GI, syok anafilaksis (jarang).
32
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.1.14. Cefpirom
Indikasi : infeksi saluran nafas bagian bawah, komplikasi ISK atas
dan ISK bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi
pada pasien neutropenik (kecuali yg disebabkan oleh
pseudomonas aeruginosa), pasien dg gangguan system
imun, septicemia, infeksi berat pada pasien yang
mengalami kegawatan medis.
Dosis : infeksi campuran saluran kemih atas dan bawah ,infeksi
kulit dan jaringan lunak : 1 g IV/im tiap 12 jam. Infeksi
saluran nafas bawah : 1 atau 2 g tiap 12 jam. Septicemia,
infeksi pada pasien neutropenik dan gangguan system
imun, infeksi yg parah dan pasien gawat darurat
6.2.1.16. Ceftazidim
Nama Dagang :
a. *Ceftazidim inj
b. Zibac inj
c. Zitadim inj
Indikasi : Infeksi berat disebabkan bakteri yang sensitive, seperti
ISPA bag. Bawah (pneumonia & ISK) dan infeksi saluran
cerna.
33
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.1.17. Ceftriaxon
Nama Dagang :
a. *Ceftriaxon inj
b. Broadced inj
c. Ecotrixon inj
d. Taxef inj
e. Terfacef inj
f. Trixon inj
Indikasi : Infeksi berat & keadaan th Gr+ & Gr -, infeksi saluran
nafas, ISK, GO, septikemia, infeksi tulang & sendi, infeksi
intraabdominal, infeksi kulit, profilaksis peri-op.
Dosis : D: pemberian secara injeksi IM dalam bolus IV atau
infuse 1 gr/hr dalam dosis tunggal. Pada infeksi berat : 2-4
g/hr dosis tunggal, dosis lebih dari 1 gr harus diberikan
lebih pada dua tempat atau lebih.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas th sefalosporin.
Perhatian : Sensitif thd penisilin, hamil & laktasi.
Efek Samping : Mual, muntah, diare, sakit kepala, reaksi kulit,
trombositosis, anemia hemolitik, peningkatan sementara
SGOT/SGPT & BUN. Jarang terjadi inflamasi pada tempat
injeksi.
Interaksi Obat : Obat yang bersifat nefrotoksik.
6.2.1.18. Cefuroxim
Nama Dagang :
a. *Sharox 750 mg inj
Indikasi : Profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap H.
Influenza dan N gonorrhoe.
Dosis : ISK 125 mg 2x sehari, ISPA 250 mg 2x sehari, anak
diatas 3 bulan : 125 mg 2x sehari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap sefalosporin, profiria.
34
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2. Tetrasiklin
Nama Dagang :
a. *Tetrasiklin kap
Indikasi : eksaserbasi bronkitis kronis, bruselosis klamidia,
mikoplasma dan riketsia, efusi pleura karena keganasan
atau sirosis, akne vulgaris.
Dosis : oral: 250 mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat
ditingkatkan sampai 500 mg tiap 6-8 jam.Sifilis primer,
sekunder dan laten: 500 mg tiap 6-8 jam selama 15
hari.Uretritis non gonokokus: 500 mg tiap 6 jam selama 7-
14 hari (21 hari bila pengobatan pertama gagal atau bila
kambuh).
Perhatian : gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara
intravena), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3),
kadang-kadang menimbulkan fotosensitivitas.
Efek Samping : mual, muntah, diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit
kepala dan gangguan penglihatan dapat merupakan
35
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.2.2. Kloramfenikol
1. Kloramfenikol
Nama Dagang :
a. *Colsancetin inj
Indikasi : Demam tifoid & paratifoid, infeksi berat disebabkan oleh
salmonella sp, H. Influenza, riketsia.
Dosis : D : 1-2 g/hari terbagi dalam 4 dosis. A : ½-1 sdt tiap 6-8
jam. Injeksi : D, A & bayi (> 2 mgg): 50 mg/kgBB/hr
dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam.
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 sesudah makan
Kontraindikasi : Gangguan fungsi hati dan ginjal berat. Jangan digunakan
untuk pencegahan. Hipersensitif.
Perhatian : Pengobatan jangka lama. Insufisiensi ginjal dan hati.
Prematur & bayi baru lahir. Lakukan pemeriksaan secara
periodik. Hamil dan laktasi.
Efek Samping : Depresi sumsum tulang, anemia aplastik, sindroma Gray
pada bayi, ruam kulit, urtikaria, gangguan GI, neuritis optic
& perifer.
Interaksi Obat : Paracetamol mempengaruhi kadar kloramfenikol serum,
potensial efek antikoagulan oral, oat hipoglikemik oral,
siklofosfamid, fenitoin.
6.2.2.3. Sulfametoksazol-trimetoprim
1. Kotrimoxazol
Nama Dagang :
a. *Kotrimoxazol tab, sir
b. Sanprima tab
Indikasi : Infeksi saluran nafas, kemih kelamin, pencernaan, kulit &
septikemia.
Dosis : Sirup : A (6-12 th) : 2x sehari 2 sdt, (6 bln-5 thn) : 1 sdt,
(6 minggu – 5 bln) : ½ sdt. Tab : D & A (> 12 th) : 2x
sehari 2 tablet atau 1 kaplet forte.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, hamil, laktasi, gangguan hati & ginjal
berat, porfiria, bayi < 2 bulan.
Perhatian : Lansia, defisiensi asam folat, gizi buruk, disfungsi ginjal.
Efek Samping : Glositis, tomatis, pusing, leukopenia, gangguan GI,
sindrom steven johnsons & Iyell. Jarang : hepatitis,
gangguan darah, colitis pseudomembranosa.
36
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Interaksi Obat : Efek diturunkan dengan PABA & anestesi local prokain.
Meningkatkan efek metotreksat, warfaran, sulfonamide.
6.2.2.4. Makrolida
1. Azitromicin
Nama Dagang :
a. *Azitromicin tab
b. Zistic tab
Indikasi : Terapi infeksi sal nafas atas dan bawah dan jaringan
lunak, uretritis non GO dan sertifitis disebabkan oleh
klamidia trakomatis.
Dosis : D : 500 mg 1x/hr. A (> 6 bln) 10 mg/kgBB/hr 1x sehari.
Infeksi klamidia genitalis 1 gram dalam dosis tunggal.
Injeksi : 500 mg 1x sehari secara infus IV.
Aturan Pakai : Diberikan bersama makanan.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap azitromycin dan antibioti k
makrolida lain.
Perhatian : Gangguan ginjal dan hati, hamil dan menyusui, anak.
Efek Samping : Gangguan GI, ruam, sakit kepala, pusing, mual muntah,
gangguan pendengaran, vertigo, kejang, gagal ginjal akut,
disfungsi hati.
2. Eritromicin
Nama Dagang :
a. *Eritromicin tab, sir
b. Erysanbe tab
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, kulit dan jaringan
lunak. Amubiasis intestinal, pengobatan sifilis pada pasien
yang alergi terhadap penisilin, uretritis non GO. Infeksi
akibat clamidia tracomacis, listeriosis pertusis.
Dosis : D :250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam. Anak 30-
50 mg/kgBB/hr dalam 3-4 dosis terbagi.
Aturan Pakai : Perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas pasien yang mendapatkan terfenadine,
astemizol atau sisaprid. Gangguan fungsi hati berat.
Perhatian : gangguan fungsi hati dan ginjal. Penggunaan jangka lama
dapat mengakibatkan super infeksi oleh mikroorganisme
37
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3. Klaritromicin
Indikasi : infeksi saluran nafas ringan sampai dgn sedang pada
saluran nafas atas dan bawah, kulit dan struktur kulit tak
terkomplikasi
Dosis : infeksi saluran nafas atas :250-500 mg tiap 12 jam selama
10-14 hari; infeksi pada saluran nafas bawah 250-500 mg
tiap 12 jam selama 7-14 hari. Infeksi kulit dan struktur kulit
tak terkomplikasi : 250 mg tiap 12 jam selama 7-14 hari.
4. Klindamicin
Nama Dagang :
a. *Clindamycin kap
b. Clinidac kap
Indikasi : Infeksi serius Gram + & -, terutama strep, peneumokokus
& staph. Termasuk bakteri anaerob. Infeksi sal. Nafas atas
& bawah, kulit dan jaringan serta infeksi serius lainnya.
Dosis : D : Infeksi serius , 150-300 mg. Infeksi berat, 450 mg
diberikan tiap 6 jam. A (> 1 bln) : infeksi serius, 8-16
mg/kgBB/hari, infeksi berat, 16-20 mg/kgBB/hari
diberikan dalam 3-4 dosis terbagi.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap clindamycin atau linkomisin, diare,
gangguan fungsi hati & ginjal.
Perhatian : Riwayat penyakit GI, ggn ginjal atau hati berat,
superinfeksi.
Efek Samping : Diare yang kadang-kadang disertai colitis akut, nyeri
perut, ggn GI, reaksi kulit, ikterus, kelainan hematologi.
Interaksi Obat : Mempotensi efek penghambat neuromuskular.
Antagonis : dengan eritromisin.
5. Spiramisin
Indikasi : tonsillitis, faringitis, otitis media, bronchitis, pneumonia,
infeksi pada mulut, gigi, sal. Kemih, GO
38
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.2.5. Aminoglikosida
1. Amikasin
2. Gentamisin
Nama Dagang :
a. *Gentamicin inj
b. Ottogenta inj
Indikasi : Infeksi dengan komplikasi berat karena mikroba yang
rentan terhadap gentamisin, gram + dan Sthap.
Dosis : Dewasa IM infeksi sistemik : 3-7 mg/kgBB/hari dalam 2-
3 dosis selama 7-10 hari. ISK : 120 mg/hari selama 7-10
hari. Intratekal : 1-10 mg/hari. Sub konjungtiva : 10
mg/hari. Pasca hemodialisa : 1 mg/kgBB/hari.Anak 3-5
mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas.
Perhatian : Hamil, laktasi, gangguan ginjal, lansia.
Efek Samping : ototoksik, nefrotoksik.
Interaksi Obat : penisilin, sefalosforin, amfoterisin B, diuretik dapat
meningkatkan efek nefrotoksik, efek potensiasi dengan
neuromuskular blocking agent.
3. Kanamisin
39
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
4. Streptomisin
Nama Dagang :
a. *Streptomycin inj
Indikasi : tuberkulosis dan infeksi yang membutuhkan streptomycin.
Dosis : TB : 750 mg/hari selama 3x seminggu atau 1.5 gram 2x
seminggu. Infeksi akut : 1-2 gram/hari.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap aminoglikosida.
Perhatian : hamil, laktasi, gangguan ginjal dan hati, lansia, nutrisi oral
dan parenteral buruk.
Efek Samping : ototoksisitas, nefrotoksisitas, syok, defisiensi vit K dan B,
sindrom Steven-Johnsons.
6.2.2.6. Kuinolon
1. Levofloksasin
Nama Dagang :
a. *Levofloxacin tab, inf
b. Farlev tab, inf
c. Levovid tab, inf
d. Cravit inf
e. Nislev inf
Indikasi : sinusitis maksilaris akut, bronkhitis kronik, pneumonia
yang didapat dari lingkungan.
Dosis : 250-500 mg/hr selama 7-14 hari.
Aturan Pakai : sesudah makan.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap levofloxacin, riwayat epilepsi,
hamil dan laktasi, anak kurang dari 18 th.
Perhatian : gangguan ginjal, fotosensitivitas, penggunaan bersama
dengan alkohol atau obat hipoglikemik oral, superinfeksi,
gangguan SSP.
Efek Samping : Pusing, sakit kepala, insomnia.
Interaksi Obat : dapat mengurangi absorpsi jika diberikan bersama antasid.
Dapat menimbulkan resiko stimulasi SSP dan kejang jika
diberikan bersama AINS.
2. Moksifloksasin
40
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3. Ofloksasin
Nama Dagang :
a. *Ofloxacin tab
b. Pharflox tab
Indikasi : Infeksi : saluran kemih, saluran nafas bawah kecuali
karena streptococcus, kulit dan jaringan lunak, ginekologi,
uretritis GO & non GO, servisitis.
Dosis : ISK : 100-400 mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis selama 1-
10 hari. Infeksi saluran nafas bawah 200-600 mg/hari.
Infeksi kulit dan lain-lain 400mg/hari.
Aturan Pakai : 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ofloksasin, hamil, laktasi, anak dan
remaja sebelum akhir fase pertumbuhan.
Perhatian : Jangan diberikan bersama susu, tidak dianjurkan untuk
infeksi strep dan organisme yang peka terhadap antibiotik
lain, fungsi ginjal menurun.
Efek Samping : Gejala GI, efek pada SSP, reaksi dermatologi atau
hipersensitif.
Interaksi Obat : Penurunan efek dengan antasid mengandung Mg dan Al.
4. Siprofloksasin
Nama Dagang :
a. *Ciprofloxacin tab, inf
b. Bernoflox tab
c. Wiaflox tab
Indikasi : ISK, termasuk prostatitis, uretritis, servisitis, honorhae,
demam tipoid, infeksi saluran cerna, infeksi tulang dan
sendi.
Dosis : D: ISK sedang/ringan 2x 250 mg sehari. ISK berat 2x 500
mg. Infeksi saluran nafas, tulang, sendi 2x 500-750 mg
sehari. Gonore akut 250 mg dosis tunggal. Profilaksis
bedah 750 mg IV 200-400 mg 2x sehari.
Aturan Pakai : sesudah makan.
Kontraindikasi : hamil dan laktasi, hipersensitif, anak < 13 tahun.
Perhatian : gangguan ginjal, usia lanjut, gangguan SSP.
Efek Samping : Gangguan GI, gangguan SSP, kulit.
Interaksi Obat : teofilin, siklospurin, antacid.
41
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.2.2.7. Lain-lain
1. Meropenem
Nama Dagang :
a. *Meropenem inj
b. Penemac inj
Indikasi : Terapi tunggal pada dewasa dan anak : pneumonia
termasuk pneumonia nosokomial, ISK, infeksi intra
abdomen, infeksi ginekologi (termasuk endometritis),
infeksi kulit, meningitis, septicemia, infeksi tulang & sendi,
endokarditis.
Dosis : D : pneumonia, ISK, endometritis, infeksi kulit : 500 mg
IV tiap 8 jam, dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi
pneumonia nosokomial (pneumonia, peritonitis,
septicemia), infeksi dengan neutropenia. A (3 bln – 12 th) :
10-20 mg/kgBB tiap 8 jam, A (> 50 kg) : dosis dewasa.
Meningitis : 40 mg/kgBB tiap 8 jam secara IV bolus selama
5 menit atau IV 15-30 menit.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas.
Perhatian : Dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih pada MO yang
tidak sensitif, pasien dengan gangguan SSP, meningitis
bakteri & disfungsi ginjal,hamil, laktasi, anak < 3 bln.
Efek Samping : Reaksi lokal pada tempat injeksi, gangguan GI, inflamasi,
tromboflebitis, trombositopenia, leucopenia, ruam kulit,
pruritus, urtikaria, sakit kepala, parastesis, kandidiasis oral
atau vagina.
Interaksi Obat : Probenesid, asam valproat
2. Metronidazol
Nama Dagang :
a. *Metronidazol tab,inf
b. Myragil tab
c. Trichodazol tab, inf
d. Fartogyl inf
Indikasi : Pengobatan infeksi bakteri anaerob, amubeasis,
giardeasis.
Dosis : D : 500 mg, tiap 8 jam, A : 7.5 mg/kgBB tiap 8 jam.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, hamil trimester I.
Perhatian : Gangguan hati & laktasi.
Efek Samping : Mual, muntah, gangguan hati (ruam hati).
Interaksi Obat : Penggunaan bersama alkohol dapat menyebabkan reaksi
yang menyerupai disulfiran, antikoagulan kumarin.
42
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3. Pirimetamin
Indikasi : terapi malaria dimana malaria falcivarum telah resisten
thd kloroquin
Dosis : dws; 2-3 tab dosis tunggal, anak 10-14 thn : 2 tab dosis
tunggal, anak 7-9 th: 1,5 tab dosis tunggal. Anal 4-6 th: 1
tab dosis tunggal, anak 4 th: 0,5 tab dosis tunggal
Efek samping : anemia makrositik
4. Sulfadiazine
Indikasi : ISK, infeksi GI, dan sal nafas karena gram positif, gram
negative, dan kuman yg peka terhadap sulfonamide
Dosis : dws; 3-4x/hari, 1-2 kapl
5. Vankomisin
Indikasi : MRSA
Dosis : dws; 500 mg tiap 6 jam atau 1 g tiap 12 jam iv selama 60
mnt; anak:40 mg/kgbb/hr dlm dosis terbagi, diberikan
selama 60 mnt; bayi dan neonatus : 15 mg/kgbb diikuti 10
mg/kgbb diberikan tiap 12 jam utk neonatus dlm minggu
pertama, kemudian setiap 8 jam s/d 1 bln.
43
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.3.2. Antituberkulosis
6.3.2.1. Etambutol
Nama Dagang :
a. *Ethambutol tab
Indikasi : TBC paru.
Dosis : 15 mg/kgBB/hari (untuk pasien yang belum mendapat
terapi TB sebelumnya), 25 mg/kgBB/hari untuk terapi
berulang.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Neuritis optic.
Perhatian : Ggn ginjal berat, gout, laktasi.
44
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.3.2.2. Isoniazid
Nama Dagang :
a. *Isoniazid tab
Indikasi : TB Paru.
Dosis : D : 50 mg/kgBB/hari maks 300 mg/hr. A : 10-20
mg/kgBB/hr, maks 300 mg/hr.
Aturan Pakai : Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan),
bersama makanan untuk menghindari rasa tidak nyaman
pada GI.
Kontraindikasi : Hepatitis, epilepsi, insufisiensi ginjal, hipersensitif.
Perhatian : Alkoholisme, DM, ggn fungsi ginjal & hati, pemeriksaan
mata secara periodik sebelum dan sesudah penggunaan
INH, hamil dan laktasi, kejang.
Efek Samping : Neuropati oerifer & efek neuropatik lain, mual, muntah,
distress epigastik, reaksi pada hati, reaksi pada
hematologik, reaksi metabolic dan endokrin, ruam kulit.
Interaksi Obat : Dapat mengurangi ekskresi dari fenitoin, atau
meningkatkan efekya, disulfiran, aminosalisilat.
6.3.2.3. Pirazinamid
Nama Dagang :
a. *Pyrazinamid tab
Indikasi : Terapi TB pulmoner & ekstra pulmoner.
Dosis : 30 mg/kgBB/hr dosis tunggal, maks 3 gram/hr.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitif, penderita porfiria, kerusakan hati, hamil,
laktasi.
Perhatian : Ggn fungsi ginjal dan ada riwayat gout.
Efek Samping : Hepatotoksik, hiperurisemia, ggn GI, ggn fungsi hati.
Interaksi Obat : Probenesid menghambat ekskresi pyrazinamid
6.4. Antifungi
6.4.1. Antifungi sistemik
6.4.1.1. Amfoterisin B
6.4.1.2. Flukonazol
6.4.1.3. Griseofulvin
Indikasi : infeksi jamur pada rambut, kulit dan kuku
Dosis : dws; 1x1 tab/hari. Anak; 10 mg/kgbb/hari
Efek samping : sakit kepala, pusing, mual, diare
6.4.1.4. Ketoconazol
Indikasi : Infeksi jamur, histoplasmosis pada paru-paru, tulang &
sendi, kulit & jaringan lunak. Blastomikosis,
parakoksidioidomikosis, koksidioidomikosis, kandidiasis
sistemik.
Dosis : D : 1 tab/hr. Infeksi berat 2 tab/hari. A (12 thn) (> 30
Kg) : 1 tab, (15-30 kg) : ½ tab, (< 15 kg) : ¼ tab. Semua
dosis diberikan 1x /hari. Krim : dioleskan sekali sehari.
Solution : 1-2x sehari dioleskan.
46
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.4.1.5. Mikafungin
Indikasi : candidiasis, candida peritonitis,
Dosis : candidiasi; 150 mg/hari IV selama 10-30 hari, rata2 15
hari. Candida peritonitis; 100 mg/hari iv selama 10-47 hari,
rata2 15 hari
6.4.1.6. Nistatin
Nama Dagang :
a. *Nistatin ovula
Indikasi : Infeksi pada vagina karena Trichomonas vaginalis &
Candida albicans.
Dosis : 1 ovula/hari selama 7-10 hari dimasukkan kedalam
vagina, dapat dikombinasi dengan flagyl tablet.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap metronidazole atau nystatin.
Perhatian : Hindari penggunaan selama hamil trimester 1.
Efek Samping : Iritasi local, pruritus, urtikaria, neuropati perifer.
Interaksi Obat : Metronidazole dapat meningkatkan efek antikoagulan dari
warfarin & kumarin, fenobarbital meningkatkan
metabolisme metronidazole.
6.4.1.7. Terbinafin
Indikasi : infeksi jamur pada jari dan kuku, tinea corporis, tinea
cruris, tinea pedis
Dosis : 250 mg/hari selama 6 minggu
6.5. Antiprotozoa
6.5.1. Antiamubiasis dan antigiardiasis
6.5.1.1. Metronidazol
Nama Dagang :
a. *Metronidazol tab,inf
b. Myragil tab
c. Trichodazol tab, inf
d. Fartogyl inf
47
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.5.2. Antimalaria
6.5.2.1. Untuk pencegahan
1. Doksisiklin
Nama Dagang :
a. *Doxicilin kap
Indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran kemih kelamin, kulit dan
jaringan lunak, GO, sifilis.
Dosis : D & A (> 8 thn & > 45 kg) 200 mg 1x sehari atau 100 mg
2x sehari. Dosis pemeliharaan 100 mg/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap tetrasiklin.
Perhatian : Laktasi, hamil, anak < 8 tahun.
Efek Samping : Gangguan GI, superinfeksi, fotosensitivitas, reaksi
hipersensitivitas.
Interaksi Obat : Fenitoin, Phenobarbital, karbamazepin, dapat
meningkatkan metabolisme obat
2. Artemeter
Indikasi : efektif membunuh plasmodium pada fase eritrosit, efektif
membunuh malaria terutama P.falcifarum yg resisten dg
kloroquin, malaria selebral
48
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
3. Artesunat
Indikasi : pengobatan malaria falcifarum pada daerah dimana
plasmodium falcifarum telah dinyatakan resisten thd
kloroquin
Dosis : 4 mg/kgbb/ hr hingga dosis total selama 3 hr adalah 12
mg/kgbb.
4. Kloroquin
Indikasi : pengobatan dan profilaksis malaria.
Dosis : dimulai 1 minggu sebelum memasuki dan dilanjutkan 4
minggu setelah meninggalkan daerah endemic malaria, 300
mg tiap minggu ; bayihingga 12 minggu BB< 6 kg, 3,75
mg tiap minggu; 12 minggu-11 bln BB 6-10 kg, 75 mg tiap
minggu, Anak 1-3 th BB 10-16 kg, 112,5mg tiap minggu;
4-7 th BB 16-25 kg,150 mg tiap minggu; 4-7 th BB25-45
kg, 225 mg tiap minggu. Di atas 13 th BB diatas 45 kg,
dosis dewasa.
5. Kombinasi artemeter+lumefantrin
Indikasi : malaria akut tidak komplikasi akibat plasmodium
falciparum
Dosis : dws dan anak> 35 kg 4 tab diikuti dg 5 dosis masing-
masing 3 tab. Utk bayi dan anak 25-35 kg 3 tab diikuti dg 5
dosis masing-masing 3 tab, utk bayi dan anak 15-25 kg 1
tab diikuti dg 5 dosis masing-masing 2 tab, utk bayi 5-15
kg 1 tab diikuti dg 5 dosis masing2 1 tab. Semua dosis
lanjutan diberikan 8,24,36,48,60 jam setelah dosis awal.
6. Kombinasi dihidroartemisin+piperaquin
Indikasi : pengobatan malaria P. falcifarum dan Plasmodium Vivax
tanpa komplikasi
Dosis : Dosis selama 3 hari, berdasarkan berat badan: 5 kg (0-1
bulan): ¼ tablet/hari; 6-10 kg (2-11 bulan): ½ tablet/hari;
11-17 kg (1-4 tahun): 1 tablet/hari; 18-30 kg (5-9 tahun): 1
½ tablet/hari; 31-40 kg (10-14 tahun): 2 tablet/hari; 41-59
kg (≥ 15 tahun): 3 tablet/hari; ≥ 60 kg (≥ 15 tahun): 3
49
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
7. Kuinin
Indikasi : antimalaria, antipiretik
Dosis : anak; Pencegahan: 1-2 tab sblm tidur 1 minggu sekali,
selama wabah malaria. Terapi: sehari 3x 1-2 tab selama 1
minggu atau berlanjut selama 14 hari
8. Primakuin
Indikasi : tambahan untuk terapi Plasmodium vivax dan P.
ovale, dan gametosidal pada malaria falciparum,eradikasi
stadium hepar.
Dosis : pencegahan kambuh dan menularnya malaria vivax dan
ovale : 0,25 mg/kgBB untuk 14 hari. Sebagai efek
gametosidal pada malaria falciparum : dosis tunggal 0,75
mg/kgBB (dewasa 45 mg), dosis yang sama diulang 1
minggu terakhir.
6.6. Antivirus
6.6.1. Antiherpes
6.6.1.1. Asiklovir
Indikasi : Pengobatan infeksi oleh virus Herpes Simpleks pada kulit
& membran mukosa, termasuk herpes labial & genital
Dosis : oral: Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg pada
immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5
kali sehari, selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika
muncul lesi baru selama pengobatan atau jika
penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun,
setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun berikan dosis
dewasa. Pencegahan herpes simpleks kambuhan, 200 mg 4
kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan
menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-
12 bulan.
Profilaksis herpes simpleks pada immunecompromised,
200-400 mg 4 kali sehari. ANAK di bawah 2 tahun,
setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun, dosis dewasa.
Pengobatan varisela dan herpes zoster, 800 mg 5 kali sehari
selama 7 hari. ANAK, varisela: 20 mg/kg bb (maks. 800
mg) 4 kali sehari selama 5 hari. Di bawah 2 tahun, 200 mg
4 kali sehari. 2-5 tahun 400 mg 4 kali sehari. Di atas 6
tahun, 800 mg 4 kali sehari.
50
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.6.1.2. Valasiklovir
Indikasi : infeksi herpes zoster; terapi awal dan mencegah
kambuhan infeksi herpes simpleks pada kulit dan membran
mukosa termasuk terapi awal dan herpes genital kambuhan;
pencegahan penyakit sitomegalovirus pasca transplantasi
ginjal.
Dosis : Herpes zoster, 1 g tiga kali sehari selama 7 hari. Herpes
simpleks, episode 1 : 500 mg dua kali sehari selama 5 hari
(lebih lama bila lesi baru muncul selama terapi atau jika
penyembuhan tidak sempurna); infeksi kambuhan, 500 mg
dua kali sehari selama 5 hari. Herpes simpleks,
suppression, 500 mg sehari dalam 1-2 dosis terbagi (pada
immunocompromised, 500 mg dua kali sehari). Pencegahan
sitomegalovirus pasca transplantasi ginjal (lebih disukai
dimulai dalam 72 jam setelah transplantasi), 2 g empat kali
sehari biasanya selama 90 hari.ANAK tidak
direkomendasikan.
6.6.2.2. Valgansiklovir
Indikasi : pengobatan induksi dan perawatan dari sitomegalovirus
retinitis pada pasien AIDS; pencegahan penyakit
sitomegalovirus yang disebabkan transplantasi organ
padat dari donor yang positif menderita sitomegalovirus.
Dosis : Sitomegalovirus retinitis, induksi, 900 mg dua kali sehari
selama 21 hari kemudian 900 mg sekali sehari; regimen
51
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.6.3. Antiretroviral
6.6.3.1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
1. Kombinasi zidovudin+lamivudin
Indikasi : pengobatan infeksi HIV lanjut (AIDS), HIV awal dan
HIV asimtomatik dengan tanda-tanda risiko progresif,
infeksi HIV asimtomatik dan simtomatik pada anak
dengan tanda-tanda imuno defisiensi yang nyata; dapat
dipertimbangkan untuk tansmisi HIV maternofetal
(mengobati wanita hamil dan bayi baru lahir); terapi
kombinasi antiretroviral untuk penanganan infeksi HIV
pada pasien dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun.
Dosis : dewasa dan remaja: dalam kombinasi dengan
antiretroviral lain 500-600 mg/hari terbagi dalam 2 atau 3
dosis. ANAK 3 BULAN-12 TAHUN: 360-480
mg/m2 perhari terbagi dalam 3-4 dosis dalam kombinasi
dengan antiretroviral lain. Dosis maksimum tidak boleh
melebihi 200 mg tiap 6 jam. ANAK <3 BULAN: data
sangat terbatas untuk menentukan rekomendasi dosis.
Tidak tersedia data pada usia lanjut, sehingga pemantauan
sebelum dan sesudah pengobatan dianjurkan.
Kontraindikasi : neutropenia dan/atau anemia berat; neonatus dengan hiper
bilirubinemia yang memerlukan terapi selain fototerapi atau
dengan peningkatan transaminase.
Perhatian : gangguan fungsi ginjal; toksisitas hematologis (lakukan
uji darah tiap 2 minggu selama 3 bulan pertama,
selanjutnya sebulan sekali; pemeriksaan darah dapat lebih
jarang, tiap 1-3 bulan, pada infeksi dini dengan fungsi
sumsum tulang yang baik ); defisiensi vitamin B12 (risiko
neutropenia); kurangi dosis atau berikan terapi intermiten
bila terjadi anemia atau mielosupresi; gangguan fungsi hati,
fungsi ginjal; awasi dengan ketat pasien dengan risiko
penyakit hati (terutama wanita gemuk) termasuk pasien
dengan hepatomegali dan hepatitis; risiko asidosis laktat;
lansia; kehamilan; tidak dianjurkan menyusui selama
pengobatan.
52
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2. Lamivudin
Indikasi : Pengobatan infeksi hepatitis B kronik dengan replikasi
aktif.
Dosis : D : 100 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Perhatian : Eksaserbasi hepatitis kecil, kerusakan ginjal berat, hamil.
Efek Samping : Gejala yang disertai dengan ISPA, sakit kepala, mual,
nyeri perut, diare, tidak enak badan.
Interaksi Obat : Trimetoprin menyebabkan peningkatan kadar lamivudin
dalam plasma.
3. Stavudin
Indikasi : pengobatan HIV
Dosis : Dws; 40 mg tiap 12 jam utk yg BB>60 kg dan 30 mg tiap
12 jam utk yg BB<60 kg
4. Tenofovir
Indikasi : terapi lini kedua untuk pengobatan HIV-1 pada pasien
dewasa, dalam kombinasi dengan anti retroviral lainnya
(seperti penghambat protease atau
penghambat reverse transkriptase nukleosida (NRTIs)).
Tidak direkomendasikan digunakan sebagai: salah satu
komponen pada triple regimen nukleosida, kombinasi
dengan produk yang mengandung lamivudin. Penggunaan
pada pasien yang pernah mendapatkan terapi obat ini
sebelumnya berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium
dan riwayat pengobatan.
Dosis : 1 tablet sekali sehari (1 tablet mengandung 200 mg
emtrisitabin + 300 mg tenofovir disoproksil fumarat)
bersama atau tanpa makanan. Pada pasien dengan klirens
53
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
5. Zidovudin
Indikasi : pengobatan infeksi HIV lanjut (AIDS), HIV awal dan
HIV asimtomatik dengan tanda-tanda risiko progresif,
infeksi HIV asimtomatik dan simtomatik pada anak dengan
54
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
55
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.6.4. Antihepatitis
6.6.4.1. Adefovir dipivoksil
Indikasi : infeksi hepatitis B kronis dengan decompensated liver
disease yang disertai replikasi virus dan inflamasi liver
aktif secara histologi atau dengan decompensated live.
Dosis : Dosis: DEWASA, di atas 18 tahun, 10 mg satu kali sehari.
6.6.4.2. Entekavir
Indikasi : pengobatan infeksi virus hepatitis B kronik pada pasien
dewasa dengan bukti replikasi virus aktif dan bukti
peningkatan serum aminotransferase (ALT dan AST) atau
penyakit yang aktif secara histologi.
Dosis : Pengobatan infeksi virus Hepatitis B kronik, dewasa dan
remaja di atas 16 tahun, 0,5 mg sekali sehari; riwayat
viremia Hepatitis B saat minum lamivudin atau resisten
terhadap lamivudin, 1 mg sekali sehari. Diberikan saat
perut kosong (2 jam setelah makan dan 2 jam sebelum
makan berikutnya).
Penyesuaian dosis direkomendasikan pada pasien dengan
bersihan kreatinin <50mL/menit, termasuk pasien yang
sedang menjalani hemodialisis atau continuous ambulatory
peritoneal dyalisis (CAPD) (lihat Tabel berikut).
Bersihan Kreatinin Keterangan Dosis
≥ 50 mL/menit 0,5 mg sekali sehari, jika pasien sudah pernah menerima Lamivudin 1
mg sekali sekali
30 - <50 0,25 mg sekali sehari atau 0,5 mg tiap 48 jam, jika pasien sudah pernah
menerima Lamivudin 0,5 mg sekali sehari atau 1 mg tiap 48 jam
10 -<30 0,15 mg sekali sehari atau 0,5 mg tiap 72 jam, jika pasien sudah pernah
menerima Lamivudin 0,3 mg sekali sehari atau 1 mg tiap 72 jam
<10 0,05 mg sekali sehari atau 0,5 mg tiap 7 hari, jika pasien sudah pernah
menerima lamivudin 0,1 mg sekali sehari atau 1 mg tiap 7 hari
Hemodialisisa atau
CAPD
a
Bila diberikan di hari hemodialisis, obat ini diberikan sesudah hemodialisis.
58
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
- Inj 18 MIU
- Hanya untuk penderita hepatitis C
- Hanya boleh diresepkan oleh KGEH
6.6.4.4. Lamivudin
Indikasi : Pengobatan infeksi hepatitis B kronik dengan replikasi
aktif.
Dosis : D : 100 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Perhatian : Eksaserbasi hepatitis kecil, kerusakan ginjal berat, hamil.
Efek Samping : Gejala yang disertai dengan ISPA, sakit kepala, mual,
nyeri perut, diare, tidak enak badan.
Interaksi Obat : Trimetoprin menyebabkan peningkatan kadar lamivudin
dalam plasma.
6.6.4.7. Ribavirin
Indikasi : mengobati Hepatitis C kronis dalam kombinasi dengan
interferon alfa 2b; bronkiolitis berat karena respiratory
synctial virus (RSV) pada bayi dan anak-anak.
Dosis : Tidak efektif sebagai monoterapi untuk pengobatan
Hepatitis C. Harus dikombinasi dengan interferon alfa-2b
(3 MIU, 3 kali seminggu) Dosis oral: 1000-1200 mg per
hari dalam 2 dosis terbagi (pagi dan malam), dalam
kombinasi dengan larutan injeksi interferon alfa-2b selama
24-48 minggu untuk pasien yang belum mendapat
pengobatan atau selama 24 minggu untuk pasien
kambuhan. Dosis ribavirin tergantung berat badan pasien;
Berat badan kurang dari atau sama dengan 75 kg: 1000 mg
per hari dengan cara 400 mg pagi hari dan 600 mg malam
hari. Berat badan > 75 kg: 1200 mg per hari dengan cara 2
kali 600 mg.
59
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
6.6.4.8. Telbivudin
Indikasi : pengobatan hepatitis B kronik pada pasien dengan
replikasi virus dan peradangan liver aktif.
Dosis : dewasa, oral, dosis yang direkomendasi kan untuk
pengobatan hepatitis B kronik 600 mg 1 kali sehari, dengan
atau tanpa makanan, gangguan fungsi ginjal, telbivudin
dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis B kronik pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, tidak perlu
dilakukan penyesuaian dosis telbivudin pada pasien dengan
klirens kreatinin ≥ 50 mL/ menit, penyesuaian interval
pemberian dosis diperlukan pada pasien dengan klirens
kreatinin <50 mL/ menit termasuk pasien dengan End
Stage Renal Disease (ESRD) pada hemodialisa,
penyesuaian interval pemberian dosis pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal sebagai berikut: klirens kreatinin
≥50 mL / menit, 600 mg sekali sehari, klirens kreatinin 30 -
49 mL / menit, 600 mg setiap 48 jam, klirens kreatinin < 30
mL / menit (tidak memerlukan dialisa), 600 mg setiap 72
jam, pasien dengan ESRD, 600 mg setiap 96 jam,
perubahan yang disarankan pada interval pemberian dosis
berdasarkan ekstrapolasi data pasien pada berbagai tingkat
gangguan fungsi ginjal, termasuk ESRD, diperlukan
pemantauan secara intensif untuk memastikan keamanan
dan efikasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal,
untuk pasien dengan ESRD, telbivudin harus diberikan
setelah hemodialisa, tidak direkomendasikan untuk anak
berusia di bawah 16 tahun.
6.6.4.9. Tenofovir
Indikasi : terapi lini kedua untuk pengobatan HIV-1 pada pasien
dewasa, dalam kombinasi dengan anti retroviral lainnya
(seperti penghambat protease atau
penghambat reverse transkriptase nukleosida (NRTIs)).
Tidak direkomendasikan digunakan sebagai: salah satu
komponen pada triple regimen nukleosida, kombinasi
dengan produk yang mengandung lamivudin. Penggunaan
pada pasien yang pernah mendapatkan terapi obat ini
sebelumnya berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium
dan riwayat pengobatan.
Dosis : 1 tablet sekali sehari (1 tablet mengandung 200 mg
emtrisitabin + 300 mg tenofovir disoproksil fumarat)
60
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
7.1.1. Profilaksis
7.1.1.1. Propanolol
Nama Dagang :
a. Propanolol tab
Indikasi : terapi hipertensi, angina pectoris, ansietas takikardia,
disaritmia jantung, kardiomiopati obstruktif hipertrofi &
tremor esensia. Terapi tambahan dari tirotoksikosis &
fekromositoma. Profilaksis setelah infark miokard akut,
migren dan angina pectoris.
Dosis : D & A < 12 tahun : angina pectoris 20 mg 3-4x sehari,
ditingkatkan bertahap s/d 40 mg 3-4x sehari, maksimal
200-280 mg/hari jika perlu. Aritsmia jantung : 10-30 mg 3-
4x sehari. Hipertensi 20 mg 3x sehari, ditingkatkan setelah
3 hari menjadi 40 mg 3-4x sehari. Migren profilaksi D : 40
mg 2-3x sehari. Kardiomiopati obstruksi hipertrifi 10-20
mg 3-4x sehari. A < 12 tahun setengah dosis dewasa.
Aturan Pakai : sebelum makan.
Kontra indiaksi : bok AV derajat 2 & 3, syok kardiogenik. Riwayat
bronkospasme & asidosis metabolik.
Perhatian : gangguan penerimaan jantung, gagal jantung, DM,
hipertiroid, anestesi.
Efek Samping : Gangguan GI, kelemahan otot, lelah, jarang ; bradikardia,
parestesia, trombositopenia, purpura, ruam kulit.
Interaksi Obat : meningkatkan efek depresan miokardium yang lain, Ca
antagonis & hipogikemi. Efek dihiangkan oleh isoprenalin.
Efek vasokontriksi perifer ditingkatkan oeh penghambat
saraf adenergik & deplesia katekolamin.
62
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Dosis : Dewasa awal 2-3 tablet. Dapat diberi 1 tablet lagi bila
keluhan tidak berkurang setelah ½ jam. Dosis maksimal 6
tablet/hari atau 10 tablet/minggu.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Gangguan pembuluh darah perifer, penyumbatan
pembuluh darah, PJK, hipertensi berat, migren, insufisiensi
hati dan ginjal, hamil, laktasi, sepsis.
Perhatian : Bila timbul rasa kesemutan pada jari tangan dan kali,
maka hentikan terapi.
Efek Samping : Mual, muntah, nyeri perut, pusing, sianosis, diare,
vasokontriksi perifer.
Interaksi Obat : Makrolid, protease HIV, anti jamur azole, sumatriptan,
penghambat reseptor 5-HT, propanolol, obat vasokontriksi
7.2. Antivertigo
7.2.1. Betahistin
Nama Dagang :
a. Vastigo tab
b. Mertigo SR tab
c. Mertigo tab
Indikasi : Vertigo, pusing, gangguan keseimbangan, meinere.
Dosis : Dewasa 1-2 tablet 3x sehari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Penderita feokromasitoma.
Perhatian : Tukak peptik, asma bronchial, feokromasitoma.
Efek Samping : Mual, muntah, ruam kulit.
8. Antineoplastik
8.1. Hormone dan antihormon
8.1.1. Anastrozol
Indikasi : pengobatan kanker payudara lanjut pada wanita post-
menopause dengan reseptor estrogen positif dan atau
reseptor progesteron positif.
Dosis : Oral, 1 mg satu kali sehari.
8.1.2. Bikalutamid
Indikasi : kanker prostat stadium lanjut dalam kombinasi dengan
analog gonadorelin atau operasi kastrasi; locally advanced
prostate cancer, sebagai terapi tunggal atau terapi ajuvan.
Dosis : Laki-laki dewasa termasuk pasien lansia: 1 tablet 150 mg
sekali sehari. Peningkatan akumulasi dapat terjadi pada
pasien dengan gangguan fungsi hati sedang sampai berat
63
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.1.3. Dexametason
Nama Dagang :
a. Dexametason tab, inj
b. Kalmetason inj
Indikasi : Alergi, penyakit kolagen, reumatik, leukimia dan
limfoma, syok, penyakit pernafasan, gangguan
hematologik, edema.
Dosis : Dewasa oral 0.5-10 mg/hari tiap 6 jam selama 2-10 hari.
Anak 0.2-5 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis, TB aktif atau
statis, infeksi akut.
Perhatian : Hipertensi, gagal jantung kongestif, DM, penyakit infeksi,
gagal ginjal kronik, uremia, usia lanjut, hamil.
Efek Samping : Retensi air dan garam, edema, hipertensi, gagal mental,
pankreatitis, gangguan penglihatan, atrofi, nafsu makan
meningkat, pertumbuhan lambat.
Interaksi Obat : Efektifitas, berkurang dengan fenitoin, antibiotik lain,
fenobarbital, rifampisin, vitamin A, tetrasiklin dan
antibiotik lain, tiazid. Antikoagulan oral, hipoglikemik oral
dan salisilat.
8.1.4. Eksemestan
Indikasi : kanker payudara lanjut pada wanita post-menopause
dimana penyakitnya berkembang seiring dengan terapi
antiestrogen. Pemilihan pasien harus berdasarkan status
reseptor estrogen dan progesteron positif.
Dosis : Oral, 25 mg sekali sehari sesudah makan.
8.1.6. Letrozol
Indikasi : Pengobatan kanker payudara lanjut pada wanita
postmenopause dan pada wanita dengan status
postmenopause yang diinduksi secara alami atau buatan
yang telah diterapi dengan antiestrogen. Terapi pre-operasi
pada wanita postmenopause yang mengidap kanker
64
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.1.9. Metilprednisolon
Nama Dagang :
a. Metilprednison tab, inj
b. Metrison 4 mg tab
c. Somerol 4 mg tab
65
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
d. Toras 4 mg tab
Indikasi : Kelainan endokrin, penyakit reumatik, penyakit kolagen,
penyakit kulit, alergi, penyakit mata, penyakit saluran
nafas, kelainan hematologi, edema, gangguan saluran
cerna.
Dosis : Awal 2-48 mg/hari,. Sklerosis multiple 160 mg/hari
selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg/hari selama 1 bulan.
IM/IV lambat/ Infuse IV mulai 10-100 mg.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Infeksi jamur sistemik.
Perhatian : Penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi, vaksinasi,
TB, sirosis, hipotiroid, hamil dan laktasi.
Efek Samping : Gangguan elektrolit dan cairan tubuh, gangguan
pencernaan, keringat berlebihan, urtikaria, osteoporosis,
peningkatan tekanan intrakranial, gangguan siklus
menstruasi, DM, hambatan pertumbuhan pada anak,
katarak, glaucoma.
Interaksi Obat : Siklosporin, phenobarbital, phenitoin, rifampisin,
karbamazepin, pirimidon, ketokonazole, aspirine,
antikolinesterase, antihipertensi, diuretic
8.1.10. Tamoksifen
Indikasi : kanker payudara; lihat keterangan di atas.
Dosis : kanker payudara: 20 mg sehari.
8.1.11. Testosterone
Indikasi :terapi pengganti testosterone pada kelainan hipogonadal
pria primer atau sekunder
8.2. Imunosupresan
8.2.1. Azatioprin
Indikasi : digunakan pada transplantasi dan digunakan untuk
pengobatan beberapa kondisi autoimun, umumnya bila
penggunaan kortikosteroid tunggal tidak memberi hasil
yang cukup baik. Azatioprin dimetabolisme menjadi
merkaptopurin dan dosisnya sebaiknya dikurangi bila
digunakan bersama allopurinol.
Dosis : oral, 3 mg/kg bb/hari, dikurangi sesuai dengan respons;
dosis pemeliharaan 1-3 mg/kg bb; bila tak ada perbaikan
dalam 3 bulan, pertimbangkan untuk menghentikan terapi.
66
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.2.2. Everolimus
Indikasi : karsinoma sel ginjal tingkat lanjut setelah gagal terapi
dengan sunitinib atau sorafenib, tumor neuroendokrin
progresif dengan pancreatic origin (PNET) tingkat lanjut
pada pasien yang unresectable, terlokalisasi atau
metastatik, subependymal giant cell astrocytoma (SEGA)
terkait dengan sklerosis tuberus yang memerlukan terapi
tetapi tidak dapat di operasi.
Dosis : Oral sekali sehari diberikan bersama atau tidak bersama
makanan. Tablet everolimus harus ditelan utuh, tidak boleh
dikunyah atau digerus. Bila pasien tidak dapat menelan
maka tablet dapat dilarutkan dalam 30 ml air, diaduk dan
segera diminum
Dewasa: karsinoma: dewasa: 10 mg sekali sehari, harus
ditelan utuh, tidak boleh dibelah atau dikunyah. Dapat
diturunkan menjadi 5 mg sekali sehari atau selang sehari,
jika terjadi efek samping berat yang tidak dapat ditoleransi,
atau diberikan bersamaan dengan penghambat CYP3A4
sedang atau penghambat PgP. Dapat ditingkatkan secara
bertahap dengan penambahan 5 mg, dan seterusnya hingga
20 mg jika diberikan bersamaan dengan penginduksi
CYP3A4 kuat, namun hindari penggunaan bersamaan.
profilaksis penolakan organ: oral, dosis awal 0,75 mg setiap
12 jam, dilakukan penyesuaian dosis selama 4-5 hari
berdasarkan kadar darah, toleransi, respon individual,
perubahan pada co-medication, dan kondisi klinik.,
karsinoma sel ginjal tingkat lanjut dan tumor
neuroendokrin progresif dengan pancreatic origin (PNET)
tingkat lanjut: 10 mg satu kali sehari.
Subependymal Giant Cell Astrocytoma (SEGA)
berhubungan dengan sklerosis tuberus (TS): rekomendasi
dosis mula obat pada pengobatan SEGA untuk pasien
dengan luas permukaan tubuh ≤ 1,2 m2 , 1,3 m 2 sampai
2,1 m2 , dan ≥ 2,2 m2 berturut-turut adalah 2,5 mg, 5 mg,
dan 7,5 mg.
Dosis harus dititrasi untuk mencapai konsentrasi dalam
darah 5 – 15 ng/mL. Dosis ditingkatkan sebesar 2,5 mg
setiap 2 minggu jika konsentrasi dibawah 5 ng/mL.
Gangguan hati sedang: dosis 5 mg/ hari untuk pasien PNET
tingkat lanjut, dosis dikurangi sampai 50% dan dititrasi
67
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.2.3. Leflunomid
Indikasi : Sebagai DMARDs pada reumatoid artritis aktif pada
pasien dewasa dan psoriatik artritis aktif.
Dosis : reumatoid artritis, dewasa usia di atas 18 tahun, dosis
muatan 100 mg sekali sehari selama 3 hari kemudian dosis
pemeliharaan, 10-20 mg sekali sehari.Psoriatik artritis,
dewasa usia di atas 18 tahun, dosis awal 100 mg sekali
sehari selama 3 hari selanjutnya dosis pemeliharaan 20 mg
sekali sehari.Perbaikan kondisi biasanya terjadi setelah 4-6
minggu dan bisa bertahan sampai 4-6 bulan. Leflunomid
dimaksudkan untuk penggunaan jangka panjang.AINS dan
atau kortikosteroid dosis rendah tetap dapat diberikan
bersama leflunomid.
8.2.4. Metotreksat
Indikasi : terapi penunjang leukemia limfositik akut pada anak,
koriokarsinoma, limfoma non-Hodgkin, dan beberapa
tumor solid.
Dosis : oral, leukemia pada anak (dosis pemeliharaan) 15
mg/m2/minggu dalam kombinasi dengan obat lain
68
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.2.6. Siklosporin
Indikasi : transplantasi organ atau jaringan yaitu untuk mencegah
reaksi penolakan setelah transplantasi sumsum tulang,
ginjal, hati, jantung, pankreas, dan jantung-paru, serta
untuk profilaksis dan terapi penyakit graft-versus-host
Dosis : transplantasi organ, digunakan sendiri, dewasa dan anak?
nak lebih dari 3 bulan, 3? mg/kg bb per hari melalui infusi
intravena selama 2? jam dari sehari sebelum transplantasi
hingga 2 minggu setelah operasi (atau 12,5?5 mg/kg bb per
hari melalui oral). Kemudian 12,5 mg/kg bb per hari
melalui oral selama 3? bulan kemudian hentikan (dapat
digunakan hingga 1 tahun setelah transplantasi).Sindroma
nefrotik, melalui oral 5 mg/kg bb per hari dalam 2 dosis
terbagi; anak?nak 6 mg/kg bb per hari dalam 2 dosis
terbagi; pengobatan untuk perawatan, dosis diturunkan
hingga ke dosis efektif terkecil, disesuaikan menurut
pengukuran proteinuria dan serum kreatinin; hentikan
pengobatan setelah 3 bulan jika tidak ada peningkatan
dalam glomerulonefritis atau glomerulonekrosis (setelah 6
bulan dalam membran glomerulonefritis).
69
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.2.7. Takrolimus
Indikasi : Digunakan bersama dengan kortikosteroid adrenal dan
mikofenolat mofetil pada pencegahan penolakan organ
pada penerima transplantasi hati dan ginjal, pengobatan
penolakan transplantasi hati atau ginjal, allograft yang
gagal diatasi dengan imunosupresan lain.
70
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3. Sitotoksik
8.3.1. Asparaginase
Indikasi : leukemia akut,
Dosis : limfoma50-200 ku/kg bb/ hari dalam infus intravena
8.3.2. Bevasizumab
Indikasi :terapi kanker metastatic di kolon atau anus pada kombinasi
dg 5-FU in/asam folat atau 5-FU/asam folat/irinotecan
Dosis : 5 mg/kgbbdlm infus IV sekali dalam 14 hari.
8.3.3. Bleomisin
Indikasi : kanker kulit termasuk kanker penis, skrotum dan vulva;
kanker pada kepala dan leher; kanker maxilla, lidah, bibir,
faring, rongga mulut; kanker esofagal, kanker serviks,
limfoma ganas: retikulosarkoma, limfosarkoma, penyakit
Hodgkin?; efusi pleura
Dosis : Injeksi intramuskular atau subkutanLarutkan 15?0 mg
(potensi) bleomisin dalam 5 mL larutan yang sesuai seperti
larutan garam fisiologi dll. Lalu suntikkan secara
intramuskular atau subkutan.Pada kanker kulit kepala dan
leher, kadar bleomisin yang disuntikkan tidak lebih dari 1
mg (potensi)/ mL disekeliling daerah target.Injeksi intra
arteriLarutkan 5?5 mg (potensi) bleomisin dalam larutan
untuk injeksi seperti larutan garam fisiologi, larutan
glukosa dll. Lalu suntikkan secara intraarteri dalam satu
suntikan atau dengan infus.Injeksi intravenaLarutkan 15?0
mg (potensi) bleomisin dalam 5?0 mL larutan yang sesuai
untuk intravena seperti larutan garam fisiologis, larutan
glukosa dll. Lalu suntikkan secara intravena dengan
perlahan. Pada pireksia, kurangi dosis menjadi 5 mg
(potensi) atau kurang, dan suntikkan lebih sering misalnya
2 kali sehari. Frekwensi penyuntikan, umumnya 1 kali
sehari sampai 1 kali seminggu, tergantung kondisi pasien.
Umumnya 2 kali seminggu. Dosis total Bleomisin
umumnya 300?00 mg
8.3.4. Busulfan
Indikasi : leukemia mieloid kronik
Dosis : induksi 60 mcg/kg bb/hari per oral sampai maks. 4
mg/hari; penunjang 0,5-2 mg/hari
71
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.5. Dakarbazin
Indikasi : melanoma dan sebagai terapi kombinasi untuk sarkoma
jaringan lunak. Juga sebagai salah satu komponen dari
terapi kombinasi penyakit Hodgkin (doksorubisin,
bleomisin, vinblastin, dan dakarbazin)
Dosis : dws;4,5 mg selama 10 hari; dapat diulang tiap 4 minggu ;
atau 250 mg/m2/hr selama 5 hari,dapat diulang tiap 3
minggu
8.3.6. Daktinomisin
Indikasi : pengobatan kanker pada anak-anak dan diberikan secara
intravena
Dosis : 15µg /kg/hr selama 5 hari setiap 3-6 minggu atau 400-
600 µg/kg/hr selama 5 hari setiap 3-6 minggu
8.3.7. Daunorubisin
Indikasi : leukemia akut
Dosis : iv: 30-60 mg/m2/hari selama 3 hari setiap 3-6 minggu
8.3.8. Doksorubisin
Indikasi : digunakan untuk leukemia akut, limfoma, dan beberapa
jenis tumor solid. Obat ini diberikan dalam infus yang cepat
dengan interval 21 hari.
Dosis : total kumulatif dosis dibatasi sampai 450 mg/m2 luas
permukaan tubuh, sebab di atas dosis ini biasanya dapat
terjadi gagal jantung fatal.
8.3.9. Dosetaksel
Indikasi : terapi tambahan pada kanker payudara node positif dan
node negatif yang dapat dioperasi diberikan secara
kombinasi dengan doksorubisin dan siklofosfamid, kanker
payudara stadium lanjut atau metastase dalam kombinasi
dengan doksorubisin untuk kemoterapi awal atau terapi
tunggal untuk kanker payudara stadium lanjut atau
metastase yang gagal diobati dengan antrasiklin atau zat
pengalkilasi, kanker payudara metastase dengan tumor
over express HER2 untuk kemoterapi awal dalam
kombinasi dengan trastuzumab, kanker payudara stadium
lanjut atau metastase dalam kombinasi dengan kapesitabin
yang gagal diobati antrasiklin, kanker paru non small cell
stadium lanjut atau metastase yang gagal diobati dengan
kemoterapi sebelumnya atau dalam kombinasi dengan
sisplatin/karboplatin untuk kemoterapi awal, kanker
72
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Dosis : kanker payudara dan kanker paru non small cell, kanker
kepala dan leher, premedikasi terdiri dari kortikosteroid
oral seperti deksametason 16 mg/hari (8 mg dua kali sehari)
selama 3 hari diawali pada 1 hari sebelum penggunaan
dosetaksel, profilaksis menggunakan G-CSF dapat
digunakan untuk memitigasi risiko toksisitas hematologik,
kanker prostat, diberikan bersamaan dengan
prednison/prednisolon dengan premedikasi yang dianjurkan
adalah deksametason 8 mg diberikan 12 jam, 3 jam dan 1
jam sebelum penggunaan infus dosetaksel. Terapi
tambahan pada kanker payudara node positive dan node-
negative yang dapat dioperasi: dosis dosetaksel 75 mg/m2
diberikan 1 jam setelah doksorubisin dan siklofosfamid 500
mg/m2 setiap 3 minggu selama 6 siklus,
kanker payudara stadium lanjut atau metastasis, dosis
dosetaksel yang dianjurkan adalah 100 mg/m2
(monoterapi), pada pengobatan lini pertama, 75 mg/m2
dosetaksel diberikan kombinasi dengan doksorubisin 50
mg/m2 ), dalam kombinasi dengan trastuzumab dosis
dosetaksel yang direkomendasikan 100 mg/m2 setiap 3
minggu dengan trastuzumab diberikan setiap minggu,
pemberian dosetaksel yang berurutan dilakukan segera
setelah infus trastuzumab berakhir jika dosis trastuzumab
sebelumnya dapat ditoleransi, dalam kombinasi dengan
kapesitabin, dosis dosetaksel yang dianjurkan adalah 75
mg/m2 setiap 3 minggu, dikombinasi dengan 1250 mg/m2
kapesitabin 2 kali sehari (30 menit setelah makan) selama 2
minggu diikuti dengan periode istirahat 1 minggu,
perhitungan dosis kapesitabin berdasarkan luas permukaan
tubuh,
kanker paru non small cell: pada kemoterapi pasien untuk
kanker paru non small cell, dosis yang dianjurkan adalah
dosetaksel 75 mg/m2 segera diikuti dengan sisplatin 75
73
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.11. Erlotinib
Indikasi : kanker paru non small cell lanjut yang menetap atau
bermetastase setelah sebelumnya gagal pada paling tidak
satu pemberian regimen kemoterapi.
Dosis : Dosis oral per hari, 150 mg diberikan 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan
8.3.12. Etoposid
Indikasi : karsinoma sel kecil di bronkus, limfoma, dan kanker
testikular
Dosis : osis oral yang dua kali lipat dosis intravena. Umumnya
etoposid diberikan setiap hari selama 3-5 hari dan tidak
boleh diulang sebelum 21 hari kemudian.
8.3.13. Fludarabin
Indikasi : leukemia limfositik kronik sel B yang sudah tidak
bereaksi lagi terhadap atau penyakitnya memburuk selama
atau setelah pengobatan
Dosis : Dosis yang dianjurkan 40 mg fludarabin fosfat/m2 luas
permukaan badan sekali sehari selama 5 hari berturut-turut
setiap 28 hari diberikan saat lambung kosong atau bersama
makanan. Tablet ditelan dengan air, jangan di hisap atau
dipecah. Lama pengobatan tergantung dari keberhasilan
pengobatan dan toleransi obat.
8.3.14. Fluorourasil
Indikasi : umor solid termasuk kanker payudara dan kanker saluran
cerna.
75
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.15. Gefitinib
Indikasi : pengobatan pada pasien dengan Non Small Cell Lung
Cancer (NSCLC) tingkat lanjut atau metastatik lokal yang
sebelumnya pernah menerima kemoterapi atau yang tidak
cocok dengan kemoterapi.
Dosis : 250 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makan
8.3.16. Gemsitabin
Indikasi : kanker paru non small cell; kanker pankreas; kanker
kandung kemih
Dosis : Kanker paru non-small cell: Penggunaan tunggal,
Dewasa; 1000mg/m2 secara infus intravena selama 30
menit satu kali seminggu untuk 3 minggu berturut-turut dan
diikuti 1 minggu periode istirahat. Siklus 4 minggu ini
kemudian diulang kembali. Kanker pankreas: 1000 mg/m2
secara infus intravena selama 30 menit satu kali seminggu
untuk 7 minggu berturut-turut dan diikuti 1 minggu periode
istirahat Pemberian siklus berikutnya harus terdiri dari
injeksi seminggu sekali selama 3 minggu berturut-turut
yang dilakukan setiap 4 minggu. Kanker kandung kemih:
1000 mg/m2 secara infus intravena selama 30 menit pada
hari ke-1, 8 dan 15 pada siklus 28 hari dan dikombinasi
dengan sisplatin. Sisplatin diberikan 70mg/m2 pada hari
ke-1 diikuti pemberian gemsitabin atau pada hari ke-2 pada
setiap siklus 28 hari. Siklus 4 minggu ini kemudian
diulang. Penurunan dosis berdasarkan pengalaman
toksisitas pasien.
8.3.18. Idarubisin
Indikasi : kanker payudara, leukemia akut;
Dosis : dws; 12 mg/m2 setiap hari selama 3 hari perlahan-lahan.
Anak2; 10-12 mg/m2/hari selama 3 hari
8.3.19. Ifosfamid
Indikasi : terapi leukemia limfositik kronik, limfoma, dan tumor
solid.
76
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Dosis : total satu kurun 250-300 mg/kg bb; skedul: 50-60 mg/kg
bb/hari intravena selama 5 hari berturut-turut
8.3.21. Irinotekan
Indikasi : kanker kolorektal lanjut,sebagai monoterapi kanker
kolorektal lanjut yang tidak memberikan respons pada
pemberian 5-fluorou rasil, kanker paru small-cell dalam
kombinasi dengan sisplatin
Dosis : dosis monoterapi: 350 mg/m 2 secara infus intravena (IV)
selama 30-90 menit setiap 3 minggu, Do sis kombinasi
dengan 5-fluorourasil dan asam folat: irinotekan 180 mg/m 2
secara infus IV selama 30-90 menit, diikuti dengan infus 5-
fluorourasil dan asam folat, diberikan setiap 2 minggu,
dosis kombinasi dengan sisplatin: irinotekan 65 mg/m2
infus IV selama 30-90 menit, diberikan setelah sisplatin 30
mg/m2, kombinasi diberikan setiap 6 minggu, diberikan
pada hari-1 (sisplatin) dan hari-8 (irinotekan) dengan selang
21 hari, penyesuaian dosis pada pasien yang mengalami
netropenia berat yang asimtomatik, demam atau infeksi
karena netropenia atau diare berat : dosis 350 mg/m 2
diturunkan menjadi 300 mg/m 2 pada siklus berikutnya dan
jika pasien masih mengalami netropenia berat ya ng
asimtomatik, demam atau infeksi karena netropenia atau
diare berat: dosis 300 mg/m 2 diturunkan menjadi 250 mg/m
2
pada siklus berikutnya. Irinotekan tidak boleh diberikan
3
sampai nilai hitung neutrofil di atas 1500 sel/mm ,,
pengobatan dihentikan jika terjadi perkembangan penyakit
atau toksisitas yang tidak dapat ditoleransi, hati-hati jika
digunakan pada lansia terutama dengan kelainan fungsi
hati, dosis awal yang lebih rendah diberikan pada pasien
lansia yang telah mendapat radiote rapi sebelumnya,
77
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.22. Kapesitabin
Indikasi : Kanker kandung kemih: 1000 mg/m2 secara infus
intravena selama 30 menit pada hari ke-1, 8 dan 15 pada
siklus 28 hari dan dikombinasi dengan sisplatin. Sisplatin
diberikan 70mg/m2 pada hari ke-1 diikuti pemberian
gemsitabin atau pada hari ke-2 pada setiap
Dosis : Dewasa di atas 18 tahun. 1,25 g/m2 dua kali sehari selama
14 hari, dan dosis berikutnya diulang setelah interval 7 hari
8.3.23. Karboplatin
Indikasi : kanker ovarium lanjut dan kanker paru (terutama jenis
small cell).
Dosis : Dosis karboplatin lebih ditentukan oleh fungsi ginjal
daripada luas permukaan tubuh
8.3.24. Klorambusil
Indikasi : leukemia limfositik akut, penyakit Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin, dan Waldenstrom’s macro-globulinemia.
Dosis : bila digunakan tunggal 100-200 mcg/kg bb/hari per oral
selama 4-8 minggu
8.3.25. Melfalan
Indikasi : mieloma multipel, adenokarsinoma ovarian lanjutan,
kanker payudara lanjutan, neuroblastoma pada anak-anak
dan polycythaemia vera. Melfalan juga digunakan pada
bagian ekstrimitas yang mengalami perfusi arterial regional
pada melanoma maligna lokal dan sarkoma jaringan lunak
lokal.
Dosis : oral: 150-300 mcg/kg bb/hari selama 4-6 hari, kemudian
diulang setelah 4-8 minggu
8.3.26. Merkaptopurin
Indikasi : leukemia akut
Dosis : awal 2,5 mg/kg bb/hari
78
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.27. Metotreksat
Indikasi : terapi penunjang leukemia limfositik akut pada anak,
koriokarsinoma, limfoma non-Hodgkin, dan beberapa
tumor solid.
Dosis : oral, leukemia pada anak (dosis pemeliharaan) 15
mg/m2/minggu dalam kombinasi dengan obat lain
8.3.28. Mitomisin
Indikasi : kanker payudara dan kanker saluran cerna bagian atas;
diberikan juga secara intrakavitas pada tumor kandung
kemih superfisial.
Dosis : 4-6 mg, 1-2 x/minggu
8.3.29. Nilotinib
Indikasi : leukemia mieloid kronik (CML) positif kromosom
Philadelphia pada fase akselerasi atau kronis, yang resisten
atau intoleransi terhadap terapi sebelumnya termasuk
imatinib.
Dosis : Dewasa, 400 mg, dua kali sehari, tidak boleh diberikan
bersama dengan makanan, tidak boleh makan selama 2 jam
sebelum dan 1 jam sesudah minum obat.
8.3.31. Oksaliplatin
79
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.32. Paklitaksel
Indikasi : Kanker ovarium terapi pilihan pertama pada kombinasi
dengan campuran platinum untuk pengobatan kanker
ovarium bermetastasis tingkat lanjut; terapi pilihan kedua
untuk pengobatan kanker ovarium bermetastasis tingkat
lanjut. Kanker payudara: pengobatan tambahan pada ujung
kanker payudara positif diberikan secara berturut-turut
sebagai standar terapi kombinasi; terapi setelah
kekambuhan selama 6 bulan sebagai terapi tambahan,
terapi sebelumnya harus mengandung antrasiklin kecuali
dikontraindikasikan secara klinis; terapi pilihan kedua
setalah kegagalan kemoterapi kombinasi untuk penyakit
metastatik, terapi sebelumnya harus mengandung
antrasiklin kecuali dikontrasindikasikan secara klinis;
pengobatan kanker payudara tingkat lanjut atau
bermetastasis pada pengobatan dengan kombinasi
transtuzumab, untuk pasien yang kelebihan ekspresi HER-2
pada kadar 3+ seperti yang ditentukan dengan
immunohistochemistry atau FISH+. Kanker paru-paru non-
small cell terapi pilihan pertama pada kombinasi dengan
campuran platinum pada pengobatan kanker paru-paru non-
small cell untuk pasien yang tidak disarankan untuk
80
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.33. Rituksimab
81
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.34. Setuksimab
Indikasi : (dalam kombinasi dengan irinotekan) kanker kolorektal
metastase yang mengeluarkan epidermal growth factor
receptor (EGFR) setelah tidak teratasi dengan terapi
sitotoksik tunggal (termasuk dengan irinotekan);
(kombinasi dengan terapi radiasi) kanker sel skuamosa
lanjut yang bersifat lokal pada leher dan kepala
Dosis : JANGAN DIBERIKAN SEBAGAI INJEKSI BOLUS
ATAU INJEKSI PUSH. DIBERIKAN MELALUI INFUS
PUMP ATAU SYRINGE PUMP. Harus diberikan
dengan menggunakan “A low protein binding 0.22
micrometer in-line filter”. HARUS DISIAPKAN
DENGAN TEKNIK ASEPTIK.
Kanker pada leher dan kepala: (pramedikasi dengan
antihistamin (misal: injeksi difenhidramin 50 mg)) Dosis
awal (infus pertama): 400 mg/m2 diberikan selama 120
menit (kecepatan infus maksimal 5 mL/menit) satu minggu
sebelum dimulainya terapi radiasi.
Dosis pemeliharaan mingguan (semua infus berikutnya):
250 mg/m2 diberikan selama 60 menit (kecepatan infus
maksimal 5 mL/menit) setiap minggu selama terapi radiasi
(6-7 minggu), diberikan 1 jam sebelum terapi radiasi.
Dosis untuk kondisi kambuhan atau metastase: dosis awal
400 mg/m2 diikuti dengan 250 mg/m2 setiap minggu.
Terapi dihentikan jika terjadi perkembangan penyakit atau
toksisitas yang tidak dapat ditoleransi.
Kanker kolorektal: (dalam kombinasi dengan irinotekan
atau sebagai monoterapi), dosis awal: 400 mg/m2 diberikan
melalui infus intravena selama 120 menit (kecepatan infus
maksimal 5 mL/menit). Dosis pemeliharaan mingguan
(semua infus berikutnya): 250 mg/m2 diberikan selama 60
menit (kecepatan infus maksimal 5 mL/menit).
Panduan penyesuaian dosis jika terjadi reaksi parah ruam kulit berbentuk jerawat:
Urutan kejadian Pemberian obat Hasil Penyesuaian dosis
82
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.35. Siklofosfamid
Indikasi :leukemia limfositik kronik, limfoma, dan tumor solid.
Dosis : induksi 40-50 mg/kg bb; dosis penunjang, oral: 1-5 mg/kg
bb/hari; intravena: 10-15 mg/kg bb tiap 7-10 hari, atau 3-5
mg/kg bb 2 x seminggu
8.3.36. Sisplatin
Indikasi : kanker testikular, paru, servikal, kandung kemih, kepala
dan leher, dan kanker ovarium (tetapi karboplatin lebih
baik untuk kanker ovarium).
Dosis : infus iv selama 6-8 hari. Dewasa dan anak: 50-100
mg/m2/hari dosis tunggal selama 3-4 minggu atau 15-20
mg/m2/hari iv selama 5 hari dan diberikan selama 3-4
minggu
8.3.37. Sitarabin
Indikasi : leukemia akut
Dosis : leukemia non limfositik akut 100 mg/m2/hari dg infus
terus menerus selama 1-7 hari atau 100 mg/m2 iv tiap 12
jam selama 1-7 hari. Leukemia meningeal 5-75 mg/m2 luas
permukaan badan scr IK 1xtiap 4 hari
8.3.38. Temozolamid
Indikasi : terapi ajuvan radioterapi pada glioblastoma multiform
yang baru didiagnosis , glioma ganas, seperti glioblastoma
multiform atau anaplastic astrocytoma yang menunjukkan
kekambuhan atau perburukan setelah terapi standar,
melanoma ganas dengan metastatik lanjutan.
83
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.3.39. Vinblastin
Indikasi : terapi paliatif utk limfoma maligna non Hodgkin,penyakit
Hodgkin, karsinoma yg resisten thd kemoterapi lain &
karsinoma payudara
Dosis : monoterapi : IV dlm interval seminggu. Dws: 1:3.7
mg/m2 dpt ditingkatkan 1.8 mg/m2 dg intervalmingguan
sampai didapat efek yg diinginkan. Dosis berikutnya tidak
diberikan sampai jumlah sel darah putih 4000/mm3
8.3.40. Vinkristin
Indikasi : leukemia akut, limfoma, dan beberapa tumor padat seperti
kanker payudara dan kanker paru.
Dosis :IV: anak; 1,5-2 mg/m2; dws: 0,4-1,4 mg/m2
8.3.41. Vinorelbin
Indikasi : kanker payudara lanjutan dan non-small cell lung cancer
lanjutan.
Dosis : Oral, 60 mg/m2 seminggu satu kali selama 3 minggu, jika
terjadi toleransi dapat diubah menjadi 80 mg/m2 seminggu
satu kali; maksimal 160 mg seminggu satu kali. Injeksi
intravena atau infus, lihat keterangan pada produk.
8.4. Lain-lain
8.4.1. Asam ibandronat
85
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
86
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
8.4.5. Mesna
Indikasi : pencegahan urotoksik
Dosis : diperhitungkan sesuai dengan dosis alkilator yang
digunakan; dosis oral diberikan 2 jam sebelum pemberian
alkilator dan diulang 2 dan 6 jam setelah pengobatan; dosis
intravena diberikan bersama-sama dengan alkilator dan
diulang 4 dan 8 jam setelah pemberian alkilator
9. Antiparkinson
9.1.1. Kombinasi benserazid+levodopa
Nama dagang:
a. Leparson tab
b. *Levopar tab
Indikasi : Penyakit parkinson kecuali sindroma parkinson karena
obat. Parkinsonisme simtomatik pasca ensefalitis.
Dosis : Dewasa : awal ½ tablet 3-4 sehari atau 1 tab 3x sehari,
dosis efektif 400-800 mg/hari dalam dosis terbagi, dapat
ditingkatkan maksimal 1000 mg/hari. Lansia : ½ tablet 1-2x
sehari, dapat ditingkatkan 50 mg/hari dengan interval 3-4
hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Gangguan endokrin, ginjal, hati, jantung, psikosis,
psikoneurosis berat, hamil, pasien ˂ 25 th, kombinasi
MAOI kecuali selegenin.
Perhatian : Glaukoma, infark miokard, insufisiensi koroner, aritmia,
ulkus lambung, osteomalasia.
Efek Samping : Anoreksia, gangguan GI, aritmia, hipotensi ortostatik,
leucopenia, trombositopeni.
Interaksi Obat : Memperkuat efek simpatomimetik, neuroleptik, MAOI,
opiate.
88
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
9.1.3. Pramipeksol
Nama Dagang : Sifrol
Indikasi : Pengobatan tanda dan gejala penyakit parkinson idiopatik
lanjut dalam kombinasi dengan levodopa, terapi simtomatik
idiopathic restless legs syndrome.
Dosis : Awal 0.375 mg/hari dibagi dalam 3 dosis, dosis dapat
ditingkatkan tiap 5-7 hari sampai maksimal 4.5 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Perhatian : Gangguan ginjal, psikotik, penyakit KV berat, hamil,
laktasi, hindari penghentian terapi secara mendadak,
mengganggu kemampuan mengendarai dan
mengoperasikan mesin.
Efek Samping : Perilaku dan Impi abnormal, bingung, konstipasi, delusi,
pusing, diskinesia, kelelahan menyeluruh, halusinasi, sakit
kepala, hiperkinesia, hipotensi, gangguan makan,
hiperfagia, insomnia, gangguan libido, mual, edema perifer,
paranoia, somnolen, peningkatan BB.
Interaksi Obat : Simetidin, amantadin, antipsikotik, sedative, alkohol (efek
aditiv)
9.1.4. Ropinirol
Indikasi : Parkinson idiopatik, sebagai monoterapi maupun terapi
tambahan levodopa.
Dosis : Dosis awal, 2 mg sekali sehari selama satu minggu,
dilanjutkan dengan titrasi dosis yaitu 4 mg sekali sehari
selama minggu kedua, 6 mg sekali sehari selama minggu
ketiga dan 8 mg sekali sehari dalam minggu keempat.
89
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
9.1.5. Triheksifenidil
Nama Dagang : Hexymer tab
Indikasi : Parkinson, gangguan ekstrapiramidal yang disebabkan
obat SSP.
Dosis : Parkinson : Hari 1 : 1 mg, Hari 2 : 2 mg, diberikan 2-3 x
sehari selama 3-5 hari. Pasca ensefalitis 12-15 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Perhatian : Penyakit jantung, hati dan ginjal, hipertensi, glaukoma,
hipertrofi prostat.
Efek Samping : Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, cemas,
konstipasi, retensi urin, takikardi, dilatasi pupil.
Interaksi Obat : Potensiasi aktif dengan obat adrenergik lain, bersifat
antagonis dengan chlorhydria (asam glutamate, betazol).
10.2.4. Factor koagulasi II 14-35 IU, factor koagulasi VII IU, factor koagulasi IX 25
IU, factor koagulasi X 14-35 IU
10.2.5. Fitomenadion
Indikasi : pencegahan defisiensi vitamin K pada sindrom
malabsorpsi,
Dosis : 10 mg tiap hari. vitamin K pada bayi, untuk bayi prematur
dapat diberikan 400 mcg/kg bb (maksimal 1 mg).
10.2.6. Fondaparinuks
Nama Dagang : Arixtra inj
Indikasi : mencegah penggumpalan darah, mencegah DVT, dan
mencegah penyumbatan pembuluh paru-paru.
Dosis : 2,5 mg SC sehari 1x hingga 8 hari.
Kontraindikasi : pasien dengan perdarahan yang signifikan, endocarditis
bacterial akut, hipersensitif terhadap obat, kerusakan ginjal
akut, dan pasien dengan berat badan kurang dari 50 kg.
Perhatian : jangan diberikan melalui rute intramuskular (IM route).
Efek Samping : efek hematologis ( perdarahan, anemia); efek GI (N/V,
konstipasi, diare); efek CV (edema, hipotensi, hipertensi,
angina, PCI yang mengarah pada catheter trombosis); efek
CNS (insomnia, sakit kepala, pusing, kebingungan); efek
dermatologis (ruam, purpura).
10.2.7. Heparin, Na
Nama Dagang : Inviclot inj
93
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
10.2.9. Rivaroksaban
Indikasi : mengurangi risiko stroke dan embolisme pada pasien
atrial fibrilasi nonvalvular dengan riwayat stroke atau TIA
atau pada pasien atrial fibrilasi nonvalvular dengan skor
CHADS2 > 2, trombosis vena dalam (Deep Vein
Thrombosis/DVT).
Dosis : 20 mg sekali sehari (dosis maksimal), untuk DVT: 15 mg
dua kali sehari (dosis maksimal 30 mg, jika lupa dapat
diminum sekaligus dua tablet), untuk tiga minggu pertama
diikuti selanjutnya 20 mg sekali sehari (dosis maksimal).
10.2.10. Warfarin
Nama Dagang : Simarc tab
Indikasi : pengobatan dan pencegahan trombosis vena. Terapi
tambahan untuk mengatasi penyumbatan koroner.
Dosis : D : 10 mg/hari selama 2 hari.
94
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
10.2.11. Carbazokrom
Nama Dagang :
1. *Carbazokrom Na sulfonat inj
2. Adona inj
Indikasi : kecendrungan terjadi perdarahan, pendarahan dari kulit,
membrane mukosa, sekitar mata, nefrotik, metroragia.
Dosis : D : 30-90 mg/hari, terbagi dalam 3 dosis atau 1 ampul (2
ml) SK/IM dosis tunggal harian atau 1 ampul (5 ml) sampai
2 ampul (10 ml) secara IV drip.
Perhatian : lansia yang memerlukan pengaturan dosis.
Efek Samping : kadang-kadang kehilangan nafsu makan, rasa tak nyaman
pada lambung, reaksi hipersensitivitas.
Interaksi Obat : menyebabkan hasil positif pada tes urobilinogen urin
95
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
10.4. Hematopoetik
10.4.1. Eritropoetin –alfa
Hanya utk penderita CKD dg kriteria :
a. Kadar Hb < 10 g/dl (terapi awal) dan 10-12 g/dl (terapi rumatan)
b. Kadar besi normal (SI > 60 mcg/dl dan atau indeks saturasi besi (SI/TIBC
x 100%) >20%
1. Inj 2000 IU/ 0,5 ml
2. Inj 3000 IU/ ml
3. Inj 10000 IU/ ml
10.4.2. Eritropoetin-beta
Hanya utk penderita CKD dg kriteria :
a. Kadar Hb < 10 g/dl (terapi awal) dan 10-12 g/dl (terapi rumatan)
b. Kadar besi normal (SI > 60 mcg/dl dan atau indeks saturasi besi
(SI/TIBC x 100%) >20%
1. Inj 2000 IU/ 0,3 ml
10.4.3. Filgrastim
Indikasi : (hanya untuk digunakan oleh spesialis) pengurangan
durasi neutropenia dan kejadian demam neutropenia akibat
kemoterapi sitotoksik pada penyakit keganasan (kecuali
leukemia myeloid kronis dan sindrom myelodisplasia);
pengurangan durasi neutropenia (dan sequalae-nya) dalam
terapi myeloablasi yang dilanjutkan dengan transplantasi
sumsum tulang; mobilisasi sel progenitor darah perifer
untuk dipanen dan selanjutnya digunakan dalam infus
autolog; neutropenia kongenital berat, neutropenia siklik,
atau neutropenia idiopatik, dan adanya riwayat infeksi berat
berulang (bedakan dengan cermat dari kelainan hematologi
lain, lihat literatur produk); neutropenia persisten pada
infeksi HIV lanjut.
Dosis : Limfoma malignan, kanker paru, kanker testicular dan
neutroblastoma. Untuk dewasa, dosis yang
direkomendasikan adalah 50 mcg/m2, diberikan sebagai
dosis tunggal sehari secara injeksi subkutan, saat absolute
neutrophyl count (ANC) kurang dari 1000/mm3 (jumlah
lekosit ≤ 2000/mm3) diamati setelah sitotoksid kemoterapi.
Dosis pertama diberikan < 24 jam setelah sitotoksid
kemoterapi.
96
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
10.4.4. Lenograstim
Dosis : pengurangan rentang waktu dari neutropenia dan yang
berkaitan pada pasien komplikasi (dengan non myeloid
anaplasia) menerima suatu otologous atau allogous
transplantasi sumsum tulang. Pengurangan range waktu
dari neutropenia dan yang berkaitan pada pasien
komplikasi selama kemoterapi yang diketahui berkaitan
dengan timbulnya sesuatu yang signifikan pada demam
neutropenia.Mobilisasi dari sel progenitor darah perifer.
Dosis : dewasa: setelah transplantasi sumsum tulang dosis yang
direkomendasikan dari 150 mcg (19,2 juta unit/m2) sehari
secara injeksi intravena selama 30 menit, yang dilarutkan
dengan larutan garam isotonik atau secara injeksi subkutan.
Mulai setelah transplantasi sampai tercapai titik terendah
terlewati dan jumlah neutrofill telah kembali ke kondisi
yang stabil.
97
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
12.1.1.2. Iopamidol
12.1.1.3. Iopromid
12.1.2. Intravascular
12.1.2.1. Iodiksanol
12.1.2.2. Ioheksol
12.1.2.3. Iopamidol
12.1.2.4. Iopromid
12.2. Magnetic resonace contrast media
12.2.1. Gadobutrol
12.2.2. Gadodiamid
12.2.3. Gadoksetat disodium
12.3. Intratekal
12.3.1. Ioheksol
12.3.2. Iopomidol
12.4. Body cavity
12.4.1. Kombinasi meglumin amidotrizoat + sod. Amidotrizoat
12.5. Ultra sound
12.5.1. Galactose microparticle
12.6. Radiofarmaka kedokteran nuklir
12.6.1. Radiofarmaka kedokteran nuklir diagnostic
12.6.1.1. Iodium 131
12.6.1.2. Fluoro deoxy glucose
12.6.1.3. Technetium 99m
12.6.1.4. Thallous chloride T1-201
12.6.2. Farmaka kedokteran nuklir
12.6.2.1. Methylen diposponat
12.6.2.2. Diethylen triamin pentaacetic acid
12.6.2.3. Iodohipurat sodium I 131
12.6.2.4. Dimercapto succinic acid
12.6.2.5. Mercapto acetyl tri glysine
12.6.2.6. Macro agregat albumin
12.6.2.7. Meta iodobenzyl guanidine
12.6.2.8. Oktreotid asetat
12.6.2.9. Metoxy iso butyl isonitril
12.6.2.10. Sulful colloid
12.6.2.11. Stannous pyrophosphate
12.6.3. Radiofarmaka kedokteran nuklir untuk terapi
12.6.3.1. Iodium 131
12.6.3.2. 153 Sm thylenediamin tetramethylen phosponic acid
12.6.4. Tes fungsi
12.6.4.1. Ginjal
1. Natrium aminohipurat
100
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
12.6.4.2. Mata
1. Fluoresein
12.6.4.3. Tes kulit
1. Tuberculin protein purified derivative
12.6.4.4. Lain-lain
1. K.y jelly
13.2. Disinfektan
13.2.1. Etanol 70%
Indikasi : disinfektan
13.2.2. Kalsium hipoklorit
Indikasi : disinfektan
13.2.3. Paraformaldehid
101
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
15.1.2. Furosemid
Nama Dagang :
a. *Furosemid tab, inj
b. Lasix inj , tab
Indikasi : edema pada jantung, paru, ginjal pada eklamsia dan
kehamilan, hipertensi, hiperkalsemia, enuresis noktunal.
Dosis : dosis awal 40 mg pada pagi hari, pemeliharaan 20 mg
sehari atau 40 mg selang sehari, anak 1-3 mg/kgBB sehari.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : defisiensi elektrolit, anuria, hipokalemia, koma hepatic.
Perhatian : insufisiensi hati & ginjal, hipertropi prostat, monitoring
cairan dan elektrolit, kehamilan dan menyususi, dapat
menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia,
memperburuk DM, gagal hati, porfiria.
Efek Samping : rasa tidak enak pada perut, sakit kepala, gangguan GI,
penglihatan kabur, pusing.
Interaksi Obat : dapat meningkatkan toksisitas aminoglikosida,
sefalosforin, litium, salisilat, gllikosida jantung, efektifitas
diuretic diturunkan oleh probenesid
15.1.3. Hidroklortiazid
Nama Dagang :
a. * Hidroclortiazid tab
Indikasi : diuretika, edema, terapi tambahan pada hipertensi.
Dosis : edema : dosis awal 12,5 – 25 mg sehari. Hipertensi dosis
awal 12,5 mg/hari. Usia lanjut dosis awal 12,5 mg/hari.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.
Perhatian : gangguan fungsi hati atau ginjal hentikan bila memburuk.
Hamil, laktasi, usia lanjut. Monitor cairan dan elektrolit.
Efek Samping : gangguan metabolik, ketidakseimbangan elektrolit,
anoreksia, gangguan GI, sakit kepala, pusing.
Interaksi Obat : dapat meningkatkan toksisitas dari glikosida digitalis, efek
antihipertensi. Peningkatkan resiko hipotensi postural
dengan alkohol, barbiturat, opioid. Efek menekan K
ditingkatkan oleh kortikosteroid.
103
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
15.1.6. Spironolakton
Nama Dagang :
a. *Spironolacton tab
b. Letonal tab
Indikasi : udema, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindroma
nefrotik, hipertensi.
Dosis : udema : dosis tunggal, gagal jantung kongestif : 25-200
mg. Hipertensi : 50-200 mg. Anak : dosis awal 3 mg/kgBB
dalam dosis terbagi.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, hamil.
Perhatian : pemakain bersama obat suplemen K, hindari bila terjadi
gangguan fungsi ginjal sedang dan berat, laktasi, anestasia.
Efek Samping : ginekomastia, gejala GI, mengantuk, letargi, ruam, sakit
kepala, gangguan mental, ataksia, impotensi, iragularitas
menstruasi, perdarahan pasca menopause.
Interaksi Obat : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin,
menghambat bersihan digoksin.
104
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
15.2.2. Dutasterid
Indikasi : Pengobatan dan pencegahan perkembangan Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan mengurangi gejala
yang muncul, mengurangi ukuran prostat (volume),
meningkatkan kecepatan aliran urin, mengurangi risiko
retensi urin akut dan mengurangi pembedahan akibat BPH.
Dalam kombinasi dengan alfa bloker tamsulosin,
diindikasikan untuk pengobatan simtomatik BPH moderat
sampai berat pada pria dengan pembesaran prostat.
Dosis : Sekali sehari satu kapsul (0,5 mg), dapat diberikan
bersama dengan maupun tidak bersama dengan makanan.
Meskipun perbaikan mungkin sudah terlihat pada awal
pengobatan, pengobatan selama kurang lebih 6 bulan
diperlukan untuk menilai secara obyektif apakah dapat
diperoleh respon yang memuaskan terhadap pengobatan.
15.2.3. Finasterid
Indikasi : hiperplasia prostat ringan.
Dosis : 5 mg/hari; pengobatan harus ditinjau ulang setelah 6
bulan.
15.2.4. Tamsulosin
Indikasi : Pengobatan gejala fungsional dari hipertrofi prostat jinak
Dosis : 400 mcg perhari sebagai dosis tunggal
15.2.5. Terazosin
Nama Dagang :
a. *hytroz tab
b. Hytrin tab
Indikasi : Terapi untuk gejala hiperplasia prostat jinak (BPH) &
hipertensi.
Dosis : Awal, 1 mg 1x /hari ditingkatkan bertahap sampai dengan
5 mg 1x /hari.
105
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.1.2. Vasopressin
Indikasi : diabetes insipidus kranial; perdarahan varises esofagus.
Dosis : injeksi subkutan atau intramuskular 5-20 unit tiap 4 jam.
16.2. Antidiabetes
106
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.2.1.2. Glibenclamid
Indikasi : diabetes mellitus tipe 2.
Dosis : dosis awal 5 mg 1 kali sehari; segera setelah makan pagi
(dosis lanjut usia 2.5 mg, tetapi hindari- lihat keterangan di
atas) disesuaikan berdasarkan respon: dosis maksimum 15
mg sehari).
16.2.1.3. Gliklazid
Nama Dagang :
a. *Glucodex
Indikasi : DM tipe 2.
Dosis : 1-4 tab/hari dosis tunggal.
Aturan Pakai : Berikan segera sebelum makan.
Kontraindikasi : Ketoasidosis diabetikum, insufisiensi ginjal/hati berat.
Perhatian : Gangguan hati & atau ginjal. Hipoglikemia dapat terjadi
bila asupan makanan berkurang atau dosis terlalu tinggi.
Efek Samping : Mual, ruam kulit, gangguan GI, hipoglikemia, vaskulitis
alergi, peningkatan kadar enzim hati. Jarang, diskrasia
darah.
Interaksi Obat : Mikonazol, fenilbutazon, alkohol, antidiabetik lain,
penyekat beta, flukonazol, ACE Inhibitor, antagonis
reseptor H2 , MAOI, sulfonamid AINS, danazol,
klorpromazin, glukokortikoid, ritrodin, salbutamol,
terbutalin, antikoagulan.
16.2.1.4. Glimepirid
Nama Dagang :
a. *Glimepirid tab
Indikasi : DM tipe 2, dimana kadar gula darah tidak dapat dikontrol
hanya dengan diet, olahraga dan penurunan BB. Dapat
dikombinasi dengan metformin dan insulin. Amaryl M :
terapi tambahan untuk pasien NIDDM dimana monoterapi
dengan metformin atau glimepirid tidak menghasilkan
control glikemik yang adekuat.
Dosis : D : Awal, 1 mg/hr dosis bisa di naikan berdasarkan
pemeriksaan monitor kadar rutin dengan interval 1-2
107
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.2.1.5. Glipizid
Indikasi : diabetes mellitus tipe 2.
Dosis : dosis awal 2,5 - 5 mg sehari; diminum secepatnya
sebelum makan pagi atau makan siang, disesuaikan
dengan respon, dosis maksimum harian 20 mg;
sampai 15 mg dapat diberikan sebagai dosis
tunggal, lebih tinggi dalam dosis terbagi.
16.2.1.6. Metformin
Nama Dagang :
a. *Metformin tab
108
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.2.1.7. Pioglitazon
Indikasi : terapi tambahan pada diet dan olahraga pada diabetes
melitus tipe 2 (dual kombinasi dengan sulfonilurea atau
metformin, dan triple kombinasi dengan metformin dan
sulfonilurea).
Dosis : DEWASA, dosis awal 15 mg atau 30 mg satu kali sehari,
dosis dapat ditingkatkan hingga 45 mg satu kali sehari.
16.3.2. Estrogen
110
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.3.3.5. Noretisteron
Nama Dagang :
1. Norelut tab
2. *Primolut N tab
111
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.3.4. Kontrasepsi
16.3.4.1. Kontrasepsi oral
1. Desogestrel
2. Kombinasi ldesogestrel+etinil estradiol
3. Kombinasi levonorgestrel+etinil estradiol
4. Linestrenol
112
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.4.3. Lugol
16.4.4. Propiltoiurasil
Nama Dagang :
a. *Propiltiourasil tab
Indikasi : Hipotiroidisme.
Dosis : D : 200-400 mg/hari dosis ini dipertahankan sampai
pasien mencapai keadaan eutiroid, dosis lalu diturunkan
secara berangsur sampai mencapai dosis pemeliharaan 50-
150 mg/hari.
Aturan Pakai : Berikan setelah makan.
Perhatian : Hamil, laktasi, gangguan hati.
Efek Samping : Mual, muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala,
ruam kulit, pruritus, nyeri sendi, alopesia.
16.4.5. Tiamazol
Nama dagang
a. Tyrozol tab
Indikasi : Lihat pada dosis.
Dosis : D : Terapi konservatif hipertiroid, regimen pertama :
awal, 25-40 mg/hari, pemeliharaan : 5-20 mg/hari,
maksimal 40 mg/hari dosis tunggal. Regimen kedua : 2.5-
10 mg/hari. Ibu hamil : 2.5-10 mg/hari tanpa pemberian
114
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.5. Kortikosteroid
16.5.1. dexametason
Nama Dagang :
c. Dexametason tab, inj
d. Kalmetason inj
Indikasi : Alergi, penyakit kolagen, reumatik, leukimia dan
limfoma, syok, penyakit pernafasan, gangguan
hematologik, edema.
Dosis : Dewasa oral 0.5-10 mg/hari tiap 6 jam selama 2-10 hari.
Anak 0.2-5 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis, TB aktif atau
statis, infeksi akut.
Perhatian : Hipertensi, gagal jantung kongestif, DM, penyakit infeksi,
gagal ginjal kronik, uremia, usia lanjut, hamil.
Efek Samping : Retensi air dan garam, edema, hipertensi, gagal mental,
pankreatitis, gangguan penglihatan, atrofi, nafsu makan
meningkat, pertumbuhan lambat.
Interaksi Obat : Efektifitas, berkurang dengan fenitoin, antibiotik lain,
fenobarbital, rifampisin, vitamin A, tetrasiklin dan
antibiotik lain, tiazid. Antikoagulan oral, hipoglikemik oral
dan salisilat.
16.5.2. hidrokortison
115
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
16.5.3. metilprednisolon
Nama Dagang :
a. *Metilprednison tab, inj
b. Metrison 4 mg tab
c. Somerol 4 mg tab
d. Toras 4 mg tab
Indikasi : Kelainan endokrin, penyakit reumatik, penyakit kolagen,
penyakit kulit, alergi, penyakit mata, penyakit saluran
nafas, kelainan hematologi, edema, gangguan saluran
cerna.
Dosis : Awal 2-48 mg/hari,. Sklerosis multiple 160 mg/hari
selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg/hari selama 1 bulan.
IM/IV lambat/ Infuse IV mulai 10-100 mg.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Infeksi jamur sistemik.
Perhatian : Penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi, vaksinasi,
TB, sirosis, hipotiroid, hamil dan laktasi.
Efek Samping : Gangguan elektrolit dan cairan tubuh, gangguan
pencernaan, keringat berlebihan, urtikaria, osteoporosis,
peningkatan tekanan intrakranial, gangguan siklus
menstruasi, DM, hambatan pertumbuhan pada anak,
katarak, glaucoma.
Interaksi Obat : Siklosporin, phenobarbital, phenitoin, rifampisin,
karbamazepin, pirimidon, ketokonazole, aspirine,
antikolinesterase, antihipertensi, diuretic
16.5.4. prednisone
Nama Dagang :
116
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
a. *Prednisone
Indikasi : RA, demam rematik akut, asma bronkial, obat
antiinflamasi.
Dosis : Dewasa 1-4 tablet/hari, maksimal 12 tablet/hari. Anak 1-2
mg/kgBB dalam 3-4 dosis terbagi.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Ulkus gaster, osteoporosis, DM, TB akut, hipertensi,
gangguan neurologi, gangguan hati dan ginjal, infeksi
jamur sistemik. Hamil.
Perhatian : Pengobatan terus-menerus dan jangka panjang pada anak
selama masa pertumbuhan. Penyakit jantung kongestif,
gangguan fungsi ginjal. Hindari penghentian terapi
mendadak. Hamil dan laktasi.
Efek Samping : Moon face, mual, anoreksia, osteoporosis, nyeri otot,
gelisah, iritasi lambung, hipernatremia, hiperkalemia,
gangguan tidur.
a. *Amlodipin tab
Indikasi : hipertensi profilaksis, angina. Hipertensi esensial pada
pasien dengan TD yang tidak cukup dikendalikan hanya
dengan monoterapi.
Dosis : D : untuk angina/hipertensi, awal 5 mg/hari, max 10
mg/hari. Lansia 2,5 mg/hari. Exforge : 1 tab/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan, dinum pagi hari.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap dihidroperidin, hipertensi berat,
hamil, laktasi, gangguan ginjal berat ( bersihan kreatinin <
10 ml/menit). Angioderma herediter atau angioderma yang
timbul selama terapi awal dengan ACE inhibitor atau
antagonis reseptor angiostensin II.
Perhatian : kehamilan dan menyusui, gagal jantung kongestif. Pasien
dengan deplesi vol cairan tubuh dan atau deplesi garam
yang mendapat diuretik dosis tinggi. Penggunaan bersama
suplemen K, diuretik hemat K, pengganti garam
mengandung K, atau obat yang dapat meningkatkan kadar
K ( misalnya heparin). Hindari penghentian pengobatan
secara mendadak,stenosis arteri ginjal bilateral atau
unilateral, menjalani transplatasi ginjal. Gangguan fungsi
hati atau abstruksi sal empedu. Stenosis katup aorta atau
mitral, kardiomiopati hipertropi obstruktif.
Efek Samping : sakit kepala, edema, kelelahan menyeluruh, fatigue, mual,
muntah, fisik, muka merah, nyeri abdomen, palpitasi,
pruritus, dyspepsia, nasofaringitis, influenza, rasa lemas
yang menyeluruh, sensasi panas.
Interaksi Obat : teofilin, ergotamin, suplemen K, diuretik hemat K,
pengganti garam yang mengandung K & obat lain yang
dapat meningkatkan kadar K ( misalnya heparin ).
17.1.2. Atenolol
Indikasi : Hipertensi, angina pectoris
Dosis : hipertensi: dosis awal; sehari 50 mg; dpt ditambah
diuretic; jika efek tidak Nampak selama 1-2 minggu dosis
dinaikkan sampai sehari 100 mg. angina pectoris ; sehari
50-200 mg
17.1.3. Diltiazem
Nama Dagang :
a. *Diltiazem tab
b. Herbeser CD tab , inj
118
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.2. Antiaritmia
17.2.1. Amiodaron
Indikasi : takikardia yang berkaitan dengan sindrom Wolff-
Parkinson-White. Obat ini digunakan untuk pengobatan
119
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.2.2. Digoksin
Nama Dagang :
a. Fargoxin tab,
b. *Fargoxin inj
c. *Digoxin tab
Indikasi : payah jantung kongestif akut dan kronis, takikardi
supraventrikuler paroksimal.
Dosis : D: Digitalisasi cepat (24-36 jam): 4-6 tab, kemudian 1
tablet pada interval tertentu sampai kompensasi tercapai.
Digitalisasi lambat (3-5 hari): 2-6 tab/hari dalam dosis
terbagi. Terapi penunjang: 1-3 tab/hari. A: (< 10
th)Digitalisasi cepat: 25 mcg/kgBB pada interval tertentu
sampai kompensasi tercapai. Terapi penunjang 10-20
mcg/kgBB/hari,
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan
Kontraindikasi : Bok AV total & bok AV total Aritmia supraventrikuler
yang disebabkan sindroma Wolf-parkinson-white, fibrasi
ventrikel, hipersensitif,
Perhatian : pada kor pulmonalis kronis, insufisiensi koroner,
gangguan elektrolit & insufisiensi ginjal atau hati : dosis
harus dikurangi. Juga pada keadaan payah ginjal & pasien
lanjut usia.
Efek Samping : mual, muntah, kontraksi ventrkel prematur, depresi,
ngantuk, rasa lemah, gelisah, vertigo, midriasis, fotofobia,
ruam kulit.
Interaksi Obat : Ca dosis tinggi, obat psikotropik termasuk litium &
simpatomimetik : memperbesar resiko aritmia jantung.
Kuinidin antagonis Ca, amiodaron, spironolakton &
triamteren, eritromisin, tetrasiklin : melningkllatkan kadar
digoksin dalam serum. Koelstiramin, kolestipol, antasida &
neomisin : mengganggu absorpsi digoksin dalam usus.
120
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.2.3. Diltiazem
Nama Dagang :
c. *Diltiazem tab
d. Herbeser CD tab , inj
Indikasi : hipertensi esensial ringan hingga sedang, angina pektoris,
angina pectoris tipe varian.
Dosis : D : 60 mg/8 jam dosis awal. Lansia 60 mg/ 12 jam. Jika
perlu dosis ditingkatkan sampai 360 mg/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : bradikardi berat, gagal jantung kiri, blok AV derajat 2
atau 3, sindrom penyakit sinus, kehamilan dan menyusui.
Perhatian : kurangi dosis pada gangguan hati dan ginjal,gagal jantung
atau gangguan fentrikel kiri.
Efek Samping : bradikardi, blok SA, blok AV, hipotensi, malaise, sakit
kepala, muka merah dan panas, gangguan sal cerna.
Interaksi Obat : antihipertensi, dihidropiridin, antagonis Ca, beta bloker,
rauwolfia, digitalis, antiaritmia, aprindin HCl,siklosporin,
teofilin, takrolimus, karbamazepin, fenitoin, triazolam,
midazolam, cimetidin, rifampisisn, anestesi, HIV protease
inhibitor, relaksan otot.
17.2.4. Lidocain
Indikasi : anastesi lokal
Dosis : 1 amp
17.2.5. Propranolol
Nama Dagang :
a. *Propanolol tab
Indikasi : terapi hipertensi, angina pectoris, ansietas takikardia,
disaritmia jantung, kardiomiopati obstruktif hipertrofi &
tremor esensia. Terapi tambahan dari tirotoksikosis &
fekromositoma. Profilaksis setelah infark miokard akut,
migren dan angina pectoris.
Dosis : D & A < 12 tahun : angina pectoris 20 mg 3-4x sehari,
ditingkatkan bertahap s/d 40 mg 3-4x sehari, maksimal
200-280 mg/hari jika perlu. Aritsmia jantung : 10-30 mg 3-
4x sehari. Hipertensi 20 mg 3x sehari, ditingkatkan setelah
3 hari menjadi 40 mg 3-4x sehari. Migren profilaksi D : 40
mg 2-3x sehari. Kardiomiopati obstruksi hipertrifi 10-20
mg 3-4x sehari. A < 12 tahun setengah dosis dewasa.
Aturan Pakai : sebelum makan.
121
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.2.6. Verapamil
Indikasi : angina pectoris
Dosis : dws; 3x1 tab ½ jam sebelum makan
17.3. Antihipertensi
17.3.1. Amlodipin
Nama Dagang :
a. *Amlodipin tab
Indikasi : hipertensi profilaksis, angina. Hipertensi esensial pada
pasien dengan TD yang tidak cukup dikendalikan hanya
dengan monoterapi.
Dosis : D : untuk angina/hipertensi, awal 5 mg/hari, max 10
mg/hari. Lansia 2,5 mg/hari. Exforge : 1 tab/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan, dinum pagi hari.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap dihidroperidin, hipertensi berat,
hamil, laktasi, gangguan ginjal berat ( bersihan kreatinin <
10 ml/menit). Angioderma herediter atau angioderma yang
timbul selama terapi awal dengan ACE inhibitor atau
antagonis reseptor angiostensin II.
Perhatian : kehamilan dan menyusui, gagal jantung kongestif. Pasien
dengan deplesi vol cairan tubuh dan atau deplesi garam
yang mendapat diuretik dosis tinggi. Penggunaan bersama
suplemen K, diuretik hemat K, pengganti garam
mengandung K, atau obat yang dapat meningkatkan kadar
K ( misalnya heparin). Hindari penghentian pengobatan
secara mendadak,stenosis arteri ginjal bilateral atau
unilateral, menjalani transplatasi ginjal. Gangguan fungsi
hati atau abstruksi sal empedu. Stenosis katup aorta atau
mitral, kardiomiopati hipertropi obstruktif.
122
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.2. Atenolol
Indikasi : Hipertensi, angina pectoris
Dosis : hipertensi: dosis awal; sehari 50 mg; dpt ditambah
diuretic; jika efek tidak Nampak selama 1-2 minggu dosis
dinaikkan sampai sehari 100 mg. angina pectoris ; sehari
50-200 mg
17.3.3. Bisoprolol
Nama Dagang :
a. *Bisoprolol tab
b. *Concor tab
Indikasi : hipertensi, sebagai monoterapi atau kombinasi dengan
antihipertensi lain.
Dosis : Awa : 1x sehari 5 mg, dapat ditingkatkan 10-20 mg/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : syok kardiogenik, bok AV derajat 2 atau 3, sindrom sick
sinus, bok SA, bradikardi.
Perhatian : gangguan fungsi ginjal dan hati, bronkospasme, terapi
bersama anastesi inhalasi, DM, bok AV derajat 1, angina
prinzmetal, penyakit oklusi arteri perifer.
Efek Samping : sensasi dingin atau kebal terhadap ekstrimitas, mual,
muntah, diare, konstipasi, lelah, pusing, sakit kepala.
Interaksi Obat : verapamil, diltiazem, nifedipin, klonidin, penghambat
MAO, antiaritsmia go 1 & 3, parasimpatomimetik, beta
bloker lain, insulin dan obat DM ora, anestesi, glikosida
digitalis, obat yang menghambat sintesa prostaglandin,
derivate ergotamin, simpatomimetik, antidepresan trisiklik,
barbiturate, fenotiazin, rifampisin, antihipertensi lain.
17.3.4. Diltiazem
Nama Dagang :
a. *Diltiazem tab
b. Herbeser CD tab , inj
123
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.5. Doksazosin
Indikasi : hipertensi, hyperplasia prostat ringan
Dosis : awal; 1 mg/haridpt ditingkatkan setelah 1-2 minggu
menjadi 2 mg/hari dan seterusnya dg selang waktu yg sama
menjadi 4, 8 sampai 16 mg
17.3.6. Hidroklortiazid
Nama Dagang :
a. * Hidroclortiazid tab
Indikasi : diuretika, edema, terapi tambahan pada hipertensi.
Dosis : edema : dosis awal 12,5 – 25 mg sehari. Hipertensi dosis
awal 12,5 mg/hari. Usia lanjut dosis awal 12,5 mg/hari.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.
Perhatian : gangguan fungsi hati atau ginjal hentikan bila memburuk.
Hamil, laktasi, usia lanjut. Monitor cairan dan elektrolit.
Efek Samping : gangguan metabolik, ketidakseimbangan elektrolit,
anoreksia, gangguan GI, sakit kepala, pusing.
Interaksi Obat : dapat meningkatkan toksisitas dari glikosida digitalis, efek
antihipertensi. Peningkatkan resiko hipotensi postural
dengan alkohol, barbiturat, opioid. Efek menekan K
ditingkatkan oleh kortikosteroid.
17.3.7. Imidapril
Indikasi : hipertensi
124
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.8. Irbesartan
Nama Dagang :
a. *Irbesartan tab
Indikasi : hipertensiesensial. Hipertensi esensial pada pasien yang
Tekanan Darahnya tidak dapat dikendalikan secara adekuat
dengan irbesartan atau HCT aja.
Dosis : awal dan pemeliharaan sehari 150 mg dapat ditingkatkan
sampai 30 mg. Usia lanjut : 75 mg. Co-Aprovel 1 tab 1x
sehari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : hamil, laktasi, gangguan ginjal & hati berat, hipokalemia
refrakter, hiperkalsemia, sirosis biliar, kolestasis.
Perhatian : deplesi volume intravaskular, hipertensi renovascular,
gangguan & kerusakan ginjal, transplatasi ginjal, stenosis
katup aorta/mitral, kardiomiopati hipertropik obstruktif,
aldosteronisme primerstenosisarteri renalis yang
menyebabkan penyakit ginjal, dapat mengganggu toleransi
glukosa. Monitor elektrolit serum secara periodik.
Kardiopatik iskemik penyakit KV iskemik, riwayat alergi
atau asma bronkial. Lupus eritematosus sistemik. Monitor
serum K periodik jika diberikan bersama obat yang
mempengaruhi K serum.
Efek Samping : trauma muskuloskeletal, sakit kepala, wajah kemerahan,
pusing, lelah, mual, muntah, urinasi abnormal, jarang,
reaksi hipersensitivitas.
Interaksi Obat : suplemen K & diuretic hemat K, litium, obat
antihipertensi lain, garam pengganti yang mengandung K,
obat yang menekan SSP, obat antidiabetik, kolestiramin,
resin kolestipol, kortikosteroid, ACTH, glikosida digitalis,
AINS, obat relaksan otot, rangka no depolarisasi, obat anti
gout, garam Ca.
17.3.9. Candesartan
Nama Dagang :
a. *Candesartan tab
b. Canderin tab
Indikasi : hipertensi dan gagal jantung. Terapi pasien hipertensi
yang tekanan darah tidak terkontrol adekuat dengan
candesartan atau hidroklortiazid.
125
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.10. Kaptopril
Nama Dagang:
a. *Captopril tab
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Dosis : awal 12,5 mg 2xsehari, dapat ditingkatkan bertahap
menjadi 25 mg 2xsehari dengan selang waktu 2-4 minggu.
Maksima 50 mg 2xsehari.
Aturan Pakai : perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan).
Kontraindikasi : stenosis aorta, gagal ginjal, hamil dan laktasi, hipersensitif
terhadap ACE inhibitor lain.
Perhatian : neutropenia, agranulosis, trombositropenia, anemia,
penyakit vaskuler kolagen, penyakit ginjal, anak, hati-hati
dengan dosis awal, kehamilan dan menyusi.
Efek samping : proteinurea, peningkatan ureum darah & kreatinin, reaksi
idiosinkratik, ruam terutama pruritus, neutropenia, anemia,
trombositopenia, hipotensi.
Interaksi Obat : imunosupresan, vitamin K atau diuretic yang mengandung
vitamin K, probenesid, AINS, diuretic dan minoksidi.
17.3.11. Klonidin
Indikasi : semua bentuk hipertensi kecuali bentuk
peokromositomatik
126
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.12. Klortalidon
Indikasi : hipertensi
Dosis : sehari 1x1 tab
17.3.13. Lisinopril
Nama Dagang :
a. *Noperten tab 10 mg
Indikasi : hipertensi, payah jantung kongestif yang tidak bisa
dikontrol oleh diuretic & digitalis.
Dosis : hipertensi : awal 10 mg 1 x sehari, pemeliharaan 10 mg-
20 mg 1x sehari, maksimal 40 mg/hari. Terapi dengan
diuretic dimulai setelah 2-3 hari diuretic dihentikan. Payah
jantung kongestif : awal 2,5 mg/hari, pemeliharaan 5-20
mg/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : riwayat edema angioneurotik yang berhubungan dengan
terapi ACE inhibitor sebelumnya.
Perhatiaan : jangan dimuai bila tekanan sistolik kurang dari 100
mmHg. Kehamilan dan laktasi.
Efek Samping : sakit kepala, diare, batuk, mual, ruam kulit, palpitasi,
nyeri dada, letargi, urtikaria, edema angioneutropik.
Interaksi Obat : AINS kecuali indometasin, suplemen K, diuretic hemat K.
17.3.15. Nifedipin
Nama Dagang :
a. *Nifedipin tab
b. *Adalat oros 30 mg
Indikasi : pengobatan dan pencegahan angina pectoris, pengobatan
tambahan pada hipertensi.
127
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.16. Nikardipin
Nama Dagang :
a. Tensilo inj
b. *Nicardipin inj
Indikasi : pengobatan darurat pada krisis hipertensi akut selama
operasi, untuk menurunkan tekanan darah secara cepat,
hipertensi darurat.
Dosis : pengobatan darurat pada krisis hipertensi akut selama
operasi 2-10 mcg/kg/menit secara infus IV drip sampai TD
yang diinginkan tercapai, kemudian dosis disesuaikan
sambil memantau TD. Untuk menurunkan TD secara cepat
10-30 mcg/kg BB IV. Hipertensi darurat, 0,5-6 mcg/kg
BB/menit secara infus IV drip dengan kecepatan rata-rata
0,5 mcg/kg BB/menit sampai TD yang diinginkan tercapai
sambil memantau TD.
Kontraindikasi : hemostasis inkomplet, pendarahan intracranial,
peningkatan TIK pada stadium akut strok serebral.
Perhatian : penghentian secara tiba-tiba, gangguan fungsi hati dan
ginjal, stenosis aorta, lansia, anak, hamil, menyusui.
Efek Samping : ileus paralitik, hipoksia, trombositopeni, peningkatan
SGOT dan SGPT, takikardia, palpitasi, kemerahan pada
wajah, malaise umum.
Interaksi Obat : saquinavir, ritonavir, antihipertensi lain, beta bloker,
fentanil, digoksin, fenitoin, rifampisin, cimetidin,
imunosupresan, nitrogliserin, relaksan otot.
128
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.17. Nimodipin
Nama Dagang :
a. *Nimotop tab
Indikasi : Profilaksis dan pengobatan defisit neurologi iskemik
karena vasospasme serebral yang menyertai pendarahan
subaraknoid dari aneurisma.
Dosis : Infus : 1-2 mg/jam selama 5-14 hari, lalu selama 7 hari
berikutnya 2 tab 6x/hari.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makan.
Kontraindikasi : Edema serebral, peningkatan TIK, gangguan ginjal dan
hati, hamil.
Efek Samping : Trombositopeni, alergi ringan s/d sedang, sakit kepala,
takikardi, hipotensi, vasodilatasi, gangguan GI, mual.
Interaksi Obat : Antihipertensi, penyekat beta secara IV, simetidin, asam
valproat, rifampisin, antiepilepsi, antijamur azole,
fluoksetin, nortriptilin
17.3.19. Prostaglandin
Untuk bayi dg kelainan jantung bawaan
17.3.20. Ramipril
Nama Dagang :
a. *Ramipril tab
b. Ramixal tab
c. *Cardace tab
Indikasi : pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
Dosis : Dws : awal 2,5 mg sehari, pemeiharaan 2,5-5 mg sekali
sehari, maksimal 10 mg sehari dalam dosis tunggal atau
terbagi.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makan.
Kontraindikasi : penyakit pada arteri yang mengalirkan darah,
hiperaldosteronisme primer, angiodema, hamil dan laktasi.
Perhatian : riwayat angiodema yang tidak berhubungan dengan terapi
ACE inhibitor, gagal jantung kongestif dengan atau tanpa
berhubungan dengan insufisiensi ginjal. Pada hipertensi
hentikan diuretic 2-3 hari sebelumnya.
129
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.21. Telmisartan
Indikasi : pengobatan hipertensi essensial
Dosis : 1x40 mg, maksimum 1x80mg. pada pasien dg kerusakan
hati ringan sampai sedang , dosis tidak boleh melebihi 1x40
mg/hari.
17.3.22. Valsartan
Nama Dagang :
a. *Diovan tab
Indikasi : hipertensi, gagal jantung, pasca infark miokard.
Dosis : Hipertensi : 80 mg 1x /hari dapat ditingkatkan 160 mg
1x/hari. Gagal jantung : awal 40 mg 2x/hari. Max 320 mg
dalam dosis terbagi. Pasca infark miokard : 20 mg 2x/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : hamil & laktasi. Kerusakan hati yang berat, sirosis,
obstruksi bilier.
Perhatian : gangguan ginjal dan hati. Obstruksi sal empedu, deplesi
Na atau volume cairan tubuh, stenosis arteri ginjal
unilateral atau bilateral, hati-hati untuk memulai terapi
pasien gagal jantung & pasca infark miokard, pasien gagal
jantung tidak dianjurkan menggunakan bersama valsartan,
Ace inhibitor, beta bloker.
Efek Samping : sakit kepala, pusing, infeksi virus, infeksi sal nafas, batuk,
diare, lesu, rhenitis, sakit pinggang, nyeri perut, mual,
faringitis, artralgia.
Interaksi Obat : diuretic hemat K, suplemen K.
17.3.23. Verapamil
Indikasi : angina pectoris
Dosis : dws; 3x1 tab/hari, ½ jam sebelum makan
17.3.24. Piracetam
Nama Dagang :
a. *Piracetam tab, inj
b. Benocetam tab, inj, inf
130
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.3.25. Pentoxifilin
Nama Dagang :
a. Tarontal inj
Indikasi : gangguan sirkulasi serebral, iskemik, & pasca apopleksi.
Gangguan sirkulasi okuler.
Dosis : 1 ampul secara IV lambat.
Perhatian : glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertrofi prostat.
Dapat mempengaruhi kemampuan mengemudikan mesin.
Jika 1-2 minggu tidak ada perbaikan sebaiknya dihentikan.
Efek Samping : gangguan GI, pusing, sakit kepala, kemerahan muka,
angina.
Interaksi Obat : mempotensiasi efek antihipertensi
b. *Miniaspi tab
c. ascardia tab
d. trombo aspilet
Indikasi : profilaksis penyakit cerebro vaskular atau infark miokard.
Dosis : D : 75-300 mg/hari untuk pencegahan kardiovaskular
trombolik, 150-300 mg/hari untuk mengurangi kematian
setelah infark miokard.
Aturan Pakai : sesudah makan.
Kontraindikasi : anak di bawah 12 tahun dan yang menyusui, tukak peptik
yang aktif, hemofilia dan gangguan perdarahan lain.
Perhatian : asma, hipertensi yang tak terkendali, kehamilan.
Efek Samping : bronkospasme, perdarahan saluran cerna juga perdarahan
lain.
Interaksi Obat : AINS, antasid dan adsorben, antikoagulan, anti epileptik,
kortikosteroid, metoklorpamid, mifepriston.
17.5.2. Clopidogrel
Nama Dagang :
a. Placta tab
b. *Clopidogrel tab
Indikasi : pengurangan keparahan arterosklerosis seperti infark
miokard, strock dan kematian veskulus.
Dosis : 75 mg/hari.
Aturan Pakai : sesudah makan.
Kontraindikasi : hipersensitifitas, perdarahan patologi aktif.
Perhatian : hati-hati pada pasien dengan kemunkinan resiko
peningkatan perdarahan dari trauma, operasi atau kondisi
patologi lain. Hentikan terapi 1 minggu sebelum dioperasi.
Pada pemakaian NSID, wanita hamil dan menyusui.
Efek Samping : dapat menyebabkan perdarahan, neutropenia atau
agranulositosis, sakit saluran cerna
17.5.3. Cilostazol
Indikasi : gejala iskemia krn oklusi arteri kronik, mengurangi gejala
klaudikasio intermiten
Dosis : 2x100 mg/hr
17.6. Trombolitik
17.6.1. Alteplase
Indikasi : terapi fibrinolitik pada oklusi arteri koroner trombotik
akut
132
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.6.2. Streptokinase
Nama Dagang :
a. *Streptase inj
Indikasi : trombosis vena provunda, embolisme pulmoner,
thrombosis perifer akut, penyakit artieri oklusif kronik,
oklusi arteri atau vena retina sentral.
Dosis : pemberian sistemik , D: 250000iu IV infus selama 30
menit, diikuti dengan dosis pemeliharaan 100000 iu/jam.
Kontraindikasi : pendarahan, endokarditis bacteria subakut, hipertensi
berat, kerusakan hati atau ginjal, pancreatitis atau DM yang
parah, lansia.
Perhatian : penderita defek katup mitral atau fibrilasi atrium.
Efek Samping : perdarahan, demama, reaksi alergi.
Interaksi Obat : antikoagulan, antiplatelet, meningkatkan resiko
pendarahan.
17.7.2. Digoksin
Nama Dagang :
133
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
a. *Diltiazem tab
b. Herbeser CD tab , inj
Indikasi : hipertensi esensial ringan hingga sedang, angina pektoris,
angina pectoris tipe varian.
Dosis : D : 60 mg/8 jam dosis awal. Lansia 60 mg/ 12 jam. Jika
perlu dosis ditingkatkan sampai 360 mg/hari.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : bradikardi berat, gagal jantung kiri, blok AV derajat 2
atau 3, sindrom penyakit sinus, kehamilan dan menyusui.
Perhatian : kurangi dosis pada gangguan hati dan ginjal,gagal jantung
atau gangguan fentrikel kiri.
Efek Samping : bradikardi, blok SA, blok AV, hipotensi, malaise, sakit
kepala, muka merah dan panas, gangguan sal cerna.
Interaksi Obat : antihipertensi, dihidropiridin, antagonis Ca, beta bloker,
rauwolfia, digitalis, antiaritmia, aprindin HCl,siklosporin,
teofilin, takrolimus, karbamazepin, fenitoin, triazolam,
midazolam, cimetidin, rifampisisn, anestesi, HIV protease
inhibitor, relaksan otot.
17.7.3. Furosemid
Nama Dagang :
a. *Furosemid tab, inj
b. Lasix inj , tab
Indikasi : edema pada jantung, paru, ginjal pada eklamsia dan
kehamilan, hipertensi, hiperkalsemia, enuresis noktunal.
Dosis : dosis awal 40 mg pada pagi hari, pemeliharaan 20 mg
sehari atau 40 mg selang sehari, anak 1-3 mg/kgBB sehari.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : defisiensi elektrolit, anuria, hipokalemia, koma hepatic.
Perhatian : insufisiensi hati & ginjal, hipertropi prostat, monitoring
cairan dan elektrolit, kehamilan dan menyususi, dapat
menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia,
memperburuk DM, gagal hati, porfiria.
Efek Samping : rasa tidak enak pada perut, sakit kepala, gangguan GI,
penglihatan kabur, pusing.
Interaksi Obat : dapat meningkatkan toksisitas aminoglikosida,
sefalosforin, litium, salisilat, gllikosida jantung, efektifitas
diuretic diturunkan oleh probenesid
17.7.5. Captopril
Nama Dagang:
a. *Captopril tab
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Dosis : awal 12,5 mg 2xsehari, dapat ditingkatkan bertahap
menjadi 25 mg 2xsehari dengan selang waktu 2-4 minggu.
Maksima 50 mg 2xsehari.
Aturan Pakai : perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan).
Kontraindikasi : stenosis aorta, gagal ginjal, hamil dan laktasi, hipersensitif
terhadap ACE inhibitor lain.
Perhatian : neutropenia, agranulosis, trombositropenia, anemia,
penyakit vaskuler kolagen, penyakit ginjal, anak, hati-hati
dengan dosis awal, kehamilan dan menyusi.
Efek samping : proteinurea, peningkatan ureum darah & kreatinin, reaksi
idiosinkratik, ruam terutama pruritus, neutropenia, anemia,
trombositopenia, hipotensi.
Interaksi Obat : imunosupresan, vitamin K atau diuretic yang mengandung
vitamin K, probenesid, AINS, diuretic dan minoksidi
17.7.6. Carvedilol
Indikasi : hipertensi essensial, terapi simptomatik gagal jantung
kronis
Dosis : hipertensi essensial; 1x12,5 mg/hari utk 2 hari pertama ,
selanjutnya 1x25 mg. dosis mak 50 mg/hr. Lansia: dosis
awal 1x12,5 mg. ggl jantung kronis : dimulai dg 2x3,125
mg selama 2 minggu, kemudian dosis dinaikkan menjadi
2x6,25 mg selama 2 minggu, kemudian dosis dinaikkan
menjadi 2x12,5 mg selama 2 minggu, kemudian dosis
dinaikkan menjadi 2x25mg utk seterusnya
135
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.7.7. Ramipril
Nama Dagang :
a. *Ramipril tab
b. Ramixal tab
c. *Cardace tab
Indikasi : pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
Dosis : Dws : awal 2,5 mg sehari, pemeiharaan 2,5-5 mg sekali
sehari, maksimal 10 mg sehari dalam dosis tunggal atau
terbagi.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makan.
Kontraindikasi : penyakit pada arteri yang mengalirkan darah,
hiperaldosteronisme primer, angiodema, hamil dan laktasi.
Perhatian : riwayat angiodema yang tidak berhubungan dengan terapi
ACE inhibitor, gagal jantung kongestif dengan atau tanpa
berhubungan dengan insufisiensi ginjal. Pada hipertensi
hentikan diuretic 2-3 hari sebelumnya.
Efek Samping : batuk kering dan persisten, nyeri abdomen, konstipasi,
diare, ruam kulit, pusing, lelah, sakit kepala, kehilangan
daya pengecapan dan nafsu makan, mual, muntah, pingsan,
rasa kebas atau kesemutan.
Interaksi Obat : suplemen K, pengganti garam atau diuretic, litium.
17.7.8. Spironolakton
Nama Dagang :
a. *Spironolacton tab
b. Letonal tab
Indikasi : udema, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindroma
nefrotik, hipertensi.
Dosis : udema : dosis tunggal, gagal jantung kongestif : 25-200
mg. Hipertensi : 50-200 mg. Anak : dosis awal 3 mg/kgBB
dalam dosis terbagi.
Aturan Pakai : bersama makanan.
Kontraindikasi : insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, hamil.
Perhatian : pemakain bersama obat suplemen K, hindari bila terjadi
gangguan fungsi ginjal sedang dan berat, laktasi, anestasia.
Efek Samping : ginekomastia, gejala GI, mengantuk, letargi, ruam, sakit
kepala, gangguan mental, ataksia, impotensi, iragularitas
menstruasi, perdarahan pasca menopause.
Interaksi Obat : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin,
menghambat bersihan digoksin.
17.8.1. Dobutamin
Nama Dagang :
a. *Doburan inj
Indikasi : Terapi jangka pendek untuk pasien dewasa dengan
dekompensasi jantung karena penekanan kontraktilitas
jantung yang diakibatkan karena penyakit jantung organik
atau prosedur bedah jantung.
Dosis : 2,5 – 15 mcg/kg BB/mnt
Kontraindikasi : pasien dengan stenosis subaorta hipertrofi idiopatik atau
faekromasitoma.
Efek Samping : Peningkatan kecepatan denyut jantung, TD dan aktivitas
ektopik ventrikel. Reaksi lokal pada tempat injeksi, mual,
sakit kepala, nyeri angina, nyeri dada.
17.8.2. Dopamine
Nama Dagang :
a. *Dopamine giulini inj
Indikasi : Pengobatan syok kardiogenik, pasca-op, syok toksik &
anafilaksis yang disertai hipotensi berat.
Dosis : dosis 2,5 mcg/kg/mnt, pada pasien dengan sakit lebih
serius 5 mcg/kgBB/menit, ditingkatkan bertahap dengan 5-
10 mcg/kgBB/menit, bila perlu s/d 20 mcg/klgBB/menit.
Kontraindikasi : feokromositoma, takikardia, fibrilasi ventrikel yang tidak
terkoreksi, tirotoksitosis, adenoma prostat.
Perhatian : takiaritsmia atau fibrilasi yang tidak terkontrol,
hipovolemia, hamil & laktasi. Terapi dengan MAOI. Dosis
rendah pada syok akibat infark miokard akut.
Efek Samping : Ansietas, mual muntah, takikardia, nyeri angina, sakit
kepala, hipotensi, vasokontriksi, bradikardia.
Interaksi Obat : meningkatkan resiko aritsmia, glikosida jantung,
glikosidin, antidepresan trisiklik,efek ditingkatkan oleh
MAOI, antagonis efek antihipertensi.
17.8.4. Norepinefrin
Nama Dagang :
a. *Levosol inj
Indikasi : mengendalikan TD pada kasus hipotensi akut tertentu,
terapi penunjang pada gagal jantung & hipotensi berat.
Dosis : hipotensi akut 80 mcg/ml ( setara norepinefrin basa 80
mcg/ml) dengan kecepatan awal 0,16-0,33 m/menit. Henti
jantung IV cepat atau intrakardiak : 0,5-0,75 ml larutan –
200 mcg/ml.
Kontraindikasi : hipotensi karena kekurangan volume darah kecuali pada
keadaan darurat untuk mempertahankan perfusi arteri
koroner dan otak sampai terapi penggantian vol darah
selesai dilakukan. Trombosis vaskuler mesentrik/perifer.
Selama pemberian anestesi siklopropan dan halatan.
Perhatian : hipertensi harus diberikan kedalam vena besar terutama
vena antecubiti. Hindari pemberian pada vena, tungkai
pada lansia, hamil, laktasi, anak. Ekstravasasi pada tempat
suntikan dapat menyebabkan nekrosis.
Efek Samping : cedera iskemik, bradikardi, aritsmia, ansietas, sakit kepala
sementara dan mendadak, kesulitan bernafas, nekrosis yang
meluas pada tempat injeksi, deplesi vol plasma ( pada
pemberiaan dalam jangka lama).
Interaksi Obat : penghambat MAO atau anti depresan trisiklik.
17.9. Antihiperlipidemia
17.9.1. Atorvastatin
Nama Dagang :
a. *Atorvastatin tab
b. Atorsan tab
Indikasi : tambahan diet untuk mengurangi kadar kolesterol, LDL,
apoB & trigliserida & pningkat HDL untuk pasien
hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia dimana
pengobatan non-farmakologikal tunggal lain tidak kembali.
Dosis : awal 10 mg 1x sehari, dosis anjuran 10-80 mg 1x/hari.
Kontraindikasi : penyakit hati aktif, hamil, menyusui, wanita pada usia
subur.
Perhatian : lakukan tes fungsi hati sebelum terapi atau sebelum
peningkatan dosis. Pasien alkoholik berat. Hentikan terapi
jika kadar transaminase serum meningkat dari 3x batas
normal. Penggunaan bersama dengan fibrat, niasin,
138
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
17.9.2. Fenofibrat
Indikasi : hiperkolesterolemia
Dosis :dws; 3x100 mg atau 1x300 mg
17.9.3. Gemfibrozil
Nama Dagang :
a. *Gemfibrozil tab
Indikasi : hioperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dislipidemia :
frederickson tipe II A, II B, IV, III, V.
Dosis : 900-1.500 mg/hari terbagi 2 dosis.
Aturan Pakai : diberikan ½ jam sebelum makan.
Kontraindikasi : penyakit kandung empedu & hati berat, disfungsi ginjal.
Efek Samping : gangguan GI, mual, muntah
Interaksi Obat : meningkatkan kadar warfarin dalam plasma.
17.9.4. Kolestiramin
Indikasi : hiperkolesterolemia tipe frederikson II, pruritus akibat
gangguan biliary
Dosis : hiperkolesterolemia; 3-4x 1 bugkus, pruritus: 1-2
bungkus/hari
17.9.5. Pravastatin
Indikasi : menurunkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol
pada penderita hiperkolesterol primer
Dosis : 1x10 mg pada waktu akan tidur malam
17.9.6. Rosuvastatin
Indikasi : hiperkolesterolemia
Dosis : 10mg/hari,
17.9.7. Simvastatin
Nama Dagang :
a. *Simvastatin tab
Indikasi : menurunkan kadar kolesterol total & LDL pada
hiperkolesterolimia primer & sekunder jika respon terhadap
139
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
18.2.3. Kloramfenikol
Nama Dagang :
1. *Kalmicetin salp
Indikasi : Impetigo kontagiosa, folikulititis akut, luka terinfeksi &
infeksi kulit lain karena organism yang peka terhadap
kloramfenikol.
Dosis : Oleskan 3-4x sehari.
Efek Samping : Reaksi alergi superinfeksi
Nama Dagang :
1. *Burnazin : krim
Indikasi : Luka bakar semua derajat.
Dosis : Setelah membersihkan & debriment luka, oleskan krim
dengan sarung tangan steril pada permukaan yang terbakar,
1-2x sehari dengan ketebalan 2 mm.
18.2.6. Gentamisin
Indikasi : kelainan radang kulit yang berat seperti eksim tidak
menunjukkan respons pada kortikosteroid yang kurang
kuat; psoriasis, lihat keterangan di atas.
Aturan Pakai : dioleskan tipis 1-2 kali sehari
18.3. Antifungi
18.3.1. Kombinasi asam benzoate + asam salisilat
Indikasi : fungisidum
Dosis : oleskan tipis 3x/hari
18.3.2. Ketoconazol
Indikasi : Infeksi jamur,kulit & jaringan lunak. Blastomikosis,
parakoksidioidomikosis, koksidioidomikosis, kandidiasis
sistemik.
Aturan Pakai : dioleskan sekali sehari. Solution : 1-2x sehari dioleskan.
Kontraindikasi : Penyakit hati, fase pemulihan dari hepatitis.
Perhatian : Gagal hati, hamil, laktasi.
18.3.3. Klotrimazol
Indikasi : kandidiasis vulvovaginal
Dosis : 2 tab dimasukkan dlm vagina sebelum tidur malam
18.3.4. Miconazol
Indikasi : Dermatofitosis, mikosis, berbagai infeksi jamur,
superinfeksi karena bakteri gram +.
Dosis : 2x sehari, dioleskan. Selama 6 minggu.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Hindari kontak dengan mata, hamil, laktasi.
Efek Samping : Iritasi, alergi
18.3.5. Nistatin
Indikasi : terapi dan pencegahan kandidiasis pada kulit
Dosis : sehari 2x oleskan pada bagian yg sakit
18.4.1. Betametason
Nama Dagang:
1. Benoson G cr (+gentamisin)
Indikasi : kelainan radang kulit yang berat seperti eksim tidak
menunjukkan respons pada kortikosteroid yang kurang
kuat; psoriasis, lihat keterangan di atas.
Aturan Pakai : dioleskan tipis 1-2 kali sehari.
Perhatian : Pemberian lebih dari 100 g per minggu dari sediaan 0,1%
menimbulkan penekanan adrenal
18.4.2. Desoksimetason
Nama dagang :
1. *Desoximetason cr
2. Inerson cr
Indikasi : Meredakan manifestasi peradangan dan pruritus dari
dermatosis yang memberi respons terhadap kortikosteroid.
Dosis : Awal 1-2x /hari terhadap area yang terkena, jika perlu
3x/hari.
Kontraindikasi : Varisela, sifilis, TB, vaksinasi, rosasea, dermatitis
perioral. Hamil dan laktasi.
Perhatian : Bayi dan anak kecil. Penggunaan jangka panjang dan pada
area kulit yang luas. Penggunaan pada atau daerah sekitar
mata.
Efek Samping : Folikulitis, hipertrikosis, acne, hiper atau hipopigmentasi,
atrofi kulit, rasa panas terbakar, gatal, iritasi, kekeringan
pada kulit
18.4.5. Hidrokortison
Indikasi : Dermatitis atopik, kontak, alergi, pruritus anogenital,
neurodermatitis.
Dosis : Dioleskan 3-4x /hari.
143
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Kontraindikasi : Penyakit virus, infeksi jamur, dan bakteri pada kulit, acne,
dermatitis perioral. Laktasi.
Perhatian : Penggunaan jangka lama atau pada daerah tubuh yang
luas, hamil, bayi dan anak < 4 tahun. Hindari kontak
dengan mata.
Efek Samping : Atropi kulit setempat (pemakaian jangka lama dan terus
menerus). Hilangnya jaringan kolagen kulit.
Hiperkostikisme, gatal, folikulitis, hipopigmentasi,
dermatitis kontak alergi dan perioral, maserasi kulit. Infeksi
sekunder, striae dan malaria.
18.4.6. Kalamin
Indikasi : meringankan gatal-gatal, biang keringat serta
menyejukkan kulit
144
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
18.6. Kaustik
18.6.1. Perak nitrat
Indikasi : infeksi luka bakar yg dapat menyebabkan kematian dan
luka bakar yg Karen alokasinya dapat menyebabkan cacat
Dosis : dioleskan pada luka bakar 1-2x/hari setebal 2-3 mm
18.6.2. Polikresulen
Nama Dagang :
1. *Aptil sol
2. Albotyl : konsentrat, ovula
Indikasi : Hemostatik local, pembersihan & regenerasi jaringan pada
luka bakar, luka, proses inflamasi kronik, lesi dekubitus,
ulkus kruris, kondiloma akuminata, stomatitis aftosa,
vaginosis bacterial, kandidiasis vaginal, trikomoniasis.
Dosis : Hemostatis local : gunakan secara langsung. Luka bakar :
larutan dengan konsentrasi 1:3 sampai 1:8. Luka bakar
yang luas : gunakan hanya larutan konsentrat saja atau
lapisi daerah yang sakit dengan albothyl gel atau lapisan
kasa. Suppo vagina (ovula) : untuk dimasukan ke dalam
vagina. Gel : penggunaan Intra vagina dilakukan tiap 2
hari.
Efek Samping : Kadang, rasa tak enak ringan pada permulaan terapi yang
akan hilang jika terapi dihentikan.
18.6.3. Podofilin
18.8.5. Urea
Nama Dagang :
1. *Soft U derm cr
Indikasi : Hiperkeratosis, kekeringan kulit dan iktiosis, kulit kering,
kasar bersisik.
Dosis : Oleskan pada bagian kulit yang terinfeksi.
Perhatian : Hindari kontak dengan mata, kulit yang terluka,
mengalami peradangan, membrane mukosa, fisuria.
Efek Samping : Iritasi kulit (rasa tersengat atau terbakar).
146
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
20.1.6. Zinc
Nama dagang :
a. *Zircum sir
b. *Zink tab
c. Zinkid sir, tab
147
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
20.2. Parenteral
20.2.1. Larutan mengandung asam amino
20.2.2. Larutan mengandung elektrolit
20.2.3. Larutan mengandung karbohidrat
20.2.4. Larutan mengandung karbohidrat+elektrolit
20.2.5. Larutan mengandung lipid
20.2.6. Larutan mengandung asam amino+elektrolit+karbohidrat+lipid
20.3. Lain-lain
20.3.1. Air untuk injeksi
20.3.2. Air untuk irigasi
20.3.3. Manitol
Nama Dagang :
a. *Otsu manitol
Indikasi : profilaksis gagal ginjal akut, menurunkan tekanan maupun
volume cairan intraoculer atau cairan cerebrospinal,
oliguria pada tindakan operasi gagal ginjal akut.
Dosis : 50 -200 gr selama 24 jam, didahului oleh dosis uji 200
mg/kg injeksi iv yang lambat.
Atura pakai : infus IV.
Kontraindikasi : gagal ginjal dengan anuria : kongesti atau udem paru yang
berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intracranial.
Perhatian : pasien gagal jantung kongestif, edema paru.
Efek Samping : menggigil, demam, mual, muntah, poliuria.
21.2. Antimikroba
21.2.1. Amfoterisin B
Indikasi : infeksi jamur yg sangat parah
Efek samping : demam, gangguan sal cerna, hematologi,otot
skelet, ginjal
21.2.3. Asiklovir
Indikasi : Pengobatan infeksi oleh virus Herpes Simpleks pada kulit
& membran mukosa, termasuk herpes labial & genital
Dosis : oral: Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg pada
immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5
kali sehari, selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika
muncul lesi baru selama pengobatan atau jika
penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun,
setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun berikan dosis
dewasa. Pencegahan herpes simpleks kambuhan, 200 mg 4
kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan
menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-
12 bulan.
Profilaksis herpes simpleks pada immunecompromised,
200-400 mg 4 kali sehari. ANAK di bawah 2 tahun,
setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun, dosis dewasa.
Pengobatan varisela dan herpes zoster, 800 mg 5 kali sehari
selama 7 hari. ANAK, varisela: 20 mg/kg bb (maks. 800
149
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
21.2.4. Gentamicin
Nama Dagang :
*Genoint salp mata
Indikasi : Konjungtivitas : blefaritis, blefaro konjungtivitis, keratitis,
epistkleritis, keratokonjungtivitis, dakriosistitis, tukak
kornea, hordeolum, infeksi kelopak mata.
Dosis : Tetes mata : 1-2 tetes tiap 4 jam. Salep mata : 2-3x /hari.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas.
Perhatian : Hentikan jika terjadi iritasi dan sensitisasi
21.2.5. Kloramfenikol
Nama Dagang:
a. Erlamycetin plus (+dexametason ) tts mata
b. Erlamycetin salp mata
c. Cendo fenicol 0.25% tts mata
d. Cendo mycetin (+polimiksin) salp mata
Indikasi : Antibiotik infeksi superfisial pada mata.
Dosis : Tetes mata : 2-3 tetes 4-6x sehari. Salep mata : 3-4x sehari
dioles pada mata yang sakit.
Kontraindikasi : Hipersensitif. Mycos : tuberkulosa, herpes simplek, cacar
air, blefaritis, ulkus kornea, konjungtivitas yang bernanah.
Perhatian : Pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme yang tidak
peka.
Efek Samping : Reaksi alergi, superinfeksi, hipoplasia sumsum tulang,
anemia aplastika.
21.2.6. Levofloksasin
Nama Dagang :
1. Cendo LFX tts mata
Indikasi : Infeksi mata luar karena bakteri yang peka terhadap
levofloxacin.
Dosis : 1 tetes 3x sehari.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap quinolon.
Perhatian : Hindari penggunaan jangka lama, hamil, laktasi.
Efek Samping : Iritasi mata, gatal pada kelopak mata, fotofobia, rasa tidak
nyaman pada mata, rasa terbakar, penurunan daya
penglihatan sementara
150
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
21.2.7. Natamisin
Indikasi : blefaritis jamur, konjunctivitis dan keratitis yang
disebabkan organism yang sensitive thd natamisin termasuk
keratitis Fusarium Solani
Dosis : dosis awal 1 tts setiap 1-2 jam, setelah 3-4 hari dosis dapat
dikurangi menjadi 1 tts 6-8x/hari
21.2.8. Ofloksasin
Nama Dagang :
1. Cendo floxa tts mata
Indikasi : Untuk infeksi mata karena organisme yang peka.
Dosis : Konjungtivis bakteri : hari pertama & kedua teteskan 1-2
tetes tiap 2-4 jam, hari ke 3-7 teteskan 1-2 tetes 4x /hari.
Ulkus kornea bakterial : hari ke-1 & ke-2 teteskan 1-2 tetes
tiap 30 menit dan 1-2 tetes tiap 4-6 jam sesudah bangun
tidur. Hari ke 3-9 teteskan 1-2 tetes tiap jam atau pada hari
7-9 teteskan 1-2 tetes 4x /hari.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ofloxacin atau kuinolon.
Perhatian : Jangan digunakan untuk waktu lama. Pengendapan dapat
terjadi selama terapi ulkus kornea. Hentikan terapi pada
saat pertama kali terjadi ruam kulit atau reaksi alergi lain.
Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan
pertumbuhan berlebihan dari organisme yang tidak peka.
Efek Samping : Rasa terbakar dan tidak nyaman sementara pada mata,
rasa tersengat, kemerahan, gatal, konjungtiva atau keratitis
kimiawi
21.2.9. Siprofloksasin
Nama Dagang :
1. Cendo ulcori tts mata
Indikasi : Ulkus kornea yang disebabkan pseudomonas aeroginosa,
serratia marcescens, staph aureus ph, strep epidermis, strep
pneumonia.
Dosis : Ulkus kornea 2 tetes tiap 15 menit selama 6 jam pertama
kemudian 2 tetes tiap 30 menit 6 jam berikutnya, hari ke 2 :
2 tetes/jam, hari ke 3 sampai 14 : 2 tetes tiap 4 jam.
Konjungtivis 1-2 tetes tiap 2 jam selama 2 hari dan 1-2
tetes tiap 4 jam untuk 5 hari berikutnya.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ciprofloxacin atau kuinolon lain.
Perhatian : Penggunaan jangka lama menyebabkan pertumbuhan
organisme yang tidak peka. Hentikan penggunaan jika
151
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
21.2.10. Tobramisin
Nama Dagang :
1. Cendo tobrosan tts mata
Indikasi : Infeksi mata yang disebabkan bakteri yang sensitif.
Dosis : 1-2 tetes tiap 4-6 jam, dosis dapat ditingkatkan 1-2 tetes
tiap 2 jam selama 24-48 jam.
Kontraindikasi : Hipersensitif, jangan digunakan bersama antibiotik topical
beta laktam.
Perhatian : Pemakaian jangka panjang, superinfeksi, hentikan
pemakaian jika terjadi reaksi hipersensitif, hamil, laktasi.
Efek Samping : Pedih, rasa gatal, merah-merah pada konjungtiva
21.3. Antiinflamasi
21.3.1. Betametason
Nama Dagang :
1. Betham Opthal tts mata
Indikasi : alergi kronik dan akut berat , inflamasi pada mata
Dosis : dosis awal, teteskan 1-2 tts setiap jam pada siang hari, dan
tiap 2 jam pada malam hari. Bila ada perbaikan dosis dapat
diturunkan 1 tts tiap 4 jam
21.3.2. Fluorometolon
Indikasi : infeksi konjunctivitas, radang mata bagian depan
Dosis : 2-4x 1tts selama 24-28 jam pertama. Dosis dapat
ditingkatkan sampai 1 tts tiap jam
152
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
21.3.4. Olopatadin
Indikasi : pengobatan tanda dan gejala konjunctivitis alergi
Dosis : 2x1 tts/hari pada mata yg sakit tiap 6-8 jam
21.3.5. Prednisolon
Indikasi : penyakit alergi dan peradangan mata , blefaritis alergi,
kemasukna benda asing dan abrasi dan laserasi
21.4. Midriatik
21.4.1. Atropine
Nama Dagang :
1. Cendo tropin tts mata
Indikasi : Mediatrikum, sikloplegikum.
Dosis : 3x sehari 1 tetes.
Perhatian : Efeknya lama sekali dapat memicu galucoma
21.4.2. Tropikamid
Nama Dagang :
1. Cendo mydriatil tts mata
Indikasi : Sikloplegia (kelumpuhan iris atau selaput pelangi atau
midriasis).
Dosis : 2 tetes diulang dalam 5 menit, jika perlu berikan 1-2 tetes
setelah 30 menit.
Kontraindikasi : Glaukoma primer, menggunakan lensa kontak.
Perhatian : Mengganggu kemampuan mengemudi & menjalankan
mesin, bayi, anak, lansia, hindari mata selama dilatasi dari
cahaya terang.
Efek Samping : Peningkatan TIO, reaksi psikotik, gangguan perilaku, rasa
tersengat sementara, mulut kering, penglihatan kabur,
fotofobia, alergi.
Interaksi Obat : Amantadin, antihistamin, butirofenon, fenotiazin,
antidepresan trisiklik
21.4.3. Homatropin
Nama Dagang :
1. Cendo homatro 2%
Indikasi : Midriasis dan sikloplegikum.
Dosis : 2 tetes, diulang tiap 5 menit.
Perhatian : Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
21.5.1. Asetazolamid
Nama Dagang :
1. Glaucon tab
Indikasi : Glaucoma primer & sekunder.
Dosis : Glaucoma akut : awal 500 mg 1x sehari, dilanjutkan 4x
sehari 250 mg. Glaucoma kronis : 2-4x sehari 125-250 mg.
Gagal ginjal kongestiv : awal 250-375 mg 1x sehari,
dilanjutkan selama 2 hari lalu istirahat sehari sebelum
diulang.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal.
Perhatian : Pengobatan asetazolamid sebaiknya dilakukan dalam
jangka pendek
21.5.2. Betaksolol
Indikasi : menurunkan tekanan intraokuler pada penderita dg
glaucoma sudut terbuka kronis dan hipertensi okuler
Dosis : 2x1 tts/ hari pada mata yg sakit
21.5.3. Brinzolamid
Indikasi : menurunkan tekanan intra okuler pada hipertensi ocular
Dosis : 1-2 tts, 2x/ hari
21.5.4. Gliserin
Indikasi : mengurangi iritasi atau kekeringan pada mata
Dosis :1-2 tts pada mata yg sakit
21.5.5. Latanoprost
Indikasi : menurunkan peningkatan TIO pada penderita glaucoma
sudut terbuka dan hipertensi ocular yg tdk memberikan
toleransi atau kurang memberikan respon terhadap
Dosis : 1 tts/hari
21.5.6. Pilocarpin
Nama Dagang :
1. Cendo carpin
Indikasi : Antiglaucoma simplek kronis.
Dosis : 3-6 kali sehari 1-2 tetes.
Perhatian : Miotik.
21.5.7. Timolol
Nama Dagang :
1. Tria timol
154
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2. Isotic Adretor
3. Cendo timol
Indikasi : Glaucoma terbuka kronis, glaucoma sekunder.
Dosis : 1 tetes 0.5 % pada mata yang sakit 2x sehari.
Kontraindikasi : Asma bronkial, penyakit paru obstruktif, sinus bradikardi,
gagal jantung, hipersensitif
21.5.8. Travoprost
Indikasi : menurunkan TIO pada pasien dg glaucoma sudut terbuka
atau hipertensi ocular
Dosis : 1x1 tts pd mata yg sakit pada sore hari
21.6. Lain-lain
21.6.1. Dinatrium edetat
155
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
21.6.6. Gliserol
Nama dagang :
1. Cendo ophtalgon
Indikasi : mengurangi edema kornea dan menjernihkan kornea
Aturan Pakai : untuk mengurangi edema kornea: 1-2 tetes setiap 3-4 jam.
Untuk pemeriksaan : 1 tetes sebelum pemeriksaan untuk
menjernihkan kornea
21.6.7. KI+NaI
Nama dagang :
1. Vitrolenta MD
Indikasi : kekeruhan dan pendarahan pada vitreus body dikarenakan
segala penyebabnya (usia,myopia, hypertonia, diabetes,
periphlebitis), kekeruhan pada lensa sebagai gejala awal
katarak senilis
Aturan Pakai : teteskan 1 tetes pada kantung konjunctiva, 1-3 x sehari
Efek Samping : rasa terbakar atau iritasi dapat terjadi beberapa saat
setelah obat diteteskan, kadang-kadang terjadi peningkatan
aliran air mata
22. Oksitosik
22.1. Metilergometrin
Nama Dagang :
a. Methylergometrin maleat tab, inj
b. Pospargin inj
c. Metilat tab
Indikasi : Penanganan aktif kala-3 persalinan, terapi
atoni/perdarahan uterus yang terjadi selama & setelah kala-
3 persalinan, yang berhubungan dengan seksio sesaria atau
setelah terjadinya aborsi. Terapi subinovulasi uterus,
lokiometra, perdarahan pada masa nifas.
Dosis : Penanganan aktif kala-3 persalinan : IM 0.5-1 ml (0.1-0.2
mg) setelah kepala/bahu anterior keluar atau selambatnya
setelah bayi dilahirkan. Untuk persalinan dengan anastesi
umum : 1 ml (0.2 mg). Atoni/perdarahan uterus : IM 1 ml
atau IV 0.5-1 ml, dapat diulang dengan interval > 2 jam.
Terapi subinovulasi, lokiometra, perdarahan masa nifas :
156
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
22.3. Isoxuprin
Nama Dagang:
1. Hystolan tab
157
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
2. Duvadilan Inj
Indikasi : Relaksasi uterus, ggn vaskuler perifer, arteiosklerosis
obliterans, troboangitis obliterans, penyakit Raynauld.
Dosis : Pemeliharaan ; 20 mg 3-4x /hari. Untuk gangguan
sirkulasi 20mg per oral 3-4x/hari atau 10 mg per parenteral
3x/hari. Untuk supresi segera terhadap motilitas uterus 0,2
– 0,5 mg/menit secara infus IV atau 10 mg IM tiap 1-2 jam
Aturan Pakai : Dapat diberikan sesudah makan.
Kontraindikasi : Perdarahan arterial & pasca persalinan.
Perhatian : Penyakit serebrovaskuler berat atau infark miokardium,
penyakit jantung iskemia berat, glaukoma, laktasi.
Efek Samping : Kemerahan kulit, hipotensi, takikardi, ruam kulit, ggn GI,
pusing, mengantuk
23. Psikofarmaka
23.1. Antiansietas
23.1.1. Alprazolam
Nama Dagang :
a. Alprazolam tab
b. Alviz tab
Indikasi : Ansietas, panic, depresi.
Dosis : 1x sehari 0.5-1 mg.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Glaukoma sudut sempit akut.
Perhatian : Hindari mengemudi kendaraan, hamil, laktasi, gangguan
fungsi ginjal atau hati, anak ˂ 18 tahun.
Efek Samping : Mengantuk, pusing, penglihatan kabur, gangguan GI,
otonom, ketergantungan obat.
Interaksi Obat : Obat penekan SSP, alkohol, barbiturate, simetidin.
23.1.2. Diazepam
Nama Dagang :
a. Diazepam tab , inj
b. Valisanbe tab
c. *Stesolid rect 5 mg, 10 mg
Indikasi : Neurotik, psikosomotik, reumatik, status epileptkus.
Dosis : Dewasa 2-5 mg, Anak (6-14 th) 2-4 mg, (˂ 6 th) 1-2 mg,
diberikan 3 x sehari. Ampul 5-10 mg IM/IV.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Psikosis berat, glaucoma sudut akut sempit, bayi
premature, asma akut, miastenia gravis, hamil trimester I.
158
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
23.1.3. Klobazam
Nama Dagang :
a. Clobazam
b. *Asabium tab
Indikasi : Ansitetas, kondisi psikoneutrotik yang berhubungan
dengan ansietas.
Dosis : Dewasa 20-30 mg/hari, Anak (3 th) 5-10 mg/hari, lansia
10-15 mg/hari dalam dosis terbagi.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Miastenia gravis.
Perhatian : Hamil laktasi, gagal nafas akut, mengganggu kemampuan
mengemudi, pusing, tremor.
Efek Samping : Lelah, jarang, mulut kering, konstipasi, hilang nafsu
makan, mual, pusing, tremor.
Interaksi Obat : Depresan SSP, alkohol, antikonvulsan
23.1.4. Lorazepam
Nama Dagang :
a. Merlopam tab 2 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek ansietas, atau ansietas yang
berhubungan dengan gejala depresi.
Dosis : Dewasa dosis lazim 2-6 mg/hari dalam dosis terbagi, dosis
harian bervariasi 1-10 mg/hari.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma sudut
sempit, fungsi hati dan ginjal.
Efek Samping : Sedasi, pusing, lemah, lesu, depresi, mual, sakit kepala,
gangguan tidur, agitasi, penglihatan kabur, amnesia,
penurunan Tekanan Darah.
Interaksi Obat : Barbiturat, alcohol
23.2. Antidepresi
23.2.1. Amitriptilin
Indikasi : Pasien dengan gejala depresi, ketegangan atau agitasi.
159
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
23.2.2. Fluoksetin
Nama Dagang :
a. Nopres 20 tab
b. Foransi 10 tab
Antiprestin
Indikasi : Gangguan depresi mayor, bulimia nervosa, gangguan
obsesif kompulsiv, gangguan disforik premenstrual.
Dosis : Awal 20 mg/hari, maksimal 80 mg/hari, Dosis ˃ 20
mg/hari diberikan dalam 2 dosis terbagi.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Epilepsi terkontrol, infark miokard, gangguan fungsi
ginjal dan hati, BB menurun, mengganggu kemampuan
mengemudi.
Efek Samping : Ansietas, gelisah, insomnia, ngantuk, lelah, asthenia,
tremor, anoreksia, mual, diare, pusing.
Interaksi Obat : MAOI, diazepam, triptofan, obat perangsang SSP
23.2.3. Maprotilin
Indikasi : depresi endogenik, psikogenik, somatogenik
Dosis : 3x25 mg/hari atau 1x75 mg/hari,dianjurkan diminim pada
sore /malam hari. Depresi berat : 3x50 mg/hari atau 1x150
mg. lansia: awal: 3x10 mg/hari, dpt dinaikkan menjadi
3x25 mg
23.2.4. Sertralin
Indikasi : semua tipe depresi dg atau tanpa mania
Dosis : 1 tab/hari
23.3. Antiobsesi kompulsi
23.3.1. Fluoksetin
Nama Dagang :
a. Nopres 20 tab
160
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
b. Foransi 10 tab
Antiprestin
Indikasi : Gangguan depresi mayor, bulimia nervosa, gangguan
obsesif kompulsiv, gangguan disforik premenstrual.
Dosis : Awal 20 mg/hari, maksimal 80 mg/hari, Dosis ˃ 20
mg/hari diberikan dalam 2 dosis terbagi.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Epilepsi terkontrol, infark miokard, gangguan fungsi
ginjal dan hati, BB menurun, mengganggu kemampuan
mengemudi.
Efek Samping : Ansietas, gelisah, insomnia, ngantuk, lelah, asthenia,
tremor, anoreksia, mual, diare, pusing.
Interaksi Obat : MAOI, diazepam, triptofan, obat perangsang SSP
23.3.2. Klomipramin
Indikasi : antidepresan dg efek kusus untuk penderita panic attac
dan fobia
23.4. Antipsikosis
23.4.1. Flufenazin
Indikasi : transkuilizer major, gelisah, ketegangan dan ggn mental
lain
Dosis : disesuaikan dg keadaan. Inj : dosis awal 0,5 ml IM dg
pemberian 2,5-10 mgm setiap 6-8 jam
23.4.2. Haloperidol
Nama Dagang :
a. Lodomer inj 5 mg/ml
b. Haldol decanoas inj 50 mg/ml
Indikasi : Terapi pemeliharaan psikosis, neuroleptik, anti agitasi
psikomotorik, terapi tambahan untuk nyeri kronik.
Dosis : Neuroleptik, Dewasa 1-3 MG 3x sehari, maksimal 10-20
mg 3x sehari. Anti agitasi psikomotorik, 0.5-1 mg 3x
sehari. Lansia ½ dosis dewasa. Anak 0.1 mg 3x sehari.
Ampul : Aawal 2-10 mg/hari. Maksimal 100 mg/hari.
Larutan : Awal 1-3 mg/hari (10-30 tetes), pemeliharaan
0.05 mg/kgBB.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan. Injeksi : IM atau IV.
Kontraindikasi : Gangguan neurologis dengan gejala pyramidal atau
ekstrapiramidal, koma, depresi SSP berat.
Perhatian : Anak, hipertiroidisme, disfungsi hati, gangguan KV.
161
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
23.4.3. Klorpromazin
Nama Dagang :
a. Chlorpromazine tab 100 mg
b. Cepezet inj 25 mg
Indikasi : Skizoprenia, gejala yang berhubungan dengan psikosis.
Dosis : Dewasa 10-25 mg/hari tiap 4-56 jam. Psikosis 200-800
mg/hari. Anak 0.5 mg/kgBB tiap 4-6 jam.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Penekanan sumsum tulang, gangguan hati atau ginjal,
sindrom reye, koma karena barbiturate atau alkohol, anak ˂
6 th.
Perhatian : Penyakit KV, takikardi, disfungsi hati, ikterus, lansia,
hamil, laktasi, glaucoma, hipertropi prostat.
Efek Samping : Ikterus, hipertensi postural, depresi pernafasan, diskrasia
darah, distonia akut, gangguan penglihatan.
Interaksi Obat : Alkohol, depresan SSP, guanetidin, antikolinergik,
propranolol.
23.4.4. Klozapin
Nama Dagang :
a. Clozapin 25, 100 mg tab
b. Luften 25 mg
Indikasi : Penderita skizofrenia yang tidak memberi respon terhadap
neuroleptik klasik.
Dosis : 12.5 mg 1-2 x sehari (hari 1). Diikuti dengan peningkatan
bertahap 25-50 mg/hari s/d 300-450 mg/hari diberikan
dalam dosis terbagi, maksimal 600 mg/hari atau 900
mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Granulositopenia, leukositosis, sedasi, pusing, ngantuk,
bingung, gelisah, kejang, tremor, takikardi, hipotensi
postural, hipertensi.
Interaksi Obat : Alkohol, MAOI, depressan SSP, narkotik, antihistamin,
antikolinergik, antihipertensi, warfarin, simetidin, fenitoin,
karbamazepin, litium.
23.4.5. Olanzapin
162
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
23.4.6. Risperidon
Nama Dagang :
a. Neripros
Indikasi : Terapi skizofrenis dan gangguan skizoafektif.
Dosis : Dewasa 25 mg tiap 2 minggu. Maksimal 50 mg/2 minggu.
Lansia 25 mg/2 minggu. Gangguan fungsi hati dan ginjal
awal 0.5 mg 2x sehari selama minggu 1, lalu 1 mg 2x
sehari atau 2 mg 1x sehari pada minggu 2.
Aturan Pakai : Bersama atau tanpa makanan.
Perhatian : Insufisiensi ginjal, hati, lansia, parkinsonisme, epilepsy,
hamil, laktasi.
Efek Samping : Insomnia, agitasi, fatigue, hipotensi ortostatik, takikardi,
hipertensi.
Interaksi Obat : Levodopa, dopamine agonis, obat yang bekerja sentral.
23.4.7. Trifluoperazin
Nama Dagang :
a. Trifluoroperazin tab
b. Stelazin tab
Indikasi : cmas, tegang dan gelisah pada nurosis
Dosis :2x 1-2 mg/hari utk pasien rwt jalan. 2x2-5 mg/ hari utk
pasien rawat inap
23.6.2. Valproat
Nama Dagang :
163
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
a. Depaken sir
b. Depakote tab
Indikasi : Terapi tambahan pada kejang petit mal sederhana dan
kompleks. Juga kejang multiple.
Dosis : Awal 15 mg/kgBB/hari, ditingkatkan dengan interval 1
minggu. 5-10 mg/kgBB/hari, maksimal 60 mg/kgBB/hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
Kontraindikasi : Gangguan fungsi dan penyakit hati.
Perhatian : Riwayat penyakit hati, pasien yang mendapat
antikonvulsan, anak dengan kelainan metabolic congenital
yang menyertai retardasi mental, penyakit otak organic,
hamil, anak ˂ 2 th.
Efek Samping : Pendarahan, memar, hiperammonemia, mual, muntah,
peningkatan nafsu makan, trombositopenia, anemia,
penekanan sumsum tulang belakang, pancreatitis, iritasi GI.
Interaksi Obat : Antiepilepsi, obat depressan SSP, aspirin, barbiturate,
warfarin, dikumarol.
24.1.2. Neostigmin
Nama dagang :
a. *Neostigmin inj
164
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
24.1.3. Pankuronium
Indikasi : anastesia
24.1.4. Rokuronium
Indikasi : penunjang anstesia umum utk memudahkan tindakan
intubasi endotrakeal dan menghasilkan relaksan otot rangka
selama pembedahan
Dosis : intubasi endotrakeal : 0,6 – 1,2 mg/kgbb sbg inj
intermiten. Anak : awal 0,6 mg/kgbb, pemeliharaan: 0,075
-1,25 mg/kgbb
24.1.5. Suksinilkolin
165
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
166
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
24.2.2. Piridostigmin
Indikasi : miastenia gravis
Dosis : dws: 30-120 mg/hari, anak 6-12 thn 60 mg/hari, ,6 thn30
mg/hari
25.1.2. Esomeprazol
Indikasi : reflux gastroesofageal
Dosis : 1x40 mg/ hari selama 4 minggu
25.1.3. Lasoprazol
Nama Dagang :
167
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
a. Lansoprazol kap
b. Prazotec kap
Indikasi : Terapi ulkus duodenum, ulkus gaster jinak dan refluks
esofagitis
Dosis : Dewasa 1 x sehari 15-30 mg
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Perhatian : Laktasi, anak
Efek Samping : Sakit kepala, diare, nyeri abdomn, dyspepsia, mual,
muntah, mulut kering, konstipasi, perut kembung, pusing,
lelah, ruam kulit, urtikaria, pruritus, peningkatan hasil tes
fungsi hati, atralgia, edema perifer, depresi,
trombositopenia, eosinofilia, lekopenia.
Interaksi Obat : Kontrasepsi oral, fenitoin, warfarin, antasida dan sukralfat
mengurangi bioavailabilitas. Mengganggu absorbs
ketokenazol, ampicillin, garam besi.
25.1.4. Omeprazol
Nama Dagang :
a. Pumpitor inj
b. Ozid inj
c. Omevel inj
d. OMZ inj
e. Gastrofer inj
f. Omeprazol inj
Indikasi : Terapi tukak usu 12 jari, tukak lambung, refluks esofagitis
erosive atau ulseratif, sindrom Zollinger-Ellison
Dosis : Dewasa 1-2 x sehari 20-40 mg
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Intra vena.
Perhatian : Penggunaan jangka lama, hamil dan laktasi.
Efek Samping : Penggunaan dosis besar dan lama dapat menstimulasi
pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Pertumbuhan berlebih dari bakteridalam saluran GI pada
penggunaan jangka lama.
Interaksi Obat : Diazepam, warfarin, fenitoin, ketokenazol, ester,
ampicillin, garam besi.
25.1.5. Ranitidin
Nama Dagang :
a. Ranin inj, tab
b. Ranitidin inj, tab
168
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.1.6. Sukralfat
Nama Dagang :
a. Inpepsa syr
b. Episan Syr
c. Propepsa syr
d. Ulsafat syr
Indikasi : Pengobatan jangka pendek (s/d 8 minggu) pada ulkus
duodenum dang aster, gastritis kronis.
Dosis : Dewasa 4x sehari 1-2 tablet atau 10 ml (4-6 minggu)
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dan menjelang
tidur Malam.
Perhatian : Gangguan ginjal kronis, pasien dialysis, hamil, laktasi,
anak
Efek Samping : Konstipasi, mulut kering.
Interaksi Obat : Menurunkan absorbs simetidin, ciprofloxacin, digoxin,
ketokonazole, norfloxacin, fenitoin, ranitidine, tetrasiklin,
teofilin.
25.1.7. Misoprostol
Nama Dagang:
a. Gastrul tab
b. Prosomed tab
Indikasi : Mencegah ulkus gaster yang diinduksi AINS pada pasien
dengan resiko tinggi mengalami komplikasi
Dosis : Dewasa 4 x sehari 200 mcg
Aturan Pakai : Sesudah makan
169
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.1.8. Dysflatil
Indikasi : penimbunan gas dalam saluran cerna, perasaan penuh dan
tertekan pada perut bagian atas
Dosis : 1-2 tab dikunyah
25.2. Antiemetic
25.2.1. Dexametason
Nama Dagang :
a. Dexametason tab, inj
b. Kalmetason inj
Indikasi : Alergi, penyakit kolagen, reumatik, leukimia dan
limfoma, syok, penyakit pernafasan, gangguan
hematologik, edema.
Dosis : Dewasa oral 0.5-10 mg/hari tiap 6 jam selama 2-10 hari.
Anak 0.2-5 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis, TB aktif atau
statis, infeksi akut.
Perhatian : Hipertensi, gagal jantung kongestif, DM, penyakit infeksi,
gagal ginjal kronik, uremia, usia lanjut, hamil.
Efek Samping : Retensi air dan garam, edema, hipertensi, gagal mental,
pankreatitis, gangguan penglihatan, atrofi, nafsu makan
meningkat, pertumbuhan lambat.
Interaksi Obat : Efektifitas, berkurang dengan fenitoin, antibiotik lain,
fenobarbital, rifampisin, vitamin A, tetrasiklin dan
antibiotik lain, tiazid. Antikoagulan oral, hipoglikemik oral
dan salisilat.
25.2.2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, mabuk perjalanan
Dosis : dws; 1 tab; anak 8-12 th ½ tab, anak 5-8 thn ¼ tab
25.2.3. Domperidon
Nama Dagang :
a. Vometa FT tab
b. Domperidon tab, sir
170
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.2.4. Klorpromazin
Nama Dagang :
a. Chlorpromazine tab 100 mg
b. Cepezet inj 25 mg
Indikasi : Skizoprenia, gejala yang berhubungan dengan psikosis.
Dosis : Dewasa 10-25 mg/hari tiap 4-56 jam. Psikosis 200-800
mg/hari. Anak 0.5 mg/kgBB tiap 4-6 jam.
Aturan Pakai : Berikan bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : Penekanan sumsum tulang, gangguan hati atau ginjal,
sindrom reye, koma karena barbiturate atau alkohol, anak ˂
6 th.
Perhatian : Penyakit KV, takikardi, disfungsi hati, ikterus, lansia,
hamil, laktasi, glaucoma, hipertropi prostat.
Efek Samping : Ikterus, hipertensi postural, depresi pernafasan, diskrasia
darah, distonia akut, gangguan penglihatan.
Interaksi Obat : Alkohol, depresan SSP, guanetidin, antikolinergik,
propranolol.
25.2.5. Metoklopramid
Nama Dagang :
a. Metolon inj
Indikasi : Gangguan GI, mual dan muntah karena obat, anoreksia,
kembung, ulkus peptikum, stenosis piloris (ringan),
dyspepsia, epigastralgia, gastroduodenitis, dyspepsia pasca
operasi
Dosis : Dewasa 1-3 x sehari 1 tablet, Anak 1-3 x sehari ½ tablet
(0,1-0,5 mg/kgBB/hari dalam dosis tunggal atau terbagi)
Aturan Pakai : 30 menit sebelum makan.
Kontraindikasi : Epilepsy, pendarahan GI, obstruksi GI
171
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.2.6. Ondansentron
Nama dagang :
a. Kliran inj
b. Ondansentron inj
Indikasi : mual muntah yang diinduksi obat kemoterapi.
Dosis : D: pencegahan mual muntah pasca op: 8 mg 1 jam
sebelum anastesi, selanjutnya 8 mg tiap 8-16 jam.
Kemoterapi: 8 mg iv lambat atau infuse selama 15 menit
segera sebelum kemo, kemudian secara infuse iv kontiniu 1
mg/jam s/d 24 jam. Mual muntah karena radioterapi 8 mg
oral tiap 8 jam 1-2 jam sebelum radioterapi. A> 4th 5
mg/m2 iv Selma 15 menit tiap jam selama 5 hari.
Aturan Pakai : berikan bersama atau tanpa makanan.
Perhatian : kehamilan dan laktasi, gangguan hati sedang dan berat
maksimal 8 mg/hari.
Efek Samping : konstipasi, sakit kepala, sensasi, kemerahan atau terasa
hangat pada kepala dan epigastrum.
25.2.7. Granisentron
Nama Dagang :
a. Granon inj
Indikasi : mual muntah yang disebabkan oleh kemoterapi dan post-
op
Dosis : Ampul: 3 mg dilarutkan dalam 20-50 ml cairan infusdan
diberikan iv > 5 menit, maksimal 9 mg/ml
Aturan Pakai : 1 jam sebelum kemoterapi
Perhatian : obstruksi intestinal subakut, hamil, laktasi
Efek Samping : sakit kepala, konstipasi
25.2.8. Lactobacillus
Nama Dagang :
1. L-bio sac
2. Lacto-b sac
172
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.3. antihemoroid
25.3.1. antihemoroid,kombinasi bismuth subgalat + heksaklorofen +
lidocain + seng oksida
Nama Dagang:
a. Antihemoroid supp
Indikasi : meringankan keadaan tidak nyaman pada hemoroid dan
keluhan anorektal lainnya.
Dosis : masukan 1 supp dalam liang dubur pada pagi dan malam
hari, serta pada setiap kali sehabis buang air besar,
maksimum sehari 6x. Anak dibawah 12 tahun :
konsultasikan dulu dengan dokter
25.4. antispasmodic
25.4.1. atropine
Nama Dagang :
1. Atropine sulfat inj
Indikasi : antikolinergik digunakan sebagai pengobatan pra operasi
dan obat penenang antisialogogue
Dosis : D: 0,4-0,6 mg, A: 0,01 mg/kg (maksimal 0,4 mg), Bayi:
0,04 mg/kg (bayi < 5 kg) atau 0,03 mg/kg (bayi 5 kg).
Dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam jika sangat
diperlukan
Aturan Pakai : sub kutan, intra muscular dan intra vena
Kontraindikasi : Galukoma, Adhesi (synechiae) antara iris dan lensa,
stenosis pylorus dan hipersensitif terhadap atropine
Perhatian : hamil, laktasi, lansia, geriatric, retensi urin, takikardia dan
prostat
Efek Samping : atropine dapat menyebabkan sindrom antikolinergik
pusat, ditandai dengan perkembangan gejala dari
kegelisahan dan hulusinasi ntuk sedasi dan ketidaksadaran.
Sindrom ini lebih mungkin dengan skopolamin
dibandingkan dengan atropine. Physostigmin adalah obat
antikolinesterase mampu melintasi penghalang darah otak,
yang digunakan dalam perawatan sindrom ini.
173
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.5.4. Loperamid
Nama dagang :
a. Motilex tab
b. Loperamid tab
Indikasi : diare akut dan kronik
Dosis : D: awal 4 mg diikuti 2 mg setelah BAB. Maksimal 16
mg/hari, atau 2x sehari, dilanjutkan dengan 1x sehari tiap
diare
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan
Kontraindikasi : kondisi dimana penghambatan peristaltic harus dihindari,
gangguan fungsi hati, anak < 12 tahun, hipersensitif
Perhatian : gangguan fungsi hati dan ginjal, diare akut yang
disebabkan E.coli, salmonella, shigella, hamil, dan laktasi.
Pemberian dihentikan jika tidak ada perbaikan setelah 24
jam
Efek Samping : mulut kering, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi,
reaksi hipersensitif, ngantuk, pusing, megakolon toksik
25.5.5. Zinc
Nama dagang :
a. Zircum sir
b. Zink tab
c. Zinkid sir, tab
d. Interzink sir, tab
Indikasi : terapi penunjang untuk diare akut non spesifik pada anak
Dosis : 1x sehari 1 tablet atau 5 ml selama 10 hari
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Larutkan dalam
1 sdt air sebelum diberikan
Interaksi Obat : Fe, Ca, tembaga, L-histidin, L-sistin dan L-metionin
25.6. Katartik
25.6.1. Bisakodil
Nama Dagang :
a. Dulcolax tab , supp
b. Stolax supp
175
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
c. Bisacodyl tab
Indikasi : konstipasi
Dosis : D: 1x sehari 5-10 mg (1 suppo), A < 10 th: 5 mg
Aturan Pakai : diminum malam hari atau menjelang tidur malam
Kontraindikasi : obstruksi intestinal, kondisi pada abdomen yang
memerlukan tindakan operasi termasuk appendicitis,
dehidrasi berat
Perhatian : hindari penggunaan jangka panjang, ibu hamil, laktasi
Efek Samping : kram dan nyeri abdomen, diare
Interaksi Obat : pada dosis tinggi resiko gangguan keseimbangan elektrolit
akan meningkat jika diberikan bersamaan dengan
diuretikdan adrenokortikosteroid
25.6.2. Gliserin
Indikasi : Mengatasi buang air besar, persiapan menjelang tindakan
radiologis dan operasi
25.6.4. Laktulose
Nama Dagang : Opilax sir
Indikasi : pencahar
Dosis : D: 3x sehari 15-45 ml, A: 3x sehari 5-15
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan
Kontraindikasi : obstruksi intestinal, nyeri abdomen
Perhatian : ibu hamil dan laktasi, DM, usia lanjut
Efek Samping : diare, kehilangan cairan, hipokalemi, hipernatremia, mual
dan muntah
Interaksi Obat : neomisin, obat anti infeksi lain, antasida uang tidak
diabsorbsi.
176
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
25.7.2. Sulfasalazin
Nama Dagang :
a. Sulcolon tab
b. Sulfasalazin tab
Indikasi : AR, spondilitis ankilosa, spondiloartritis seronegatif,
colitis ulseratif
Dosis : D: 1-4 x sehari 1 tablet (3-4 g/hari), A> 1-3 x sehari ½
tablet (0,1-0,5 mg/kgBB/hari dalam dosis tunggal atau
terbagi)
Aturan Pakai : 30 menit sebelum.
Kontraindikasi : epilepsy, pendarahan GI, obstruksi GI
Perhatian : Anak, DM, depresi, hamil, laktasi
Efek Samping : lemas, mengantuk, depresi, cepat lelah, hipertensi, pusing
Interaksi Obat : efek antagonis oleh antikolinergik dan analgetik narkotik.
Peningkatan sedasi dengan antidepresan SSP. Mengganggu
absobsi digoxin, simetidine. Mningkatkan efek
parasetamol, tetrasiklin, levodopa.
25.8. Lain-lain
25.8.1. Asam ursodeoksikolat
177
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Nama Dagang :
a. Urdahex tab
b. Urdafalk tab
c. Ursodeoxycolic acid tab
Indikasi : terapi hepatitis kolestasis, hepatitis kronik aktif, batu
empedu radioluscent dengan diameter tidak > 20 mm
Dosis : 8-10mg/kgBB terbagi dalam 2-3 dosis
Aturan Pakai : sesudah makan
Kontraindikasi : batu kolesterol terkalsifikasi, batu radio-opak atau batu
empedu radioliscent, kolesistitis akut, kolangitis, obstruksi
bilier, alergi terhadap asam empedu
Perhatian : hamil dan laktasi
Efek Samping : mual, muntah, diare, pruritus, urtikaria
Interaksi Obat : kolestiramin, kolestipol, Al(OH)3
26.1.2. Budesonid
Nama Dagang :
a. Symbicort (+ famoterol)
b. Pulmicort resp
Indikasi : asma bronchial.
Dosis : pulmicort : D & A > 12 thn 1-2 mg 2x sehari.
Pemeliharaan : 0,5-1 mg 2x sehari. A (3 bln-12 bln) 0,5-1
mg 2x sehari, pemeliharaan 0,25-0,5 mg 2x sehari.
Turbuhaler 200-1200 mcg/hari terbagi 2-4 dosis,
pemaliharaan 200-400 mcg 2x sehari. Symbicort : asma D
& A > 12 thn 1-2 inhalasi simbicort 80/4,5 atau 160/4,5 2x
sehari, A (6-12 thn) inhalasi simbicort 80/4,5 2x sehari.
178
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
Kontraindikasi : hipersensitif.
Perhatian : bronkospasme, kepadatan tulang, pertumbuhan, infeksi &
TB, gangguan fungsi hati, hamil & laktasi.
Efek Samping : iritasi ringan pada tenggorokan, iritasi lidah & mulut,
kandidiasis oral, batuk, sakit kepala, palpitasi, tremor,
mual, gangguan tidur.
Interaksi Obat : ketokonazol, itrakonazol, penghambat beta adrenergik, L-
dopa, L-tiroksin, oksitosin, alkohol, penghambatan MAO,
furazolidon, prokarbasin, anastesi hidrokarbon halogen.
26.1.3. Dexametason
Nama Dagang :
a. Dexametason tab, inj
b. Kalmetason inj
Indikasi : Alergi, penyakit kolagen, reumatik, leukimia dan
limfoma, syok, penyakit pernafasan, gangguan
hematologik, edema.
Dosis : Dewasa oral 0.5-10 mg/hari tiap 6 jam selama 2-10 hari.
Anak 0.2-5 mg/hari.
Aturan Pakai : Bersama makan.
Kontraindikasi : Ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis, TB aktif atau
statis, infeksi akut.
Perhatian : Hipertensi, gagal jantung kongestif, DM, penyakit infeksi,
gagal ginjal kronik, uremia, usia lanjut, hamil.
Efek Samping : Retensi air dan garam, edema, hipertensi, gagal mental,
pankreatitis, gangguan penglihatan, atrofi, nafsu makan
meningkat, pertumbuhan lambat.
Interaksi Obat : Efektifitas, berkurang dengan fenitoin, antibiotik lain,
fenobarbital, rifampisin, vitamin A, tetrasiklin dan
antibiotik lain, tiazid. Antikoagulan oral, hipoglikemik oral
dan salisilat.
26.1.4. Epinefrin(adrenalin)
Indikasi : henti jantung (untuk resusitasi jantung-paru).
Dosis : epinefrin 1:10.000 (1 mg/10 mL) dalam dosis 10 mL
secara injeksi intravena sentral.
Perhatian : penyakit jantung, diabetes melitus, hipotiroidisme,
hipertensi, aritmia, penyakit serebrovaskuler.
Efek Samping : ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas
dingin; pada dosis berlebih aritmia, pendarahan otak,
edema paru, mual, muntah, berkeringat, letih, hipoglisemia.
179
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.1.8. Metilprednisolon
Nama Dagang :
180
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.1.9. Prokaterol
Indikasi : asma bronchial, bronchitis kronis, bronchitis akut,
emfisema paru
Dosis : dws;2-4 semprot/hari, anak2: 1-4 semprot/hari
26.1.10. Salbutamol
Nama Dagang :
a. Ventolin neb, inh
Indikasi : asma broncial, bronchitis kronik, enfisema.
Dosis : D : 2-4 mg 3-4x sehari, A (2-6 thn) 1 mg 3-4x sehari, A
(6-12 thn) 2 mg 3x sehari. Inhaler : 3-4x sehari 1-2 puff.
Nebulizer : 3-4x sehari 2,5 mg. Farbivent : 3-4x sehari 1
UDV ( unit dose vial).
Aturan Pakai : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan untuk mengatasi abortus yang
mengancam selama kehamilan trimester 1 & 2. Farbivent :
kardiomiopati obstruktif hipertrofi, taki aritmia,
hipersensitif.
181
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.1.11. Teofilin
Nama Dagang :
a. Retaphyl SR tab 300 mg
b. Euphilin retard tab 250 mg
c. Teosal (+salbutamol ) tab
Indikasi : penyembuhan obstruksi saluran nafas misal asma
bronchial, bronkitis akut/kronis, enfisema pulmoner.
Dosis : D : 1-2 tab 2-3x sehari. Teosal : D : 2-4x sehari 1 tab,
anak < 12 th 2-4x sehari ½ tab.
Aturan Pakai : bersama atau tanpa makanan.
Kontraindikasi : hipertiroid, tirotoksitosis.
Perhatian : tukak peptik, hipertiroid, glaukoma, DM, hipoksemia
berat, hipertensi, angina pectoris, infark miokard akut.
Efek Samping : gangguan GI, hipersensitifitas, stimulasi berlebih pada
SSP, vertigo & konvulsi dengan dosis tinggi.
Interaksi Obat : kombinasi dengan furosemide, beta adrenergik atau metil
xantin dapat meningkatkan efek obat. Kombinasi dengan
meningkatkan efek obat & Efek Samping. Pada perokok &
kombinasi dengan phenolbarbital, rifampisin, INH,
fenitoin, karbamazepin dapat mengurangi efek obat,
propanolol, antikoagulan oral, digitalis.
26.1.12. Terbutalin
Indikasi : bronkospasmus parah, bronchitis kronis, emfisema dan
peny paru lain dg factor kompilasi bronkospasmus
Dosis : sesuai pasien;. 25 kg; 5 mg (1 unit dosis tunggal 2 ml)
dihirup hingga 4x dalam 24 jam
26.2. Antitusif
26.2.1. Codein
Indikasi : meredakan rasa nyeri yg hebat
182
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.3. Ekspektoran
26.3.1. N-asetilsistein
Indikasi : Pencair sekresi mucus dan mukopurulen
Dosis : dws; tab 2-3x/hari, 6-14 th; 1 tab 2x/hari. Amp nebulizer;
1 amp 1-2x/hari
26.3.4. Pseudoefedrin
Nama Dagang :
a. Rhinofed tab
b. Rhinos SR
c. Trifedrin tab
Indikasi : meredakan gejala bersin-bersin & hidung tersumbat
karena flu pada saluran nafas, rhinitis alergi,. Actifed
hijau : plus batuk berdahak.
Dosis : A (2-5 thn) 0,8 ml 3x /hari, (6-12 thn) 2,5 ml 3x/hari, (>12
thn) 5 ml 3x/hari. Aldisa?rhinos : D : 2x sehari 1 kaps.
183
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.4. Mukolitik
26.4.1. Ambroksol
Nama Dagang :
1. Ambroxol tab
2. Mucopect tab
Indikasi : terapi sekretolitolitik pada penyakit bronkopulmonal akut
dan kronik yang berhubungan dengan sekresi mukus
abnormal dan gangguan transpormasi mucus.
Dosis : D & A (>12 thn) : 1 tab (30 mg) 2-3x sehari, A(2-12 thn) :
½ tab 2-3x sehari. Drop : A (s/d 2 thn) : 0,5 ml 2x sehari.
Sirup : A (6-12 thn ) : 2-3x sehari 5 ml, (2-6 thn) : 3x sehari
2,5 ml, (<2 thn) : 2x sehari 2,5 ml.
Aturan Pakai : sesudah makan.
Kontraindikasi : hipersensitivitas.
Perhatian : disfungsi hati dan ginjal, kehamilan dan laktasi.
Efek Samping : reaksi alergi, efek GI ringan.
Interaksi Obat : dapat dipakai bersama kortikosteroid, bronkospamolitik,
antibiotik.
184
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
26.5.4. Tiotropium
Nama dagang : Spiriva inh
Indikasi : PPOK ( bronkitis kronis & emfisema), dispnea,
eksaserbasi.
Dosis : 1 kapsul dihirup 1x sehari .
Perhatian : tidak untuk terapi awal episode brospasme, reaksi
hipersensitif, glaukoma sudut sempit, hyperplasia prostat,
obstruksi leher kandung kemih, gangguan ginjal sedang
sampai berat, hamil, laktasi.
Efek Samping : pusing, penglihatan kabur, peningkatan TIO, takikardia,
palpitasi, dipsnea, bronkospasme, batuk, iritasi
tenggorokan, epistaksis, mulut kering, kandidiasis oral,
konstipasi, GERD, ruam kulit, urtikaria, pruritus, disuria,
retensi urin, ISK.
Interaksi Obat : obat antikolinergik
26.6. Lain-lain
26.6.1. Surfaktan
Indikasi : penanganan sindrom sesak nafas pada bayi dan bayi
premature
Dosis : 4 ml/kgbb intratrakeal, dpt ditingkatkan sampai dg 4 dosis
dlm 48 hari pertama
28.3. Karbogliserin
Indikasi : Antiseptik telinga.
Dosis : 3x sehari 1-2 tetes pada telinga yang sakit.
28.4. Kloralhidrat
Larutan
28.5. Kloramfenikol
Nama Dagang :
a. Erlamycetin tts telinga (+lidocain)
Indikasi : Otitis eksterna & media.
Dosis : 1-2 tetes 3-4x sehari.
Kontraindikasi : Hipersensitif, anemia, hamil trimester ke-3, laktasi.
Perhatian : Hati-hati jika ada perforasi membrane timpani karena
dapat menimbulkan ototoksisitas, pemakaian jangka lama :
superinfeksi
28.6. Oksimetazolin
186
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
28.7. Ofloxacin
Nama Dagang :
a. Tarivid otic
Indikasi : Otitis media supuratif kronik, otitis eksterna, otitis media
akut.
Dosis : D : 6-10 tetes 2x sehari, A : 3-5 tetes 2x sehari.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Peradangan meluas pada membrane timpani.
Efek Samping : Jarang, nyeri telinga, superinfeksi
29.16. Fursultiamin
Nama Dagang: Alinamin F inj
Indikasi : Suplemen untuk kebutuhan harian vitamin B1 & B2.
Dosis : 1 tab/hari. Ampul : 1 ampul 1-2x sehari, IV secara
perlahan.
Aturan Pakai : Sesudah makan.
29.17. Curcuma
Nama Dagang :
1. Bio curliv (+ sylimarin phyosome, ekst. Schizandrae fructus, radix liq,
cholin, vit B6) tab
2. Curcuma tab
3. Curvit CL (+cod liver,ARA, DHA, vitamin , mineral ) sir
Indikasi :terapi gangguan hati, melindungi & memulihkan kerja
hati, meningkatkan daya detoksifikasi hati, terapi
pendamping untuk obat hepatotoksik. Curvit CL/Xanda :
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa
pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan, memelihara
daya tahan tubuh.
188
Formularium RSUD Pariaman tahun 2016
189