Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS RESEP 1

Nama dokter: dr. Z. Faizah, Sp. A


Poliklinik : Spesialis anak

R/ Sanprima Syrup fl 1
S 2 dd 1/2 cth pc
R/ Elsazym No.V
S 1 dd 1 Sachet pc
R/ Lacto B No. X
S 1 dd 1 Sachet
R/ Neokaolana fl 1
S 3 dd cth prn

Pro : An. Farhan


Umur : 2 bulan

Karakteristik obat:
1. Sanprima Syrup
a. Komposisi: Co-trimoxazole (Sulfametoxazole & Trimethoprim)
b. Indikasi untuk pengobatan infeksi saluran nafas, GI, saluran kemih
kelamin, kulit.
c. Dosis :
d. Efek samping:
Gangguan GI, syndrom Steven Jhonson
e. Interaksi obat
Efek diturunkan dengan PABA dan anestesi lokal prokain.
Meningkatkan efek Methotreksat, warfarin, sulfonamin.
f. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Sebaiknya diminum sesudah makan karena bisa menimbulkan
mual dan muntah
Pemakaian antibiotik ini harus diminum dengan tepat waktu yaitu
2 x sehari sendok teh, dengan interval minum obat selama 24
jam. Karena bila diminum terlalu cepat maka kadar obat didalam
plasma akan berlebih sehingga menimbulkan keracunan dan
apabila minum obatnya terlalu lama maka kadar obat dalam
plasma akan menurun
Karena merupakan antibiotik, maka obat ini harus diminum
sampai habis. Jika dalam jangka waktu 7 hari belum habis maka
tidak boleh diberikan lagi karena kekuatan antibiotika syrup
hanya 7 hari. Dengan cara pakainya adalah 2 x sehari sendok
teh.

2. Elsazym
a. Komposisi: Pancreatin 170mg, bromelain 50mg, dimethylpolysiloxane
80mg.
b. Indikasi: Dispepsia, rasa penuh abnormal pada epigastirum, terapi
suplemental sesudah OK GI.
c. Dosis : 1x sehari
d. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini berkhasiat sebagai antidiare
Obat ini diminum 1x sehari 1 sachet
Sebaiknya obat ini diberikan bersama makanan atau sesudah
makan.

3. Lacto B
a. Komposisi: Viable cell count 1x107 CFU/g (Lactobacillus acidophilus,
bifidobacterium longun, Streptococcus faecium) Vit C 10mg, Vit B1
0,5mg, Vit B2 0,5mg, Vita B6 0,5mg, niacin 2mg, protein 0,02g, fat
0,1g, energi 3,4 kall
b. Indikasi:
Pengobatan diare dan pencegah intoleransi lactosa
c. Dosis:
Anak 1-6 tahun : 3 sachet/ hari
Anak <1 tahun : 2 sachet/ hari
d. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini diberikan untuk pengobatan diare pada anak
Obat ini diminum 1 x sehari 1 sachet
Dapat diberikan bersama dengan makanan bayi atau susu formula.

4. Neokaolana Syrup
a. Indikasi: Terapo simptomatik pada diare non-spesifik
b. Komposisi:
per 15mL mengandung : kaolin 700mg, pectin 66mg
c. Dosis: Dewasa dan anak >12 tahun 2 sendok makan sehari setelah
defekasi, maksimal 12 sendok makan/hari.
Anak 6-12 tahun 1 sendok makan setiap habis defekasi, maksimal 6
sendok makan/hari.
d. Kontra Indikasi : Pasien yang menghindari konstipasi, obstruksi usus.
e. Interaksi obat: Menurunkan kadar digoksin.
f. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Sebaiknya diminum setelah defekasi atau sesudah makan.
Obat ini diminum bila kondisi diare pasien semakin memburuk.
Kesimpulan:
Resep yang diberikan sudah rasional, dosisnya tepat dan signa yang diberikan
pun tepat.
Obat yang diberikan sudah sesuai dengan diagnosa pasien, namun belum
diketahui kondisi diare pasien sehingga belum dapat disimpulkan apakah obat
yang diberikan sudah rasional atau tidak dilihat dari segi ekonomi.

Evaluasi terhadap DRP:


Kemungkinan tidak ada reaksi obat yang merugikan
Kemugnkinan pilihan obat yang diberikan sesuai dengan indikasi
Tidak ada interaksi obat yang merugikan
Dosis obat tidak ada yang berlebih dan /subterapi, sesuai dengan aturan dosis
lazim

ANALISIS RESEP 2
Nama dokter: dr. Nuke Aryanie, Sp. S
Poliklinik : Penyakit Syaraf

Resep:
R/ Na diclofenac 50 mg
Diazepam 2 mg
mf da in caps dtd X
S 2 dd 1
R/ Ranitidin No. X
S 2 dd 1
R/ Neurosanbe No. XV
S 3 dd 1
R/ Alprazolam 0,5mg No. VII
S 0-0-1

Pro: Tn. Nn. Ani Soleha


Umur : -

Karakteristik , aspek terapetik dan farmakologi obat


1. Na. Diclofenac
a. Indikasi: untuk meredakan nyeri sedang sampai berat yang
berhubungan dengan neuritis dan atau neuralgia
b. Efek samping: nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing, sakit kepala,
kebingungan mental, eksim eritema multiform, sindrom stephen-
johnson, nekrolisis, epidermal toksik, hematuria, proteinuria,
insufisiensi ginjal akut, peningkatan enzim hati, hepatits,
trombositopenia, leukopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik,
agranulositosis, reaksi hipersensitivitas
c. Interkasi obat: levodopa, sikloserin, hidralazin, siklosporin,
aminoglikosida, kolkisin, produk yang memperpanjang pelepasan
kalium, asam aminosalisilat, antikonvulsan ( fenitoin, fenobarbital,
pirimidon), neomisin, litium, digoksin, metotreksat, antikoagulan,
AINS lain, obat diuretik
d. Mekanisme kerja: menghambat sintesa prostaglandin, dimana kedua
jenis cyclo oxygenase diblokir

2. Diazepam
a. Komposisi : Diazepam
b. Indikasi: Neurotik, psikosomatik dan gangguan otot akibat trauma.
Gejala putus alkohol, status epileptikus, kondisi pra dan pasca OK.
c. Dosis : dewasa 2-5mg, anak 6-14tahun 2-4 tahun, <6tahun 1-2 mg,
seluruh dosis diberikan 3x sehari.
d. Kontraindikasi: Psikosis berat, glaukoma sudut sempit akut. Bayi
prematur atau baru lahir, serangan asma akut, hamil trimester 1.
e. Efek samping: gangguan mental, mengantuk, amnesia, ketergantungan,
penglihatan kabur, retensi urin, depresi pernafasan, hipotensi,
gangguan bicara.
f. Interaksi obat:
Asam valproat, penyekat , simetidin, alkohol, depresan SSP
lainnya.

Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):


Sebaiknya obat ini (Na. Diclofenac dan Doazepam) diminum sesudah
makan karena menimbulkan efek samping pada saluran cerna seperti nyeri
perut, mual, muntah dan diare
Obat ini diminum 2 x 1 capsul untuk mengatasi nyeri pada tulang/sendinya
3. Ranitidin
a. Komposisi: ranitidin 150 mg
b. Indikasi:
Pengobatan dan terapi pemeliharaan pada tukak lambung dan tukak
usus dua belas jari akut
Pengobatan refluks esofagitis
Pengobatan keadaan hipersekresi asam patologik
c. Efek samping:
Simpatomatik: pusing, sakit kepala, konstipasi, ruam kulit, diare,
dan nausea
Fungsi liver yang abnormal
Pada over dosis akut tidak ada efek khusus yang menyolok
Ranitidin tidak mempunyai efek antiandrogenik sehingga tidak
menyebkan ginekomasta, impotensi dan kehilangan libido
d. Kontraindikasi: hipersensitif terhadap ranitidin
e. Interaksi obat:
Antagonis H2 dapat memperpanjang waktu paruh obat antara lain:
warfarin, penytoin, teofilin, phenobarbital, bebrapa turunan
benzodiazepine, propanolol, nifedipine, digitoksin, quinidine,
mexiletine, antidepresan trisiklik seperti imipramine
Pemberian bersama-sama sukralfat dengan ranitidin dapat
mengurangu absorpsi ranitidin
f. Dosis:
Tukak lambung akut: 2 kali sehari 1 tablet (pagi,malam) selama
4-8 minggu
Tukak usus 12 jari: 2 x 1 tablet atau dosis tunggal, 2 tablet setelah
makan malam selama 4-8 minggu
g. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Ranitidin diminum sebelum makan karena keluarnya asam
lambung yaitu bila ada makanan, sehingga pengeluaran asam
lambung yang berlebih dapat dicegah oleh obat ini
Untuk mengatasi mual yang merupakan efek samping dari Na.
Diclofenac
Obat ini diminum 2 x sehari sebelum makan

4. Neurosanbe
a. Komposisi: Vit B1 100mg, vit B6 200mg, vit B12 200mcg
b. Indikasi: Gangguan saraf perifer, defisiensi vitamin B.
c. Dosis: 2-3x sehari
d. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini diberikan untuk terapi tambahan untuk mengobati
nyeri sendi dan otot.
Dapat diberikan bersamaan dengan makanan untuk mengatasi
ketidaknyamanan pada GI.

5. Alprazolam 0,5mg
a. Komposisi: Alprazolam 0,5mg
b. Indikasi: Terapi jangka pendek untuk ansietas sedang atau berat dan
ansietas yang berhubungan dengan depresi.
c. Efek samping: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia, depresi,
kepala terasa ringan, bingung, halusinasi, penglihatan kabur. Gangguan
GI, sakit kepala.
d. Interaksi obat: Efek ditingkatkan oleh obat yang menekan SSP,
alkohol, barbiturat, dan efek dihambat oleh simetidin.
e. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Alprazolam menimbulkan efek samping pada saluran cerna
sehingga harus diminum sesudah makan
Obat ini diminum 1 x 1 tablet sehari diminum pada malam hari,
karena pasien mengeluh susah tidur.
Kesimpulan:
Resep yang diberikan sudah rasional, dosisnya tepat dan signa yang diberikan pun
tepat. Obat yang diberikan sesuai dengan diagnosa dokter yaitu pasien mengeluh
nyeri sendi.

Evaluasi terhadap DRP:


Kemungkinan tidak ada reaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya apa
Kemungkinan tidak ada interaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya
Pasien menerima obat
Dosis obat tidak ada yang berlebih/subterapi
Kemungkinan pilihan obatnya sesuai dengan indikasi penyakit pasien
ANALISIS RESEP 3
Nama dokter: dr. Nuke Aryanie, Sp. S
Poliklinik : Penyakit Syaraf

Resep:
R/ Depakote 250 mg No. XL
S 2 dd 1
R/ Vomilat No. XXX
S 2 dd 1
R/ Luminal 30mg No. XXV
S 0-0-1
R/ Torasic No. XX
S 2 dd 1 prn

Pro: Nn. Anisa


Umur : 16 tahun

Karakteristik , aspek terapetik dan farmakologi obat


1. Depakote 250mg
a. Komposisi: Na. Divalproex
b. Indikasi: Terapi episode manik akut atau campuran yang berhubungan
dengan gangguan bipolar dengan atau tanpa disertai psikosis. Teapi
tunggal atau tambahan untuk kejang parsial kompleks yang terjadi
pada kasus khusus atau yang berhubungan dengan kejang tipe lain &
kejang tipe multipel. Profilaksis migen pada dewasa.
c. Dosis : dosis awal 15mg/kg/BB/hari. Ditingkatkan dengan interval1
minggu sebesar 5-10mg/kg/BB/hari.
d. Efek samping: Mula, muntah, gangguan pencernaan, diare, kram perut,
konstipasi, anoreksia, sedasi, sakit kepala, pusing, ruam kulit.
e. Interaksi obat:
Anti epilepsi, aspirin, depresan SSP, barbiturat.
f. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini bisa diminum setelah makan untuk mengurangi efek
mual
Obat ini diminum 2x sehari 1 tablet
Obat ini harus ditelan utuh tidak boleh dikunyah.

2. Vomilat
g. Komposisi: Vit. B 6 (piridoxin), Asam folat
h. Indikasi: suplemen vitamin B dan asam folat selama hamil.
i. Interaksi obat:
Levodopa, INH, Kontrasepsi oral, penisilamin.
j. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini deberikan sebagai terapi tambahan untuk pengobatan
kejang.
Lebih dianjurkan untuk meminum obat ini bersamaan dengan
makanan, karena dapat menimbulkan rasa mual dan gangguan
GI.
3. Luminal
a. Komposisi :
b. Indikasi:
c. Pemberian obat: sesudah makan
d. Interaksi obat:
Vitamin B6 menurunkan efek levodopa dan fenobarbital
Absorpsi vitamin B12 dari saluran gastrointestinal mungkin
berkurang akibat adanya neomisin, asam aminosalisilat,
antagonis reseptor H2 dan colchicin
e. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini sebagai vitamin untuk tulang, diminum 1 x 1 tablet
sehari sesudah makan
Obat ini jangan diberikan bersama-sama dengan diet kaya serat
dan kopi sehingga perlu ditanyakan apakah pasien sedang
melakukan diet dan sering minum kopi atau tidak. Jika ya,
sebaiknya dihentikan dulu dietnya dan kebiasaan minum
kopinya.
Obat ini jangan diminum bersamaan dengan suplemen yang
mengandung besi (seperti Sangobion,dll), karena absorpsinya
bersifat kompetitif (saingan). Oleh karena itu perlu ditanyakan
kepada pasien apakah sedang minum suplemen besi atau tidak.
Jika ya, sebaiknya dihentikan dulu suplemen besinya.

4. Torasic
a. Komposisi: Ketorolac tromethamine
b. Indikasi: penatalaksanaan jangka pendek nyeri akut-sedang-berat
setelah prosedur bedah.
c. Kontraindikasi:
Ulkus petikus aktif, penyakit serebrovaskular, gangguan
koagulasi, syndrom polip nasal, bronkospasme, gangguan
ginjal dejat sedang-berat. Riwayat asma, wanita hamil,
melahirkan, menyusui.
d. Efek samping obat : diare, dispepsia, nyeri GI, nausea, sakit kepala,
pusing, mengantuk, berkiringat, asma, dispnae, urtikaria, vasodilatasi,
pucat.
e. Interaksi obat : ACE inhibitor, diuretik, obat nefrotoksik, obat
antiepilepsi, obat psikoaaktif.
f. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini 2 kali sehari 1 tablet.
Karena kemungkinan dapat menimbulkan interaksi dengan
obat-obat antiepilepsi maka obat ini diminum bila pasien
merasa pegal-pegal.
Kesimpulan:
Resep yang diberikan sudah rasional, dosisnya tepat dan signa yang diberikan pun
tepat.

Evaluasi terhadap DRP:


Kemungkinan tidak ada reaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya apa
Kemungkinan tidak ada interaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya
Pasien menerima obat
Dosis obat tidak ada yang berlebih/subterapi
Kemungkinan pilihan obatnya sesuai dengan indikasi penyakit pasien
ANALISIS RESEP 4
Nama dokter: dr. Z. Faizah, Sp. A
Poliklinik : Spesialis anak

Resep:
R/ Cefixim syr fl 1
S 2 dd cth
R/ Ryvell 1/3
CTM 1/3
Tremenza
Mucera 10
Meptin mini
Ketrichin
Glue
Mf da in pulv dtd XV
S 3 dd 1

Pro: An. Nayla


Umur : 5 tahun

Karakteristik , aspek terapetik dan farmakologi obat


1. Cefixim syrup
a. Komposisi: Cefixim
b. Indikasi: ISK tanpa komplikasi, otitis media, faringitis, bronkitis akut
dan eksaserbasi akut. Terapi demam tipoid pada anak dengan multi
resisten terhadap pengobatan standar. GO tak terkomplikasi yang
disebabkan Neisseria gonorrhoeae (jenis penghasil penisiline dan non
penisiline).
c. Efek samping: syok, hipersensitivitas, gangguan hematologi, gangguan
GI, defisiensi vit K.
d. Kontra indikasi : riwayat syok karena cefixime, hipersensitifitas. Anak
<6 tahun.
e. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini diminum setelah makan karena dapat menimbulkan
efek samping mual
Pemakaian antibiotik ini harus diminum dengan tepat waktu
yaitu 2 x sehari sendok teh, dengan interval minum obat
selama 24 jam. Karena bila diminum terlalu cepat maka kadar
obat didalam plasma akan berlebih sehingga menimbulkan
keracunan dan apabila minum obatnya terlalu lama maka kadar
obat dalam plasma akan menurun
Karena merupakan antibiotik, maka obat ini harus diminum
sampai habis. Jika dalam jangka waktu 7 hari belum habis
maka tidak boleh diberikan lagi karena kekuatan antibiotika
syrup hanya 7 hari. Dengan cara pakainya adalah 2 x sehari
sendok teh.

2. Ryvell
a. Komposisi: Cetirizin HCl
b. Indikasi: Ranitis alergi menahun dan musiman, urtikaria idiopatik
kronik.
c. Dosis : Tablet dewasa & anak >12 tahun 10mg/hari.
d. Kontraindikasi: Laktasi
e. Efek samping: Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering
dan rasa tidak enak pada saluran cerna.
f. Interaksi obat: Alkohol.
3. CTM
a. Komposisi: Chlorpheniramin maleat
b. Indikasi:
c. Dosis:
d. Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap asam folat
e. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Obat ini hanya diminum 1 x seminggu

4. Tremenza
a. Komposisi: Pseudoefedrin HCl 60mg,tripolidine HCl 2,5mg.
b. Indikasi: Flu karena alergi pada saluran napas atas.
c. Efek samping: Mulut, hidung dan tenggorokan kering, sedasi, pusing,
gangguan koordinasi, tremor insomnia, halusinasi.
d. Kontra indikasi : penyakit saluran nafas bawah, termasuk asma,
glaukoma, hipertensi, diabetes, penyakit arteri koroner, terapi MAOI.
e. Dosis : dewasa dan anak >12 tahun 1 tablet. Anak 6-12 tahun tablet,
2-5 tahun sendok teh.

5. Mucera
a. Komposisi: Ambroxol HCl
b. Indikasi: Penyakit saluran nafas akut dan kronik, bronkitis kronik,
bronkitis asmatik, asma bronkial, pra dan pasca operasi, perawatan
intensif bagi penyakit paru.
c. Dosis : tablet dewasa dan anak > 12 tahun 1 tablet, anak 6-12 tahun
tablet. Diberikan 2-3 x sehari.

6. Meptin mini
a. Komposisi: Procaterol HCl
b. Indikasi: Sesak yang berhubungan dengan asma bronkhial, bronkitis
seperti asma, bronkitis kronik, bronkitis akut, dan emfisema paru.
c. Efek samping: Palpitasi, demam, kemerahan, tremor, sakit kepala, pusing,
lemah, gelisah, mual
d. Interkasi obat: Epinefrin dan isopreterenol akan menginduksi aritmia.

7. Ketrichin
a. Komposisi: Triamcinolon
b. Indikasi : Pengobatan pada kondisi berikut : gangguan endokrin, reumatik,
penyakit kolagen, penyakit dermatologi, penyakit mata, penyakit
pernafasan, gangguan hematologi, alergi, keganasan, kondisi alergi dan
edema. Reaksi inflamasi pasca operasi gigi. Meningitis TB dengan blok
subaraknoid atau blok yang mengancam. Trikinosis yang melibatkan
neurologik dan miokardial.
c. Efek samping: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan
muskuloskeletal, GI, dermatologic, neurologik.
d. Interkasi obat: AINS dapat meningkatkan resiko terjadinya ulkus peptik
dan pendarahan GI.
e. Kontra indikasi : Pasien dengan infeksi jamur sistemik.
f. Dosis : Awal 4-48 mg/hari, tergantung dari penyakit spesifik tertentu yang
sedang di obati.
g. Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE):
Sebaiknya obat ini diminum sesudah makan
Obat ini diminum 3 x 1 bungkus untuk mengatasi batuk alergi.
Kesimpulan:
Resep yang diberikan sudah rasional, dosisnya tepat dan signa yang diberikan pun
tepat. Namun karena tidak tertulis diagnosanya apa sehingga belum diketahui
apakah obatnya sesuai dengan indikai atau tidak

Evaluasi terhadap DRP:


Kemungkinan tidak ada reaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya apa
Kemungkinan tidak ada interaksi obat yang merugikan karena belum
diketahui diagnosis penyakitnya
Pasien menerima obat
Dosis obat tidak ada yang berlebih/subterapi
Kemungkinan pilihan obatnya sesuai dengan indikasi penyakit pasien

Anda mungkin juga menyukai