Anda di halaman 1dari 19

STABILITAS SEMISOLID

ASTRIED LEONYZA
INTAN PURNAMASARI
NURFITRIYANA
PUTRI STEPHANY
SEDIAAN SEMISOLID

Salep Krim Pasta

Lotion Gel
KONDISI PENYIMPANAN
(ASEAN GUIDELINE ON STABILITY STUDY OF DRUG PRODUCT, 2013)

 General case

Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup


oleh data saat submisi
Jangka panjang* 30° ± 2°C/ 75% ± 5% RH 12 bulan
Dipercepat 40° ± 2°C/ 75% ± 5% RH 6 bulan
*untuk produk dalam kemasan primer yang
 Drug Products Intended for Storage in Refrigerator semipermeabel terhadap uap air

Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup


oleh data saat submisi
Jangka panjang 5° ± 3°C 12 bulan
Dipercepat 25° ± 2°C/ 60% ± 5% RH 6 bulan
KONDISI PENYIMPANAN
(ICH Q1A(R2), 2003)
 General case

Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup


oleh data saat submisi
Jangka panjang* 25°C ± 2°C/60% RH ± 5% RH atau 12 bulan
30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH
Intermediet** 30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH 6 bulan
Dipercepat 40° ± 2°C/ 75% ± 5% RH 6 bulan
*diserahkan pada pendaftar, kondisi mana yang dipilih
 Drug Products Intended for Storage in Refrigerator **jika kondisi jangka panjang adalah 30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH,
tidak ada kondisi intermediet
Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup
oleh data saat submisi
Jangka panjang 5° ± 3°C 12 bulan
Dipercepat 25° ± 2°C/ 60% ± 5% RH 6 bulan
KONDISI PENYIMPANAN
(WHO, 2018)
 General case
Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup oleh
data saat submisi
Jangka panjang* 25 °C ± 2 °C/60% RH ± 5% RH atau 12 bulan atau 6 bulan
30 °C ± 2 °C/65% RH ± 5% RH atau
30 °C ± 2 °C/75% RH ± 5% RH
Intermediet** 30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH 6 bulan
Dipercepat 40° ± 2°C/ 75% ± 5% RH 6 bulan
*tergantung climatic zone tempat dipasarkannya produk
 Drug Products Intended for Storage in Refrigerator **jika kondisi jangka panjang adalah 30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH,
atau 30 °C ± 2 °C/75% RH ± 5% RH, tidak ada kondisi intermediet
Uji Kondisi Penyimpanan Jangka waktu minimum dicakup oleh
data saat submisi
Jangka panjang 5° ± 3°C 12 bulan atau 6 bulan
Dipercepat* 25 °C ± 2 °C/60% RH ± 5% RH atau 6 bulan
30 °C ± 2 °C/65% RH ± 5% RH atau
30 °C ± 2 °C/75% RH ± 5% RH *berdasarkan risk based
Parameter Pengujian Sediaan Semi Solid (ASEAN)

 Penampilan (appearance)
 Produk degradasi
 Bau
 Kadar
 pH  Kandungan pengawet & Antioksidan
 Resuspendability (Lotion)  Batas Mikroba
 Konsistensi  Sterilitas
 Viskositas
PENAMPILAN (APPEARANCE)

 Pengujian dilakukan dengan melihat tampilan dari sediaan tetap pada tampilan warna (tersebar
merata) dan homogen.
 Tidak terpisahnya fase lemak dan fase air, perubahan fase dari a/m menjadi m/a atau sebaliknya
 Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim bahan
aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara
homogen.
 Contoh: Klobetasol Propionat Krim
 Persyaratan krim homogen, tidak greasy, dan berwarna putih
BAU

 Merupakan pengujian organoleptis untuk mengetahui perubahan bau dari sediaan semisolid khususnya

krim menjadi tengik atau tidak

 Farmakope menjelaskan definisi untuk bau dari sediaan : Pernyataan “tidak berbau”, “praktis tidak berbau”,

“berbau khas lemah” atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan setelah bahan terkena udara
selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung setelah wadah yang berisi tidak lebih dari 25 g bahan dibuka.

 Untuk wadah yang berisi lebih dari 25 g bahan penetapan dilakukan setelah lebih kurang 25 g bahan
dipindahkan ke dalam cawan penguap 100 ml. Bau yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dari bahan
yang bersangkutan.

 Bahan penyusun krim yang sering membuat krim berbau tengik adalah golongan serupa lemak seperti

adeps lanae  penyimpanannya harus diperhatikan, di wadah tertutup, suhu sejuk serta terhindar dari
cahaya matahari langsung
PH

 Uji pengukuran pH menggunakan pH meter yang dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan


larutan dapar pH 4 dan pH 7 sebelum mengukur pH krim.
 Standardisasi pH meter :
 Lakukan kalibrasi pH meter menggunakan Larutan dapar baku, contohnya larutan dapar
fosfat, dapar kalium biftalat, dapar kalium tetraoksalat
 Idealnya, tingkat pH kulit harus 5,5 atau berada di range 4,5- 6,5. Hal ini memastikan fungsi
penghalang di kulit aktif dan dapat menjaga kulit dari semua racun, bakteri, dan faktor eksternal
lainnya.
 Paparan terhadap agen eksogen seperti krim, salep, lotion, gel dapat mempengaruhi pH kulit dan
dapat memperburuk lebih lanjut penyakit yang hendak diobati  Manufaktur seharusnya
memformulasi produk semisolid dengan menyesuaikan pH ideal di kulit (pH asam) dan secara
stabil dapat dipertahankan.
RESUSPENDABILITAS (LOTION)

 Resuspendabilitas  Kemampuan untuk menahan partikel yang mengendap


dengan jumlah minimum pengocokan setelah lotion bertahan selama beberapa
waktu
 Sejauh studi literatur untuk pengujian resuspendabilitas pada sediaan semi solid
belum ditemukan, untuk suspensi pengujiannya dilakukan secara kualitatif,
suspensi dibiarkan mengendap selama satu bulan di botol kaca lalu di dikocok
secara manual 180º. Hasilnya didasarkan pada berapa jumlah pengocokan yang
diperlukan untuk mendispersikan kembali.
KONSISTENSI

 Formulasi semisolid sangat tergantung pada konsistensi produk akhir dan akan
mempengaruhi pilihan bahan yang akan digunakan
 Salah satu faktor yang diinginkan dalam sediaan semisolid adalah memiliki produk
akhir berupa krim, salep atau gel yang mudah keluar dari tube.
 Dengan menggunakan uji ekstrusi ke depan dan ke belakang, konsistensi sediaan
dapat dinilai.
 Alat yang digunakan adalah CT3 with 4.5 kg load cell Fixture Base Table (TA-BT-
KIT) , Dual Extrusion Cell (TA-DEC), TexturePro CT Software
VISKOSITAS

 Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
 Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju tegangan geser
 Didefinisikan juga sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakan secara berkesinambungan suatu
permukan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengan zat yang akan ditentukan kekentalannya
 Faktor yang mempengaruhi kekentalan adalah suhu
 Semakin tinggi suhu maka kekentalan semakin menurun
 Semakin rendah suhu maka kekentalan semakin naik

 Metode yang digunakan meliputi waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler
 Alat yang digunakan viskometer rotasi, brookfield, rotouicisco, stormer dan macmichael
PRODUK DEGRADASI

 Pengotor organik dan anorganik berasal dari hasil degradasi zat obat dan dapat timbul
akibat proses produksi
 Batas degradasi yang dapat diterima suatu tiap sediaan berbeda-beda, tergantung dari
kandungan zat tersebut.
 Sedangkan degradasi/pengotor/hasil samping dari zat sintetis umumnya dapat
dimonitor dan dikendalikan serta dapat dibuktikan dengan metode analisa yang tepat
 Degradasi ini dapat dicegah dengan penentuan formula yang tepat dan penyimpanan
yang sesuai
 Sample yang akan di uji harus berada di bawah kondisi stres (cahaya, panas,
kelembapan, asam, kadar hidrolisis, dan oksidasi)
KADAR

Umumnya kandungan zat aktif pada sediaan berkisar 90-110%. Tetapi tergantug pada
zat aktif dan sediaannya
Misalnya pada klobetason crem yang memiliki kadar zat aktif antara 90-115%
Sedangkan pada salep yang mengandung obat keras/narkotika maka, kadar bahan obat
adalah 10%
Pentingnya menjaga nilai kestabilan kadar untuk menjaga sediaan tetap memberikan
efek terapi yang maksimal untuk penyembuhan atau pencegahan suatu penyakit
Penetapan kadar dalam sediaan semi solid dapat di lakukan dengan menggunakan alat
KCKT atau spektofotometri
KANDUNGAN ZAT ANTIMIKROBA <441>

 Kadar pengawet antimikroba yang ditambahkan ke dalam sediaan dapat


berkurang selama masa berlakunya suatu produk  produsen hendaknya
menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan produk
tersebut harus diformulasikan sedemikian untuk meyakinkan bahwa kadar
terendah ini dilampaui selama masa berlakunya produk.
 Pada saat pembuatan, produk harus mengandung sejumlah pengawet
antimikroba seperti tertera pada etiket (dalam rentang ± 20%). 
terutama utk sediaan steril.
 Metode umum: kromatografi gas (utk metil paraben, propil paraben, dll).
KANDUNGAN ANTIOKSIDAN

 Kandungan antioksidan normalnya harus dilakukan saat pengujian


release produk. Dalam kondisi tertentu, jika dijustifikasi oleh data
pengembangan produk dan stabilitas, pengujian selama waktu simpan
mungkin tidak diperlukan.
UJI BATAS MIKROBA <51>

 Pengujian ini dirancang untuk menentukan apakah suatu sediaan memenuhi spesifikasi
mutu secara mikrobiologi yang telah ditetapkan.
 Merupakan pengujian kuantitatif untuk bakteri mesofil dan kapang yang dapat tumbuh
pada kondisi aerob (total mikroba aerob & total kapang khamir), serta mikroba spesifik
(Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella, Pseudomonas aeruginosa).
 Metode: penyaringan membran, angka lempeng total (ALT), atau angka paling
mungkin (APM).
 Contoh: Klobetasol Propionat Krim
 Memenuhi persyaratan uji Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa, Escherichia coli dan
Salmonella sp dan jumlah seluruh koloni mikroba aerob tidak lebih dari 100 koloni per g.
UJI STERILITAS <71>

 Pengujian digunakan untuk sediaan yang dipersyaratkan harus steril.


 Hasil yang diterima menunjukkan bahwa tidak ada kontaminasi mikroba
ditemukan dalam sampel di bawah kondisi pengujian.
 Metode: penyaringan membran atau inokulasi langsung ke dalam media.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai