Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU"

FARMAKOLOGI

"MEMBUAT PAPER TENTANG OBAT"

Dosen Pengampu : Wulan Pratiwi,M.Farm,.Apt

Di Susun Oleh

Nama : Niken Rahmawati

NPM : 2040704010

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2021
1. Diazepam
 Nama Paten :
Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7 Chloro-1,3-
dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one
 Dosis:
o Pengobatan ansietas (anxiety) atau agitasi (keresahan atau Mula-mula berikan
diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5 tahun dan dewasa adalah 2-10 mg;
untuk anak > 30 hari hingga 5 tahun adalah 1-2 mg) secara intravena (kecepatan
pemberian tidak melebihi 5 mg/menit pada orang dewasa; pemberian untuk anak
lebih dari 3 menit), tergantung pada tingkat keparahan (pada kasus tetanus
diperlukan dosis yang lebih besar); dapat diulang setiap 1-4 jam jika diperlukan.
Dosis oral adalah 0,1-0,3 mg/kg (dewasa 2-10 mg; pasien lanjut usia (geriatrik)
diperlukan dosis yang tidak melebihi 2,5 mg dengan interval yang lebih kecil;
anak > 6 bulan 1-2,5 mg) Dosis harus disesuaikan dengan tingkat respons dan
toleransi pasien.Peringatan: Jangan diberikan secara intramuskular karena akan
o menimbulkan absorpsi eratik dan nyeri pada tempat injeksi.
o Pengobatan pada konvulsi (3) Berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV, tidak melebihi
5 mg/menit, setiap 5-10 menit (dosis lazim yang mula-mula diberikan untuk
dewasa adalah 5-10 mg; anak > 5 tahun 1-2 mg; anak < 0,2-0,5 mg); dosis
maksimum total untuk dewasa adalah 30 mg atau 5 mg (anak kecil) atau 10 mg
(anak yang lebih dewasa)
o Pengobatan pada intoksikasi klorokuin dan hidroksiklorokuin (3) Pemberian
diazepam dosis tinggi 1-2 mg/kg IV (infus melebihi 30 menit) dilanjutkan dengan
infus 2 mg/kg/24 jam dapat mengobati kardiotoksisitas.Peringatan:Pengobatan ini
kemungkinan dapat menyebabkan pasien mengalami apnea sehingga pasien harus
diintubasi (tindakan medis berupa penempatan tabung plastik fleksibel dalam
trakea untuk melindungi dan mendukung jalan napas dan memungkinkan respirasi
mekanis atau buatan) dan ventilasinya harus selalu terjaga.
o Meredakan gejala ketagihan alkohol (3) Mula-mula berikan diazepam dengan
dosis 5-10 mg IV, lalu 5 mg setiap 10 menit hingga pasien tenang. Kemungkinan
diperlukan dosis yang lebih besar untuk menenangkan pasien yang mengalami
ketagihan parah. Dosis oral mula-mula adalah 10-20 mg, diulang setiap 1-2 jam
hingga pasien tenang.

 Mekanisme:
Diazepam bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia di otak sehingga memberikan
efek menenangkan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah
dikonsumsi.
 Indikasi:
o Diazepam diindikasikan untuk terapi kecemasan (ansietas) dalam penggunaan
jangka lama, karena mempunyai masa kerja panjang (Finkelet al., 2009).
o Selain itu juga sebagai sedatif dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan
dengan rasa cemas. Selain sebagai antiansietas, diazepam digunakan sebagai
hipnotik, antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anastesi (Katzung et al.,
2012).
o Diazepam juga digunakan untuk preeklampsia dan eklampsia yang diberikan
secara intravena dengan dosis 10 mg (Kemenkes RI, 2007).
(Nunung Priyatni W. 2016.BERAPA KEBUTUHAN DIAZEPAM UNTUK
MEMENUHI PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA? STUDI
KASUS KONSUMSI DIAZEPAM DI INDONESIA. Prodi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta Volume 6 Nomor 4 diakses 17 September 2021)
 Kontraindikasi:
depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner
akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut,
serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh
digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi
 Efek Samping Obat:
mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi, gangguan
mental, amnesia, ketergantungan, depresi pernapasan, kepala terasa ringan hari
berikutnya, bingung. Kadang-kadang terjadi: nyeri kepala, vertigo, hipotensi,
perubahan salivasi, gangguan saluran cerna, ruam, gangguan penglihatan,
perubahan libido, retensi urin, dilaporkan juga kelainan darah dan sakit kuning,
pada injeksi intravena terjadi: nyeri, tromboflebitis dan jarang apneu atau
hipotensi.

2. Nifedipin

 Nama Paten:
Farmalat ER, Niften, Nifedipine, Zendalat

 Dosis :
o angina dan fenomena Raynaud, sediaan konvensional, dosis awal 10 mg (usia
lanjut dan gangguan hati 5 mg) 3 kali sehari dengan atau setelah makan; dosis
penunjang lazim 5-20 mg 3 kali sehari; untuk efek yang segera pada angina: gigit
kapsul dan telan dengan cairan.
o Hipertensi ringan sampai sedang dan profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30
mg sekali sehari (tingkatkan bila perlu, maksimum 90 mg sekali sehari) atau 20
mg 2 kali sehari dengan atau setelah makan (awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis
penunjang lazim 10-40 mg 2 kali sehari).

 Mekanisme:
Nifedipine bekerja dengan cara menghambat kalsium untuk masuk ke dalam sel-sel
pembuluh darah dan jantung. Dengan dihambatnya kalsium, pembuluh darah akan
lebih terelaksasi dan bisa lebih melebar. Dengan begitu, aliran darah akan lebih lancar
dan beban kerja jantung juga menjadi lebih ringan.

 Indikasi:
profilaksis dan pengobatan angina; hipertensi.

 Kontraindikasi:
syok kardiogenik; stenosis aorta lanjut; kehamilan (toksisitas pada studi hewan);
porfiria.
 Efek samping:
pusing, sakit kepala, muka merah, letargi; takikardi, palpitasi; juga edema kaki, ruam
kulit (eritema multiform dilaporkan), mual, sering kencing; nyeri mata, hiperplasia
gusi; depresi dilaporkan; telangiektasia dilaporkan.

3. LABETALOL

 Nama Paten
Normodyne, Trandate,
 Dosis
o oral, dosis awal 50 mg sehari (usia lanjut 25 mg) 2 kali sehari dengan makanan,
tingkatkan dengan interval 14 hari sampai ke dosis lazim 100 mg 2 kali sehari;
sampai dengan 400 mg sehari dalam 2 dosis terbagi (jika lebih tinggi dalam 3-4
dosis terbagi).
o Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah 5
menit; maksimal 200 mg. Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi
dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4 mg dalam dosis terbagi 0,6 mg
setiap kali; untuk overdosis lihat penanganan darurat keracunan.

o Infus intravena, 2 mg/menit; kisaran lazim 50-200 mg, (tidak dianjurkan untuk
feokromositoma). Hipertensi pada kehamilan, 20 mg/jam, lipatkan dua setiap 30
menit; maksimal 160 mg/jam. Hipertensi setelah infark, 15 mg/jam, sedikit demi
sedikit tingkatkan sampai maksimal 120 mg/jam.
 Mekanisme
bekerja dengan memblokir aksi dari senyawa kimia alami tertentu di dalam tubuh.
 Indikasi
hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina, dan
hipertensi setelah infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi yang
terkendali pada anestesia.
 Kontraindikasi:
Penggunaan obat ini memerlukan pengawasan ketat pada pasien dengangagal jantung
dan harus dihindari pada pasien dengan sinus bradikardia berat, hambatan
atrioventrikuler > derajat 1, dan asma.

 Efek Samping:
hipotensi postural (hindari posisi tegak selama pemberian intravena dan 3 jam
berikutnya), kelelahan, rasa lemah, sakit kepala, ruam kulit, "scalp tingling", kesulitan
berkemih, nyeri epigastrik, mual, muntah; kerusakan hati (lihat di atas); ruam
lichenoid (jarang).
Daftar Pustaka
Nunung Priyatni W. 2016.BERAPA KEBUTUHAN DIAZEPAM UNTUK MEMENUHI
PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA? STUDI KASUS KONSUMSI DIAZEPAM
DI INDONESIA. Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta Volume 6 Nomor 4 diakses 17 September 2021

Pusat informasi obat nasional, badan pengawas makanan dan obat. BADAN POM RI
Link:http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/41-hipnosis-dan-ansietas/412-
ansietas/nifedipin

Pusat informasi obat nasional, badan pengawas makanan dan obat. BADAN POM RI
Link:http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/41-hipnosis-dan-ansietas/412-
ansietas/LABETALOL

Rampengan, Starry Homenta. 2018. PERAN TERKINI BETA-BLOKER PADA


PENGOBATAN KARDIOVASKULAR. BADAN PENERBIT Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia diunduh 17 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai